BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor wirausaha dalam negeri dikatakan cukup baik. Hal ini

dokumen-dokumen yang mirip
wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN ,83 % , ,10 13,15 % Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Nurlina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. keluar untuk mengatasi masalah perekonomian di Indonesia. UMKM di. ditampung sehingga tingkat pengangguran semakin berkurang.

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian di indonesia semakin meningkat dimana

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberadaan usaha kecil menengah (UKM) di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Timur dan Tenggara. Negara-negara dengan sebutan Newly Industrializing Countries

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit, dimana dana

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun telah. Tabel 1.1. Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pendapatan nasional di era globalisasi seperti saat ini

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

Profil UMKM Sepatu dan Sandal di Kecamatan Medan Denaiˏ Kota Medan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan jasa saat ini telah mengalami perubahan pada

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II UKM DAN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian ini adalah dengan cara mengembangkan industri kecil.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dunia cenderung bergerak lambat, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. krisis. Kelemahan ini, tentunya akan berpengaruh pada ekonomi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

2015 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI KREATIF SUBSEKTOR KERAJINAN KERAMIK

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Data Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk individu dalam kesehariannya untuk menjaga

99,37 % Kecil dan Menengah Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Usaha Kecil 50 Juta 500 Juta Maksimal 300 Juta

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian. Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami. oleh anak muda dan wanita. Usaha mikro mempunyai peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah UMKM dan Usaha Besar Tahun Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dapat membuka lapangan pekerjaan karena kemampuan pemerintah sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Lokasi Kampung Tahu Citeureup

BAB I PENDAHULUAN. negara. Khususnya bagi industri-industri, perusahaan dan pelaku ekonomi lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BABI PENDAHULUAN. beberapa negara khususnya Negara-negara yang menganut teori ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan sektor wirausaha dalam negeri dikatakan cukup baik. Hal ini ditunjukkkan dengan tumbuhnya jumlah wirausahawan di Indonesia yang melonjak tajam dari 0,24% menjadi 1,56% dari jumlah penduduk. Saat ini Badan Pusat Statistik (BPS) nasional mengungkapkan di Indonesia kini ada 55, 53 juta UMKM dan 54 juta lebih diantaranya adalah usaha mikro, kecil dan menengah. UKM di Indonesia sangat penting bagi ekonomi karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat terbatas baru 25% atau 13 juta pelaku UKM yang mendapat akses ke lembaga keuangan. Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, di masing-masing Provinsi atau Kabupaten/Kota. Kemenkop optimistis tahun 2014 pertumbuhan wirausaha ke titik ideal minimal 2% dapat tercapai. Masyarakat kelas menengah di Indonesia tumbuh signifikan. Selama lebih dari 10 tahun pertumbuhannya dua kali lipat. Ini artinya pertumbuhan kelas menengah yang semakin besar akan meningkatkan permintaan pelayanan yang lebih baik, menuntut pendidikan lebih baik, infrastruktur lebih baik, dan konsumsi lebih besar. Faktor inilah yang akan mengubah pola investasi yang berkembang di Indonesia. Akan ada banyak investor yang masuk ke sini karena Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan pasar konsumsi yang tinggi. Namun, ada juga implikasinya bagi pemerintah, yaitu harus memuaskan kebutuhan yang semakin

