Frequently Ask Questions (FAQ) tentang kaitan lingkungan dan kelapa sawit

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

θ t = θ t-1 + P t - (ETa t + Ro t ) (6) sehingga diperoleh (persamaan 7). ETa t + Ro t = θ t-1 - θ t + P t. (7)

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

Gambar 1 Hubungan impedansi listrik (kω) dengan KAT(%) kalibrasi contoh tanah.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

STAF LAB. ILMU TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam ekonomi Indonesia. Potensi

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

ANALISIS HUJAN PADA KEBUN KELAPA SAWIT DENGAN MODEL KESEIMBANGAN AIR (WATER BALANCE) DI KEBUN RAMBUTAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA III

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. jagung adalah kedelai. Kedelai juga merupakan tanaman palawija yang memiliki

TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanaman Cabai

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

STAF LAB. ILMU TANAMAN

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN AJAR : PERHITUNGAN KEBUTUHAN TANAMAN

Menimbang Indeks Luas Daun Sebagai Variabel Penting Pertumbuhan Tanaman Kakao. Fakhrusy Zakariyya 1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2013 di

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di

PENDAHULUAN. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

Evapotranspirasi. 1. Batasan Evapotranspirasi 2. Konsep Evapotranspirasi Potensial 3. Perhitungan atau Pendugaan Evapotranspirasi

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Neraca Air

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

penyumbang devisa terbesar di sektor pertanian, oleh karenanya mempunyai peran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

X. WATER AND IRRIGATION. Acquaah, George Horticulture. Principles and Practices. Chapter 23, 24

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu tanaman pangan

PENDAHULLUAN. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengatur tata air, mengurangi erosi dan banjir. Hutan mempunyai

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

I. PENDAHULUAN. metabolisme, dan tubuh tanaman itu sendiri. Menurut Foth (1998), untuk

DAMPAK KEKERINGAN DAN GANGGUAN ASAP AKIBAT EL NINO 2015 TERHADAP PERFORMA TANAMAN KELAPA SAWIT DI BAGIAN SELATAN SUMATERA

Jurusan Geofisika dan Meteorologi, FMlPA IPB

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Siklus hidrologi dimulai dari proses penguapan pada permukaan tanah dan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang sangat penting bagi kelangsungan hidup

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

Tabel 1. Deskripsi tanaman padi varietas Inpari-10, Inpari-13 dan Ciherang (Suprihatno et al. 2009).

ENERGI DAN PRODUKSI PERTANIAN BAHAN KULIAH DASAR AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN IPB

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. rokok.penemuan olahan tembakau sebagai bahan rokok berawal dari bangsa Eropa. banyak dikenal sebagai bahan pembuatan rokok.

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tebu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan Air untuk Pengolahan Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Embung berfungsi sebagai penampung limpasan air hujan/runoff yang terjadi di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Lokasi Kabupaten Pidie. Gambar 1. Siklus Hidrologi (Sjarief R dan Robert J, 2005 )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengelolaan Air Tanaman Jagung

BAB I SIKLUS HIDROLOGI. Dalam bab ini akan dipelajari, pengertian dasar hidrologi, siklus hidrologi, sirkulasi air dan neraca air.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit

BAB I PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum.l) merupakan bahan baku utama dalam. dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah serta

I. PENDAHULUAN. kandungan karbondioksida mengakibatkan semakin berkurangnya lahan. subur untuk pertanaman padi sawah (Effendi, 2008).

12/04/2014. Pertemuan Ke-2

PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI. Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F

PENDAHULUAN. Indonesia. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanah dan air merupakan sumberdaya yang paling fundamental yang

Transkripsi:

