BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Gambar 2.1 PLTU Tarahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Tarahan adalah salah satu dari sektor pembangkit Sumatera Bagian Selatan dengan unit operasi 3 dan 4 yang berkapasitas 2 X 100 MW. PLTU ini berlokasi di desa Ranggai Tri Tunggal (desa Tarahan), Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung dan terletak di tepi teluk Lampung yang berjarak ±15 km dari pusat kota Bandar Lampung ke arah timur dengan lahan seluas ±62,84 Ha yang digunakan untuk Power Plant, Intake, Discharge dan Base Camp. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I : Site Preparation). Kemudian diteruskan pada tahapan pembangunan sipil yang resmi mulai dilakukan pada tanggal 15 September 2004 yaitu pemasangan tiang pertama secara simbolik oleh Wakil Gubernur Lampung, Syamsurya Ryacudu didampingi Direktur Pembangkit PLN Pusat, Ali Herman Ibrahim.
Proyek ini dibiayai oleh JBIC ODA LOAN No.IP-486 dengan alokasi sebesar 6,41 milyar JPY atau 176,97 Juta USD, dana pendamping dari pemerintah RI ( APBN ) senilai 332,85 milyar diluar biaya perolehan tanah dan pekerjaan persiapan. Pembangunan PLTU Tarahan ini merupakan kebijakan Pemerintah Indonesia yang ditindak lanjuti oleh PT. PLN (Persero) supaya mengembangkan pembangkit listrik non-bbm dengan memanfaatkan batu bara berkalori rendah. Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar batu bara, PT. PLN (Persero) mengadakan kontrak pembelian dengan PT. Bukit Asam supaya menyuplai batu bara untuk PLTU Tarahan dengan pertimbangan lokasi stockpile batu bara yang berasal dari tambang terbuka Tanjung Enim berdekatan dengan PLTU Tarahan. 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Tarahan adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan listrik. Adapun ruang lingkup bidang usaha pada perusahaan ini adalah : 1. Air laut dirubah menjadi air tawar dengan sistem desalination. 2. Air tawar dirubah menjadi air murni dengan sistem Water Treatment Plant 3. Air murni dipanaskan menjadi uap untuk memutar turbin yang akan menghasilkan listrik. 2.3. Visi dan Misi Perusahaan Dunia Visi PLTU Tarahan ialah: Menjadi PLTU Batubara dengan Kinerja Kelas
Misi dari PLTU Tarahan ialah: 1. Melaksanakan tata kelola pembangkit kelas dunia didukung oleh SDM profesional 2. Menyediakan Energi Listrik yang andal dan efisien 3. Melaksanakan kegiatan pembangkitan yang berwawasan lingkungan 4. Menjadikan budaya perusahaan sebagai tuntutan di dalam melaksankan tugas. 2.4. Letak Geografis Perusahaan Lokasi PLTU Tarahan berlokasi di desa Ranggai Tri Tunggal (desa Tarahan), Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung dan terletak di tepi teluk Lampung yang berjarak ±15 km dari pusat kota Bandar Lampung ke arah timur Gambar 2.2 Lokasi PLTU Tarahan
2.5. Daerah Pemasaran Setelah PLTU Tarahan menghasilkan energi listrik, maka listrik akan di salurkan ke jaringan tranmisi. Listrik yang di hasilkan dengan tegangan 11kV, dengan menggunakan travo step up maka tegangan 11 kv di naikan ke 150 kv dan disalurkan melalui tranmisi ke P3BS dan kemudian disalurkan ke pelanggan. Harga jual kwh produksi dari pembangkit ke P3BS sebesar Rp 877,-/kwh. 2.6. Organisasi dan Manajemen Perusahaan 2.6.1. Struktur Organisasi Struktur organisasi bagi suatu perusahaan mempunyai peranan yang penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan. Distribusi tugas, wewenang dan tanggung jawab serta keselarasan hubungan satu bagian dengan bagian yang lain dapat digambarkan dalam suatu struktur organisasi. Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan dan masing-masing karyawan dapat mengetahui dengan jelas dari mana perintah itu datang dan kepada siapa harus dipertanggungjawabkan hasil pekerjaannya. Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka struktur organisasi yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Sumatera Selatan adalah struktur organiasasi campuran antara struktur organisasi lini dan fungsional (seperti pada gambar 2.2). Struktur organisasi lini adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang dan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di
bawahnya menurut garis vertikal. Sedangkan struktur organisasi fungsional adalah struktur organisasi di mana organisasi diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti, enginiring, operasi, pemeliharaan, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki fungsi yang terspesialisasi. Spesialisasi di sini akan memberikan efisiensi kerja yang lebih tinggi lagi. Dari Gambar 2.2 dapat dilihat bahwa pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang Manager dan dibantu beberapa Asisten Manager dan Supervisior yang didalamnya telah terlihat batasan-batasan pertanggungjawaban dari setiap bidang pekerjaan tersebut. Di samping itu, adanya hubungan antara satu seksi dengan seksi lainnya melalui fungsi masing-masing. Gambar 2.3. Struktur Organisasi PLTU Tarahan
2.6.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian fungsi dan tugas pokok dari tiap-tiap jabatan pada struktur organisasi PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Sumatera Selatan di atas adalah sebagai berikut: 1. Manajer Sektor Adapun tugas pokok dari seorang Manager Sektor antara lain: a. Mengelola pembangkit listrik dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada, serta memastikan kinerja unit yang handal, efisiensi dan dikelola menurut manajemen operasi. b. Ketentuan atau peraturan sebagai pedoman pelaksaan tugas. c. Melakukan inovasi secara berkesinambungan dalam peningkatan kinerja unit pembangkit. d. Memantau, menganalisa dan mengevaluasi sistem serta prosedur kerja operasi dan lingkungan. e. Meningkatkan kualitas SDM diunit pembangkit melalui pembinaan, pengembangan dan pelatihan berdasarkan program yang jelas dan tepat guna, sehingga dapat tercapai SDM yang proaktif. f. Memastikan sasaran kinerja yang ditetapkan Direksi dapat dicapai dengan baik. g. Memberikan masukan kepada Direksi mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam Rencana Strategis Perusahaan (RSP), agar
penyelenggaraan pengoperasian unit pembangkit berlangsung secara berkesinambungan. h. Melakukan koordinasi dengan pihak luar yang terkait dengan aspek pengolahan pembangkit, baik pemerintah daerah maupun phak-pihak terkait lainnya. i. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan keputusan lebih lanjut. 2. Asisten Manager Enjiniring (Asman Enginiring) Tugas pokok Asisten Manajer Enjiniring adalah melakukan perencanaan dan evaluasi pengoperasian dan pemeliharaan unit-unit pembangkit tenaga listrik. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Asisten Manajer Enjiniring mempunyai fungsi: a. Perencanaan pengoperasian pembangkit tenaga listrik, b. Perencanaan pemeliharaan pembangkit tenaga listrik, c. Pengevaluasian pengoperasian pembangkit tenaga listrik, d. Pengevaluasian pemeliharaan pembangkit tenaga listrik, e. Pengevaluasian masalah lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan, f. Penyelenggaran teknologi informasi.
