BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dalam kegiatan belajar mengajar dan materi tersebut dapat mudah di rekam dalam ingatan anak perlu adanya pembiasaan. Misalkan dari materi akidah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB IV ANALISIS METODE KETELADANAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI PROYONANGGAN 06 BATANG

kurikulum. Bahkan, ada yang mengatakan No teacher no education. Maksudnya, tanpa guru, tidak terjadi proses pendidikan. 3

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya

BAB I PENDAHULUAN. dicontoh atau ditiru seseorang dari orang lain (Armai Arief, 2002: 117).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI METODE CERITA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB III PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ani Sumarni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. vokasional, terlebih lagi di lembaga pendidikan yang berbasis agama. Sebab tanpa

BAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB V PENUTUP. Peranan guru PAI dalam pembinaan akhlak peserta didik di SD Negeri 2

PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER BANGSA

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pendidikan yang berbasis agama. Setiap lembaga pendidikan harus bisa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN. penyiapan sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru sebagai teladan bagi peserta didik harus memiliki sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN METODE BEYOND CENTERS AND CIRCLES TIME (BCCT) DALAM PEMBELAJARAN MATERI IMTAK DI PLAYGROUP MASYITHOH KALIWUNGU KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Bahkan pakar atau orang-oang bijak yang berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan muncul generasi-generasi yang berkualitas. Sebagaimana dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak merupakan bagian dari perjalanan panjang bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. berakhlak mulia, guna menciptakan manusia yang bertaqwa dan menjadi seorang

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

UPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses terencana untuk menyiapkan anak didik

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

PENDIDIKAN MELALUI KETELADANAN: SOLUSI MENGURANGI TAWURAN PELAJAR TAMRIN

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL PADA ANAK DI KELOMPOK B2 TK PERTIWI PALU ABSTRAK

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

K. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SDLB AUTIS

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG Pendidikan adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia, sejak di dalam kandungan sampai beranjak dewasa hingga tua. Manusia mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua maupun lingkungannya. Manusia sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha menggali dan mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan agama hendaknya dapat mewarnai kepribadian, sehingga agama itu benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali di hidupnya. Dengan asumsi tersebut, tujuan utama dari pendidikan dalam hal ini pendidikan Islam adalah untuk membina akhlak yang mulia sehingga sanggup untuk menghasilkan orang-orang yang bermoral baik. Maka dari itu, pengembangan metode akhlak adalah dengan menempatkan anak sebagai subyek pembinaan yang perlu dicekoki dengan seperangkat nilai yang ditanamkan sejak dini, dan anak juga perlu mendapatkan seseorang yang bisa membinanya dari orang dewasa untuk menuju akhlak mulia. Dalam hal ini, orang tua dan gurulah yang menjadi peran utama, maka sebagai orang tua dan guru harus memulai dengan menjadi teladan bagi anak-anak mereka. Berawal dari berbagai data yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya. Maka akan dikemukakan beberapa analisis yang berkaitan dengan metode keteladanan dalam pembinaan akhlak anak di RA Nurussibyan Randugarut Tugu Semarang. Metode keteladanan berarti metode dengan memberikan contoh, baik berupa tingkah laku sifat, cara berfikir dan lain sebagainya. Kesemuanya itu akan dianalisa dalam pembahasan berikut: 50

