REVISI RENCANA STRATEGIS BISNIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB V Analisa dan Mitigasi Risiko Identifikasi Risiko Penilaian Tingkat Risiko Rencana Mitigasi Risiko...

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SATUAN KERJA RSUP DR. SARDJITO

BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS. Balai Besar laboratorium Kesehatan Makassar sebagai salah satu

:

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. kesehatan (RPJPK) tahun dalam tahap ke-3 ( ),

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

Rencana Kerja Tahun 2015 (Revisi) 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Surabaya, Desember 2013 Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

PEDOMAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN RUMAH SAKIT

RENCANA STRATEGI BISNIS

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai

1. Latar Belakang PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

PENETAPAN KINERJA. Unit Eselon II : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun Anggaran : 2012

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

INDIKATOR KINERJA UTAMA

KATA PENGANTAR. Tangerang, Oktober Direktur Utam. Rencana Kerja Tahunan RS. Dr. Sitanala Tangerang Tahun

mengenang perjuangan dan jasa-jasa Prof. Dr. Sardjito.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Perkembangan RSUD Arifin Achmad dimulai pada tahun an, pada waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktiftas pelayanan kesehatan baru dimulai pada akhir abad ke -19,

g.pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan keteknisan medik

BAB I PENDAHULUAN. strategi untuk tetap survive dan tetap memenangkan persaingan. Mengelola kinerja dengan mempertimbangkan faktor strategi dan risiko

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017 RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian

D R W A H I D I N S U D I R O H U S O D O

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2017

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

Indikator Kinerja Rumahsakit

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

KATA SAMBUTAN Akses pelayanan kesehatan rujukan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan sedang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada

KERANGKA RENSTRA DEPARTEMEN/UNIT KERJA: Berbasis Rencana Strategis RSCM-FKUI

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencakup penekanan pada produk, biaya, harga, pelayanan, penyerahan tepat

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi) 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

Pemerintah Kota Tangerang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. izin penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Pemerintah dari Gubernur Jawa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan Telp. (021) , (Hunting), Fax

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Makassar, Desember 2014 Kepala BPFK Makassar RENCANA STRATEGIS BISNIS BPFK MAKASSAR TAHUN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN MUTU PELAYANAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN

Transkripsi:

REVISI RENCANA STRATEGIS BISNIS RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG 2015-2019 KEMENTERIAN KESEHATAN RI RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG Jalan Jenderal Sudirman Km. 3,5 Palembang Telp. 0711-354088 Faks. 0711-351318 Email : rsmh@rsmh.co.id

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga revisi Rencana Strategis Bisnis (RSB) Tahun 2015 2019 RSUP Dr. Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang ini dapat diselesaikan dengan baik. RSB RSMH merupakan dokumen perancanaan yang bersifat indikatif yang memuat program - program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh RSMH maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu tahun 2015 2019. Dasar dilakukannya revisi RSB ini adalah tindak lanjut dari Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang pedoman penetapan Rumah Sakit (RS) Rujukan Nasional, yang menetapkan RSMH sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional sehingga dilakukan revisi untuk memuat tentang program pengembangan RSMH sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional. RSB ini menjadi pedoman dalam pengembangan pelayanan, pendidikan dan penelitian di RSMH selama tahun 2015 2019. Kepada semua pihak yang telah membantu kami sampaikan terima kasih. Semoga informasi dalam RSB RSMH Tahun 2015-2019 ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang. Atas perhatian disampaikan terima kasih. Palembang, Direktur Utama, dr. Mohammad Syahril, Sp. P, MPH NIP 196207231990011001 i

EXECUTIVE SUMMARY Rencana Strategis Bisnis (RSB) RSUP Dr. Mohammad Hoesin Tahun 2015-2019 disusun berdasarkan data kinerja pelayanan, keuangan dan mutu manfaat terhadap masyarakat selama tahun 2009-2013. Disamping itu masukan dari Stakeholders inti dan masyarakat juga diperhatikan dalam penyusunan RSB ini. Visi RSMH dalam RSB tahun 2015-2019 adalah Menjadi rumah sakit pendidikan dan rujukan nasional yang berstandar internasional tahun 2019 Dalam mencapai visi tersebut, RSMH memiliki misi menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan penelitian yang berkualitas dalam bidang kesehatan, berstandar internasional, menyelenggarakan promosi kesehatan, membina rumah sakit jejaring dan meningkatkan kesejahteraan pegawai, karir dan kenyamanan pegawai. Tata nilai yang dimiliki RSMH dalam mencapai visi dan misinya adalah integritas, terbuka, kerjasama dan profesional. Berdasarkan hasil analisis SWOT, RSMH berada pada kuadran II, dengan strategi pilihan sustain. Berdasarkan Analisis TOWS, beberapa sasaran strategis telah ditetapkan diantaranya terwujudnya kepuasan stakeholders, meningkatnya mutu pelayanan, pendidikan dan penelitian yang unggul, tercapainya pelayanan unggulan, terwujudnya integrasi pelayanan, pendidikan dan penelitian, tercapainya sistem rujukan yang efektif, mewujudkan pelayanan sesuai standar, meningkatkan sistem pemasaran pelayanan yang terintegrasi, meningkatkan kerjasama/kemitraan, terwujudnya kompetensi dan kinerja SDM yang tinggi, terpenuhinya sarana dan prasarana yang berkualitas, terwujudnya SIM-RS yang handal, terwujudnya peningkatan pendapatan, dan terwujudnya efisiensi biaya. Sasaran strategis memiliki Indeks Kinerja Utama, dimana pencapaiannya merupakan IKU masing-masing Direktorat dan dalam ii

pelaksanaannya dijabarkan dalam beberapa bentuk program, yang disusun untuk jangka waktu 5 tahun. Pelaksanaan sasaran strategis dilaksanakan dengan mengidentifikasi dan menilai risiko yang akan dihadapi dan rencana mitigasi yang akan dilakukan agar sasaran stategis dapat tercapai. Dalam pelaksanaan program kerja khususnya program pengembangan selama 5 tahun yang meliputi program pencapaian IKU dan mitigasi risiko diestimasikan kebutuhan anggaran yang selalu meningkat, sehingga dibutuhkan tambahan dana khususnya dari rupiah murni (RM) untuk pembiayaan belanja operasional dan belanja pengembangan. iii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i EXECUTIVE SUMMARY... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. LATAR BELAKANG... 1 1.2. TUJUAN RENCANA STRATEGIS BISNIS... 2 1.3. DASAR HUKUM... 3 1.4. SISTEMATIKA LAPORAN... 4 BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI... 5 2.1. GAMBARAN KINERJA ASPEK PELAYANAN... 5 2.2. GAMBARAN KINERJA ASPEK KEUANGAN... 13 BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS... 17 3.1. RUMUSAN PERNYATAAN VISI, MISI DAN TATA NILAI... 18 3.1.1 Visi... 18 3.1.2. Misi... 18 3.1.3. Tata Nilai... 18 3.2. ASPIRASI STAKEHOLDERS INTI... 19 3.3. TANTANGAN STRATEGIS... 20 3.4. BENCHMARKING... 22 3.5. ANALISIS STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREAT (SWOT)... 22 3.5.1. Perhitungan Nilai Analisis SWOT... 24 3.6. DIAGRAM KARTESIUS PRIORITAS STRATEGIS... 27 3.7. ANALISIS TOWS... 29 3.8. RANCANGAN PETA STRATEGI BALANCED SCORECARD (BSC)... 30 BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS... 32 iv

4.1. MATRIKS IKU... 32 4.2. KAMUS IKU... 34 4.3. PROGRAM KERJA STRATEGIS... 52 BAB V ANALISA DAN MITIGASI RISIKO... 54 5.1. IDENTIFIKASI RISIKO... 54 5.2. PENILAIAN TINGKAT RISIKO... 55 5.3. RENCANA MITIGASI RISIKO... 57 BAB VI PROYEKSI FINANSIAL... 59 6.1. ESTIMASTI PENDAPATAN... 59 6.2. RENCANA KEBUTUHAN ANGGARAN... 59 6.2.1. Anggaran Program Kelangsungan Operasi... 60 6.2.2. Anggaran Program Pengembangan... 60 6.3. RENCANA PENDANAAN... 61 BAB VII PENUTUP... 63 v

