Mengukur dan Meningkatkan Kinerja Teknologi Informasi Melalui Balance Scorecard. Hari Mantik

dokumen-dokumen yang mirip
BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari munculnya persaingan bisnis, perusahaan harus dapat. mereka untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik lagi.

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

The Balanced Scorecard. Amalia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi informasi pada saat ini telah menjadi bagian yang tidak

SKOR Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision)

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB II LANDASAN TEORI

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB III LANDASAN TEORI

Performance Management System: Implementation [Part 4 & 5] Presented by: Josua Tarigan, MBA, CMA

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

Prepared by Yuli Kurniawati

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat penulis menulis skripsi ini, sudah banyak hotel-hotel yang berdiri di

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur

SISTEM PENGUKURAN KINERJA CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DENGAN METODE CRM-SCORECARD

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

PERFORMANCE MEASUREMENT (Pengukuran Kinerja) Supply Chain Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul July 2017

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X IT GOVERNANCE BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V ANALISA DATA. Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2%

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan kinerja keuangan untuk mengukur kinerja aktiva-aktiva tidak berwujud

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD

Pengembangan Model Pengukuran Kinerja Supply Chain Berbasis Balanced Scorecard (Studi Kasus PT. Semen Padang)

Taryana Suryana. M.Kom

BALANCED SCORECARD ROBERT S. KAPLAN DAVID P NORTON

PERANCANGAN INFORMATION TECHNOLOGY BALANCED SCORECARD PADA PT TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM Tbk. UNIT PELABUHAN TARAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA)

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

IT VALUATION PENERAPAN ORACLE E-BUSINESS SUITE MODUL PLAN TO PRODUCE PADA PT. XYZ DENGAN PENDEKATAN B3E

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. ketat, kehadiran Teknologi Sistem Informasi merupakan key success factor bagi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang dijalankan. Bahkan perusahaan-perusahaan terus berupaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam

Distinctive Strategic Management

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi Era Persaingan Bebas / Globalisasi, pada saat ini terlihat

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

SATUAN ACARA PERKULIAHAN DAN SILABUS MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN JURUSAN AKUNTANSI STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG

PRESENTASI SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR. Peneliti: Refi Efendi. Dosen Pembimbing: Syarifa Hanoum ST., MT

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Evaluasi rancangan..., Agung Kadarmanta, FE UI, 2009.

Transkripsi:

Mengukur dan Meningkatkan Kinerja Teknologi Informasi Melalui Balance Scorecard Hari Mantik Abstrak Balance Scorecard (BSC) merupakan suatu sistem manajemen yang secara strategis dikembangkan untuk mengukur kinerja organisasi melalui 4 perspektif/domain. 4 domain itu diantaranya adalah: financial achievement, customer orientation, effectiveness and efficiency of internal process, dan innovation and learning. Artikel ini mengetengahkan bagaimana BSC diaplikasikan untuk mengevaluasi kinerja fungsi-fungsi dan proyek-proyek teknologi informasi dalam suatu organisasi. Pendahuluan Kata penyeimbang (balancing) tidak hanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti misalnya bagaimana mengendarai sepeda agar tidak terjatuh, atau bagaimana kita mengatur pola makan agar lebih teratur dan seimbang. Penyeimbang juga sangat diperlukan dalam menjalankan suatu roda organisasi. Organisasi konservatif selalu mengukur tingkat suksesnya roda perusahaan pada satu segi yang bersifat kuantitatif, atau yang dapat dinilai dengan angka dan uang. Semakin tinggi revenue berarti roda usaha berhasil, tapi jika return of investment anjlok, apakah roda perusahaan dianggap gagal? Melalui BSC, alat ukur tidak hanya terfokus pada hasil akhir (outcome, revenue, dll), tetapi juga pada aktifitas dan proses yang berada dibelakang (driver) yang menentukan hasil akhir tersebut. Apalagi jika struktur organisasi tersebut semakin kompleks, terbagi atas main activities atau yang kita sebut sebagai profit center (departemen logistik, departemen penjualan, bagian gudang, dan lainnya) dan supporting activities atau yang kita sebut sebagai cost center (departemen keuangan, sumber daya manusia dan teknologi informasi). Bagaimana kita mengukur aktifitas penentu itu, Kaplan dan Norton membaginya dalam 4 perspektif/domain, yaitu: Tabel 1: Perbandingan BSC secara umum/generik dan BSC untuk fungsi-fungsi Teknologi Informasi BSC approach 1. Dilihat dari Perspektif Keuangan (Financial perspective) meningkatkan profit 2. Dilihat dari sisi pelanggan (Customer Perspective) meningkatkan kepuasan pelanggan) 3. Internal Business Perspective efisiensi kerja dan mempermudah skala / pengukuran kerja 4. Innovation and Learning Perspective meningkatkan pengetahuan karywan sebagai asset utama perusahaan BSC untuk Teknologi Informasi 1. Dilihat dari dampak IT terhadap perusahaan (Corporate Contribution) pengaruh implementasi teknologi terhadap industri 2. Orientasi pada pelanggan (User Orientation) mengelola produk/jasa sesuai kebutuhan pelanggan 3. Operational Excellence metodologi pengembangan system yang efisien. SDLC atau Agile methodology 4. Future Orientation inovasi yang terus menerus / innovation sustainability 28

