BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 2006, Standar Isi, Hlm. 19 2

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PENELITIAN PENDIDIKAN BERGENRE RESEARCH AND DEVELOPMENT (R&D) Oleh : Pujiadi, S.Pd., M.Pd., M.Kom. Widyaiswara LPMP Jawa Tengah ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan (Research and

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

PENGEMBANGAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF KARTU KEJUJURAN UNTUK SISWA KELAS 2 SD 1 PATALAN JETIS BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

III. METODE PENGEMBANGAN. prosedur pengembangan yang terdiri atas (a) studi pendahuluan, (b) desain dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: instrumen penilaian, benar-salah, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dinamika rotasi, kesetimbangan tegar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian dan pengembangan (research and development). Borg and

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ALAT PERAGA PADA SISTEM STARTER MOBIL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK CIPTA KARYA PREMBUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGI EMPAT UNTUK SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA SISWA SMP KELAS VIII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

27 If you plan to do an R&D project for thesis or dessertation, you should keep these cautions in mind. It is best to undertake a small-scale project

Seminar Nasional Hasil Penelitian Universitas Kanjuruhan Malang 2017

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI PADA MATERI KOLOID KELAS XI IPA SMA DAN MA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development), yang dimaksud dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENGEMBANGAN. prosedur pengembangan yang terdiri atas (a) studi pendahuluan, ( b) desain dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN X O. Gambar 3.1.One-Shot Case Study Keterangan: X = Perlakuan yang diberikan O = Observasi

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MOBILE PADA MATA PELAJARAN BASIS DATA UNTUK SMK

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MATERI BARISAN DAN DERET KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG ABSTRACT

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

THE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING LEARNING MEDIA USING LECTORA INSPIRE IN FINANCIAL STATEMENT TOPIC OF GRADE X AT SMK NEGERI 1 MALANG

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA KOMIK PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dikembangkan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengembangan modul himpunan dengan pendekatan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Model pengembangan modul pada mata pelajaran Bimbingan Konseling ini

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di fokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu produk representasi

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA GAMBAR MATEMATIKA BERBASIS REALISTIK UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB V KAJIAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan media pembelajaran modul virtual yang digunakan diadaptasi dari model penelitian dan pengembangan Borg and Gall yang secara skematik tahapan penelitian dari Borg and Gall dapat dilihat pada Gambar 3.1. 29 Gambar 3.1. Skema Tahapan Penelitian Borg and Gall Model pengembangan Borg and Gall tersebut dimodifikasi, dengan prosedur pengembangan yang dapat dilihat pada Gambar 3.2. 29 W.R. Borg dan Gall, M.D. Educational Research: An Introduction. (New York: Longman, 1983), hlm. 775 36

B. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan media pembelajaran modul berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) yang diadaptasi dari Borg and Gall, dilaksanakan sesuai dengan tahap-tahap berikut 30 : 1. Penelitian Awal dan Pengumpulan Informasi Langkah pertama dalam pengembangan modul virtual berbasis CTL ini adalah dengan cara mengumpulkan informasi dan menganalisa kebutuhan dari pendidik dan peserta didik. Tahap-tahapan yang dilakukan adalah: a. Studi Pustaka Melakukan studi pustaka yang berhubungan dengan penelitian. Hasil studi pustaka berupa jurnal penelitian yang relevan dan kajian pustaka yang mendukung penelitian. b. Survey Lapangan Kegiatan ini bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran kimia. Adapun yang dilakukan pada tahap ini adalah: Analisis kebutuhan yaitu dengan cara: (1) Wawancara kepada guru bidang studi kimia SMK (2) Pengisian angket 30 Haryati, Sri, Research and Development (RnD) sebagai salah satu model penelitian dalam bidang pendidikan, Vol. XXXVII, No.1, September/2012 37

kebutuhan oleh peserta didik kelas X-TSM serta analisis konsep yang dilakukan untuk mengidentifikasi konsep pokok yang akan diajarkan, merinci, dan menyusun media. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi konsep pokok yang akan diajarkan adalah menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran kimia SMK yang bersumber pada silabus. Hal ini bertujuan untuk menentukan materi pembelajaran yang mendukung penyusunan bahan ajar. 2. Desain dan Pengembangan Produk Setelah dianalisa kebutuhan peserta didik, maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Langkah pertama dalam pengembangan adalah dengan mendesain rancangan poduk. Proses ini meliputi dua aspek yaitu aspek model ID (Instructional Design) dan aspek isi yaitu materi-materi apa saja yang akan diajarkan. Dalam pembuatan produk media pembelajaran modul virtual ini digunakan software Lectora Inspire. Proses perancangan dalam pengembangan media pembelajaran ini meliputi pembuatan: a. Tujuan Perlu dibuat tujuan yang jelas atas pengembangan media pembelajaran modul virtual. 38

