RESPON TANAMAN SAWI (Brasica juncea.l.) AKIBAT PEMBERIAN PUPUK NPK DAN PENAMBAHAN BOKASHI PADA TANAH ASAL BUMI WONOREJO NABIRE

dokumen-dokumen yang mirip
YANG DIKULTURKAN PADA BOKASHI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DI KAMPUNG WANGGAR KABUPATEN NABIRE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. sayuran terutama sawi. Hal ini terjadi karena sawi memiliki kandungan gizi yang

TEKNIK PEMBUATAN pupuk BOKASHI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI)

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

III. METODE PENELITIAN. beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

Sawi. Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: pandu arah, cari Sawi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKUENSI APLIKASI EFFECTIVE MICROORGANISMS-4 (EM-4) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

I. PENDAHULUAN. pertanian yang mampu mempertahankan dan meningkatkan produksi, tidak menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan, mampu

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRACT. APLIKASI BEBERAPA JENIS COMPOST TEA TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH MIKROORGANISME TANAH INCEPTISOL, PRODUKSI DAN KUALITAS SAWI (Brassica juncea)

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN METODE PENELITIAN

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

III. MATERI DAN METODE

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia)

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Tata Cara penelitian

Pengaruh Tingkat Konsentrasi dan Lamanya Inkubasi EM4 Terhadap Kualitas Organoleptik Pupuk Bokashi

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

RESPON TANAMAN ANGGREK BULAN TERHADAP JENIS MEDIA TANAM DAN LETAK TANAMAN PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK SECARA VERTIKULTUR

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulagris L.) E- JURNAL FATMA RIZA

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

SYLABUS MATA KULIAH PERTANIAN ORGANIK

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK DI KELOMPOK PETERNAK MAULAFA

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

III. BAHAN DAN METODE

Cara Menanam Cabe di Polybag

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

RESPON TANAMAN SAW (Brasica juncea.l.) AKBAT PEMBERAN PUPUK NPK DAN PENAMBAHAN BOKASH PADA TANAH ASAL BUM WONOREJO NABRE shak Ryan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Satya Wiyata Mandala - Nabire ABSTRACT One of the ways of overcoming the negative effects of chemical fertiliser is by using Effective Microorganisms technology (EM). Using reduces the use of chemical fertiliser, is environmentally friendly and can increase production. Applying NPK fertiliser and adding bokashi to mustard plant can help the availibility of N, P, and K in the soil while also increasing crop production. The aim of this research was to understand the influence of the application of NPK fertiliser and bokashi on the growth and productivity of mustard. The research was carried out on the agricultural area land in Bumi Wonorejo, Nabire District, and use the Complete randomised design method (RAL) with 6 treatment types and 6 repetition. The data was analysed using ANOA analysis and BNJ testing to observe the result from the application of NPK fertiliser and bokashi on the growth and productivity of mustard. The result showed that applying a dose of 75% NPK with the addition of bokashi () was the best choice for the mustard farmer. Keywords : bokashi, fertiliser, Effective Microorganism, mustard crop. PENDAHULUAN Latar Belakang Perhatian masyarakat terhadap soal pertanian dan lingkungan beberapa tahun terakhir ini menjadi meningkat. Keadaan ini disebabkan karena semakin dirasakannya dampak negatif penggunaan bahan-bahan kimia. Jika dibandingkan dengan dampak positifnya bagi peningkatan produktivitas tanaman pertanian pengaruh bahan kimia tersebut tidak sebanding. Bahan-bahan kimia yang selalu digunakan untuk alasan produktivitas dan ekonomi ternyata saat ini lebih banyak menimbulkan dampak negatif baik bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Penggunaan pupuk, pestisida, dan bahan kimia lainnya yang terus menerus dapat merusak biota tanah, keresistenan hama dan penyakit, serta dapat mengubah kandungan vitamin dan mineral beberapa komoditi sayuran dan buah. Hal ini tentunya jika dibiarkan lebih lanjut akan berpengaruh fatal bagi siklus kelangsungan kehidupan, bahkan jika sayuran atau buah yang tercemar tersebut dimakan oleh manusia secara terus menerus, tentunya akan menyebabkan kerusakan jaringan bahkan kematian. Bertitik tolak dari hal tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam bidang pertanian adalah mengembangkan pertanian dengan sistem pertanian organik yang prinsip pengelolaannnya kembali ke alam. Pertanian organik merupakan bagian dari pertanian alami yang dalam pelaksanaannya berusaha menghindarkan penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat. Selain itu, juga untuk menghasilkan produksi tanaman yang berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah melalui penggunaan sumber alami seperti mendaur limbah pertanian. Jadi dengan demikian, tidak salah jika istilah pertanian organik sering diidentikkan dengan gerakan pertanian yang kembali ke alam. Dalam pelaksanaannya, pertanian organik adalah membatasi ketergantungan petani pada penggunaan pupuk anorganik dan bahan kimia pertanian lainnya. Gulma, hama, dan penyakit tanaman dikelola melalui pergiliran tanaman, pertanaman campuran, bioherbisida, insektisida organik yang dikombinasikan dengan pengelolaan tanaman yang baik. Pupuk anorganik yang selalu digunakan petani dapat diganti dengan pupuk

