HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi

KEADAAN UMUM. Letak Geografis dan Iklim

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENANGANAN PASCA PANEN

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil produk

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

I. PENDAHULUAN. Amerika Serikat, disusul Polandia, Italia, Jepang dan Meksiko. Keberhasilan

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM

PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

IV. ANALISIS SITUASIONAL RANTAI PASOK MANGGA GEDONG GINCU UNTUK EKSPOR Potensi dan Produksi Mangga Gedong Gincu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

HASIL DAN PEMBAHASAN

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA

Cara Menanam Cabe di Polybag

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA TANAMAN BUAH SIRSAK

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI

PENDAHULUAN. Latar belakang. Penghasil stroberi (Fragaria chiloensis L.) terbesar di dunia adalah negara

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI STROBERI MELALUI GREENHOUSE DENGAN SISTEM RAK BERUNDAK DI DESA PANDANREJO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan hortikultura meningkat setiap tahunnya, tetapi hal tersebut

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BUDIDAYA BROKOLI ORGANIK DI DATARAN RENDAH. Oleh : Team PENDAHULUAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

PENANGANAN PASCA PANEN

Transkripsi:

24 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan Stroberi mulai berbuah pada umur 4 5 bulan setelah tanam. Buah stroberi yang bisa dipanen ditandai dengan kulit buah didominasi warna merah, hijau kemerahan, hingga kuning kemerahan. Pemanenan buah stroberi di Vin s Berry Park dilakukan setiap dua hari pada pagi hari. Pemanenan dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan tangan dan tidak langsung menggunakan gunting. Pemanenan secara langsung biasanya dilakukan oleh karyawan Vin s Berry Park. Pemanenan secara tidak langsung biasanya dilakukan oleh para pengunjung. Setiap pengunjung yang datang untuk memetik buah stroberi dikenakan biaya sebesar Rp. 70 000,- untuk 1 kg buah stroberi yang dipetik. Pengunjung yang datang untuk memetik stroberi mendapatkan satu buah gunting untuk memetik buah stroberi dan satu buah nampan untuk menampung buah yang telah dipetik serta satu orang karyawan yang bertugas memberi penjelasan tentang cara pemetikan buah stroberi. Buah yang telah dipetik selanjutnya ditimbang dan dikemas. Vin s Berry park sebagai tempat agrowisata petik stroberi seharusnya mampu menyediakan buah stroberi bagi para pengunjung yang datang, sedangkan persediaan buah stroberi yang ada saat ini sangat terbatas. Hal ini disebabkan oleh umur tanaman stroberi yang sudah melebihi umur produktif, yaitu dua tahun sehingga produksi buah stroberi semakin turun. Menurut Budiman dan Saraswati (2008) tanaman stroberi yang ditanam secara hidroponik mampu menghasilkan 0.75 kg buah stroberi per tanaman per satu musim tanam (dua tahun). Tanaman stroberi di Vin s Berry Park saat ini hanya mampu menghasilkan 0.294 kg buah stroberi per tanaman per musim tanam. Faktor lain yang mempengaruhi produktivitas tanaman adalah pemeliharaan tanaman. Faktor pemeliharaan tanaman terkait dengan jumlah tenaga kerja. Tenaga kerja yang terbatas mengakibatkan pembagian kerja bertumpuk dan beberapa pekerjaan tidak diselesaikan tepat waktu.

Tanaman stroberi hasil penanaman ulang akan berbunga dua minggu setelah penanaman ulang. Bunga stroberi yang pertama muncul tersebut harus dibuang agar nutrisi yang diserap tanaman bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk pertumbuhan tanaman. Bunga tanaman stroberi baru bisa dipelihara menjadi buah ketika tanaman berumur empat bulan setelah penanaman ulang. Stroberi membutuhkan waktu sekitar 23-24 hari mulai dari berbunga, berbuah, dan bisa dipanen (Tabel 5). Menurut Sukumalanandana dan Verheij (1997) tanaman stroberi mampu berbunga sepanjang tahun di daerah tropis. Berdasarkan ketergantungan terhadap fotoperiodisme dalam pembentukan bunga, tanaman stroberi di Indonesia tergolong tanaman ever bearing, yaitu pembungaan tidak bergantung pada panjang hari dan dapat berbunga sepanjang tahun. GH Tabel 5. Waktu Berbunga-Panen Stroberi No. Tan Contoh Waktu Berbunga-Berbuah (hari) Waktu Berbuah-Panen (hari) Total Waktu Berbunga-Panen (hari) A 8 8 16 24 B 1 8 15 23 C 11 9 14 23 D 22 9 15 24 Sumber : Hasil Pengamatan di Lapang, 2010 Keterangan : GH (greenhouse) Pengaruh penanaman ulang terhadap produktivitas stroberi diamati berdasarkan beberapa peubah (Tabel 6). Tanaman stroberi pada greenhouse B mewakili tanaman yang telah ditanam ulang sedangkan tanaman stroberi pada greenhouse D mewakili tanaman yang belum ditanam ulang. Hasil uji t menunjukkan bahwa penanaman ulang memberikan pengaruh terhadap persentase bunga gugur, bobot buah total/tanaman dan bobot/buah stroberi. Tanaman stroberi yang mengalami penanaman ulang memiliki persentase bunga gugur yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang tidak ditanam ulang. Tanaman stroberi yang ditanam ulang juga menghasilkan bobot total/tanaman dan bobot/buah stroberi yang lebih besar daripada tanaman yang 25