b. Isi/kurikulum Media pembelajaran yang dikembangkan harus sejalan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tempat penelitian, sehingga perlu dikaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator apa saja yang akan termuat dalam media yang dikembangkan. c. Membuat Storyboard Storyboard adalah sketsa desain awal bagaimanakah tampilan dari produk yang dibuat dan fungsi-fungsi bagian-bagian yang terkandung di dalamnya. d. Membuat Interface Interface merupakan tampilan awal atau cover dari produk yang akan dibuat. 3. Uji Lapangan Terbatas Uji kelayakan digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan dari produk yang telah dikembangkan sebelum produk tersebut digunakan dalam pembelajaran. Uji ini akan dilaksanakan oleh dua orang ahli yaitu ahli materi (Suwahono, M.Pd) dan ahli media (Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd. M.Kom.), yang selanjutnya akan divalidasi oleh guru kimia SMK (Riyanto, S.Pd) 39

4. Revisi ke-1 Setelah dilakukan uji kelayakan, jika masih ditemukan bagian-bagian yang belum sesuai dengan standar, maka perlu dilakukan revisi sesuai dengan masukan validator. Ahli media dan ahli materi merupakan pihak yang menentukan apakah revisi masih perlu dilakukan atau telah layak untuk digunakan dalam pembelajaran. 5. Uji Lapangan Lebih Luas Produk yang telah layak selanjutnya diujicobakan pada pengguna yang lebih luas, pengguna pada konteks ini adalah peserta didik yang merupakan pengguna dari produk yang dikembangkan. Pada uji lapangan lebih luas, pengujian dilakukan pada kelompok kecil dengan 9 peserta didik, dimana 9 orang peserta didik ini terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu 3 peserta didik dengan pemahaman tingkat tinggi, 3 peserta didik dengan tingkat sedang, dan 3 peserta didik dengan tingkat rendah. Peserta didik tersebut diminta untuk melakukan pembelajaran elektrokimia dengan menggunakan modul virtual pembelajaran, setelah itu mereka diminta untuk memberikan masukan terhadap modul virtual yang dikembangkan. 6. Revisi ke-2 Setelah dilakukan uji coba pada uji lapangan lebih luas maka dapat diketahui tanggapan dari peserta didik 40

sebagai pengguna terhadap modul virtual yang dikembangkan. Selanjutnya dari hasil tanggapan peserta didik setelah menggunakan modul virtual dalam pembelajaran diperoleh masukkan untuk perbaikan modul virtual ini. Hal ini dilakukan untuk membuat produk lebih baik dan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran bagi peserta didik. 7. Uji Coba Lapangan Operasional Produk hasil revisi yang telah disesuaikan dari uji lapangan lebih luas. Selanjutnya pada tahapan ini diujicobakan kembali pada kelas sesungguhnya. Pada tahapan ini, eneliti melakukan uji coba kepada peserta didik kelas X TSM-1 SMK Palapa Semarang. Dalam tahap pengujian ini peserta didik diminta untuk melakukan pembelajaran elektrokimia dengan menggunakan modul virtual dan selanjutnya mereka diminta untuk memberikan masukan terhadap modul virtual yang dikembangkan. 8. Revisi ke-3 Setelah dilakukan uji coba pada kelas sesungguhnya maka dapat diketahui tanggapan dari peserta didik sebagai pengguna terhadap modul virtual yang dikembangkan dan hasil tanggapan yang diperoleh dari peserta didik setelah penggunaan modul virtual pada kelas sesungguhnya, didapatkan masukkan untuk perbaikan modul virtual ini. Hal ini dilakukan untuk membuat produk akhir lebih baik 41

dan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran peserta didik. 9. Produk Akhir Setelah revisi ke-3 dilakukan, kemudian didapatkan produk yang layak dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, pendidik, maupun sekolah yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Produk tersebut dapat digunakan dalam proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun secara mandiri di luar kelas. Adapun produk akhir yang diperoleh dalam pengembangan ini adalah modul virtual elektrokimia berbasis contextual teaching and learning. C. Disseminasi dan Sosialisasi Produk yang telah dikembangkan selanjutnya akan disosialisasikan dan disebarluaskan, sehingga dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik sebagai salah satu media pembelajaran elektrokimia di SMK. Penyebaran modul virtual elektrokimia berbasis contextual teaching and learning dilakukan melalui internet dan dapat diunduh secara gratis oleh pendidik maupun peserta didik yang membutuhkan. D. Subjek Penelitian Subjek penelitian atau validator pada penelitian pengembangan modul virtual merupakan kelompok ahli yaitu ahli materi kimia adaptif, ahli media modul virtual, pendidik, 42