2 meningkat dan aspirasi masyarakat. (Sumber: www.finalgetsugatensho.com diakses 15:29, 05 Desember 2012). Pemerintah mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk terus tumbuh sehingga bisa lebih banyak menyerap tenaga kerja. UMKM diharapkan semakin berperan dalam menekan angka pengangguran. Jumlah UMKM terlihat lebih besar dibandingkan dengan usaha besar atau industri besar. Sehingga krisis global tidak berdampak terhadap UMKM. Pasalnya, para pelaku UMKM terus memaksimalkan potensi di dalam negeri. Industri kreatif di dalam negeri terbukti tahan terhadap krisis dan mampu bertahan, serta tidak tergantung pada pembiayaan yang bersumber pada luar negeri. Perkembangan UMKM pun terus meningkat dari waktu ke waktu. Terlihat pada Tabel 1.1 TABEL 1.1 PERKEMBANGAN DATA USAHA MIKRO KECIL, MENENGAH (UMKM) TAHUN 2010 2012 TAHUN JUMLAH 2010 53.823.732 2011 55.206.464 2012 56.539.560 Sumber : www.depkop.go.id (data diolah) Tabel 1.1 menggambarkan terjadinya perkembangan usaha mikro kecil, menengah (UMKM) dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 jumlah UMKM sebesar 53.823.732. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah UMKM sebesar 55.206.464 unit dan jumlah UMKM pada tahun 2012 yaitu

3 56.539.560. Perkembangan dari tahun 2010 ke 2011 adalah 1.382.732 dan perkembangan dari 2011 ke 2012 sebesar 1.333.096. UMKM merupakan salah satu tumpuan perekonomian Indonesia. Hingga tahun 2011, tercatat sekitar 99,99% usaha di Indonesia adalah UMKM, sedangkan 0,01% lainnya tergolong sebagai usaha besar. Tingginya angka tersebut membuat peranan UMKM Indonesia berdampak signifikan terhadap masyarakat. Jumlah UMKM pada tahun 2010 yang mencapai 53,82 juta unit mampu menyerap 99,40 juta tenaga kerja Indonesia. Hal tersebut pun berpengaruh terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) yang mencapai 57,12 persen. Oleh karena itu diperlukan suatu terobosan program yang mampu menggerakkan potensi ekonomi setiap daerah. Potensi tersebut harus ada di setiap daerah dan mampu dikembangkan menjadi potensi unggulan. (Sumber: Statistik UMKM Tahun 2009-2010. Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, diakses, 17:10, 10 Desember 2012) Sektor Usaha Kecil dan Menengah di Jawa Barat menjadi penyumbang terbesar bagi Produk Domestik Regional Bruto Jawa Barat yakni mencapai 62,3 persen. Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Barat Wawan Hermawan Jumlah UKM di Jawa Barat mencapai 8,2 juta, terbesar di Indonesia. Dan berkontribusi ke PDRB secara keseluruhan mengungguli usaha berskala besar,.(sumber : http://www.antarajawabarat.com, 09.00, 2 Maret 2013) Berdasarkan data BPS, UMKM Provinsi Jawa Barat pada tahun 2006 sebesar 61,7% dan menjadi 61,66% pada tahun 2007. Kemudian jumlah UMKM di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2010 adalah 8.731.829 unit dan menyerap

4 tenaga kerja sebanyak 16.087.850 orang. Berikut merupakan jumlah UMKM di Propinsi Jawa Barat selama tiga tahun yang bisa dilihat dalam Gambar 1.1. Sumber: BPS Jawa Barat 2013 GAMBAR 1.1 JUMLAH UMKM DAN TENAGA KERJA DI PROPINSI JAWA BARAT PADA TAHUN 2010-2012 Gambar 1.1 menggambarkan terjadinya perkembangan usaha mikro kecil, menengah (UMKM) dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dilihat dari jumlah unit usaha dan jumlah tenaga kerja yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. UMKM masih memegang peranan penting dalam menampung angkatan kerja, terutama angkatan kerja yang muda yang masih belum berpengalaman atau angkatan kerja yang pertama kali masuk pasar kerja. Hal ini menunjukkan bahwa UMKM masih dominan menyerap angkatan kerja khususnya di perkotaan. Perkembangan ekonomi belum dapat mengatasi persoalan klasik keterbatasan peluang kerja. Keadaaan ini mempunyai dampak positif dalam mengurangi tingkat pengangguran. Sampai saat ini data baru keluar sampai 2012. Jumlah pelaku UMKM di Kota Bandung berdasarkan pendataan Diskoperindag, sebanyak 283.618 unit. (www.pikiran-rakyat.com, diakses 13:25,