Jurnal Agroforestri olume Nomor 4 Desember 2010 organik yang dapat dibuat sendiri dari bahanbahan alami seperti penggunaan pupuk bokasi dengan menggunakan. Bokashi dapat dibuat dari bahan jerami, hijauan, sampah dan pupuk kandang. Effective microorganism 4 yang disingkat adalah suatu hasil rekayasa bioteknologi yang dikembangkan dan merupakan kultur campuran dari berbagai organisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan dan produksi tanaman (Higa, T dan J.F. Parr.,1998; Tuhumena, 2002 ). Dengan demikian setidaknya penggunaan bokashi dan EM 4 dapat mengurangi kebutuhan pupuk dan pestisida. Berdasarkan hasil penelitian saat ini, apabila pertanian organik dapat dilaksanakan dengan baik maka dengan cepat akan memulihkan tanah yang sakit akibat penggunaan bahan kimia pertanian. Hal ini terjadi jika fauna tanah dan mikroorganisme yang bermanfaat dipulihkan kehidupannya, dan kualitas tanah ditingkatkan dengan pemberian organik, maka akan terjadi perubahan sifat fisik, kimia dan biologi tanah kearah keseimbangan. Berdasarkan uraian di atas serta belum adanya penelitian bagi tanaman di Distrik Nabire, maka perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan bokashi (EM 4). Dengan demikian penulis mengambil judul penelitiannya adalah Respon Tanaman sawi (Brasica juncea.l) akibat pemberian dosis kombinasi pupuk NPK dan penambahan bokashi pada tanah asal kelurahan Bumi Wonorejo Distrik Nabire. Adapun alasan pelaksanaan pengujian di kelurahan Bumi Wonorejo, dikarenakan kesuburan tanah pertaniannya kurang dengan nilai unsur N, P dan K rendah (Tim Survey UNPA Manokwari, 2004). Ada dua tujuan dari penelitian ini, yaitu (1) Mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK dan penambahan bokashi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi, (2) Menentukan dosis kombinasi pupuk NPK yang cocok digunakan setelah ditambah bokashi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain : 1) Memperkenalkan penggunaan EM 4 dan bokashi sebagai dasar pupuk organik yang ramah lingkungan. shak Ryan 311 2) Mengurangi penggunaan pupuk kimia yang dapat merusak lingkungan. 3. Memberikan informasi tentang dosis kombinasi pupuk NPK dan penambahan bokashi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi. 4. Sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Nabire untuk pengembangan pertanian yang ramah lingkungan. 5. Memberikan informasi tentang perlakuan terbaik yang dapat dipakai oleh petani sawi dalam budidaya tanaman sawi. METODE PENELTAN Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di lokasi praktek SMK N 1 Nabire yang terletak di Kampung Kaliharapan, Distrik Nabire. Tempat ini dipilih karena mempermudah pengawasan serta sarana dan prasarana yang sudah tersedia, sedangkan tanah pengujian diambil dari Kampung Bumi Wonorejo, Distrik Nabire sebagai lahan perkembangan pertanian. Alat-alat yang diperlukan untuk kegiatan penelitian ini antara lain : Timbangan 10 kg, Timbangan analitik, Plastik bening, Ember 10 liter, Balok 5x10 cm 0,5 m, Rol meter 50m dan 5m, Gelas ukur, Toples bening, Hand sprayer gendong 10 ltr, Kamera, Buku dan pena untuk Pencatatan data penelitian. Adapun bahanbahan yang digunakan antara lain : Benih sawi caisim Bangkok (Tosakan), Pupuk Urea, TSP, KCl, Kultur EM 4, Pupuk kandang sapi dan kambing, Sekam, Gula pasir, nsektisida nabati daun sirsak dan tembakau, Furadan 3 G, Dithane M-45, Tanah gembur dan Kompos, Polybag 5 x 8 cm dan 30 x 40 cm Rancangan Percobaan Dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan. Masing-masing perlakuan dengan 6 ulangan, dan setiap ulangan terdiri dari 1 tanaman. Adapun perlakuan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Perlakuan, yaitu tanpa pupuk NPK dan bokashi serta larutan EM 4.