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Layanan Tahun 2009-2013... 5 Tabel 2.2 Kinerja Mutu Pelayanan Dan Manfaat Bagi Masyarakat... 6 Tabel 2.3 Jumlah dan Daerah Asal Pasien Rujukan RSMH Tahun 2009-2013... 9 Tabel 2.4 Pasien Rujukan Sumatera Bagian Selatan ke Rumah Sakit Umum Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Tahun 2009-2013... 11 Tabel 2.5 Realisasi Peserta Didik Pendidikan Kedokteran... 13 Tabel 2.6 Kinerja Keuangan Tahun 2009-2013... 14 Tabel 2.7 Target dan Realisasi Pendapatan (Acrual)... 14 Tabel 2.8 Realisasi Belanja Menurut Sumber Dana... 16 Tabel 3.1 Harapan dan Kekhawatiran Stakeholders... 19 Tabel 3.2 Tantangan Strategis RSMH... 21 Tabel 3.3 Benchmarking RSMH... 22 Tabel 3.4 Peluang dan Ancaman RSMH... 23 Tabel 3.5 Kekuatan dan Kelemahan RSMH... 23 Tabel 3.6 Perhitungan Faktor Peluang Analisis SWOT... 24 Tabel 3.7 Perhitungan Faktor Ancaman Analisis SWOT... 25 Tabel 3.8 Perhitungan Faktor Kekuatan Analisis SWOT... 26 Tabel 3.9 Perhitungan Faktor Kelemahan Analisis SWOT... 26 Tabel 3.10 Hasil Analisa Perhitungan SWOT... 27 Tabel 3.11 Analisis TOWS... 29 Tabel 4.1 Matrik Indikator Kinerja Utama... 32 Tabel 4.2 Kamus Indikator Kinerja Utama... 34 Tabel 4.3 Program Kerja Strategis RSMH Tahun 2015-2019... 52 Tabel 5.1 Daftar Risiko... 54 Tabel 5.2 Peringkat Risiko... 55 Tabel 5.3 Rencana Mitigasi Risiko... 57 Tabel 6.1 Estimasi Pendapatan Tahun 2015-2019... 59 Tabel 6.2 Estimasi Anggaran Operasional Tahun 2015-2019... 60 Tabel 6.3 Estimasi Anggaran Program Pengembangan Tahun 2015-2019... 61 Tabel 6.4 Estimasi Pendanaan Rupiah Murni Tahun 2015-2019... 61 vi

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Realisasi Volume Kegiatan Tahun 2009-2013... 7 Gambar 2.2 Sepuluh (10) Penyakit Terbanyak Instalasi Rawat Jalan Tahun 2013... 7 Gambar 2.3 Sepuluh (10) Penyakit Terbanyak Instalasi Rawat Inap Tahun 2013... 8 Gambar 2.4 Sepuluh (10) Penyakit Terbanyak Dirujuk ke RSMH Tahun 2013... 9 Gambar 2.5 Daftar RS Rujukan Pasien Dari RSMH Tahun 2009-2013.. 10 Gambar 2.6 Statistik Keberangkatan WNI ke Singapura dan Malaysia Tahun 2009-2013... 12 Gambar 2.7 Target dan Realisasi Penerimaan Kas tahun 2009-2013... 15 Gambar 3.1 Diagram Kartesius Prioritas Strategis RSMH... 28 Gambar 3.2 Peta Strategis RSMH... 31 vii

RENCANA STRATEGIS BISNIS TAHUN 2015-2019 BADAN LAYANAN UMUM RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG DISAHKAN OLEH DIREKSI Tanggal: September 2015 Direktur Utama dr. Mohammad Syahril, Sp. P, MPH NIP 196207231990011001 Direktur Umum, SDM dan Pendidikan Direktur Keuangan Drs. Amrizal, M.Apt, M.Kes Drs. Bastian, MM NIP 19620611 199203 1002 NIP 19570215 198203 1002 Direktur Medik dan Keperawatan Dr. dr. H. M. Alsen Arlan, Sp.B-KBD NIP 19620604 198903 1 005 viii

RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang DEWAN PENGAWAS RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG YANG DIANGKAT BERDASARKAN SK MENTERI KESEHATAN R.I No. 347/MENKES/SK/II/2011 DAN HK.02.02/MENKES/266/2014 MENGETAHUI RENCANA STRATEGIS BISNIS TAHUN 2015-2019 BADAN LAYANAN UMUM RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG Tanggal: September 2015 Dewan Pengawas dr. Bambang Giatno Rahardjo, MPH. Ketua Prof. Dr. drg. Farouk Hoesin,MDS.,Sp.Ort (K) Anggota Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D Anggota Prof.Dr.Ir.H. Zainal Ridho Djakfar Anggota Dra. Rina Robiati Anggota Rencana Strategis Bisnis (RSB) 2015-2019 ix

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Mohammad Hoesin Palembang didirikan pada tahun 1953 atas prakarsa Menteri Kesehatan RI yang saat itu dijabat oleh Dr. Mohammad Ali (Dr. Lie Kiat Teng), dan diresmikan pada tanggal 3 Januari 1957. Dalam perkembangannya status RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang telah berulang kali mengalami perubahan, mulai dari Rumah Sakit Unit Swadana, PNBP, Perjan dan berdasarkan PP 23/2005 tgl 13 Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dengan SK Menkes RI No: 1243/Menkes/SK/VIII/2005, tanggal 11 Agustus 2005 tentang Penetapan 13 eks Rumah Sakit Perjan menjadi Unit Pelaksana Teknis Depkes RI dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, status RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang berubah menjadi UPT BLU Kementerian Kesehatan. Implementasinya RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang sebagai Badan Layanan Umum (BLU) dilaksanakan pada Januari 2006, dan ditetapkan sebagai RS Rujukan Nasional berdasarkan SK Menkes Nomor HK.02.02/Menkes/390/2014 tanggal 17 Oktober 2014. Perubahan RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang ini bertujuan memberikan kewenangan kepada rumah sakit dalam mengelola keuangan, senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat serta tetap mengedepankan kinerja rumah sakit yang berfungsi sosial, profesional dan etis dengan pengelolaan yang ekonomis serta tidak semata mata mencari keuntungan. Perencanaan sebagai bagian dari proses manajemen strategis, mutlak dilakukan oleh suatu organisasi sebagai upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perencanaan yang disusun dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah 1

ditetapkan melalui suatu perumusan strategi tertentu. Perumusan strategi yang berupa visi, misi, tujuan dan sasaran tersebut disusun minimal dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Untuk menentukan bagaimana perumusan strategi dapat dicapai, diperlukan strategi yang lebih operasional berupa program dan kegiatan yang akan dilaksanakan serta jumlah alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan. Untuk menentukan alternatif strategi operasional, harus dilakukan melalui proses sistematis yang memiliki prosedur yang jelas. Hal tersebut tidak terlepas dari faktor internal organisasi berupa kekuatan dan kelemahannya serta adanya faktor eksternal berupa ancaman dan peluang. Pola pengelolaan keuangan BLU sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, rumah sakit diberikan beberapa keleluasaan atau fleksibilitas. Mengingat hal-hal tersebut maka RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang (RSMH) menyusun langkah langkah strategis untuk mencapai visi misi dan tujuannya berupa Dokumen Rencana Strategis Bisnis Tahun 2015 2019. 1.2. TUJUAN RENCANA STRATEGIS BISNIS Rencana Strategis Bisnis ini disusun untuk mendapatkan : a. Panduan dalam menentukan arah strategis dan proses tindakan RSMH selama periode tahun 2015-2019 b. Pedoman strategis dalam pola penguatan dan pemenuhan visi misi RSMH. c. Dasar rujukan untuk menilai keberhasilan pemenuhan visi dan misi RSMH d. Membangun arah jalinan kerjasama dengan para stakeholders internal maupun stakeholders eksternal. 2