Frequently Ask Questions (FAQ) tentang kaitan lingkungan dan kelapa sawit Tim KITA PPKS Dalam uraian ini akan ditampilkan Frequently Ask Questions (FAQ) atau pertanyaan yang sering disampaikan terkait kebutuhan air pada tanaman kelapa sawit serta jawabannya dari sisi sains. Pertanyaan 1 : Berapa kebutuhan air tanaman kelapa sawit? Air merupakan komponen utama makhluk hidup, tidak terkecuali tanaman kelapa sawit. Air merupakan komponen utama dalam proses fisiologis tanaman, aktivitas metabolisme (fotosintesis dan respirasi), serta proses biokimia lainnya. Masing-masing tanaman memiliki tingkat kebutuhan air yang berbeda-beda. Kebutuhan air tanaman pada dasarnya adalah jumlah air yang dibutuhkan tanaman untuk menggantikan air yang hilang melalui tanaman itu sendiri (transpirasi) dan bidang tanah di sekitarnya (evaporasi). Kebutuhan air tanaman dipengaruhi oleh iklim (radiasi surya, suhu, kecepatan angin, dan kelembaban udara) dan tanah (sifat fisika tanah). Hilangnya air akibat evaporasi dan transpirasi (yang selanjutnya disebut sebagai evapotranspirasi) yang tidak diikuti dengan irigasi / curah hujan yang cukup maka akan menyebabkan cekaman kekeringan. Cekaman kekeringan tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan anatomi, morfologi, fisiologi dan biokimia tanaman. Gejala yang umum terjadi adalah pertumbuhan yang terhambat dan penurunan produksi (Murdiyarso, 1991). Curah hujan merupakan faktor lingkungan (iklim) yang sangat penting karena menjadi sumber air utama bagi pemenuhan kebutuhan air tanaman kelapa sawit. Berdasarkan hasil penelitian, kebutuhan air tanaman kelapa sawit yang optimal adalah 4,10 4,65 mm/hari (Hidayat et al., 2013). Memang dibandingkan tanaman perkebunan lain, kelapa sawit memerlukan pasokan air yang lebih besar (Tabel 1). Akan tetapi, kebutuhan air tersebut sebenarnya hampir sama dengan kebutuhan air tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai. Tabel 1. Kebutuhan Air pada Beberapa Tanaman Kebutuhan Air Tanaman mm/hari mm/bulan mm/tahun Kelapa sawit 4,10-4,65 123-139,5 1.476-1.674 Kakao 2,22-3,33 66,6-99,9 800-1.200 Kopi 2,22-3,33 66,6-99,9 800-1.200 Deciduous trees 1,94-2,91 58,2-87,3 700-1.050 Tebu 2,77-4,16 83,1-124,8 1.000-1.500 Alfalfa 1,66-4,16 49,8-124,8 600-1.500 Alpukat 1,80-2,77 54-83,1 650-1.000 Pisang 1,94-4,72 58,2-141,6 700-1.700 Padi 4,16-7,91 124-237,3 1.500-2.850* Jagung 3,33-6,25 99,9-188,7 1.200-2.250* Kedelai 3,75-6,87 112,5-206,1 1.350-2.475* Sumber : diolah dari Doonrebos and Pruitt (1977) Keterangan : *) dalam tiga musim tanam Secara sederhana, proses kehilangan dan penguapan air melalui evapotranspirasi (ET) pada tanaman kelapa sawit digambarkan pada Gambar 1. Proses ET terjadi pada bidang ET yang meliputi sistem tanaman dan tanah. Pada tanaman kelapa sawit, bidang ET adalah tanaman itu sendiri dan bidang tanah yang ternaungi oleh tanaman (piringan dengan ukuran jari-jari 250 cm). Berdasarkan uraian tersebut, maka kebutuhan air pada tanaman kelapa sawit jika dikonversikan dalam satuan liter ditampilkan pada Tabel 2.

Gambar 1. Skema sederhana neraca air dalam tanaman kelapa sawit Tabel 2. Kebutuhan air tanaman kelapa sawit (dalam liter) Variabel Perhitungan Kebutuhan air 4,10 4,65 mm = 0,410 0,465 cm Luas bidang evapotranspirasi = radius distribusi perakaran = luas cakupan kanopi kelapa sawit = luas piringan Total air yang menguap melalui bidang evapotranspirasi per hari = kebutuhan air x luas piringan Kebutuhan air per ha Jari-jari piringan = 250 cm Luas piringan = 3,14 x 250 cm x 250 cm = 196.250 cm 2 Total air menguap (setara kebutuhan air) = 0,465 cm x 196.250 cm 2 = 91.256 cm 3 = 91,256 liter/hari Jumlah populasi per ha = 140 pohon/ha Total kebutuhan per ha = (140 x 91,256) liter/ha/hari = 12.776 liter/ha/hari Pertanyaan 2 : Bagaimana pengaruh penanaman kelapa sawit terhadap kondisi lingkungan khususnya air tanah? Hampir selama 3-4 siklus tanam (75-100 tahun) tanaman kelapa sawit telah ditanam di daerah-daerah sentra kelapa sawit seperti di Sumatera Utara, namun sampai saat ini belum pernah terjadi kekeringan di daerah-daerah tersebut. Selain itu, hasil penelitian pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun di Kalianta, Riau, menunjukkan bahwa fluktuasi muka air tanah di perkebunan kelapa sawit dipengaruhi oleh curah hujan dan kondisi muka air tanahnya cenderung konstan. Penurunan muka air tanah justru terjadi pada areal pemukiman penduduk, serta areal terbuka dengan vegetasi yang kurang. Tanaman kelapa sawit juga memiliki tajuk yang memiliki kemampuan menahan air hujan (intersepsi) yang sama dengan tanaman hutan (21,23% dari total hujan yang terjadi). Sementara itu, kemampuan tajuk kelapa sawit dewasa dalam menahan air jauh lebih tinggi dibandingkan ekosistem tanaman pangan (Pasaribu et al., 2012). Kemampuan intersepsi