312 Jurnal Agroforestri olume Nomor 4 Desember 2010 2. Perlakuan, yaitu pemupukan dengan dosis pupuk NPK sesuai anjuran. 3. Perlakuan, yaitu pemupukan dengan dosis pupuk NPK 75% dan diberi bokashi serta larutan EM 4. 4. Perlakuan, yaitu pemupukan dengan dosis pupuk NPK 50% dan diberi bokashi serta larutan EM 4. 5. Perlakuan, yaitu pemupukan dengan dosis pupuk NPK 25% dan diberi bokashi serta larutan EM 4. 6. Perlakuan, yaitu tanpa pupuk NPK dan hanya diberi bokashi serta larutan EM 4. Untuk dosis bokashi dan larutan EM 4 pada perlakuan, perlakuan, perlakuan, dan perlakuan diberikan dalam jumlah yang sama. Arah barisan tanaman percobaan adalah melintang dari utara ke selatan. Denah rancangan dapat dilihat pada Gambar 1. 1 7 13 19 25 31 2 8 14 20 26 32 3 9 15 21 27 33 4 10 16 22 28 34 5 11 17 23 29 35 Gambar 1. Denah Rancangan Percobaan 6 12 18 24 30 36 Tahapan Penelitian 1. Penyiapan Tempat, Alat, dan Bahan Alat dan bahan yang akan digunakan dipersiapkan. Kemudian penyiapan tempat yang akan digunakan sebagai tempat penelitian, tempat pembibitan, dan tempat pembuatan bokashi. Lahan dan tempat pembuatan bokashi yaitu dengan pembenahan dan pembersihan lokasi. Untuk tempat pembibitan dengan memperbaiki bedengan pembibitan dan naungan. 2. Pembuatan Bokashi Pembuatan bokashi pupuk kandang dibuat secara aerobic (Hety, Y. 2003), dengan bahan-bahan terdiri dari : Pupuk kandang 80 kg, Dedak 5 kg, Sekam 15 kg, Gula pasir 25 gr, EM 4 100 ml (10 sdm) serta air secukupnya. Langkah-langkah pembuatan bokahsi sebagai berikut : 1. Larutkan EM 4, dan gula ke dalam air. 2. Pupuk kandang, sekam, dedak dicampur secara merata. 3. Siramkan larutan EM 4 dengan gembor secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata, sampai kandungan air adonan mencapai 30%. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas, maka adonan akan megar. 4. Adonan digundukkan diatas ubin yang kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni, selama 3-4 hari. 5. Pertahankan suhu gundukan adonan 40-50 0 C. Jika suhu lebih dari 50 0 C, bukalah karung penutup dan gundukan adonan dibalik, kemudian ditutup lagi dengan karung goni. Usahakan tumpukan adonan dibalik setiap 12 24 jam. 6. Setelah 4 hari, bokhasi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik. 3. Pembuatan Media Pembibitan Media pembibitan terdiri dari campuran tanah gembur dan kompos dengan perbandingan 1 : 1. Setelah 4 hari campuran media diberi Furadan 3 G, dengan dosis 20 gr/m 2 4. ariabel Pengamatan ariabel yang diamati meliputi : a) Tinggi tanaman dilakukan pada saat 1, 2, 3, dan 4 minggu setelah tanam b) Jumlah daun dilakukan pada saat 1, 2, 3, dan 4 minggu setelah tanam. c) Produksi (berat basah) per tanaman (kg), dilakukan pada saat panen. Analisa Data Analisa data untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi dilakukan dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOA). Apabila perlakuan tersebut menunjukkan pengaruh terhadap masing- Respon Tanaman Sawi (Brasica Juncea.l.) Akibat Pemberian Pupuk NPK dan Penambahan Bokashi pada Tanah Asal Bumi Wonorejo Nabire