1.3. DASAR HUKUM Sebagai dasar hukum dalam penyusunan RSB ini adalah: 1. Undang-Undang Nomor 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 25/2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang. 3. Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 6. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial 7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan BLU. 8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 109/PMK.05/2007 tanggal 06 September 2007 tentang Dewan Pengawas BLU. 9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 76/PMK.05/2008 tanggal 23 Mei 2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan BLU. 10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 44/PMK.02/2009 tanggal 05 Maret 2009 tentang Rencana Bisnis Dan Anggaran Serta Pelaksanaan Anggaran BLU. 11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1243/MENKES/SK/VIII/2005 tanggal 11 Agustus 2005 tentang Penetapan 13 (tiga belas) Eks RS Perjan menjadi Unit Pelaksana Teknis Departemen Kesehatan dengan menerapkan Pola pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU). 12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/390/2014, tanggal 17 Oktober 2014, tentang penetapan RSMH sebagai RS rujukan Nasional. 3

1.4. SISTEMATIKA LAPORAN Bab I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan RSB 1.3 Dasar Hukum 1.4 Sistematikan Laporan Bab II. Gambaran Kinerja Saat Ini 2.1 Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan 2.2 Gambaran Kinerja Aspek Keuangan Bab III. Arah dan Prioritas Strategis 3.1 Rumusan Pernyatan Visi, Misi, dan Tata Nilai 3.2 Aspirasi Stakeholders Inti 3.3 Tantangan Strategis 3.4 Benchmarking 3.5 Analisis SWOT 3.6 Diagram Kartesius Pilihan Prioritas Strategis 3.7 Analisa TOWS 3.8.Rancangan Peta Strategis Balanced Scorecard Bab IV. Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Strategis 4.1 Matriks IKU 4.2 Kamus IKU 4.3 Program Kerja Strategis Bab V. Analisa dan Mitigasi Risiko 5.1 Identifikasi Risiko 5.2 Penilaian Tingkat Risiko 5.3 Rencana Mitigasi Risiko Bab VI. Proyeksi Finansial 6.1 Estimasti Pendapatan 6.2 Estimasti Kebutuhan Anggaran 6.3 Estimasti Pendanaan 4

RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang BAB II GAMBARAN KINERJA Rencana Strategis Bisnis (RSB) 2015-2019 5

BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI 2.1. GAMBARAN KINERJA ASPEK PELAYANAN 2.1.1. Pencapaian Kinerja Layanan Kinerja aspek pelayanan dinilai berdasarkan kinerja layanan dan kinerja mutu pelayanan dan manfaat bagi masyarakat. Kinerja aspek pelayanan tahun 2009-2013 dapat dilihat dalam Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 berikut: Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Layanan Tahun 2009-2013 NILAI NO INDIKATOR 2009 2010 2011 2012 2013 A Pertumbuhan produktivitas 1 Pertumbuhan Rata-rata Kunjungan Rawat Jalan 0,00 0,40 2,00 0,80 0,80 2 Pertumbuhan Rata-rata Kunjungan Rawat Darurat 0,80 0,80 0,80 1,20 0,25 3 Pertumbuhan Hari Perawatan (HP) Rawat Inap 1,20 0,80 0,80 1,20 1,20 4 Pertumbuhan Pemeriksaan Radiologi/hr 0,80 0,80 1,20 0,90 0,90 5 Pertumbuhan Pemeriksaan Laboratorium/hr 0,40 2,00 1,60 1,20 0,90 6 Pertumbuhan Operasi/hr 1,20 0,80 0,80 0,20 0,40 7 Pertumbuhan Rehabilitasi Medik/hr 1,20 2,00 0,80 0,60 0,40 B Efisiensi Pelayanan 1 Rasio Pasien Rawat Jalan dengan Dokter 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 2 Rasio Pasien Rawat Jalan dengan Perawat 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 3 Rasio Pasien Rawat Darurat dengan Dokter 0,50 0,25 0,25 0,25 0,25 4 Rasio Pasien Rawat Darurat dengan Perawat 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 5 Rasio Pasien Rawat Inap dengan Dokter 0,25 0,25 0,25 0,25 0,50 6 Rasio Pasien Rawat Inap dengan Perawat 1,00 0,50 0,50 1,00 0,50 7 Bed Occupancy Rate 2,00 2,00 2,00 1,50 1,50 8 Average Length of Stay 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 9 Bed Turn Over 2,00 2,00 2,00 1,50 1,50 10 Turn Over Interval 1,50 1,50 1,50 2,00 2,00 C Pertumbuhan Daya Saing 1 Sales Growth (SALG) 1,60 1,60 2,00 1,00 0,20 2 Activity Growth 0,60 1,00 D Pengembangan SDM 1 Program Diklat 1,50 2,00 2,00 2,00 2,00 2 Penghargaan dan Sanksi 1,50 1,50 1,50 1,00 1,00 E Penelitian dan Pengembangan 1 Pengembangan Produk Baru Bidang Pelayanan 1,50 2,00 2,00 2,00 2,00 2 Pengembangan Sistem Manajemen 0,50 0,00 0,50 0,50 0,50 3 Peningkatan Penguasaan Teknologi 0,50 1,00 1,00 0,50 0,50 F Administrasi 1 Rancangan RKAP 1,50 2,00 1,50 2,00 2,00 2 Laporan Triwulan (Ketepatan) 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 3 Laporan Tahunan (Ketepatan) 2,00 2,00 1,50 2,00 2,00 T O T A L 28,45 31,20 31,10 29,20 27,30 Sumber: Komite Mutu 5

Berdasarkan Tabel 2.1, dapat kita lihat bahwa pada kurun waktu 2009-2013, sudah banyak kinerja pelayanan yang telah mencapai standar, seperti AvLOS, ketepatan laporan dan laporan triwulan, namun masih terdapat juga indikator pelayanan yang masih belum memenuhi standar, seperti pertumbuhan rata-rata rawat jalan, TOI dan rasio pasien rawat jalan dengan dokter. NO A Tabel 2.2 Kinerja Mutu Pelayanan Dan Manfaat Bagi Masyarakat Tahun 2009 2013 INDIKATOR Mutu Layanan Rumah Sakit NILAI 2009 2010 2011 2012 2013 1 Emergency Response Time Rate 3 3 3 3 3 2 Kecepatan Pelayanan Resep Obat Jadi 2 2 1 3 2 3 Waktu Tunggu sebelum Operasi 0 1 0 0 0 Mutu Klinik 1 Angka Kematian Rawat Darurat 3 3 3 3 3 2 Angka Kematian > 48 jam / permil 1 1 1 1 1 3 Angka Pasien Rawat Inap yang Dirujuk 3 3 3 3 3 4 Post Operative Death Rate 3 3 3 2 3 5 Angka Infeksi Nasokomial 3 3 3 3 3 B 1 Efisiensi Pelayanan (Keperdulian Kepada Masyarakat) Pembinaan kepada Puskesmas dan Sarana Kesehatan Lainnya 0,5 1 1 1 1 2 Penyuluhan Kesehatan (PKMRS) 0,5 1 1 1 1 3 Ratio Tempat Tidur Kelas III 1 1 1 1 1 4 Pemanfaatan tempat tidur (BOR) kelas III 1 1 1 1 0,5 5 Prosentase pasien tidak mampu (IRJ) 0,5 0,25 0,25 0,25 0,5 6 Prosentase pasien tidak mampu (IRNA) C Kepuasan Pelanggan 1 Prosentase Komplain/Keluhan 1 1 1 1 1 2 Lama Waktu Tunggu di Poliklinik 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 3 Kemudahan Pelayanan 2 2 2 2 2 D Kepedulian terhadap Lingkungan 1 Kebersihan Lingkungan 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 2 Rasio lahan yang digunakan dengan ruang terbuka hijau 1 1 3 Hasil Uji AMDAL 2,5 2,5 2,5 2 2 Sumber: Komite Mutu T O T A L 30 31,75 29,75 31,25 31 6