tersebut tentu dapat mengurangi kehilangan air akibat laju limpasan permukaan (run-off) 1 dan juga kerusakan struktur tanah akibat erosi. Penelitian lain yang telah dilakukan Harahap (1997) di Gunung Tua, Sumatera Utara diketahui bahwa tanah pada pertanaman kelapa sawit memiliki bobot isi / bulk density (g/cm 3 ) yang lebih kecil dibandingkan tanah bera (tanpa tanaman). Pada perkebunan kelapa sawit, umumnya memiliki C-organik yang lebih tinggi, persentase air tersedia, dan ruang pori tanah yang meningkat sehingga dapat menyimpan air yang lebih banyak dibandingkan tanah bera. Selain itu, tanaman kelapa sawit mampu menghijaukan areal yang dulunya didominasi oleh padang rumput (Gambar 2). Kondisi areal sebelum ditanami kelapa sawit Kondisi areal setelah ditanami kelapa sawit (Tahun 1994). (Tahun 2007). Gambar 2. Kondisi perubahan vegetasi di daerah Gunung Tua, Sumatera Utara Pertanyaan 3 : Apakah benar untuk memproduksi 1 kg tandan buah segar (TBS), kelapa sawit memerlukan air sebanyak 400 liter per hari? Sebenarnya pertanyaan tersebut sudah terjawab pada jawaban pertanyaan 1. Kebutuhan air sebanyak 91 liter/pohon/hari sudah mengakomodasi proses fotosintesis dan proses biokimia lain dalam tanaman kelapa sawit. Namun, untuk penjelasan yang lebih detail mengenai proses fotosintesis pada tanaman kelapa sawit, maka disampaikan uraian di bawah ini : Secara sederhana proses fotosintesis adalah proses konversi karbondioksida (CO 2 ), air (H 2 O) dan energi matahari / intensitas radiasi matahari menjadi gugus gula yang kemudian disimpan di dalam tanah dan oksigen (O 2 ) yang di lepas ke atmosfer. Secara singkat reaksi dalam proses fotosintesis adalah sebagai berikut : 6 CO 2 + 6 H 2 O (+ energi matahari) C 6 H 12 O 6 + 6 O 2 Proses fotosintesis sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain : - Kadar CO 2 di udara peningkatan kadar CO 2 di sekitar daun akan meningkatkan fotosintesis. - Suhu apabila intensitas cahaya cukup tinggi, maka makin tinggi suhu, makin tinggi laju fotosintesis. - Laju respirasi respirasi tanaman sangat tergantung pada intensitas cahaya. - Faktor lain seperti ketersediaan air tanah, kadar O 2 di udara, kandungan hara dalam tanah dan klorofil daun. Penelitian mengenai seberapa banyak CO 2 dan H 2 O yang diperlukan untuk menghasilkan jumlah tertentu dari asimilat hasil fotosintesis belum dilakukan. Penelitian-penelitian saat ini lebih terfokus pada efisiensi penggunaan energi cahaya matahari dan air dalam proses fotosintesis. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti berapa liter air, berapa MJ intensitas radiasi matahari, serta kilogram CO 2 yang diperlukan untuk menghasilkan 1 kg asimilat fotosintesis atau bahkan 1 kg tandan kelapa sawit. 1 Run-off terjadi apabila tanah sudah tidak sanggup lagi menampung air yang meresap ke dalamnya.