9 peserta didik kelas X-TSM 1 SMK Palapa Semarang sebagai objek uji coba kelas kecil, dan peserta didik kelas X- TSM 1 sebagai subjek uji coba kelas besar. Ketentuan subjek penelitian antara lain: a. Ahli Pada penelitian ini terdapat dua ahli sebagai validator yaitu ahli materi dan ahli media. Ketentuan ahli materi pada penelitian ini diantaranya dosen kimia yang minimal menempuh pendidikan S2 berpengalaman mengajar materi elektrokimia khususnya untuk kimia SMK. Sedangkan untuk ketentuan untuk ahli media adalah dosen yang kompeten dalam bidang media pembelajaran berbantuan komputer dengan pendidikan minimal S2. Dalam penelitian ini sebagai ahli media adalah Wenty Dwi Yuniarti, M. Kom dan Suwahono, M.Pd sebagai ahli materi. b. Guru Kimia Guru kimia sebgaia validator modul adalah guru kimia yang mengajar di SMK. Pada penelitian ini yang bertindak sebagai guru kimia SMK adalah Riyanto, S.Pd c. Kelompok Kecil Kelompok kecil adalah peserta didik sasaran dari media pembelajaran yang dikembangkan yaitu 43

hlm.61 peserta didik SMK Palapa Semarang Kelas X TSM sebanyak 9 peserta didik yang terbagi menjadi tiga kelompok yaitu, 3 peserta didik dengan pemahaman tingkat tinggi, 3 peserta didik dengan tingkat sedang, dan 3 peserta didik dengan tingkat rendah. d. Kelompok Besar Kelompok besar yang menilai merupakan kelas dalam keadaan sebenarnya yaitu peserta didik kelas X-TSM 1SMK Palapa Semarang. E. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan dengan variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. 31 Berdasarkan judul penelitian, terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel output dan variabel input 1) Variabel input : modul virtual 2) Variabel output : a) Respon dari peserta didik terhadap modul virtual. b) Hasil belajar yang diperoleh peserta didik setelah menggunakan modul virtual meliputi peningkatan kemampuan terhadap aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. 31 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, 44

F. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, diperlukan sumber-sumber data yang dapat dipercaya kebenarannya dan teknik yang sesuai agar mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan 32. Berikut ini adalah teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti: a) Metode angket (kuesioner) Angket (kuesioner) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya terhadap responden). Angket berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden 33. Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat kebutuhan peserta didik terhadap media pembelajaran modul virtual sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran khususnya dalam materi elektrokmia. Selain itu metode ini juga digunakan untuk penilaian dari pendapat ahli. b) Metode Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui permasalahan yang 32 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, hlm.308 33 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2010), hlm.219 45

akan diteliti, apa-apa yang harus diteliti, atau permasalahan-permasalahan mendalam yang ingin diketahui dari responden sebagai subjek penelitian, di mana jumlah responden tersebut sedikit atau kecil 34. Metode ini digunakan untuk mengetahui pendapat peserta didik dan ahli terhadap modul virtual sebelum dilaksanakan revisi. Pada penelitian ini terdapat dua ahli yaitu Suwahono, M.Pd (ahli materi) dan Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd, M. Kom. (ahli media). c) Metode tes Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas baik berupa pertanyaan (yang harus dijawab) atau perintah (yang harus dilaksanakan) oleh peserta didik, sehingga diperoleh nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee. 35 Penelitian ini menggunakan metode tes dalam bentuk pretest dan posttest dengan bentuk tertulis yang dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan modul virtual, dengan tujuan untuk 34 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, hlm.137 35 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011), hlm 67 46

mendapatkan data apakah terdapat perbedaan nilai antara sebelum dan sesudah perlakuan. Tes diberikan kepada kelas dengan alat tes yang sama. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian. d) Observasi Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Metode observasi dilakukan dengan mengisi lembar observasi dan mengamati secara langsung keadaan pembelajaran, keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran kimia untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. 47