51 A. Analisis Pelaksanaan Metode Keteladanan dalam Pembinaan Akhlak Anak di RA Nurussibyan Randugarut Tugu Semarang 1. Keteladanan guru terhadap anak Guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan anak didik. Pribadi yang susila (berakhlak mulia) adalah yang diharapkan ada pada anak didik, hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab guru untuk mengajarkan norma-norma pada anak didik, agar anak didik tahu mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk, mana perbuatan yang salah dan mana perbuatan yang benar. Semua norma itu tidak mesti diberi atau diajarkan di dalam kelas tetapi di luar kelas pun harus dicontohkan dengan sikap, tingkah laku atau perbuatan. Karena anak didik lebih banyak menilai apa yang ditampilkan dalam pergaulan guru di sekolah dan di masyarakat daripada yang dikatakan oleh guru. Guru dalam pandangan masyarakat merupakan sosok pribadi yang patut untuk digugu dan ditiru. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh guru harus bisa menjadi cerminan yang baik bagi anak didik bahkan masyarakat umum. Untuk itu, ada beberapa hal yang sangat diperhatikan guru yaitu: a. Sikap dasar: postur psikologi yang akan nampak dalam masalahmasalah penting. Seperti: keberhasilan, kegagalan, pembelajaran, kebenaran, hubungan antar manusia, agama, pekerjaan, permainan dan diri. b. Bicara dengan gaya bicara: penggunaan bahasa sebagai alat berfikir. c. Kebiasaan bekerja: gaya yang dipakai seseorang dalam bekerja yang ikut mewarnai kehidupannya. d. Sikap melalui pengalaman dan kesalahan: pengertian hubungan antara luasnya pengalaman dan nilai serta tidak mungkinnya mengelak dari kesalahan. e. Pakaian: merupakan perlengkapan pribadi yang amat penting dan menampakkan ekspresi seluruh kepribadian. f. Hubungan kemanusiaan: diwujudkan dalam semua pergaulan manusia, intelektual, moral, keindahan, terutama bagaimana berperilaku.

52 g. Proses berfikir: cara yang digunakan oleh pikiran dalam menghadapi dan memecahkan masalah. h. Gaya hidup secara umum: yang mencakup kesehatan dan sebagainya. Apa yang diterapkan di atas adalah sebuah ilustrasi, para guru-guru juga menambah aspek-aspek tingkah laku lain yang sering muncul dalam kehidupan seorang guru. Hal tersebut menegaskan beberapa pada contohcontoh yang diekspresikan guru sendiri dalam menjalankan tugasnya. Secara teoritis, menjadi teladan merupakan bagian integral seorang guru. Sehingga menjadi seorang guru berarti menerima tanggung jawab sebagai orang yang memberikan teladan. 2. Proses pelaksanaan metode keteladanan dalam pembinaan akhlak anak Sebagai sosok yang menentukan dalam corak sebuah pendidikan, guru mempunyai andil yang tidak sedikit. Guru adalah sosok yang harus dipercaya dan dapat dipercaya, serta harus benar-benar menjadi contoh. Mereka dipercaya untuk membawa anak didik pada tujuan pendidikan yang di inginkan. Seorang anak akan yakin pada kemampuan gurunya jika gurunya tersebut bisa dijadikan teladan dalam kesehariannya. Selain itu keteladanan yang ditampakkan oleh seorang guru akan dirasakan oleh anak didik dan dengan kemampuan juga seorang guru akan diidolakan oleh anak didiknya. Dengan begitu mereka akan berusaha untuk meniru apa yang ada pada diri gurunya, agar mereka menjadi sama atau identik dengannya, terlebih lagi untuk anak pada jenjang pendidikan pra sekolah yaitu pada usia dini, perbuatan meniru menjadi sebuah keniscayaan. Karena guru merupakan center of figure, maka mereka harus menjadi tokoh identifikasi yang baik. Dalam proses pelaksanaan metode keteladanan, guru memulai dengan pembinaan akhlak anak, dalam proses pembinaan tersebut guru selalu memberikan contoh yang baik dan selalu membiasakan setiap apa yang dilakukan menjadi kebiasaan yang baik pula. Maka dengan begitu anak juga akan meniru apa yang dilihat dan diperbuat oleh gurunya.