Secara umum, produksi asimilat pada tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh (tanah dan iklim), populasi tanaman dan varietas tanaman. Pada kondisi tanpa cekaman kekeringan (kondisi kebutuhan air 4,1 4,65 mm/hari terpenuhi), Harahap dan Darmosarkoro (2000) menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta melakukan fotosintesis dengan distribusi asimilat sebagai berikut : Organ Tanaman kg CH 2 O/pohon/tahun % Vegetatif % dari total Organ Vegetatif Daun 152,48 64,16 29,37 - Lamina 60,07 25,28 11,57 - Rakhis 92,41 38,88 17,88 Batang 56,65 23,84 10,91 Akar 28,51 12 5,49 Organ Generatif Bunga/Buah 281,54 54,23 Sub Total 281,54 54,23 Total 519,18 100 Keterangan : tanaman yang diamati adalah tanaman berumur 10 tahun Sementara itu, pembagian asimilat pada fase perkembangan tandan dari fase kuncup hingga pengisian minyak diuraikan pada tabel berikut : Fase perkembangan Nomor pelepah Lama priode Asimilat (g CH 2 O/hari) Kuncup (Bud) 17-18 28 hari 28 Antesis 19 14 hari 60 Frame 20-26 96 hari 75 Minyak 28-31 56 hari 109 Sumber: Pulungan et al.,1996 Jadi pada prinsipnya, dengan jumlah air sebesar 4,1 4,65 mm/hari atau 1.476 1.674 mm/tahun tanaman kelapa sawit dapat tumbuh optimal serta menghasilkan total biomassa 519,18 CH 2 O/pohon/tahun yang terdistribusi untuk mendukung perkembangan organ vegetatif (pelepah, batang, akar) dan generatif (TBS). Namun yang perlu dicatat adalah bahwa kebutuhan air tersebut tidak semata-mata untuk memproduksi asimilat / berfotosintesis, tetapi juga digunakan untuk perkembangan organ vegetatif, serta proses fisiologis dan biokimia lainnya. Penutup Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tanaman kelapa sawit tidak rakus air yang dituduhkan banyak pihak. Jika terjadi curah hujan berlebih, kelebihan air akan tersimpan dalam tanah (melalui infiltrasi dan perkolasi) dan sebagian lainnya menjadi runoff. Sementara itu, jika mengalami kekurangan air, akar tanaman akan menyerap air dari dalam tanah tetapi jumlah air yang diserap tidak secara signifikan menurunkan muka air tanah. Oleh karena itu, dengan teknik konservasi tanah dan air yang tepat dalam sistem manajemen kebun, seharusnya perkebunan kelapa sawit bukanlah penyedot air tetapi akan menjadi penabung air. Perkebunan kelapa sawit menabung air dan menjadi penggerak ekonomi untuk tempat bergantungnya nasib lebih dari 16 juta orang penduduk Indonesia khususnya di daerah pedalaman dan perbatasan.

Bahan bacaan : Doonrebos J and W.O. Pruitt. 1977. Guidelines for predicting crop water requirements. FAO Irrigation and Drainage Paper. Food and Agriculture Organization of United Nation, Rome. Pasaribu H, A Mulyadi, dan S. Tarumun. 2012. Neraca air di perkebunan kelapa sawit di PPKS Sub Unit Kalianta, Riau. Jurnal Ilmu Lingkungan 6 (2) : 99-113. ISSN : 1978-5283. Hidayat T.C., I.Y. Harahap, Y. Pangaribuan, S. Rahutomo, W.A. Harsanto, dan W.R. Fauzi. 2013. Air dan Kelapa Sawit. Seri kelapa Sawit Populer 12. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Murdiyarso D. 1991. Kapita Selekta dalam Agrometeorologi : XI. Kebutuhan Air Tanaman. Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Poeloengan, Z., I. Y. Harahap, dan A. R. Purba. 1996. Aspek Fenologis Daun di Dalam Aktivitas Pertumbuhan dan Perkembangan Tandan Kelapa Sawit (Elaeis guineensi Jacq.) Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. 4. (2): 59-76. Harahap, I. Y. dan W. Darmosarkoro. Partisi Pertumbuhan Organ dan Produksi Bahan Kering Kelapa Sawit. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. 8(2): 97-1006. Erwin Masrul Harahap, 1999. Perkembangan Akar Tanaman Kelapa Sawit pada Tanah Terdegradasi di Sosa, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Institut Pertanian Bogor. Thesis