Jurnal Agroforestri olume Nomor 4 Desember 2010 masing variabel yang diamati dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur). HASL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan dan Produksi Sawi 1.1.1 1. Tinggi Tanaman Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada minggu ke-1 sampai minggu ke-4 setelah tanam. Dari Tabel 3 nampak bahwa pemberian dosis kombinasi pupuk NPK dan bokashi dan pada perlakuan,,,,, dan pada minggu ke-1, dan ke-2 tidak ada perbedaan secara nyata terhadap tinggi tanaman. Tabel 3. Rata-rata tinggi tanaman sawi pada umur 1, 2, 3, dan 4 minggu setelah tanam pada semua perlakuan. Tinggi Tanaman (cm) Perlakuan 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 15.43 15.58 14.50 14.23 14.27 15.55 28.97 27.80 28.98 26.30 26.52 30.68 36.37 b 39.68 ab 44.02 a 39.32 ab 39.00 ab 41.58 ab 40.83 c 44.92 abc 49.35 a 43.38 bc 43.03 bc 46.00 ab F hitung 1.60 tn 2.41 tn 3.55* 6.73** BNJ 5 % 5.90 4.85 shak Ryan 313 BNJ 1 % 5.91 Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang tidak sama berbeda nyata pada Uji BNJ 5 % dan Uji BNJ 1 % tn = tidak berbeda nyata * Berbeda nyata pada taraf 5 % ** Berbeda sangat nyata pada taraf 1 % = Tanpa Pupuk NPK, Bokashi, dan larutan = Pemupukan NPK 100 % sesuai anjuran = Pemupukan NPK 75 % + Bokashi + larutan = Pemupukan NPK 50 % + Bokashi + larutan = Pemupukan NPK 25 % + Bokashi + larutan = Bokashi + larutan Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pemberian dosis kombinasi pupuk NPK (Urea, TSP, dan KCl) dengan penambahan bokashi dan larutan EM 4 terhadap tinggi tanaman pada minggu ke-1 dan ke-2 belum berbeda nyata antara semua perlakuan. Hal ini diduga pada mingguminggu tersebut kebutuhan unsur hara masih belum banyak dibutuhkan tanaman sehingga masih cukup dari persediaan di dalam tanah. Pada minggu ke-3 dan ke-4 pengaruh pupuk mulai nampak, yaitu dengan ditunjukkan adanya tinggi tanaman dari semua perlakuan memberikan pengaruh nyata. Pada mingguminggu tersebut kebutuhan unsur hara semakin banyak sehingga tidak mampu lagi dipenuhi oleh unsur hara dari tanah. Pada minggu ke-3 perlakuan berbeda nyata dengan perlakuan dan tidak beda nyata dengan perlakuan,,. Pada minggu ke-4 perlakuan sangat bada nyata dengan perlakuan,, dan, dan tidak beda nyata dengan perlakuan dan. Kemudian perlakuan beda nyata dengan perlakuan dan tidak beda nyata dengan perlakuan,,, dan. Hal ini diduga disamping adanya penambahan unsur nitrogen juga sudah stabilnya pengaruh bokashi dan EM 4. Pada minggu ke-3, pemberian dosis kombinasi pupuk NPK ditambah bokashi dan larutan EM 4 menunjukkan adanya pengaruh nyata pada semua perlakuan terhadap tinggi tanaman. Sedangkan pada minggu ke-4 menunjukkan adanya pengaruh sangat nyata. Perlakuan dan baik pada minggu ke-3 dan ke-4 mempunyai tinggi tanaman lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya. 2. Jumlah Daun Hasil perhitungan jumlah daun yang diperoleh pada saat pertumbuhan tanaman minggu ke-1 sampai minggu ke-4 setelah tanam disajikan pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Sawi pada Umur 1, 2, 3, dan 4 Minggu Setelah Tanam pada Semua Perlakuan. Jumlah Daun (helai) Perlakuan 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 7.33 7.33 7.67 8.00 7.67 7.33 11.83 b 11.67 b 12.50 ab 13.33 a 12.67 ab 11.67 b 13.67 b 14.17 b 15.33 ab 16.83 a 15.17 ab 13.67 b 17.83 b 20.33 ab 20.83 ab 22.33 a 20.83 ab 17.00 b F hitung 1.64 tn 3.75* 4.48** 3.91* BNJ 5 % 1.49 2.49 4.41 BNJ 1 % 3.04