3. Asisten Manajer Operasi (Asman Operasi) Tugas pokok Asisten Manajer Operasi adalah melaksanakan pengoperasian unit-unit pembangkit sesuai dengan rencana dan prosedur yang ditetapkan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Asisten Manajer Operasi mempunyai fungsi: a. Penyiapan kebutuhan untuk operasi pusat pembangkit tenaga listrik yang meliputi jadwal jaga, b. Pengoperasian pembangkit tenaga listrik berdasarkan parameter operasi, c. Pelaksanaan mengatasi gangguan yang terjadi pada pembangkit tenaga listrik, d. Pembuatan laporan gangguan, kerusakan dan data operasi, e. Pembuatan laporan emergency dan tindak lanjut yang telah dilaksanakan, f. Pengurusan limbah bahan bakar. 4. Asisten Manager Pemeliharaan (Asman Pemeliharaan) Tugas pokok Asisten Manager Pemeliharaan adalah melaksanakan pemeliharaan mesin unit-unit pembangkit tenaga listrik sesuai dengan rencana dan prosedur yang ditetapkan.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Asisten Manager Pemeliharaan mempunyai fungsi: a. Penyiapan kebutuhan bahan untuk pemeliharaan unit-unit pembangkit tenaga listrik, b. Pelaksaan pemeliharaan rutin unit-unit pembangkit tenaga listrik, c. Pelaksaan pemeliharaan periodik unit-unit pembangkit tenaga listrik, d. Pelaksaan laporan pemeliharaan unit-unit pembangkit tenaga listrik. 5. Asisten Manager Coal dan Ash Handling (Asman Coal dan Ash Handling) Tugas pokok Asisten Manager Coal dan Ash Handling adalah melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan instalasi Coal dan Ash Handling, serta pengelolaan bahan bakar sesuai dengan rencana dan prosedur yang ditetapkan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Asisten Manajer Coal dan Ash Handling mempunyai fungsi: a. Penyiapan kebutuhan untuk operasi pusat listrik pembangkit tenaga listrik meliputi bahan bakar dan bahan lain untuk menunjang operasi, b. Pengoperasi instalasi Coal dan Ash Handling berdasarkan parameter operasi, c. Pembuatan laporan gangguan, kerusakan dan data operasi Coal dan Ash Handling, d. Pelaksanaan pemeliharaan terhadap instalasi Coal dan Ash Handling,
e. Pengurusan bahan bakar, mulai dari perencanaan, persiapan penerimaan, penyaluran dan pemakaiannya. 6. Asisten Manager Sumber Daya Manusia dan Administrasi (Asman SDM dan ADM) Tugas pokok Asisten Manager Sumber Daya Manusia dan Administrasi adalah penyelenggarakan tata usaha kepegawaian, kesekretariatan, logistik/angkutan, pergudangan, administrasi bahan bakar/minyak pelumas, anggaran dan keuangan serta akuntansi. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Asisten Manajer Sumber Daya Manusia dan Administrasi mempunyai fungsi: a. Pelaksanaan tata usaha kesekretariatan, b. Pelaksanaan tata usaha kepegawaian dan diklat, c. Pelaksanaan tata usaha anggaran dan keuangan, d. Pelaksanaan tata usaha logistik/angkutan dan pergudangan. 2.6.3. Jumlah Tenaga Kerja pada Perusahaan Adapun jumlah keseluruhan pegawai di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan pada saat ini adalah berjumlah 176 orang dengan perincian seperti pada Tabel 2.1 dan 2.2.
Tabel 2.1. Jumlah Pimpinan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan No Keterangan Jumlah Orang 1 Manajer Sektor 1 2 Asisten Enjiniring 1 3 Asisten Operasi 1 4 Asisten Pemeliharaan 1 5 Asisten Coal dan Ash Handling 1 6 Asisten SDM dan Administrasi 1 Total 6 (Sumber : Bagian Kepegawaian PT. PLN (PERSERO)Sektor Pembangkitan Tarahan) Tabel 2.2. Jumlah Pegawai Pelaksana PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan No Bagian Jumlah Orang 1 Enjiniring 20 2 Operasi Unit 3 & 4 25 3 Pemeliharaan Unit 3 & 4 24 4 SDM & Administrasi 24 5 Coal & Ash Handling 20 6 Operasi & Pemeliharaan 5 unit 6 24 Total 137 (Sumber : Bagian Kepegawaian PT. PLN (Persero)Sektor Pembangkitan Tarahan) 2.6.4. Jam Kerja Standar waktu kerja yang berlaku di PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumatera Selatan Sektor Pembangkitan Tarahan adalah 8 jam/hari. Khusus bagian pegawai kantor (tata usaha), laboratorium dan pemeliharaan adalah 5 hari kerja dalam seminggu yaitu Senin Jum at dengan jam kerja sebagai berikut:
1. Pukul 07.30 s/d 12.00 WIB : Jam Kerja 2. Pukul 12.00 s/d 13.00 WIB : Jam Istirahat 3. Pukul 13.00 s/d 15.30 WIB : Jam Kerja Waktu kerja untuk karyawan bagian operasi terbagi menjadi 3 kelompok shift kerja dengan pembagian waktu shift yaitu: 1. Shift pagi pukul 07.30 s/d 15.30 WIB 2. Shift sore pukul 15.30 s/d 22.30 WIB 3. Shift malam pukul 22.30 s/d 07.30 WIB. 2.6.5. Sistem Pengupahan Sistem penggajian (pengupahan) yang digunakan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan adalah sistem pengupahan yang dibayarkan sekali sebulan sesuai dengan gaji pokok/golongan pegawai. Kesejahteraan umum bagi staff dan pegawai pembangkit merupakan hal yang sangat penting. Produktivitas kerja seorang karyawan sangat dipengaruhi tingkat kesejahteraannya. PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan memikirkan hal ini dengan memberikan beberapa fasilitas yaitu: 1. Perumahan bagi staff, karyawan dan keluarganya, yang berada di lokasi pembangkit sekitar. 2. Sarana kesehatan (rumah sakit) untuk staff dan pegawai beserta keluarga. 3. Membangun sarana olah raga yang tersedia di lokasi sekitar pembangkit. 4. Sarana air dan listrik bagi setiap pegawai.