tidak ditanam ulang. Hal ini menunjukkan bahwa penanaman ulang mampu memperbaiki produktivitas tanaman stroberi. Tabel 6. Hasil Uji-t Tanaman Stroberi pada GH dengan Umur Tanam Ulang yang Berbeda Peubah yang Diamati GH B GH D Umur tanaman 3 bulan 3 tahun Tanaman contoh 30 tanaman 30 tanaman Tanaman (Polybag) 2000 1600 Bunga/tanaman 14.13 ± 3.56 12.80 ± 5.84 % Bunga gugur 60.02 ± 6.71 * 65.07 ± 10.88 * Buah panen/tanaman 3.23 ± 1.52 2.93 ± 1.29 Bobot buah total/tanaman (g/tan) 38.17 ± 18.89 * 27.80 ± 15.68 * Bobot /buah (g/buah) 12.05 ± 3.20 * 9.36 ± 3.72 * Diameter (mm) 17.16 ± 3.97 16.01 ± 3.18 Sumber : Hasil Pengamatan di Lapang, 2010 Keterangan : angka-angka pada baris yang sama diikuti tanda * berbeda nyata pada uji t dengan taraf 5 %. GH (greenhouse). Penanaman ulang pada tanaman stroberi greenhouse A dan greenhouse C tidak berpengaruh terhadap jumlah bunga/tanaman, persentase bunga gugur, jumlah buah panen, bobot buah total, bobot/buah, dan diameter buah panen. Hasil ini ditunjukkan dari beberapa peubah yang diamati terhadap tanaman stroberi pada greenhouse A dan greenhouse C (Tabel 7). Tabel 7. Hasil Uji-t Tanaman Stroberi pada GH dengan Umur Tanam Ulang yang Sama Peubah yang Diamati GH A GH C Umur tanaman 6 bulan 6 bulan Tanaman contoh 30 tanaman 30 tanaman Tanaman (Polybag) 1900 1900 Bunga/tanaman 13.40 ± 3.5 12.57 ± 4.52 % Bunga gugur 64.14 ± 11.3 61.25 ± 6.16 Buah panen/tanaman 2.83 ± 1.26 2.73 ± 1.38 Bobot buah total/tanaman (g/tan) 27.53 ± 13.22 29.30 ± 18.85 Bobot /buah (g/buah) 9.89 ± 2.97 10.25 ± 2.82 Diameter (mm) 16.01 ± 2.39 15.67 ± 2.82 Sumber : Hasil Pengamatan di Lapang, 2010 Keterangan : angka-angka pada baris yang sama diikuti tanda * berbeda nyata pada uji t dengan taraf 5 %. GH (greenhouse). 26

27 Tanaman stroberi hasil penanaman ulang sudah bisa dipanen pada umur 3 4 bulan setelah penanaman ulang. Buah stroberi di Vin s Berry Park dipanen saat buah telah berwarna merah karena buah akan langsung dikonsumsi. Hal ini berbeda dengan petani di Kampung Langkop yang menjual buah stroberi ke pasar untuk jangka waktu tertentu sehingga buah yang dipanen belum matang penuh. Menurut Olias et al. (2001) stroberi dapat dipanen pada tingkat kematangan yang berbeda bergantung pada waktu dan jarak ke pasar. Pasca Panen Penyortiran dan Grading/ Pengelompokkan Buah Buah stroberi yang telah dipetik kemudian dipisahkan dengan buah yang busuk. Penyortiran dilakukan berdasarkan ukuran buah dan bobot buah. Terdapat empat kelas stroberi, yaitu super dengan bobot buah >23 g, medium besar (MB) dengan bobot buah 20-23 g, medium kecil (MK) dengan bobot buah 12-19 g, kecil dengan bobot buah 9-11 g dan afkir dengan bobot buah < 9 g (Gambar 13). kecil MK afkir Gambar 13. Pengelompokan Buah Stroberi di Vin s Berry Park Hasil pengelompokan buah dari keempat greenhouse yang ada menunjukkan bahwa persentase buah berukuran MB paling kecil dibandingkan dengan ukuran buah yang lainnya. Persentase buah afkir paling banyak adalah pada tanaman greenhouse D yang berumur tiga tahun, yaitu 37.64 % dan persentase buah MK paling banyak terdapat pada greenhouse B yang berumur tiga bulan setelah penanaman ulang, yaitu sebesar 47.31 %. Persentase buah stroberi kecil paling banyak terdapat pada tanaman stroberi greenhouse A (Gambar 14).