Berdasarkan Tabel 2.2, dapat dilihat bahwa banyaknya kinerja mutu pelayanan dan manfaat masyarakat yang telah mencapai standar, seperti emergency response time rate, angka kematian gawat darurat dan angka pasien rawat inap yang dirujuk. 2.1.2. Volume Kegiatan Realisasi volume kegiatan dari setiap unit kerja pelayanan, secara keseluruhan dapat dijabarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Realisasi Volume Kegiatan Tahun 2009-2013 Dari Gambar 2.1, dapat dilihat bahwa total pencapaian volume kegiatan meningkat dari tahun 2009 ke tahun 2013. 2.1.3. Penyakit terbanyak Penyakit terbanyak yang dirawat di Instalasi Rawat Jalan tahun 2013 dapat dilihat dalam Gambar 2.2 berikut: Gambar 2.2 Sepuluh (10) Penyakit Terbanyak Instalasi Rawat Jalan Tahun 2013 7

Dari Gambar 2.2, dapat dilihat bahwa low back pain, essential (primary) hypertension dan hypertensive renal disease merupakan 3 (tiga) besar penyakit yang banyak ditangani di Instalasi Rawat Jalan. Untuk penyakit yang banyak ditangani di rawat inap pada tahun 2013, dapat dilihat dalam Gambar 2.3 berikut: Gambar 2.3 Sepuluh (10) Penyakit Terbanyak Instalasi Rawat Inap Tahun 2013 Dari Gambar 2.3, dapat dilihat bahwa trauma capitis merupakan yang terbanyak ditangani pada tahun 2013, diikuti dengan thalassaemia dan CAD. Penyakit pasien yang dirujuk ke RSMH sangat beragam, 10 (sepuluh) besar penyakit rujukan ke RSMH dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut: 8

Gambar 2.4 Sepuluh (10) Penyakit Terbanyak Dirujuk ke RSMH Tahun 2013 Dapat dilihat dalam Gambar 2.4, penyakit tidak menular merupakan jenis penyakit yang merupakan jenis penyakit yang terbanyak yang dihadapi pada pasien yang dirujuk ke RSMH, terlebih pada penyakit degeneratif. Developmental disorder of speech and language unspecified, low back pain dan Malignant neoplasm of cervix uteri unspecified merupakan 3 (tiga) penyakit yang terbanyak dihadapi pada pasien yang dirujuk ke RSMH. 2.1.4. Jumlah dan Daerah Asal Pasien Rujukan RSMH sebagai rumah sakit pusat rujukan di wilayah Sumatera Selatan menerima pasien rujukan, baik dari dalam dan dari luar Kota Palembang/Provinsi Sumatera Selatan, yang gambarannya dapat dijelaskan dalam Tabel 2.3 berikut: Tabel 2.3 Jumlah dan Daerah Asal Pasien Rujukan RSMH Tahun 2009-2013 Daerah 2009 2010 2011 2012 2013 Kota Palembang 19.545 19.581 19.818 13.331 16.959 Dalam Provinsi Sumatera Selatan (di luar Palembang) Luar Provinsi Sumatera Selatan 7.436 8.001 9.781 6.165 10.605 275 291 283 200 239 Jumlah 27.256 27.873 29.882 19.696 27.803 Sumber: Instalasi Rekam Medis 9

Dari Tabel 2.3, kita dapat melihat bahwa pasien dari Kota Palembang, merupakan pasien yang terbanyak yang dirujuk ke RSMH. Angka pasien rujukan dari Kota Palembang paling tinggi terjadi pada tahun 2011 dengan 19.818 orang pasien, namun turun menjadi 13.331 pada tahun 2012, dan naik kembali pada tahun 2013 menjadi 16.659 orang pasien. Sebagai rumah sakit kelas A, yang menjadi pusat rujukan bagi rumah sakit lain di wilayah Sumatera Bagian Selatan, RSMH juga masih memiliki keterbatasan, terutama untuk penyakit-penyakit yang membutuhkan keahlian subspesialistik tertentu, sehingga masih ada pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain di Jakarta, Bandung, Tangerang dan Surabaya, diantaranya dapat dilihat dalam Gambar 2.5 berikut: Gambar 2.5 Daftar RS Rujukan Pasien Dari RSMH Tahun 2009-2013 10

Dalam Gambar 2.5, dapat dilihat bahwa RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjadi rujukan terbesar, dimana pada Tahun 2013, terdapat 104 orang pasien RSMH yang dirujuk ke RSCM, diikuti dengan RS Jantung Harapan Kita dengan 101 orang. Masyarakat Sumatera Bagian Selatan, utamanya ekonomi menengah ke atas banyak yang memilih untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ke rumah sakit di luar Sumbagsel, sebagai contoh pasien penyakit jantung dan pembuluh darah, lebih memilih ke RSUP Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Gambaran jumlah pasien terlihat dalam Tabel 2.4 berikut: Tabel 2.4 Jumlah Pasien Asal Sumatera Bagian Selatan ke RSUP Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Tahun 2009-2013 No Uraian Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1 Provinsi Sumatera Selatan 148 138 159 157 219 2 Provinsi Lampung 193 243 282 361 424 3 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 49 56 74 82 96 4 Provinsi Jambi 92 105 108 149 164 5 Provinsi Bengkulu 122 108 154 163 252 Jumlah 604 650 777 912 1155 Sumber: RSUP Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Dari Tabel 2.4, dapat dilihat bahwa pasien yang berasal dari Sumatera Bagian Selatan yang memilih pelayanan kesehatan di RSUP Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai 2013, dengan rata-rata naik sebesar 18%. Sebagian masyarakat Sumatera Selatan ada juga yang memilih untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ke luar negeri seperti Singapura dan Malaysia. Hal tersebut dapat dilihat pada data kepergian penduduk Sumsel ke Singapura dan Malaysia yang didapat dari Kantor Imigrasi Palembang, yang dapat dilihat pada gambar berikut: 11

Gambar 2.6 Statistik Keberangkatan WNI ke Singapura dan Malaysia Tahun 2009-2013 Dari Gambar 2.6, dapat dilihat terjadinya peningkatan keberangkatan WNI ke Singapura dan Malayasia dari tahun 2009 sampai dengan 2013, diantaranya untuk kepentingan mendapatkan layanan kesehatan. 2.1.5. Layanan Unggulan Layanan unggulan RSMH adalah Cerebrocardiovascular (Pusat Layanan Otak dan Jantung), Onkologi Terpadu, Minimal Invasive Surgery. Rencana 5 tahun kedepan layanan Bayi Tabung dan Tranplantasi Ginjal akan diprogramkan untuk menjadi Layanan Unggulan RSMH. 12

2.1.6. Pendidikan dan Penelitian a. Realisasi Peserta Didik Pendidikan Kedokteran. Sebagai RS Pendidikan Utama Kelas A, peserta didik mahasiswa FK Unsri baik Strata S1 (Profesi Dokter) maupun pendidikan Sp1 (Profesi Dokter Spesialis) setiap tahunnya bertambah, yang dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut: Tabel 2.5 Realisasi Peserta Didik Pendidikan Kedokteran Tahun 2009-2013 No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1 Profesi Dokter Umum 359 492 489 436 442 Lulusan 119 240 108 144 93 2 Profesi Dokter Spesialis 124 131 125 116 106 Lulusan 57 78 67 91 82 3 Profesi Dokter Gigi 30 58 87 129 186 Lulusan 3 6 21 33 58 4 Profesi Ners 40 31 40 61 40 Lulusan 40 31 40 61 40 Sumber: FK Universitas Sriwijaya b. Penelitian yang dipublikasikan Penelitian yang dipublikasikan oleh Mahasiswa Profesi Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Sriwijaya mengalami penurunan, dari 87 penelitian pada tahun 2010, menurun menjadi 56, 50 dan 49 penelitian pada tahun 2011, 2012 dan 2013. 2.2. GAMBARAN KINERJA ASPEK KEUANGAN 2.2.1. Pencapaian Kinerja Keuangan Kinerja Keuangan dapat dilihat dalam Tabel 2.7 berikut: 13