2.7. Proses Produksi Suatu proses produksi diartikan sebagai kegiatan yang mengubah masukan berupa bahan baku (input) menjadi keluaran (output) yang berupa produk/hasil. Teknologi, mesin, dan peralatan serta berbagai cara kerja direncanakan dan digunakan untuk proses produksi. Gambar 2.4. Proses Flow Diagram PLTU Tarahan Keterangan Gambar : 1. Coal Conveyor 24. HV Switchyard 47. Outlet Discharge 2. Coal Sila 25. Transmission Tower 48. Coal Truck hoppe 3. Coal Crusher 26. CWP Pit 49. Plant Area Silo 4. Coal Bunker 27. CWP 50. Disposal Area Silo 5. Furnace Boiler 28. Condensar 51. Limestone Silo 6. Cyclone Separator 29. Discharge Pipe 52. Limestone Boiler 7. Back Pass 30. PA FAN 8. Bag Filter 31. SA FAN
9. ID FAN 32. Air Heater 10. Chimey 33. Ash Dump Truck 11. Condensat Pump 34. Ash Disposal Area 12. Low Pressure Heater 35. Desalination 13. Deaerator 36. Raw Water tank 14. Boiler Feed Pump 37. Water Treatment Plant 15. High Pressure Heater 38. Water Treatment Tank 16. Economiser 39. Make Up Water 17. Steam Drum 40. Chlorination 18. Furnace Superheater 41. Aux Transformer 19. Final Superheater 42. PDC Transformer 20. Steam Turbine 43. MCC 21. Electrical Generator 44. Conection Pit 22. Transformer 45. Intake Tower 23. HV Cable 46. Man Hole 2.7.1. Standar Mutu Produk Ada komponen kualitas yang dipakai sebagai standar dalam pengendalian mutu air di PLTU Tarahan dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 2.3. Pengendalian Mutu Air Parameter Batasan Satuan ph 7-8,5 Spec. Conductivity <15 µs/cm TDS <10 Mg/I Turbidity <5 NTU Total Iron <0,3 Mg/I Total Hardnes 1,54 Mg/I Ca-Hardness <0,15 Mg/I Free Res. Chlorine <0,2 Mg/I Silika <0,1 Mg/I Total-alkalinity <2 Mg/I Chloride <4,4 Mg/I TSS <1 Mg/I Analisa air dilakukan setiap hari oleh bagian kimia, pagi dan sore hari untuk mengetahui kualitas air. Pengambilan sampel batu bara di inlet chruser dilakukan 1 kali per hari dan tepatnya pada siang hari adapun Standar mutu batu bara yang ditetapkan PLTU adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4. Sampel Batu Bara Parameter Satuan Standard Size Particle (Ukuran Partikel) > 50 mm % Berat < 4 2,36-50 mm % Berat < 2,36 mm % Berat < 35 Moisture (Kadar air) Free moisture % Berat Inherent Moisture % Berat Total moisture % Berat < 30 Ash Content (Kadar abu) % Berat < 9 Volatile Matter (Kadar Zat Terbang) % Berat Fixed Carbon (Carbon Tetap) % Berat Nilai Kalor CAL/G > 5000 Kadar C % Berat Kadar H % Berat Kadar N % Berat Kadar S % Berat <1 Standar mutu limestone yang ditetapkan PLTU Tarahan sebagaimana tercantum pada Tabel 3.3. Tabel 2.5. Standar Mutu Limestone Parameter Satuan Standard Size Particle (Ukuran Partikel) > 3,35 mm % Berat 0 1,7-3,35 mm % Berat 0 0,25 1,7 mm % Berat 40-20 < 0,25 mm % Berat 60-80 Moisture % Berat < 1 Kadar Kapur % CaCO3 > 93
2.7.2. Bahan-bahan yang Digunakan Dalam menghasilkan produk listik digunakan bahan baku (air murni) yang mempunyai standard air yang sudah ditetapkan. Bahan baku ialah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dan berperan dalam penentuan mutu produk. Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dan ikut dalam proses produksi yang meningkatkan kualitas produk. Bahan penolong adalah bahan yang digunakan sebagai pelengkap pada produk akhir, biasanya untuk pengemasan produk atau untuk mendukung proses produksi tetapi tidak ikut terlibat dalam proses. 