Financial perspective / Corporate contribution Pengukuran melalui kinerja keuangan dapat dilihat mulai dari strategi organisasi dan implementasinya dalam suatu perusahaan dengan tujuan menghasilkan keuntungan (profitability), pertumbuhan perusahaan (growth), dan nilai saham (shareholder value). Tujuan tersebut dimanifestasikan secara sederhana untuk bertahan hidup (to survive) dengan ukuran aliran uang yang mengalir (cash flow), untuk mencapai keberhasilan (to succeed) dengan ukuran peningkatan penjualan (sales growth), dan untuk mencapai kesejahteraan perusahaan (to prosper) dengan mengukur tingkat dominasi organisasi dalam suatu pasar (market share). Dari segi teknologi informasi (TI), BSC melihat bagaimana manajemen menilai kontribusi departemen teknologi informasi (corporate contribution) melalui pengontrolan pengeluaran (expenses) di bidang teknologi informasi, menjual produk dan servis yang berhubungan dengan teknologi informasi ke pihak ketiga, serta nilai bisnis dari fungsifungsi TI tersebut. Semua itu dapat diukur melalui: persentasi pengeluaran TI dalam budget total, persentasi pengeluaran tiap staff TI, keuntungan yang diperoleh dalam menjual produk ke pihak ketiga, dan hubungan pasti antara investasi manajemen yang dikeluarkan dengan pengembangan infrastruktur teknologi informasi. Berikut perbandingan BSC approach dengan BSC-IT dari sisi perspektif keuangan (financial perspective): Tabel 2: Perbandingan table Balance scorecard secara umum dengan Balance scorecard untuk teknologi informasi dalam perspektif keuangan (financial perspective) BSC Approach (financial perspective) Survive (perusahaan tetap bertahan) Cash flow yang baik Suceed (perusahaan sukses) Sales growth (peningkatan keuntungan) Prosper (perusahaan makmur) Market share (menguasai pangsa pasar) BSC IT (financial perspective) Mengontrol pengeluaran belanja teknologi Persentasi / budget pengelolaan sumber daya teknologi Pemanfaatan pihak ketiga Outsource, atau memanfaatkan pihak ketiga, seperti reseller atau partnership untuk meningkatkan penjualan Meningkatkan business value dari proyek teknologi informasi Melalui relasi yang baik antara team teknologi informasi (developer) dengan investor akan menghasilkan inovasi inovasi terkini dalam menciptakan nilai tambah dalam produk yang dihasilkan Customer perspective / User orientation Banyak organisasi dewasa ini mempunyai misi yang benar-benar terfokus pada pelanggan. the number one in delivering the best added value to customers merupakan pernyataan yang menjadi prioritas para manajemen puncak saat ini. Prioritas yang terfokus pada pelanggan ini terkonsentrasi pada 4 kategori, yaitu: waktu (time), kualitas (quality), kinerja dan 29