Tabel 2.6 Kinerja Keuangan Tahun 2009-2013 No. Indikator 2009 2010 2011 2012 2013 1. Imbalan Investasi (Return On Investment) 0,8 1 2 0,4 0,5 2. Rasio Kas (Cash Ratio) 3 3 3 3 0,5 3. Rasio Lancar (Current Ratio) 3 3 3 3 0,5 4. Collection Periods (CP) 3 2,7 3 3 1,5 5. Perputaran Persediaan (PP) 2 2 3 3 2 6. Perputaran Total Asset (TATO) 0,8 0,8 2,5 1,2 2 7. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva 2,7 2,7 1,8 1,8 0,8 TOTAL 15,3 15,2 18,3 15,4 7,8 Sumber: Laporan Tahunan RSMH Dari Tabel 2.7, dapat dilihat bahwa Rasio Kas dan Rasio lancar, selalu memiliki nilai yang baik, dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. 2.2.2. Realisasi Pendapatan Realisasi pendapatan ini merupakan gabungan dari 3 (tiga) kelompok pendapatan yaitu pendapatan operasional, pendapatan usaha lainnya serta pendapatan non operasional lainnya. Target dan realisasi pendapatan tahun 2009 sampai dengan 2013 dapat dilihat dalam tabel berikut : No Tahun Tabel 2.7 Target dan Realisasi Pendapatan (Acrual) Tahun 2009-2013 Target Realisasi % % (Rupiah) (Rupiah) Pencapaian Target Peningkatan dari tahun sebelumnya 1 2009 158.106.267.099,0 203.251.903.137,0 128,6-2 2010 220.387.908.491,0 248.684.381.401,0 112,8 22,4 3 2011 306.236.225.818,0 321.514.928.967,0 105,0 29,3 4 2012 346.630.814.876,0 331.789.323.320,0 95,7 3,2 5 2013 395.700.039.420,0 345.015.899.813,0 87,2 4,0 Sumber: Laporan Tahunan RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang 14

Secara total, dapat dilihat bahwa pendapatan meningkat terus menerus, dari tahun 2009 ke tahun 2013, dimana peningkatan paling signifikan terjadi pada pendapatan operasional dari tahun 2010 ke tahun 2011. 2.2.3. Realisasi Penerimaan Kas Realisasi penerimaan kas RSMH untuk periode 2009 s.d 2013 dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut: Gambar 2.7 Target dan Realisasi Penerimaan Kas tahun 2009-2013 Selaras dengan pendapatan, penerimaan juga mengalami peningkatan dari tahun 2009 ke tahun 2013, hal ini dapat kita lihat dalam Gambar 2.7, dimana peningkatan paling besar terjadi dari tahun 2010 ke tahun 2011. 15

2.2.4. Realisasi Belanja Menurut Sumber Dana Realisasi belanja menurut sumber dana terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu Belanja BLU (PNBP), Belanja Operasional (APBN) serta Belanja Modal (PHLN). Target dan realisasi belanja menurut sumber dana dapat dilihat pada Tabel 2.9 berikut: Tabel 2.8 Realisasi Belanja Menurut Sumber Dana Tahun 2009 2013 Jenis Belanja Dana Operasional 2009 2010 2011 2012 2013 Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi 61.659.837.040 68.501.146.799 108.033.367.934 111.387.570.833 103.419.986.556 Dana PNBP 141.527.668.403 171.785.896.956 274.556.316.072 329.167.771.281 329.281.729.577 Dana PHLN & APBNP - 17.901.760.701 66.022.390.081 357.842.580 663.462.060 Total Belanja 203.187.505.443 258.188.804.456 448.612.074.087 440.913.184.694 433.365.178.193 Sumber : Laporan Tahunan RSMH Dari Tabel 2.9, dapat dilihat bahwa belanja juga mengalami peningkatan, dimana peningkatan belanja yang paling besar terjadi dari tahun 2010 (Rp258.188.804.456) ke tahun 2011 (Rp448.612.074.087). 16

BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS 17

BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS 3.1. RUMUSAN PERNYATAAN VISI, MISI DAN TATA NILAI 3.1.1 Visi Menjadi rumah sakit pendidikan dan rujukan nasional yang berstandar internasional 2019 3.1.2. Misi a. Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan penelitian berstandar internasional. b. Menyelenggarakan promosi kesehatan secara komprehensif dan berkelanjutan. c. Menjalin kemitraan dan melaksanakan sistem rujukan dengan rumah sakit jejaring. d. Meningkatkan kompetensi, kinerja dan kesejahteraan pegawai. 3.1.3. Tata Nilai Nilai-nilai yang dimiliki adalah: 1. Sinergis Seluruh pegawai RSMH memiliki hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan melibatkan lintas sub bagian, lintas bagian, lintas program, lintas sektor serta pihak-pihak terkait. 2. Intergritas Ketulusan/keikhlasan hati seluruh Pegawai RSMH dalam memberikan pelayanan 3. Profesional Pegawai RSMH mempunyai kemampuan dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar kompetensi 18

3.2. ASPIRASI STAKEHOLDERS INTI Untuk mendapatkan data masukan dari stakeholders inti, telah dilakukan penyebaran daftar isian harapan dan kekhawatiran dari stakeholders inti (pelanggan eksternal/internal, lembaga pemerintah, fakultas kedokteran, peserta didik, pemerintah kota/kabupaten, mitra kerja dan asosiasi profesi). Harapan dan kekhawatiran stakeholders dapat dilihat dalam Tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Harapan dan Kekhawatiran Stakeholders NO KOMPONEN STAKEHOLDERS INTI HARAPAN KEKHAWATIRAN 1 Kementerian Kesehatan 2 Dewan Pengawas 3 Pelanggan eksternal 4 Pelanggan internal 5 Lembaga pemerintah 6 Fakultas kedokteran 7 Peserta didik 8 Pemda dati II & kota 9 Mitra kerja /asosiasi profesi Menjadi rumah sakit berskala nasional Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara sinergis dengan pendidikan Melaksanakan layanan dan pendidikan dokter layanan primer RSMH meningkatkan perhatian terhadap pelaksanaan Pendidikan dan Penelitian Ada jadwal yang pasti untuk setiap dokter praktik di Graha Spesialis /Poliklinik Eksekutif Kesejahteraan meningkat. Tenaga Perawat ditambah Memperbanyak kamar perawatan kelas I dan II Pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian yang lebih baik dapat terus ditingkatkan Sarana dan prasarana ditambah guna mendukung pelayanan RS. Dr. Moh. Hoesin dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan bermutu Stok darah dari Unit Pelayanan Darah RSMH dapat diakses dengan mudah oleh pasien. Tidak ada integrasi pelayanan dengan pendidikan Sistem Pendidikan dan Penelitian tidak meningkat Pelayanan yang tidak cepat, alur berbelitbelit. Pembagian jasa remunerasi tidak adil Asuhan keperawatan tidak terpenuhi Tidak dapat melayani pasien BPJS non PBI. Fasilitas pendidikan dan penelitian tidak memenuhi standar Pemberian layanan tidak optimal. RSMH tidak dapat memberikan pembinaan ke rumah sakit di kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan. Ada risiko fraud dalam pelayanan kesehatan 19