2.7.2.1. Bahan Baku Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam kegiatan produksi dan memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan bahan-bahan lainnya. Oleh karena itu bahan baku yang digunakan adalah air murni yang harus memenuhi standar mutu yang telah ditentukan oleh PLTU 2.7.2.2. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam proses produksi dan bercampur dengan bahan baku yang membentuk produk akhir dan diharapkan dapat meningkatkan mutu produk. Oleh karena itu bahan tambahan yang digunakan adalah HSD, oli, zat kimia dan batu bara yang harus memenuhi standar mutu yang telah ditentukan oleh PLTU.
2.7.2.3. Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam memperlancar penyelesaian suatu produk dimana keberadaan bahan penolong ini tidak mengurangi nilai tambah produk yang dihasilkan tersebut, dan bahan penolong ini tidak terdapat pada produk akhir. Dalam hal ini tidak ada bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi pada PLTU Tarahan. 2.7.3. Uraian Proses Produksi Ada beberapa tahapan uraian produksi pada PLTU Tarahan, Adapun tahapan uraian proses produksi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sirkit Bahan Bakar Batu bara merupakan bahan bakar pokok dari PLTU Tarahan, yang menjadi sumber penyuplai batu bara adalah PT. Bukit Asam. Batu bara yang di transfer dari PT. Bukit Asam dengan menggunakan conveyor. Batu bara yang akan di pergunakan untuk bahan bakar di PLTU Tarahan sebelumnya telah melalui beberapa tahap seleksi, mulai dari pemisahan logam-logam yang ikut di transfer bersama batu bara itu. Setelah melalui tahap itu, kemudian batu bara di transfer ke coal crusher untuk di hancurkan menjadi halus dengan ukuran yang kecil. Selesai di hancurkan, batu bara kemudian di transfer ke coal bunker dan kemudian akan di pergunakan untuk bahan bakar. Di lain pihak selain batu bara yang di pergunakan sebagai bahan bakar pokok, minyak solar pun di pergunakan sebagai bahan bakar, tetapi untuk pergunaan solar tidak menjadi inti bahan bakar pada PLTU Tarahan. Solar di
pergunakan untuk start awal PLTU Tarahan, setelah temperature dan pressure furnace sudah bias untuk menggunakan batu bara maka solar di non aktifkan atau tidak di pergunakan lagi. Solar di transfer dari mobil tank solar ke tank solar sebagai penampung sebelum di gunakan. 2. Sistem Pengolahan Air Untuk Pengolahan air kita mulai dari suplai air laut yang di saring sebelum masuk ke Intake sebagai penampung air laut yang akan di pergunakanpada PLTU Tarahan. Sebelum di desalination, air laut di injeksikan chorine dengan tujuan memabukkan atau melemahkan biota-biota laut yang ikut tersalur atau lolos dari penyaringan. Setelah diinjeksi chorin, air laut di salurkan ke desanation untuk di ubah menjadi air tawar. Proses desalination mengunakan proses evaporasi, dengan media pemanas yakni steam yang di suplai dari unit. Setelah melalui desalination, air yang telah menjadi tawar di salurkan ke raw water tank sebelum masuk ke tahap berikut yakni water treatment plant yang berfungsi untuk menghilangkan kadar garam mineral yang masih terlarut dalam air. Setelah melalui tahap water treatment plant kemudian hasil treatment akan di salurkan ke demin tank. Dan akan di salurkan ke make up water dan siap di pergunakan untuk keperluan pembangkit. 3. Siklus Air dan Uap Prinsip kerja dari PLTU adalah dengan menggunakan siklus air-uap, air yang merupakan suatu sistem tertutup. Air kondensat atau air dari hasil proses pengondensasian di condenser dan air dari make up water (air yang telah dimurnikan di water treatment) dipompa oleh condensate pump ke pemanas