5 10 Desember 2012). Potensi tersebut merupakan aset untuk memperkuat pondasi perekonomian sekaligus aset bagi pengembangan perekonomian di Kota Bandung. Salah satunya sentra industri percetakan Pagarsih Pasar Ulekan. Percetakan memberi pelayanan khusus yang jarang bisa dilakukan oleh pelanggan seperti pembuatan hand tag, souvenir, cetak undangan pernikahan, kartu ucapan terimakasih dalam pernikahan, cetak kertas surat yang memiliki kop / kepala surat, amplop hingga bidang promosi seperti poster, flyer, spanduk dan selembaran. Daerah Pagarsih, khususnya pasar Ulekan merupakan salah satu tempat percetakan yang bergerak di bidang jasa yang dinamakan Sentra Industri Percetakan Pagarsih. Percetakan pagarsih di pasar Ulekan berbasis pada industri kreatif. Terdapat 113 toko atau pengusaha percetakan pada tahun 2012 hingga sekarang. Produk percetakan yang diproduksi oleh tangan-tangan terampil dibidang design ini sudah menggunakan alat-alat tekhnologi seperti komputer dengan penunjangnya aplikasi untuk mendesign produk yang ada di percetakan pagarsih pasar Ulekan. Kualitas cetak dan design di sentra percetakan pagarsih pasar Ulekan ini termasuk baik. Pada tahun 2012, Sentra Percetakan Pagarsih telah masuk ke dalam website resmi 30 sentra industri di Bandung oleh Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung. Dalam menyelenggarakan usaha yang bergerak di bidang industri yaitu percetakan, setiap pengusaha berusaha memperoleh hasil yang banyak dan berkualitas agar dapat menaikan laba usaha tersebut.

6 No 1 2 Namun beberapa tahun ini industri percetakan Pagarsih di pasar Ulekan mengalami ketidakberhasilan usaha yaitu penurunan pada laba usahanya. Yang disebabkan oleh terjadinya kelalaian pengusaha dalam mengerjakan pemesanan, menghilangnya pelanggan dikarenakan tidak bisa membayar barang yang sudah dipesan, naiknya harga bahan baku yang mengakibatkan terjadinya daya saing antar pengusaha percetakan dan kurang bisanya pengusaha mengatur waktu yang sudah ditentukan oleh pemesan barang. Pemesan barang pada percetakan selalu melakukan perjanjian yang biasa disebut kontra bon. Perjanjian tersebut apabila barang datang tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan, pemesan tidak akan membayar ongkos kirim. Selain itu jika ada barang yang cacat atau biasa disebut reject akan dikembalikan kepada percetakan yang akan mengakibatkan berkurangnya pendapatan usaha pengusaha percetakan. (Hasil wawancara dengan pengusaha percetakan, Senin, Pukul 16:35, 19 November 2012, Sentra Percetakan Pagarsih pasar Ulekan, Bandung). Berikut merupakan pendapatan usaha pengusaha sentra percetakan Pagarsih pasar Ulekan selama tiga tahun terakhir yang bisa dilihat dalam Tabel 1.2. Nama Pemilik Perusah aan Alex Iskandar Budi Nugraha Laba TABEL 1.2 JUMLAH LABA PENGUSAHA SENTRA PERCETAKAN PAGARSIH PASAR ULEKAN Tahun 2011 2012 Target Laba Laba Target laba Laba 120.000.000 150.000.000 135.000.000 150.000.000 156.000.000 72.000.000 80.000.000 60.000.000 80.000.000 58.500.000 3 Ajo 127.500.000 140.000.000 118.500.000 140.000.000 111.000.000 4 Asep 57.000.000 60.000.000 84.000.000 100.000.000 78.000.000 2013 Target Laba 170.000.000 100.000.000 140.000.000 100.000.000