Jumlah (%) 28 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 MB (Medium Besar) MK (Medium Kecil) Kecil Afkir GH A GH B GH C GH D Gambar 14. Pengelompokan Buah Stroberi Pengemasan Buah stroberi yang telah dikelompokkan berdasarkan kelasnya selanjutnya dikemas dalam kotak Styrofoam berukuran 20 x 20 x 5 cm untuk setengah kilogram buah stroberi. Styrofoam diberi alas daun stroberi untuk mengurangi kerusakan akibat gesekan. Bentuk kemasan styrofoam antara buah stroberi MK dan kecil berbeda untuk mempermudah membedakan antara stroberi MK dan kecil. Kemasan styrofoam untuk buah stroberi jus berbentuk persegi, sedangkan buah stroberi MK berbentuk persegi dengan lengkungan di kedua ujungnya (Gambar 15). a b Gambar 15. Kemasan Stroberi: (a) Kemasan Buah Stroberi Kecil, (b) Kemasan Buah Stroberi Medium Kecil

29 Penyimpanan Buah stroberiri yang telah dipanen dan dikemas tidak selalu langsung terjual. Buah stroberi yang belum terjual disimpan di etalase toko pada suhu ruang. Buah stroberi Vin s Berry Park yang disimpan pada suhu kamar bisa bertahan sampai tiga hari. Setelah tiga hari, buah stroberi yang belum terjual dianggap afkir karenaa buah sudah tidak layak untuk dijual (Gambar 16). Menurut Haffner (2002) suhu optimum untuk penyimpanan buah stroberi adalah 1 0 C dan kelembaban relatif 90 95 %. Kondisi seperti ini buah stroberi dapat bertahan 7-10 hari. a b Gambar 16. Buah Stroberi ; (a) Penyimpanan Satu Hari,(b) ) Penyimpanan Tiga Hari Pengolahan Buah stroberi yang afkir selanjutnya dibuang kelopaknya dan dibuang bagian busuknya menggunakan pisau kemudian dicuci bersih menggunakan air mengalir. Buah stroberi yang sudah dicuci kemudian dibungkus dengan plastik dan disimpan di dalam freezer. Khusus untuk buah stroberi yang akan digunakan untuk jus dibungkus dalam plastik-plastik kecil dengan berat 100 g. Buah-buah stroberi yang afkir biasanya diolah menjadi sari buah, selai, manisan (dried strawberry) dan ice cream (Gambar 17). Kendala yang dihadapi pada pengolahan hasil stroberi adalah keterbatasan jumlah buah stroberi sebagai bahan baku pembuatan produk olahan stroberi. Vin s Berry Park membeli buah stroberi dari petani Kampung Langkop untuk menutupi kekurangan produksi buah stroberi. Buah stroberi yang dibeli dari petani di Kampung Langkop sudah

30 dibuang kelopaknya dan sudah dicuci sehingga langsung bisa disimpan di dalam freezer. Pembuatan produk hasil olahan stroberi dilakukan di Vin s Berry Garden Cafe yang terletak di Jalan Patuha, Bandung. Proses pembuatan produk olahan stroberi tidak bisa dilihat secara langsung sehingga hanya proses pengemasannya saja yang bisa diikuti. a c b d Gambar 17. Produk Olahan Stroberi: (a) Selai Stroberi, (b) Ice Cream Sweet Heart, (c) Ice Cream Batang, (d) Manisan (dried Stroberi) Observasi Kampung Langkop, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali merupakan salah satu sentra penanaman stroberi. stroberi. Lokasi Kampung Langkop yang terletak pada 1 400 m dpl sangat cocok untuk ditanami stroberi dengan suhu rata-rata adalah 20 0C. Sebagian besar penduduk Kampung Langkop adalah petani stroberi. Beberapa petani stroberi juga berperan sebagai pengumpul yang bertugas membeli hasil panen stroberi para petani di sekitar Kampung Langkop. Sistem penanaman stroberi di Kampung Langkop, masih menggunakan cara konvensional. Stroberi ditanam menggunakan karung beras ukuran 50 kg