3.3. TANTANGAN STRATEGIS Dalam pencapaian visi misi, banyak faktor-faktor yang dapat menghambat maupun mendorong tercapainya visi misi, baik secara langsung maupun tidak langsung berupa isu-isu strategis antara lain: 1. Adanya Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). 2. Adanya Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 3. Meningkatkan pendapatan dan efisiensi biaya. 4. Menyelenggarakan sistem pelayanan kegawatdaruratan berbasis mutu dan keselamatan pasien. 5. Menyelenggarakan sistem pelayanan keperawatan berbasis mutu daan keselamatan pasien dalam pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit. 6. Menyelenggarakan sistem pelayanan kefarmasian berbasis mutu dan keselamatan pasien. 7. Menyelenggarakan sistem pelayanan pembedahan di rumah sakit berbasis mutu dan keselamatan pasien. 8. Tercapainya ketepatan waktu pelayanan 9. Terwujudnya kepuasan pelanggan di semua unit pelayanan 10. Kesejahteraan karyawan belum memuaskan 11. Unit pelayanan darah belum siap menyediakan darah setiap saat. 12. Mewujudkan kepuasan pelanggan di semua unit pelayanan. 13. Komunikasi beberapa petugas dengan pasien/keluarga masih belum baik 14. Kerjasama dengan pihak ketiga dan lembaga pemerintah belum optimal 15. Fungsi promotif dan preventif belum optimal 16. Sarana dan proses pendidikan dan penelitian belum optimal 20

17. Sebagian sarana/prasarana belum memadai (ruang tunggu, kamar perawatan) 18. Laboratorium Mikrobiologi belum bisa diandalkan untuk proses penelitian peserta didik. 19. SPO belum dijalankan dengan optimal 20. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) belum terintegrasi secara menyeluruh 21. Humas dan informasi belum optimal 22. Pembinaan ke rumah sakit lain belum maksimal. 23. Sistem rujukan berjenjang dan rujukan balik belum optimal 24. Meningkatnya jumlah pasien rujukan yang berasal dari Provinsi Sumatera Selatan dan provinsi lain 25. Klaim pasien penjamin tidak bisa tepat waktu karena tingkat kepatuhan petugas terhadap aturan klaim masih rendah. Dari hasil anallisis harapan dan kekhawatiran serta isu-isu strategis yang berkembang saat ini, maka dapat diidentifikasi tantangan strategis di masa mendatang, hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Tantangan Strategis RSMH NO TANTANGAN STRATEGIS 1 Mewujudkan rumah sakit pendidikan terakreditasi standar KARS dan JCI 2 Mendorong terwujudnya pendidikan kedokteran terakreditasi A BAN-PT 3 Meningkatkan kesejahteraan, karir dan kenyamanan pegawai 4 Menyediakan darah di unit pelayanan darah sesuai kebutuhan 5 Mewujudkan terpenuhinya kebutuhan tempat rawat Non Kelas III, terutama Kelas I 6 Mewujudkan pelatihan SDM sesuai standar 7 Meningkatkan fungsi pengawasan melekat terhadap pelaksanaan tupoksi 8 Meningkatkan layanan unggulan (BHC, kanker terpadu, graha spesialis, trauma center, rehabilitasi medik) 9 Mewujudkan sarana prasarana pelayanan, pendidikan dan penelitian yang standar 10 Mengoptimalkan regionalisasi sistem rujukan 11 Meningkatkan penelitian yang dipublikasikan secara nasional dan internasional 12 Meningkatkan pembinaan manajemen dan pengetahuan terhadap rumah sakit Kelas B dan Kelas C di Sumatera Bagian Selatan 21

3.4. BENCHMARKING Benchmarking dilakukan di tingkat nasional ke RS Cipto Mangunkusumo dan juga tingkat internasional ke National University Hospital (NUH) Malaysia untuk dijadikan acuan dalam meningkatkan pelayanan. Kondisi rumah sakit yang dijadikan acuan untuk mencapai visi misi dalam rentang waktu 5 (lima) tahun ke depan adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Benchmarking RSMH No RS DR. CIPTO MANGUNKUSUMO NATIONAL UNIVERSITY HOSPITAL 1 Merupakan Rumah sakit pusat rujukan tersier nasional dengan kemampuan menangani kasus-kasus sulit 2 Integrasi Pelayanan dan Pendidikan (Academic Health Center) 3 Pelayanan Jantung Terpadu Kanker Terpadu Poliklinik Spesialis Kencana Rujukan regional Fungsi Pelayanan, pendidikan dan penelitian sudah terintegrasi dengan baik Trauma Center Dari Tabel 3.3, kita dapat melihat keunggulan yang dimiliki oleh rumah sakit yang dijadikan tolok ukur capaian RSMH pada tahun 2019, diantaranya Pelayanan Unggulan seperti trauma center dan integrasi pelayanan, pendidikan dan penelitian. 3.5. ANALISIS STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREAT (SWOT) Dalam pencapaian visi RSMH, kekuatan (strength), kelemahan/kekurangan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) yang dihadapi perlu diidentifikasi dengan memperhatikan harapan dan kekhawatiran stakeholders, isu dan tantangan strategis, dan data capaian kinerja serta lainnya yang dapat mempengaruhi terhadap pencapaian visi misi Rumah Sakit. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.4 dan Tabel 3.5 berikut: 22

Tabel 3.4 Peluang dan Ancaman RSMH No Peluang (Opportunity) No Ancaman (Threat) 1 Fleksibilitas pengelolaan keuangan 1 Harga AMHP dan BMHP setiap tahun semakin meningkat 2 Adanya program jaminan pelayanan 2 Terbatasnya penyedia jasa kesehatan dari pemerintah pengembangan SIM RS di dalam 3 Adanya regulasi akreditasi RS Pendidikan yang berstandar nasional / internasional 4 Adanya dukungan pemerintah daerah untuk sistem rujukan berjenjang 5 Sistem transfer dan rujukan pasien antar rumah sakit semakin membaik 6 Bertambah banyak RS lain sebagai mitra/aliansi 7 Adanya aturan tentang disiplin dan pembinaan pegawai (PP 53 tahun 2010) negeri 3 Kemampuan suplai darah dari PMI masih terbatas 4 Masih ada pelanggan yang beranggapan pelayanan RSMH kurang baik 5 Belum adanya aturan yang baku tentang tenaga BLU Non PNS 6 Banyaknya institusi swasta/ pemerintah yang melakukan kerjasama dengan RS lain 7 Tingginya ekspansi/promosi RS luar negeri di Sumatera Selatan 8 Adanya pedoman pengukuran kinerja RS 8 Berlakunya AFTA tahun 2015 Tabel 3.5 Kekuatan dan Kelemahan RSMH No Kekuatan (Strengths) No Kelemahan (Weaknesess) 1 Penerimaan PNBP BLU setiap tahun 1 Masih ada pegawai yang kurang meningkat disiplin 2 Adanya Layanan Unggulan ( Brain and Heart Centre, Kanker Terpadu, Graha Spesialis, Trauma Center, dan Rehabilitasi Medik ) 2 Tingginya biaya operasional 3 Lokasi strategis dan mudah dijangkau 3 Masih ada karyawan yang memberikan pelayanan belum berfokus pada pasien 4 Memiliki 10 orang tenaga spesialis jantung 4 RS masih dalam proses akreditasi KARS versi 2012 5 Adanya komitmen dan dukungan dari 5 Pelayanan pasien pasca rawat pimpinan belum berjalan dengan optimal 6 Belum optimalnya SIM RS yang terintegrasi 7 Masih terbatasnya alokasi dana peningkatan kompetensi SDM 8 Kurangnya minat pegawai untuk melakukan penelitian pengembangan RS. 9 Utilitas alat kedokteran canggih berlebihan 23