7 No Nama Pemilik Perusah aan Laba Tahun 2011 2012 Target Laba Laba Target laba Laba 5 Deni 76.500.000 100.000.000 76.500.000 100.000.000 70.500.000 6 Robinson 46.500.000 70.000.000 45.000.000 70.000.000 33.000.000 7 8 9 10 Nasrullo h Shiddiq Jajang Iskandar Muham mad Arrofi Yusrima nsyah 75.000.000 100.000.000 74.100.000 100.000.000 69.000.000 79.500.000 120.000.000 78.000.000 130.000.000 72.000.000 46.500.000 75.000.000 57.000.000 80.000.000 58.500.000 52.500.000 80.000.000 45.000.000 80.000.000 58.500.000 Jumlah 753.000.000 975.000.000 773.100.000 1.030.000.000 765.000.000 Sumber: Diolah dari Pra Penelitian pengusaha percetakan Pagarsih pasar Ulekan, 2014 2013 Target Laba 100.000.000 80.000.000 120.000.000 150.000.000 100.000.000 90.000.000 1.150.000.000 Tabel 1.2 menggambarkan bahwa pendapatan usaha pengusaha sentra percetakan Pagarsih pasar Ulekan selama tiga tahun terakhir terjadi penurunan pada beberapa pengusaha. Seperti yang terjadi pada Budi Nugraha pada tahun 2011 sebesar Rp. 72.000.00 turun menjadi Rp. 60.000.000 pada tahun 2012 dan di tahun 2013 menjadi Rp. 58.500.000. Penurunan tersebut dialami juga oleh beberapa pengusaha percetakan seperti Ajo, Deni, Robinson, Nasrulloh Shiddiq dan Jajang Iskandar. Adapula yang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun seperti Alex Iskandar di tahun 2011 sebesar Rp. 120.000.000 naik menjadi Rp. 135.000.000 pada tahun 2012 dan di tahun 2013 menjadi Rp. 156.000.000. pengusaha lainnya yang mengalami peningkatan ialah Asep Kusnandar dan Muhammad Arrofi. Hal tersebut terjadi dikarenakan dampak krisis global. Selain itu dikarenakan menghilangnya customer dikarenakan tidak bisa membayar barang yang sudah dipesan, naiknya harga bahan baku yang mengakibatkan terjadinya daya saing antar pengusaha percetakan dan kurang bisanya pengusaha

8 mengatur waktu yang sudah ditentukan oleh pemesan barang, kurang telitinya pengusaha dalam pengerjaan pemesanan barang yang berdampak pada rendahnya kualitas hasil cetakan dan ketidaksesuaian jadwal yang dijanjikan kepada pemesanan barang. Selain dari pendapatan usaha dapat dilihat dari target yang dibuat oleh pengusaha. Data pendapatan usaha pada Tabel 1.3 ditambah dengan data target laba yang ingin dicapai oleh para pengusaha percetakan Pagarsih pasar Ulekan. Dapat diketahui bahwa dengan adannya kenaikan pendapatan usaha di setiap tahunnya tidak dapat menjamin bahwa target laba yang ingin dicapai oleh pengusaha percetakan Pagarsih pasar Ulekan dapat tercapai. Berikut merupakan jumlah produksi pengusaha percetakan Pagarsih pasar Ulekan selama tiga tahun terakhir. No. TABEL 1.3 PRODUKSI PERCETAKAN DALAM PEMBUATAN HAND TAG TAHUN 2011-2013 Tahun Nama Pengusaha 2011 2012 2013 1. Alex 96.000.000 120.000.000 144.000.000 2. Budi 72.000.000 48.000.000 46.000.000 3. Ajo 120.000.000 120.000.000 96.000.000 4. Asep 48.000.000 72.000.000 60.000.000 5. Deni 72.000.000 72.000.000 69.000.000 6. Robinson 36.000.000 36.000.000 32.400.000 7. Nasrullah 70.800.000 69.600.000 66.000.000 No. Nama Pengusaha Tahun