Gambar 3.2. Prosedur Penelitian Diadaptasi dari Borg and Gall 48

G. Teknik Analisis Data Teknik analisa data merupakan cara menganalisis data setelah melakukan penelitian. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber setelah melakukan penelitian dengan observasi, interview, angket, dan dokumentasi. 36 Metode analisis yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini merupakan analisis yang mampu mendukung tercapainya tujuan dari kegiatan penelitian dan pengembangan yaitu keefektifan penggunaan modul virtual dalam pembelajaran kimia berbasis Contextual Teaching and Learning untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. a. Uji Validasi Ahli Uji validasi ahli ini dilakukan oleh dosen ahli media dan ahli dalam pembelajaran kontekstual untuk mengetahui apakah pengembangan modul virtual pembelajaran kimia berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi elektrokimia telah layak digunakan. Hasil uji validasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 36 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), Jilid 1, hlm. 47. 49

Keterangan: n = jumlah = jumlah seluruh item angket. Rumus di atas digunakan sebagai ketentuan dalam memberikan makna dan pengambilan keputusan dengan ketetapan yang dijelaskan pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Konversi Tingkat Pencapaian 37 Tingkat Pencapaian Kategori Keterangan 81%-100% Sangat Baik Tidak perlu direvisi 61% - 80% Baik Tidak Perlu direvisi 41% - 60% Cukup Direvisi 21% - 40% Kurang Direvisi 0%-20% Sangat Kurang Direvisi b. Uji Instrumen Tes Perangkat tes pada penelitian ini menggunakan validasi isi. Validasi isi adalah validasi yang dilihat dari segi isi instrumen evaluasi, yang dapat digunakan sebagai alat ukur hasil belajar di mana isinya telah mampu mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan ajar yang seharusnya dievaluasi. Analisis validasi isi dalam penelitian dan pengembangan ini dilakukan dengan diskusi dan pengisian angket oleh pakar yang dipandang memiliki keahlian dalam bidang 37 Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 15 50

evaluasi sekaligus keahlian pada mata pelajaran yang akan dievaluasi. Hasil dari diskusi dan pengisian angket tersebut dianalisis untuk menyempurnakan dan memperbaiki perangkat tes. Hasil dari validasi aspek konten dan pembelajaran dari ahli dapat dihitung tingkat pencapaiannya dengan menggunakan rumus: Keterangan: = jumlah n = jumlah seluruh item angket Rumus di atas digunakan sebagai ketentuan dalam memberikan makna dan pengambilan keputusan dengan ketetapan yang dijelaskan pada tabel 3.1 c. Uji Efektifitas Efektifitas modul virtual pada materi elektrokimia pada penelitian dan pengembangan ini dilihat dari penilaian para validator tim ahli dan pada tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. 1) Aspek Kognitif Penilaian pada aspek kognitif peserta didik di sekolah dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik tersebut. Keberhasilan yang ingin dilihat yaitu seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap 51

materi. Untuk lebih jelasnya dapat menggunakan rumus berikut ini: Pada penelitian ini target aspek kognitif adalah tingkat ketuntasan dari peserta didik yaitu 75%. 2) Aspek Afektif Penilaian afektif peserta didik dalam bahan ajar ini merupakan penilaian karakter menggunakan analisis nilai. Analisis nilai dapat dirumuskan sebagai berikut: Target aspek afektif adalah tingkat ketuntasan dari peserta didik yaitu 75%. 3) Aspek Psikomotorik Penilaian psikomotorik peserta didik menggunakan analisis nilai. Analisis nilai dapat dirumuskan sebagai berikut: Target aspek psikomotorik adalah tingkat ketuntasan dari peserta didik yaitu 75%. 52

4) Persentase Tanggapan Peserta didik Terhadap Modul Virtual pembelajaran Kimia Berbasis Kontekstual Data yang diperoleh melalui angket akan dianalisa dan diolah sehingga diperoleh presentase tanggapan peserta didik terhadap modul virtual pembelajaran kimia berbasis kontekstual, sehingga dapat diketahui kelayakan produk tersebut. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase sebagai berikut: Keterangan: = jumlah n = jumlah seluruh item angket Target perolehan nilai pada tanggapan siswa adalah tingkat ketuntasan dari peserta didik yaitu 75%. 53