31 (Gambar 18). Masing-masing karung berisi empat tanaman. Media tanam yang digunakan adalah tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 7 : 3. Varietas stroberi yang ditanam adalah stroberi California. Varietas lain yang pernah ditanam adalah Soho, Holand, dan Shantung. Saat ini para petani sedang mencoba menanam stroberi Earlibrite. Kendala yang dihadapi para petani di Kampung Langkop adalah banyaknya buah stroberi yang busuk saat musim hujan. Hal ini mengakibatkan penurunan produksi buah stroberi. Penurunan produksi buah stroberi saat musim hujan mencapai 65 %. Gambar 18. Sistem Penanaman Stroberi di Petani Langkop Hasil panen petani stroberi yang ada di daerah Kampung Langkop pada umumnya dijual ke pengumpul. Sistem harga yang digunakan oleh pengumpul untuk membeli stroberi dari petani ada dua. Sistem pertama adalah buah stroberi diberi harga Rp. 8 000,-/kg untuk semua buah stroberi (besar, kecil dan busuk). Sistem yang kedua stroberi diberi harga Rp. 10 000,-/kg untuk buah stroberi yang bagus dan Rp. 2 000,-/kg untuk buah stroberi yang busuk.

32 Buah stroberi yang dibeli dari dari petani disortir dan dikelompokan. Pengelompokkan buah stroberi yang digunakan terdiri dari empat grade, yaitu grade A (15-19 g/buah), grade B (10-14 g/buah), grade C (5-9 g/buah) dan afkir (< 5 g/buah) (Gambar 19). Harga untuk masing-masing grade bervariasi, yaitu Rp. 30 000 untuk grade A, Rp. 20 000 untuk grade B, Rp. 15 000 untuk grade C dan Rp. 10 000 untuk buah stroberi afkir. Buah stroberi dikemas menggunakan plastik mika berukuran seperempat kilogram dan setengah kilogram yang telah diberi alas karton. C B A 19. Pengelompokan Buah Stroberi di Petani Langkop Gambar 19. Buah stroberi yang telah dikemas kemudian disusun dalam kotak styrofoam untuk didistribusikan. Setiap kotak styrofoam bisa menampung 8 kg buah stroberi. Buah stroberi petani di Kampung Langkop biasanya dikirim ke Sukabumi, Bogor (pasar tradisional dan pengecer) dan Bandung (restoran, hotel, toko kue dan supermarket). Buah stroberi yang afkir dibekukan kemudian dikirim ke pabrik untuk bahan pembuatan selai, sirop dan dodol.

33 Analisis Usahatani Stroberi Analisis usahatani stroberi dihitung selama dua tahun, karena dalam sekali musim tanam, tanaman stroberi mampu berproduksi sampai umur dua tahun. Analisis usahatani stroberi dilakukan pada sistem penanaman secara hidroponik dan secara konvensional dengan populasi tanaman sebanyak 7 400 tanaman. Analisis usahatani stroberi secara hidroponik merupakan hasil analisis usahatani dari Vin s Berry Park dengan luas lahan 1 000 m 2 dan populasi 7 400 polybag. Setiap polybag berisi satu tanaman. Populasi maksimal untuk tanaman stroberi yang ditanam secara hidroponik dengan luas lahan 1 000 m 2 adalah 20 000 tanaman untuk empat buah greenhouse. Bibit stroberi pertama kali diimpor tahun 1999 dengan harga Rp. 7 500,-/bibit dan setiap dua tahun bibit diganti melalui perbanyakan menggunakan stolon. Bibit yang digunakan dalam analisis usahatani stroberi bukan bibit baru. Harga bibit yang digunakan adalah seperlima dari harga awal bibit karena bibit stroberi telah diganti sebanyak lima kali mulai dari impor pertama kali sehingga harga bibit menjadi Rp. 1500,-/bibit. Produksi tanaman yang digunakan merupakan hasil pengamatan penulis dari ratarata produksi keempat greenhouse. Pemanenan selama magang dilakukan selama 2.5 bulan dengan asumsi tanaman yang berproduksi adalah 80 %. Analisis usahatani stroberi secara konvensional merupakan hasil wawancara dengan salah satu petani di Kampung Langkop, yaitu Bapak Ian. Luas lahan yang digunakan adalah 700 m 2 dengan jumlah populasi adalah 2 500 karung. Tiap karung berisi empat tanaman, sehingga total populasi 10 000 tanaman. Jarak tanam yang digunakan 40 cm x 60 cm. Populasi maksimal untuk tanaman stroberi yang ditanam secara konvensional dengan luas lahan 1 000 m 2 adalah 3 571 karung, sehingga total populasi adalah 14 285 tanaman. Populasi tanaman yang digunakan dalam analisis usahatani adalah 7 400 tanaman. Harga awal bibit stroberi adalah Rp. 1 500,- dan setiap dua tahun bibit diganti melalui perbanyakan menggunakan stolon. Bibit stroberi sudah tiga kali diganti mulai dari pertama kali membeli bibit, sehingga harga bibit yang digunakan dalam analisis usahatani stroberi adalah sepertiga dari harga awal bibit stroberi. Harga bibit