9 2011 2012 2013 8. Jajang 76.800.000 75.000.000 70.800.000 9. Opi 43.200.000 50.400.000 55.200.000 10. Yusrimansyah 49.200.000 42.000.000 55.800.000 Sumber: Diolah dari Pra Penelitian pengusaha percetakan Pagarsih pasar Ulekan, 2014 Pada Tabel 1.3 di atas dapat diketahui bahwa jumlah produksi hand tag fluktuatif menurun. Seperti yang terjadi pada Budi di tahun 2011 sebesar Rp. 72.000.000 kemudian pada tahun 2012 sebesar Rp. 48.000.000 dan pada tahun 2013 menjadi Rp. 46.000.000. Penurunan tersebut dialami juga oleh beberapa pengusaha percetakan seperti Ajo, Asep, Deni, Robinson, Nasrulloh dan Jajang. Adapula yang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun seperti Alex Iskandar di tahun 2011 sebesar Rp. 96.000.000 naik menjadi Rp. 120.000.000 pada tahun 2012 dan di tahun 2013 menjadi Rp. 144.000.000 pengusaha lainnya yang mengalami peningkatan ialah Arrofi dan Yusrimansyah. Fenomena tersebut disebabkan karena adanya persaingan harga antar pengusaha percetakan. Sehingga membuat para pelanggan memilih percetakan yang lebih murah harganya dibandingkan dengan percetakan lainnya. Terkadang para pengusaha percetakan sudah membuat strategi pemesanan hand tag. Seperti, ketika pelanggan menginginkan harga yang tetap para pengusaha mengakalinya dengan minimal order. Yang biasanya minimal order 6.000 dijadikan 10.000. hal seperti itu yang membuat pelanggan pindah kepada pengusaha percetakan lainnya dikarenakan terkadang para pelanggan hanya membutuhkan hand tag dibawah 6000. Pada kenyataannya sentra percetakan Pagarsih pasar Ulekan di tahun 2013, banyak pengusaha yang mengalami kerugian dikarenakan pendapatan usaha yang

10 didapatkan tidak sesuai dengan target. Adapu tingkat daya saing yang di alami oleh para pengusaha percetakan Pagarsih Pasar Ulekan terhadap percetakan yang berada diluar pasar Ulekan. Berikut gambar 1.2, 1.3 dan 1.4 daya saing yang dapat dilihat dari tiga tahun terakhir. Daya Saing Tahun 2011 8% 7% 5% Percetakan Pagarsih Pasar Ulekan Duta Design 10% Pondok Grafik 70% Dodo Setting Bakti Jaya GAMBAR 1.2 DAYA SAING PERCETAKAN PAGARSIH PASAR ULEKAN TAHUN 2011 Daya Saing Tahun 2012 9% 7% 6% Percetakan Pagarsih Pasar Ulekan Duta Design Pondok Grafik 13% 65% Dodo Setting Bakti Jaya GAMBAR 1.3

11 DAYA SAING PERCETAKAN PAGARSIH PASAR ULEKAN TAHUN 2012 Daya Saing Tahun 2013 9% 9% Percetakan Pagarsih Pasar Ulekan Duta Design 9% 20% 55% Pondok Grafik Dodo Setting Bakti Jaya Sumber: Diolah dari Pra Penelitian pengusaha percetakan Pagarsih pasar Ulekan, 2014 GAMBAR 1.4 DAYA SAING PERCETAKAN PAGARSIH PASAR ULEKAN TAHUN 2013 Gambar 1.2, 1.3 dan 1.4 menggambarkan tingkat daya saing yang terjadi dalam tiap tahunnya. Dapat dilihat pada tahun 2011 daya saing pengusaha percetakan Pagarsih Pasar Ulekan sebesar 70%. Pada tahun 2012 menjadi 65%. Kemudian di tahun 2014 mengalami penurunan kembali menjadi 55%. Daya saing ini terjadi karena adanya pesaing yang berada diluar Pasar Ulekan seperti Duta Design, Pondok Grafik, Dodo Setting dan Bakti Jaya. Melihat fenomena yang terjadi maka dengan meningkatkan citra baik pada pengusaha Percetakan Pagarsih Pasar akan meningkat dan mempengaruhi customer untuk terus berkunjung dan menggunakan jasa percetakan. Oleh karena itu, pengusaha dituntut untuk mengoptimalkan kelebihannya dengan