3.5.1. Perhitungan Nilai Analisis SWOT a.peluang Perhitungan Nilai Peluang (Opportunity) Faktor Internal dilakukan dengan memberi nilai bobot dan rangking, seperti berikut: Tabel 3.6 Perhitungan Faktor Peluang Analisis SWOT No. Objek yang dianalisa Bobot Rating Nilai Terbobot 1 Fleksibilitas pengelolaan keuangan 0,10 70 7,00 2 3 4 5 6 7 Adanya program jaminan pelayanan kesehatan dari pemerintah Adanya regulasi Akreditasi RS Pendidikan yang berstandar nasional/internasional Adanya dukungan pemerintah daerah untuk sistem rujukan berjenjang Sistem transfer dan rujukan pasien antar rumah sakit semakin membaik Bertambah banyak RS lain sebagai mitra/aliansi Adanya aturan tentang disiplin dan pembinaan pegawai (PP 53 tahun 2010) 0,10 70 7,00 0,25 70 17,50 0,10 70 7,00 0,15 70 10,50 0,05 60 3,00 0,15 60 9,00 8 Adanya pedoman pengukuran kinerja RS 0,10 70 7,00 Jumlah 1,00 490,00 68,00 24

b.ancaman Perhitungan Nilai Ancaman (Threat) Faktor Eksternal dilakukan dengan memberi nilai bobot dan rangking, seperti berikut: Tabel 3.7 Perhitungan Faktor Ancaman Analisis SWOT No. Objek yang dianalisa Bobot Rating Nilai Terbobot 1 Harga AMHP dan BMHP setiap tahun semakin 0,15 60 9,00 meningkat 2 Terbatasnya penyedia jasa pengembangan SIM RS 0,10 60 6,00 di dalam negeri 3 Kemampuan suplai darah dari PMI masih terbatas 0,10 70 7,00 4 Masih ada pelanggan yang beranggapan pelayanan 0,20 50 10,00 RSMH kurang baik 5 Belum adanya aturan yang baku tentang tenaga 0,20 70 14,00 BLU Non PNS 6 Banyaknya institusi swasta/ pemerintah yang 0,10 80 8,00 melakukan kerjasama dengan RS lain 7 Tingginya ekspansi/promosi RS luar negeri di 0,10 50 5,00 Sumatera Selatan 8 Berlakunya AFTA tahun 2015 0,05 40 2,00 Jumlah 1,00 480,00 61,00 c. Kekuatan Perhitungan Nilai Kekuatan (Strength) Faktor Internal dilakukan dengan memberi nilai bobot dan rangking, seperti berikut: 25

Tabel 3.8 Perhitungan Faktor Kekuatan Analisis SWOT No. Objek yang dianalisa Bobot Rating Nilai terbobot 1 Penerimaan PNBP BLU setiap tahun meningkat 0,25 70 18 2 Adanya Layanan Unggulan ( Brain and Heart Centre, Graha Spesialis, Kanker terpadu, Trauma Center, dan 0,2 60 12 Rehabilitasi Medik) 3 Lokasi strategis dan mudah dijangkau 0,1 55 5,5 4 Memiliki 10 orang tenaga spesialis jantung 0,2 70 14 5 Adanya komitmen dan dukungan dari pimpinan 0,25 60 15 Jumlah 1 315 64,00 d. Kelemahan Perhitungan Nilai Kelemahan (Weaknees) Faktor Internal, dilakukan dengan memberi nilai bobot dan rangking, seperti berikut: Tabel 3.9 Perhitungan Faktor Kelemahan Analisis SWOT No. Objek yang dianalisa Bobot Rating Nilai Terbobot 1 Masih ada pegawai yang kurang disiplin 0,20 70 14,00 2 Tingginya biaya operasional 0,10 60 6,00 3 Masih ada karyawan yang memberikan pelayanan belum berfokus pada pasien 0,15 70 10,50 4 RS masih dalam proses akreditasi KARS versi 2012 0,10 70 7,00 5 Pelayanan pasien pasca rawat belum berjalan dengan optimal 0,05 50 2,50 6 Belum optimalnya SIM RS yang terintegrasi 0,20 70 14,00 7 8 Masih terbatasnya alokasi dana peningkatan kompetensi SDM Kurangnya minat pegawai untuk melakukan penelitian pengembangan RS. 0,10 60 6,00 0,10 70 7,00 9 Utilitas alat kedokteran canggih berlebihan 0,05 80 4 Jumlah 1,00 610 68,00 e. Hasil Analisa Perhitungan SWOT Berdasarkan pemberian nilai bobot dan ranking, dapat dilakukan analisa perhitungan SWOT seperti terlihat pada Tabel 3.10 berikut: 26

Tabel 3.10 Hasil Analisa Perhitungan SWOT Uraian Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Jumlah 64,00 68,00 68,00 61,00 Nilai (S-W) dan (O-T) -4,00 7,00 Berdasarkan tabel 3.10, dapat dilihat hasil analisa perhitungan SWOT yang meliputi faktor internal dan eksternal. Perbandingan nilai antara kekuatan (strength) yaitu 64,00 dan kelemahan (weakness) yaitu 68,00. Sehingga nilai faktor internal (kekuatan-kelemahan) adalah sebesar negatif 4 (-4). Perbandingan nilai antara peluang (opportunity) yaitu 68,00 dan ancaman (threat) yaitu 61,00. Sehingga nilai faktor eksternal (peluang-ancaman) adalah sebesar 7. Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menangkap peluang RSMH perlu mengoptimalkan kekuatan dan juga menekan kelemahan. 3.6. DIAGRAM KARTESIUS PRIORITAS STRATEGIS Pada tabel perhitungan SWOT faktor dan sub faktor dan perhitungan pembobotan dan rating di atas diperoleh mulai koordinat sebagai berikut : Sumbu X (Horisontal) = Kekuatan (S) Kelemahan (W) = -4 Sumbu Y (Vertikal) = Peluang (O) Ancaman (T) = 7 Dengan koordinat tersebut maka posisi RSMH berada di koordinat (Kuadran) II, yang digambarkan dalam analisis kuadran sebagai berikut : 27

100 O 10 9 8-4,7 7 6 5 4 3 W 2 1 S -100-10 -9-8 -7-6 -5-4 -3-2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 100-1 Berdasarkan gambar di atas, RSMH berada pada kuadran II -2-3 -4-5 -6-7 -8-9 -10-100 T Gambar 3.1 Diagram Kartesius Prioritas Strategis RSMH Setelah dilakukan analisis lingkungan internal ternyata diketahui bahwa faktor kelemahan lebih dominan daripada faktor kekuatan, sedangkan dari analisis lingkungan eksternal diketahui bahwa faktor peluang lebih besar daripada faktor ancaman Dari analisis tersebut dapat ditentukan posisi RSMH yang mengidentifikasikan adanya kelemahan yang harus ditingkatkan/diperbaiki dan banyaknya peluang yang dapat dipakai RSMH untuk terus berkembang. Strategi yang dapat digunakan ialah dengan penguatan mutu internal kelembagaan untuk meraih oportunity. 28

3.7. ANALISIS TOWS Berdasarkan analisis SWOT maka perlu dirumuskan Sasaran Strategis yang dapat dilakukan untuk mencapai visi yang telah dibuat. Perumusan ini dapat dilihat dalam Analisis TOWS, seperti pada Tabel 3.11 berikut: Tabel 3.11 Analisis TOWS Kekuatan (Strengths) 1 Penerimaan PNBP BLU setiap tahun meningkat Kelemahan (Weaknesess) 1 Masih ada pegawai yang kurang disiplin 2 Adanya Layanan Unggulan (Brain and 2 Tingginya biaya operasional Heart Centre, Graha Spesialis, Kanker terpadu, Trauma Center, dan Rehabilitasi Medik ) 3 Lokasi strategis dan mudah dijangkau 3 Masih ada karyawan yang memberikan pelayanan belum berfokus pada pasien 4 Memiliki 10 orang tenaga spesialis jantung 4 RS masih dalam proses akreditasi KARS versi 2012 Peluang (Opportunities) 1 Fleksibilitas pengelolaan keuangan 2 Adanya program jaminan pelayanan kesehatan dari pemerintah 3 Adanya regulasi akreditasi RS Pendidikan yang berstandar nasional/internasional 4 Adanya dukungan pemerintah daerah untuk sistem rujukan berjenjang 5 Sistem transfer dan rujukan pasien antar rumah sakit semakin membaik 6 Bertambah banyak RS lain sebagai mitra/aliansi 7 Adanya aturan tentang disiplin dan pembinaan pegawai (PP 53 tahun 2010) 8 Adanya pedoman pengukuran kinerja RS 5 Adanya komitmen dan dukungan dari pimpinan Terwujudnya peningkatan pendapatan(s1, S2, S3, O1) Terwujudnya kepuasan stakeholders (S1, S2, S3, S4, S5, O2, O4, O6, 07, 08) Tercapainya pelayanan unggulan (S2, O3, O4, O5, O6, 07, 08) 5 Pelayanan pasien pasca rawat belum berjalan dengan optimal 6 Belum optimalnya SIM RS yang terintegrasi 7 Masih terbatasnya alokasi dana peningkatan kompetensi SDM 8 Kurangnya minat pegawai untuk melakukan penelitian pengembangan RS. 9 Utilitas alat kedokteran canggih berlebihan Terwujudnya kompetensi dan kinerja SDM yang tinggi (W1, W3, W4, W7, W8, O7, O8) Terwujudnya integrasi pelayanan, pendidikan dan penelitian (W4, W7, W8, O3) Meningkatnya mutu pelayanan, pendidikan dan penelitian yang unggul (W4, W7, W8, W9, O2, O3, O8) Mewujudkan pelayanan sesuai standar (W1, W2, W3, W4, W5, W6, W8, O2, O3, 04, O6, O8) Tercapainya sistem rujukan yang efektif (W9, O2, O3, O4, O5,O6) 29