34 stroberi yang digunakan adalah Rp. 500,-/bibit. Produksi buah per tanaman adalah 0.25 kg/tanaman/musim tanam dengan asumsi 80 % tanaman yang berproduksi. Hasil analisis usahatani berdasarkan data yang diperoleh selama magang menunjukkan bahwa penanaman stroberi secara hidroponik di Vin s Berry Park memberikan keuntungan sebesar Rp. 9 785 239,- (Lampiran 5). Produksi buah stroberi yang dihasilkan adalah 0.29 kg per tanaman per musim tanam. Produksi buah yang dihasilkan tergolong kecil. Hal ini diduga karena usia tanaman yang sudah tua sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas lebih dari separuh produksi normal. Menurut Budiman dan Saraswati (2008) tanaman stroberi yang ditanam secara hidroponik mampu menghasilkan 0.75 kg/buah stroberi selama satu musim tanam. Biaya produksi per tanaman untuk penanaman stroberi secara hidroponik adalah Rp. 6 163,-. Vin s Berry Park tidak menjual buah stroberi afkir dalam bentuk segar sehingga tidak diperhitungkan dalam analisis usahatani. Buah stroberi afkir yang dihasilkan mencapai 31 % per musim tanam. Stroberi afkir digunakan sebagai bahan baku produk olahan stroberi sehingga tetap menjadi sumber pendapatan Vin s Berry Park. Analisis usahatani menunjukkan bahwa penanaman stroberi secara konvensional memberikan keuntungan sebesar Rp. 4 271 100,- per musim tanam. Biaya produksi per tanaman untuk penanaman stroberi secara konvensional adalah Rp. 3 072,- (Lampiran 6). Produksi buah stroberi di Vin s Berry Park dan di petani Langkop hampir sama, tetapi analisis usahatani stroberi Vin s Berry Park lebih menguntungkan dibandingkan dengan analisis usahatani stroberi petani Langkop. Hal ini dikarenakan kualitas buah antara buah stroberi di Vin s Berry Park dan petani Langkop berbeda sehingga harga buah stroberi Vin s Berry Park lebih mahal dibandingkan dengan harga buah stroberi petani Langkop. Perbedaan sistem budidaya stroberi di Vin s Berry Park dapat dilihat pada Tabel 8.

35 Tabel 8. Perbedaan Budidaya Stroberi di Vin s Berry Park dan di Petani Langkop Vin s Berry Park Petani Langkop Sistem penanaman Hidroponik Konvensional (karung) (rak bertingkat) Varietas Earlibrite dan Festival California Produksi/tanaman 0.29 kg/tanaman/tahun 0.25 kg/ tanaman/tahun Biaya produksi/tan Rp. 6 163,- Rp. 3 072,- Harga buah/kg MB = Rp. 60 000,- MK = Rp. 50 000,- Kecil = Rp. 40 000,- Grade A = Rp. 30 000,- Grade B = Rp. 20 000,- Grade C = Rp. 15 000,- Bobot buah Penyimpanan MB : 20-23 g/buah MK : 12 19 g/buah Kecil : 9-11 g/buah Afkir : < 9 g/buah Suhu kamar : 3 hari Afkir = Rp 10 000,- Grade A :15 19 g/buah Grade B :10 14 g/buah Grade C : 5 9 g/buah Afkir : < 5 g/buah Suhu kamar : 1 hari Suhu 3 0 C : 4 5 hari Suhu 3 0 C : 1 minggu Penjualan Konsumsi segar Konsumsi segar dan bahan baku produk olahan stroberi Keterangan : MB (Medium Besar), MK (Medium Kecil)