12 memprioritaskan pelanggan. Berikut adalah alasan pelanggan menggunakan jasa percetakan Pagarsih Pasar Ulekan. TABEL 1.4 ALASAN PELANGGAN MENGGUNAKAN JASA PERCETAKAN PAGARSIH PASAR ULEKAN Pertanyaan Jumlah Pemilih Inovasi 4 Citra Baik 21 Peluang Kerja 5 Sumber: Diolah dari Pra Penelitian pengusaha percetakan Pagarsih pasar Ulekan, 2014 Tabel 1.4 menjelaskan bahwa sebanyak 4 pelanggan memilih inovasi, 21 orang memilih citra baik dan 5 orang memilih peluang kerja. Dapat dilihat dari hasil pra penelitan di atas bahwa yang menjadi alasan pelanggan menggunakan jasa adalah karena citra baik yang terdiri dari kemampuan menekan complain pelanggan, kepercayaan dari konsumen terhadap produk yang dihasilkan perusahaan dan kepuasan konsumen terhadap kualitas perusahaan dari percetakan Pagarsih Pasar Ulekan. Survey pra penelitian ini dilakukan pada pelanggan Percetakan Pagarsih Pasar sebanyak 30 orang. Citra baik pada percetakan Pagarsih Pasar Ulekan perlu ditingkatkan, karena citra baik bagi pengusaha sangat penting, citra baik merupakan ciri khas yang harus dimiliki oleh pengusaha percetakan untuk meningkatkan pemesanan, mengurangi tingkat komplain dan dapat dipercaya oleh pelanggan sehingga mempengaruhi pelanggan untuk melakukan pemesanana dan penggunaan jasa percetakan. Robbins (2007) dalam Moh. Fatkhul Mujib (2010:15) menjelaskan dalam menjalankan bisnis, nilai mengandung unsur pertimbangan yang mengembangkan

13 gagasan-gagasan seorang pribadi atau sosial lebih dipilih dibandingkan dengan bentuk perilaku atau atau bentuk akhir keberadaan perlawanan atau kebaikan. Kemudian Sukirno (2006) dalam Efa Latifah (2011:29) menjelaskan definisi kewirausahaan dalam aspek psikologi, yakni sifat kewirausahaan dikaitkan dengan perilaku diri yang lebih cenderung kepada fokus dari dalam diri (dimana keberhasilan dicapai dari hasil kekuatan dan usaha sendiri, bukan karena faktor nasib). Gaspersz (2003:46) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha diantarannya perilaku kewirausahaan, modal kerja, pengalaman, motivasi kerja, dan keterampilan. Pada keberhasilan usaha salah satu yang mempengaruhi adalah faktor perilaku kewirausahaan sebagai pelaku wirausaha (wirausahawan) harus memiliki perilaku kewirausahaan yang baik untuk mencapai keberhasilan. Adapun gambaran perilaku wirausaha sentra percetakan Pagarsih pasar Ulekan Bandung dilihat berdasarkan kepribadian, pengusaha percetakan dapat dikatakan memiliki kreativitas dengan memberikan ide untuk menyarankan pembuatan design hand tag kepada para pelanggan. Dalam kemampuan hubungan, diketahui bahwa hampir semua pengusaha dapat berhubungan baik dengan orang baru yang datang ke tempat usahanya dikarenakan pengusaha bertatap muka secara langsung dengan customer dan mengetahui apa yang diinginkan pelanggan. Berdasarkan kemampuan pemasaran, dalam hal pemasaran para pengusaha sebagian besar sudah menggunakan jasa website gratis untuk mempromosikan