Ancaman ( Threaths) 1 Harga AMHP dan BMHP setiap tahun semakin meningkat 2 Terbatasnya penyedia jasa pengembangan SIM RS di dalam negeri 3 Kemampuan suplai darah dari PMI masih terbatas 4 Masih ada pelanggan yang beranggapan pelayanan RSMH kurang baik 5 Belum adanya aturan yang baku tentang tenaga BLU Non PNS 6 Banyaknya institusi swasta/ pemerintah yang melakukan kerjasama dengan RS lain Meningkatkan sistem pemasaran pelayanan yang terintegrasi (S2, S3, T2, T4, T6, T7, T8) Terwujudnya efisiensi biaya (W2, W7, W9, T1) Terpenuhinya sarana dan prasarana yang berkualitas (W2, W4, W9, T2, T3) Terwujudnya SIMRS yang handal (W6, T2) Meningkatkan kerjasama/kemitraan (T6, T7, T8) 7 Tingginya ekspansi/promosi RS luar negeri di Sumatera Selatan 8 Berlakunya AFTA tahun 2015 3.8. RANCANGAN PETA STRATEGI BALANCED SCORECARD (BSC) Sasaran strategis yang telah diidentifikasi dalam Analisa TOWS, maka disusunlah Peta Strategis yang menggambarkan jalinan sebab akibat berbagai sasaran strategis yang dikelompokkan dalam perspektif pelanggan, proses bisnis internal, pertumbuhan dan pengembangan dan keuangan, yang digambarkan seperti berikut ini: 30

Gambar 3.2 Peta Strategis RSMH dan FK UNSRI Visi RSMH (RSB 2015-2019) : Menjadi RS Pendidikan dan RS Rujukan Nasional yang berstandar Internasional 2019 Terwujudnya kepuasan stakeholders Terwujudnya AHS RSMH FK UNSRI Terwujudnya akreditasi internasional Terwujudnya sistem rujukan regional, nasional, dan internasional Terwujudnya layanan yang terintegrasi Terwujudnya sistem layanan unggulan Terwujudnya kerjasama/kemitr aan Kendali mutu, kendali biaya Terwujudnya kompetensi dan kinerja SDM yang profesional Terwujudnya sarana dan prasarana yang terstandar Terwujudnya SIMRS yang terintegrasi 1 31

BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS p 32

BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS 4.1. MATRIKS IKU Untuk mengukur pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan, diperlukan suatu ukuran dan target yang jelas, yang digambarkan dalam bentuk Indikator Kinerja Utama, seperti yang terlihat dalam Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Matrik Indikator Kinerja Utama NO Sasaran Strategis NO IKU Bobot PIC Satuan Target IKU Per Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 1 Perspektif Konsumen Terwujudnya kepuasan stakeholders 1 Tingkat kesehatan BLU 2 Akreditasi 5 % Direktur Utama 8 % Direktur Medik dan Keperawatan Angka capaian Versi Akreditasi AA AA AA AA AAA KARS KARS dan JCI KARS dan JCI KARS dan JCI KARS dan JCI 3 Tingkat kepuasan pasien 4 % Direktur Medik dan Keperawatan Persentase Capaian 80% 83% 86% 88% 95% 4 Kepuasan peserta didik dokter spesialis (PPDS) 4 % Direktur Umum, SDM dan Pendidikan Persentase Capaian 80% 83% 86% 88% 90% 2 Meningkatnya mutu pelayanan, pendidikan dan penelitian yang unggul Perspektif Proses Bisnis Internal Tercapainya pelayanan unggulan 5 6 Komplain yang ditindaklanjuti Pertumbuhan jumlah peserta didik Jumlah layanan unggulan 4 % Komite Mutu 4 % 8 % Direktur Umum, SDM dan Pendidikan Direktur Medik dan Keperawatan Persentase komplain yang ditindaklanjuti Persentase Jumlah Layanan 100% 100% 100% 100% 100% 10% 10% 10% 10% 10% 3 4 4 5 5 Terwujudnya integrasi pelayanan, pendidikan, dan penelitian 7 Pertumbuhan penelitian yang dipublikasikan 5 % Direktur Umum, SDM dan Pendidikan Persentase 10% 10% 10% 10% 10% Tercapainya sistem rujukan yang efektif 8 Pertumbuhan jumlah rujukan 5 % Direktur Medik dan Keperawatan Persentase 10% 10% 8% 8% 6% Mewujudkan pelayanan sesuai standar 9 Capaian Indikator Mutu Layanan 5 % Direktur Medik dan Keperawatan Persentase Capaian 80% 80% 85% 85% 90% 32

3 Meningkatkan sistem pemasaran pelayanan yang terintegrasi Meningkatkan kerjasama/kemitraan Perspektif Pertumbuhan dan Pengembangan Terwujudnya SIMRS yang handal 10 11 12 Peningkatan pasien non subsidi Jumlah kerjasama layanan kesehatan per tahun Level IT yang terintegrasi 5 % 4 % 5 % Direktur Keuangan Direktur Utama Direktur Keuangan Persentase kenaikan Jumlah kerjasama per tahun Level integrasi 10% 10% 10% 10% 10% 15 17 18 20 20 II II III III III Terpenuhinya sarana dan prasarana yang berkualitas 13 Sarana sesuai standar 7 % Direktur Utama Persentase 80% 85% 90% 95% 100% Terwujudnya kompetensi dan kinerja SDM yang tinggi 14 Persentase Capaian SKP 8 % Direktur Umum, SDM dan Pendidikan Persentase 80% 80% 90% 90% 100% 15 Peningkatan jumlah pegawai yang bersertifikasi 5 % Direktur Umum, SDM dan Pendidikan Persentase SDM bersertifikat (area kritis) 20% 25% 25% 30% 50% 4 Perspektif Keuangan Terwujudnya peningkatan pendapatan 16 Persentase peningkatan PNBP per tahun 9 % Direktur Keuangan Persentase 9% 10% 13% 15% 16% Terwujudnya efisiensi biaya 17 Cost Recovery Rate 5 % Direktur Keuangan Persentase 90% 90% 95% 100% 100% Dari Matriks IKU di atas dapat dilihat bahwa pada masingmasing perspektif terdapat IKU yang memiliki bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan IKU lainnya. Pada perspektif konsumen khususnya untuk sasaran strategis terwujudnya kepuasan stakeholders, IKU pencapaian akreditasi memiliki bobot paling tinggi (8%), perspektif bisnis internal jumlah layanan unggulan memiliki bobot paling tinggi yaitu 8%, kemudian perspektif pertumbuhan dan pengembangan IKU capaian SKP dan sarana sesuai standar memiliki bobot masing-masing 8 dan 7%. Dan yang terakhir, perspektif keuangan pada IKU persentase peningkatan PNBP memiliki bobot 9%. 33