tekanan rendah (low pressure heater). Disini air dipanasi kemudian dimasukkan ke deaerator untuk menghilangkan gas udara (oksigen), kemudian air ini dipompa oleh boiler feedwater pump masuk ke pemanas tekanan tinggi (high pressure heater) lalu menuju ke economizer. Dari economizer yang selanjutnya masuk ke boiler drum, di boiler drum masih terbentuk dua fasa, yakni fasa air dan fasa uap, yang masih berbentuk fasa air dialirkan ke pipa down comer untuk dipanaskan pada wall tubes oleh boiler. Uap air ini dikumpulkan kembali pada steam drum, kemudian dipanaskan lebih lanjut pada superheater. Keluar dari superheater sudah berubah menjadi uap kering yang mempunyai tekanan dan temperature tinggi dan selanjutnya uap ini digunakan untuk menggerakkan sudu-sudu turbin. Di dalam turbin uap bertekanan memutar turbin. Turbin berputar, generator pun berputar di karenakan turbin dan generator satu poros. Dengan putaran 3000 rpm dan frekuensi 50 hz maka di hasilkan beban dengan besar 100 MW per unit. Setelah menghasilkan energy listrik, listrik akan di salurkan ke jaringan tranmisi. Listrik yang di hasilkan dengan tegangan 11kV. Dengan menggunakan travo step up maka tegangan 11 kv di naikan ke 150 kv dan disalurkan melalui tranmisi ke P3B dan kemudian ke pelanggan. 2.8. Safety and Fire Protection Kecelakaan kerja yang terjadi dapat mengakibatkan hambatan-hambatan yang sekaligus juga merupakan kerugian secara tidak langsung seperti kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat hal ini
akan menyebabkan tingginya biaya produksi. Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan kerja, cacat dan kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja. Safety and fire protection adalah upaya yang dilakukan agar keselamatan tetap terjaga selama proses produksi berlangsung, dalam hal ini adalah proses pengolahan dari air tawar menjadi listik baik bagi karyawan dan bahan yang terdapat di PLTU Tarahan. 2.9. Limbah Limbah yang di hasilkan dari proses produksi pembangkit listrik ada dua jenis yakni limbah padat dan cair. Limbah padat berupa abu, di hasilkan dari sisa pembakaran di dalam furnace ada dua jenis abu yakni bottom ash dan fly ash Bottom ash dialirkan melalui ash screw cooler mengunakan belt menuju bottom ash silo, sedangkan fly ash dilewatkan baghouse untuk ditampung dalam fly ash silo, lalu bottom ash dan fly ash dari masing-masing silo diangkut menuju disposal silo untuk kemudian dibuang di ash disposal. Abu yang di buang itu sebagian telah di pergunakan untuk membuat batako dan bahan bangunan lainnya. Selain limbah padat ada juga limbah cair yakni air-air yang bercampur dengan minyak bekas proses di turbin dan boiler. Air itu di salurkan ke system waste water treatment plant. Bak penampung limbah cair dari unit pembangkit sebelum di salurkan ke WWTP dialirkan dulu ke UNP (Unit Netralising Pit). Air dari ) kemudian dilakukan pengolahan Proses pengolahan limbah menggunakan larutan kimiadan aerasi udara yang di injeksikan dan aerasi udara dengan tujuan
mengendapkan lumpur dan memisahkan sebagian logam. Setelah melalui semua proses netralisasi dan pengolahan di sistem WWTP, air yang dihasilkan diharapkan telah memenuhi baku mutu limbah sesuai keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, kemudian dibuang ke laut.