53 Sebagai sekolah yang tumbuh dan bervisi Islami, materi-materi di RA Nurussibyan sudah memenuhi kualifikasi materi yang islami, karena anak didik RA Nurussibyan adalah cikal bakal generasi muda muslim, anak usia dini harus diberikan muatan-muatan muslim. Dalam pelaksanaan metode keteladanan guru juga memberi materi yang mendukung dalam mengembangkan pendidikan agama Islam sebagai pembinaan ahklak. Di antaranya, pendidikan tentang keimanan yang mencakup tentang rukun iman secara global, materi ibadah yang mencakup tentang rukun Islam, bacaan dan menghafal doa sehari-hari serta surat-surat pendek. Dalam mengembangkan moral/akhlak guru memberikan materi yang dapat dicapai melalui beberapa tema yang sesuai dengan perkembangan anak dan kegiatan lain yang menunjang kemampuannya, seperti tema kebersihan, kesehatan, pakaian, transportasi dan sebagainya. Pelaksanaan pendidikan di RA Nurusibyan Randugarut Tugu Semarang menggunakan metode keteladanan. Materinya antara lain: dapat berdoa dan menyanyikan lagu-lagu keagamaan secara sederhana, memiliki sopan santun dan mengucap salam, disiplin, saling menghormati, bersikap ramah, tumbuhnya sikap kerjasama dan persatuan, menjaga kebersihan dan lingkungan, dapat menunjukkan rasa percaya diri, selalu mentaati tata tertib dan bertanggung jawab. Selain dengan metode keteladanan dalam pembinaan akhlak anak, RA Nurussibyan juga menggunakan metode cerita yaitu dengan memberikan kisah-kisah teladan kepada anak-anak. Metode pengajaran disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan kemampuan anak didik. Masa kanan-kanak bukan masa pembebanan atau menanggung kewajiban, tetapi merupakan masa persiapan, latihan, peniruan dan pembiasaan. Oleh karena itu, anak-anak dilatih, dibiasakan dan diberi teladan yang baik agar ketika dewasa akan terbiasa dengan sikap-sikap yang baik pula. Sebagai pengajar, seorang guru berperan untuk menularkan keterampilan, serta mengembangkan semua potensi anak didik

54 dan membantu menanamkan akhlak anak didik semaksimal mungkin, termasuk pembinaan guru dengan menggunakan metode keteladanan. Kegiatan pembelajaran di RA Nurussibyan mencakup kegiatankegiatan yang membina anak untuk menuju akhlak yang mulia, dengan memberikan materi-materi keislaman, memberi teladan yang baik dan membiasakan dengan yang baik. B. Analisis Faktor Penunjang dan Penghambat Pelaksanaan Metode Keteladanan dalam Pembinaan Akhlak Anak di RA Nurussibyan Randugarut Tugu Semarang Metode keteladanan adalah salah satu metode yang diberikan di Taman Kanak-Kanak ataupun Raudlatul Atfal, pengarahan dan pembinaan pada anak usia dini sangat penting untuk mengembangkan potensi anak. Anak yang berada pada usia anak-anak cenderung lebih suka meniru orang dewasa, guru sebagai figur yaitu seseorang yang selalu ditiru oleh anak didiknya. Maka harus menjadi teladan yang baik bagi anak didiknya demi menjadikan mereka berakhlak mulia. Dalam memberi keteladanan harus dilakukan terus menerus secara konsisten dalam setiap waktu, di manapun guru berada dalam sekolah, keluarga maupun dalam lingkungan masyarakat, sehingga seorang guru bisa benar-benar dijadikan sebagai panutan. Dalam proses pelaksanaan metode keteladanan dalam pembinaan akhlak anak di RA Nurusibyan Randugarut Tugu Semarang banyak dijumpai hambatan dan hal-hal yang menjadi penunjang dalam prosesnya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai faktor-faktor yang menjadi penunjang dan penghambat dalam pelaksanaan metode keteladanan dalam pembinaan akhlak anak di RA Nurussibyan Randugarut Tugu Semarang, yaitu: 1. Faktor Penunjang Adapun faktor yang mendukung dalam proses pelaksanaan metode keteladanan dalam pembinaan akhlak anak di RA Nurussibyan Randugarut Tugu Semarang adalah:

55 a. Faktor keluarga Seorang anak yang telah mendapat pendidikan akhlak dari keluarga akan lebih membantu guru dalam menjadi teladan dalam proses pembinaan akhlak, faktor keluarga menjadi sangat dominan dalam mewujudkan generasi yang berahklakul karimah. Faktor guru sebagai figur teladan, orang tua juga tidak lepas dari pengamatan anak, apa yang mereka lihat dari perbuatan orang tuanya akan sangat mudah mengkontaminasi anak-anaknya. Keluarga terutama orang tua yang telah memberikan teladan yang baik pada anak akan membiasakan anak untuk berakhlak baik ketika berada di luar rumah. b. Faktor lingkungan Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkungan anak hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem, saling ketergantungan antara lingkungan biotik dan abiotik tidak dapat dihindari. Lingkungan terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat di mana anak bergaul seharihari. Lingkungan adalah awal mula anak mendapatkan pendidikan termasuk dalam pendidikan akhlak, dalam membina akhlak anak lingkungan sangat mempunyai peran penting, anak yang hidup dalam lingkungan yang baik dan bisa dijadikan teladan bagi anak, maka anak akan mencontoh apa yang dilihatnya sehari-hari kemudian anak juga akan meniru. c. Faktor pendidik Guru yang selalu menjadi teladan utama dalam sekolah sebagai orang yang membina akhlak anak didiknya, maka guru selalu menjadikan apa yang dilakukannya menjadi perbuatan yang baik dan mengajarkan segala sesuatu yang baik, sehingga anak yang melihat dan kemudian mencontohnya akan menjadi baik pula.

56 d. Faktor peserta didik Keberagamaan siswa mulai dari tingkat kecerdasan, status sosial, maupun tingkat ekonomi memicu permasalahan bagi guru. Di sini, guru memerlukan tenaga ekstra untuk menangani secara baik dan adil sehingga tidak terjadi diskriminasi antara anak. 2. Faktor penghambat Dari beberapa faktor penghambat dalam pelaksanaan metode keteladanan dalam pembinaan akhlak anak juga timbul dari faktor yang sama dari penunjang. Adapun faktor yang menghambat dalam proses pelaksanaan metode keteladanan dalam pembinaan akhlak anak di RA Nurussibyan Randugarut Tugu Semarang adalah: a. Faktor lingkungan Keadaan lingkungan anak diantara percampuran budaya kota dan desa, mengakibatkan anak meniru budaya-budaya perkotaan yang mayoritas notabenenya tidak sesuai dengan Islam. Sehingga keteladanan yang telah ditanamkan pada anak hanya berhenti di lingkup sekolah, tidak ada tindak lanjutnya untuk dilakukan di lingkungan tempat tinggalnya. b. Faktor pendidik Masih sering ditemui guru yang kurang matang dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran. Selain itu, terkadang guru belum menguasai betul metode yang diterapkannya, semisal pada saat menerapkan metode keteladanan guru sering lupa selain di dalam kelas ia juga diamati anak di luar kelas atau dalam kesehariannya. c. Kesulitan pemantauan Di sekolah, anak akan melakukan interaksi dengan teman sebayanya. Apabila teman sebayanya tidak baik, maka anak akan cenderung menirunya. Walaupun di RA Nurussibyan Randugarut Tugu Semarang dalam setiap kelasnya sudah dirancang dengan jelas, akan tetapi dengan adanya berbagi karakteristik anak membuat guru mengalami kesulitan dalam pemantauannya karena tidak mudah untuk

57 mendidik anak memperoleh hasil yang sama sekalipun tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikannya sama, yaitu untuk meningkatkan keimanan, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah serta berakhlak mulia. Berdasarkan keterangan di atas menunjukkan bahwa dalam proses pelaksanaan metode keteladanan dalam pembinaan akhlak anak di RA Nurussibyan Randugarut Tugu Semarang selain terdapat faktor-faktor yang menunjang proses tersebut ditemukan juga beberapa faktor yang menghambat, sehingga diperlukan adanya sinergi yang harmonis antara berbagai pihak. Karena yang menjadi faktor pendukung menjadi bagian pula dalam faktor penghambat. Untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan, khususnya dalam pembinaan akhlak dengan metode keteladanan.