14 usaha percetakan mereka kepada masyarakat. Selain itu promosi dari mulut ke mulut pun tetap berjalan. Dilihat dari keahlian dalam mengatur, perencanaan untuk pemenuhan pesanan produksi selalu tercapai. Akan tetapi selalu bermasalah ketika para pelanggan tidak membayar full uang dari pembuatan hand tag. Yang mengakibatkan para pengusaha menanggung rugi yang cukup besar. Dalam hal keuangan, hampir seluruhnya pengusaha percetakan selalu meminta uang dp untuk pembuatan hand tag. Karena, jika tidak ada dp pengusaha percetakan tidak dapat membuat pesanan yaitu hand tag. Sehingga dp dari pelanggan merupakan modal untuk membuat hand tag tersebut. (Hasil Wawancara dengan Pengusaha Percetakan Pagarsih Pasar Ulekan Bandung, 2013). Keadaan dalam keahlian mengatur penentuan tujuan, perencanaan dan penjadwalan serta pengaturan pribadi pengusaha perlu ditingkatkan, karena keahlian dalam mengatur bagi pengusaha sangat penting, perilaku kewirausahaan yang terdapat pada pengusaha percetakan maka dapat diketahui hubungan perilaku kewirausahaan dengan keberhasilan usaha yaitu dari penjelasan Gaspersz (2003:46) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha diantarannya perilaku kewirausahaan, modal kerja, pengalaman, motivasi kerja, dan keterampilan. Pada keberhasilan usaha salah satu yang mempengaruhi adalah faktor perilaku kewirausahaan sebagai pelaku wirausaha (wirausahawan) harus memiliki perilaku kewirausahaan yang baik untuk mencapai keberhasilan. Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang terjadi dalam dunia usaha ini seperti yang diuraikan di atas, maka dirasakan perlu untuk melakukan

15 penelitian tentang "Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Survei Pada Pengusaha Percetakan Pagarsih Pasar Ulekan Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut kurangnya keahlian dalam mengatur diwujudkan dalam bentuk penentuan tujuan, perencanaan, penjadwalan, serta pengaturan pribadi yang akhirnya mengalami penurunan laba yang selaras selama tiga tahun terakhir di Sentra Percetakan Pagarsih Pasar Ulekan. Hal ini mengindikasikan adanya penurunan pendapatan usaha yang dialami oleh Sentra Percetakan Pagarsih Pasar Ulekan. Menurut Peter Hisrich dalam Suryana (2009: 13) Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha, diikuti penggunaan uang, fisik, risiko, dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasi masalah ke dalam tema sentral sebagai berikut : Pengusaha Sentra Industri Percetakan Pagarsih Pasar Ulekan Bandung mengalami ketidakberhasilan usaha dapat dilihat dari penjadwalan pengiriman barang yang terlambat, adanya daya saing antar pengusaha percetakan, tidak mampu mengatur banyak atau

16 sedikitnya barang yang rusak dan perencanaan pengerjaan yang tidak dijadwalkan dengan baik yang akhirnya berdampak pada penurunan hasil pendapatan pertahunnya. Ketidakberhasilan usaha tersebut diperkirakan disebabkan oleh perilaku wirausaha yang kurang baik. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran perilaku kewirausahaan pada pengusaha percetakan Pagarsih pasar Ulekan? 2. Bagaimana gambaran keberhasilan usaha pada pengusaha percetakan Pagarsih pasar Ulekan? 3. Bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha percetakan Pagarsih pasar Ulekan? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan mengenai : 1. Untuk mengetahui perilaku kewirausahaan pada pengusaha percetakan Pagarsih pasar Ulekan. 2. Untuk mengetahui keberhasilan usaha pada pengusaha percetakan Pagarsih pasar Ulekan.

17 3. Untuk mengetahui pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha percetakan Pagarsih pasar Ulekan. 1.5 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu kewirausahaan, khususnya mengenai perilaku kewirausahaan dan keberhasilan usaha. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan bagi para pengusaha percetakan Pagarsih pasar Ulekan mengenai perilaku kewirausahaan yang berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pengusaha percetakan Pagarsih pasar Ulekan.