pelayanan (performance and service), dan biaya (cost). Dalam perspektif konsumen organisasi menitikberatkan pada 3 tujuan utama, yaitu: penciptaan produk baru (new products) yang diukur melalui persentasi penjualan produk baru tersebut, dari segi responsive supply yang diukur melalui ketepatan pengiriman (on-time delivery), dan hubungan dengan pelanggan (customer partnership) yang diukur dengan tingkat hubungan perusahaan dan pelanggan. Hasil ini diharapkan tidak hanya menghasilkan sesuatu yang bersifat tangible, tetapi juga intangible. Dari sisi TI orientasi terhadap user merupakan sesuatu yang paling penting dalam suatu organisasi. Barton (1995) mengatakan bahwa dengan melibatkan para user dalam desain, para manajer menciptakan buy-in dalam proses implementasi. Mengabaikan atau mengeluarkan para user dari proses pengembangan dapat menimbulkan ketidakpuasan dalam sistem yang akan dikembangkan. Dari perspektif user, Kalakota (2000) mendefinisikan apa yang user inginkan terhadap perusahaan adalah peningkatan pada kecepatan (speed), baik dan mudah (convinience), dan personal (personalization). Keahlian / pengetahuan user yang lebih mengetahui dan mengerti alur proses mereka sendiri, tujuan dari suatu bisnis, dan kebutuhan informasi apa yang mereka butuhkan merupakan alasan kritis bahwa keikutsertaan user dalam suatu sistem adalah sesuatu yang krusial. Berikut perbandingan Balance scorecard secara umum dengan Balance scorecard untuk Teknologi informasi dilihat dari sisi perspektif pelanggan: Tabel 3: Perbandingan Balance scorecard secara umum dan Balance scorecard untuk teknologi informasi dalam perspektif pelanggan (customer perspective) BSC Approach (customer perspective) Produk baru Persentasi penjualan dari produk baru Respons dari supplier Pengiriman dari supplier yang tepat waktu Kemitraan dengan customer Joint development effort Manajemen produk Kemitraan dengan user Kepuasan user BSC-IT (User perspective) Perbandingan dan persentasi jumlah aplikasi yang di rencanakan dan aplikasi yang selesai (delivered) Jumlah / frekuensi pertemuan dengan user Index dari kepuasan user, dan index dari ketersediaan sistem dan pelayanan untuk user Internal Business Process Perspective / Operational Excellence Pengukuran kinerja yang berdasarkan pelangan sangat penting, akan tetapi hal tersebut harus diterjemahkan melalui apa yang dilakukan oleh perusahaan secara internal untuk memuaskan pelanggan. Semua itu diperoleh melalui proses, keputusan, dan tindakan (processes, decisions, actions) yang dilakukan oleh organisasi. Para manajer harus berorientasi pada kesempurnaan proses secara internal agar mewujudkan kepuasan 30

pelanggan melalui hasil-hasil yang berupa kesempurnaan dalam produksi (excellence in production) dan kesempurnaan dalam penyampaian ke pelanggan (excellence in deliveries). Teknologi informasi sangat berperan penting dalam menghasilkan proses internal yang baik melalui pengembangan perangkat lunak yang efisien, mengakuisisi perangkat keras dan lunak, dan memberikan pelatihan kepada pelanggan. Semua itu dapat diukur melalui persentasi bagian IT dalam aktivitas pemeliharaan/maintenance (mulai dari pemrograman hingga implementasi), persentasi tingkat pengetahuan user yang telah di training, dan juga rata-rata waktu penyelesaian suatu proyek TI. Tabel 4: Perbandingan BSC secara umum dan BSC untuk teknologi informasi dalam perspektif proses bisnis secara internal (internal business process perspective) BSC Approach (Internal business process perspective) Excellence in production Biaya / cost per unit Excellence in deliveries Rata-rata waktu pengiriman per order / per pelayanan dari customer BSC-IT (Operational Excellence) Pengembangan perangkat lunak yang efisien Pemilihan metodologi pengembangan yang tepat (waterfall atau SCRUM) Pelatihan user secara tepat Peningkatan pengetahuan user Manajemen personalia untuk staff IT yang Training berkala dan karir yang tepat untuk tepat anggota team IT / developer Learning and growth perspective / Future orientation Perspektif keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal merupakan suatu parameter penting dalam BSC. Tetapi yang perlu dicermati adalah target akan kesuksesan suatu organisasi selalu berubah. Kompetisi global secara intensif memberi isyarat bahwa setiap organisasi harus memperbaiki secara terus-menerus (continous improvement) produk-produk yang ada, proses-proses yang saat ini dijalankan, dan memperkenalkan produk baru dalam kapabilitas yang lebih baik (expanded capabilities). Proses belajar dan berkembang ini harus bersumber pada tiga prinsip dasar, yaitu: people, system, dan organizational yang berkemampuan melakukan inovasi, peningkatan dan perbaikan, dan pembelajaran. Tantangan masa depan juga menjadi bagian dari BSC dalam mengukur kinerja teknologi informasi. Hal ini sangat terkait jika dilihat dari sudut siklus daur hidup pengembangan produk TI yang semakin pendek (shortening product life cycle). Organisasi harus menyiapkan staff-staff dalam departemen TI agar mampu mengantisipasi dan belajar dari siklus tersebut. 31

Tabel 5: Perbandingan BSC secara umum dan BSC untuk teknologi informasi dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective) BSC Approach (Learning and growth perspective) Technological leadership Fokus pada inovasi, pembaharuan produk, dan Product focus penguasaan produk dalam pasar global Time to market BSC-IT (Future orientation) Knowledge and expertise Alokasi biaya untuk pelatihan dan pengembangan para staff IT, developer, dan programmer Application portfolio Memperpendek daur hidup pengembangan system hingga di bawah 5 tahun Research into emerging information technology Alokasi biaya untuk inovasi, penelitian dan pengembangan sistem Kesimpulan/saran 4 domain BSC untuk teknologi informasi yang terdiri dari corporate contribution, user orientation, operational excellence dan future orientation merupakan suatu alat manajemen yang secara strategis memungkinkan manajemen dalam mengukur dan mengontrol kinerja sesuai dengan tujuan yang ingin di capai sebelumnya. Alat ukur ini merupakan suatu prasyarat bagi manajemen. Tujuan utama dari pengukuran kinerja teknologi informasi melalui perspektif BSC ini adalah melakukan evaluasi terhadap pengembangan dan operasional kerja teknologi informasi secara efisien, serta evaluasi terhadap peran teknologi informasi dalam perusahaan dan tingkat kepuasan user secara efektif. Referensi: Barton, Leonard Dorothy, Wellspring of Knowledge Building and Sustaining the Sources of Innovation, Harvard Business School, Massachusetts, 1995 Kalakota, Ravi dan Robinson, Mary, e- business Roadmap for Success, Addison Wesley Longman, Massachusetts, 1999 Kaplan, Robert S. dan Norton, David P., The Balance Scorecard, Harvard Business School, Boston, 1996 Kaplan, Robert S. dan Norton, David P., The Balanced Scorecard That Drive Performance, Harvard Business Review, January- February 1992 Van Grembergen, Wim dan Van Bruggen, Rik, Measuring and Improving Corporate Technology through the Balanced Scorecard, University of Antwerp, Antwerp, 2003 32