314 Jurnal Agroforestri olume Nomor 4 Desember 2010 Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang tidak sama berbeda nyata pada Uji BNJ 5 % dan 1 % * Berbeda nyata pada taraf 5 % ** Berbeda sangat nyata pada taraf 1 % Pemberian dosis kombinasi pupuk NPK dengan penambahan bokashi dan EM 4 terhadap jumlah daun, pada minggu ke-1 antara 6 perlakuan tidak memberikan beda nyata. Pada minggu ke- 2 sampai minggu ke-4 perlakuan dari semua perlakuan mempunyai jumlah daun (helai) yang lebih banyak namun tidak memberikan hasil (berat basah) yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan dan. Hal ini diduga bahwa jumlah daun yang banyak akan berakibat pada penurunan tinggi tanaman dan hasil (berat basah). Sedangkan tanaman yang mempunyai tinggi yang cukup akan mempunyai jumlah daun yang sedikit tetapi hasil (berat basah) per tanaman lebih besar. Keadaan ini ditunjukkan pada tanaman perlakuan yang mempunyai tinggi tanaman dan hasil lebih besar dibandingkan perlakuan,,,, dan. Hal ini diduga adanya unsur hara yang berimbang bagi pertumbuhan tanaman. Tersedianya unsur hara dalam jumlah yang cukup dan seimbang untuk pertumbuhan tanaman, menyebabkan proses pembelahan, pembesaran, dan perpanjangan sel akan berlangsung cepat yang mengakibatkan beberapa organ tanaman tumbuh cepat. Menurut Buckman dan Brady (1982), untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik, maka unsur-unsur hara harus berada dalam keadaan seimbang. Pada perlakuan yang hanya diberi bokashi dan EM 4 mempunyai tinggi tanaman rata-rata lebih tinggi (minggu ke-3 dan ke-4) dari perlakuan dan. Namun dari hasil tidak lebih tinggi dari perlakuan dan. Hal ini diduga bahwa perlu adanya kombinasi pupuk organik dan anorganik yang memberikan pengaruh lebih baik pada hasil, sebab terjadi hubungan yang sinergis yang saling menunjang (Tambun, 2002; Syam, 2003). Data Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberian dosis kombinasi pupuk NPK ditambah bokashi dan pada perlakuan,,,,, dan pada minggu ke-1 tidak berbeda nyata terhadap jumlah daun sawi. Namun pada minggu ke-2, ke-3, dan ke- 4 sudah memberikan pengaruh. Dari semua perlakuan perlakuan mempunyai jumlah daun yang lebih banyak. 3. Produksi (Berat Basah) Hasi perhitungan produksi (berat basah) tanaman sawi dilakukan pada saat panen. Berdasarkan Tabel 5 didapatkan bahwa, dari semua perlakuan menunjukkan adanya pengaruh sangat nyata terhadap produksi. Perlakuan mempunyai produksi yang lebih baik dibanding perlakuan lainnya. Tabel 5. Rata-rata Berat Basah Tanaman Sawi Saat Panen pada Semua Perlakuan. Perlakuan Berat Basah (gr) 172.50 d 286.67 ab 319.17 a 270.83 ab 237.50 bc 216.67 cd F hitung 12.43** Uji BNJ 1 % 78.19 Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang tidak sama berbeda sangat nyata pada uji BNJ taraf 1 % ** Berbeda sangat nyata pada taraf 1 % Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa, pemberian bokashi dan EM 4 memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi (berat basah) sawi. Hal ini disebabkan karena bokashi yang berasal dari pupuk kandang mengandung sejumlah unsur hara dan bahan organik yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Ketersediaan hara dalam tanah, struktur tanah dan tata udara tanah yang baik sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar serta kemampuan akar tanaman dalam menyerap unsur hara. Adanya EM 4 sebagai elemen bokashi sangat bermanfaat, mengingat cara kerja EM 4 dalam tanah secara sinergis dapat meningkatkan kesuburan tanah, baik fisik, kimia, dan biologis sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman (Wididana dan Higa, 1993). Lebih lanjut, Lingga (1995) menyatakan bahwa tanah yang berstruktur baik, dengan kata lain tanah yang banyak mengandung mikroorganisme dan kepadatan tanah yang berkurang dapat menyerap air dan unsur hara yang terlarut. Bokashi pupuk kandang yang diberikan mengandung EM 4 yang dapat memfermentasi bahan organik sehingga Respon Tanaman Sawi (Brasica Juncea.l.) Akibat Pemberian Pupuk NPK dan Penambahan Bokashi pada Tanah Asal Bumi Wonorejo Nabire

Jurnal Agroforestri olume Nomor 4 Desember 2010 315 menghasilkan senyawa yang dapat diserap langsung oleh akar tanaman. Pemberian dosis kombinasi pupuk NPK 75% dengan penambahan bokashi (EM 4) menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat basah sawi (perlakuan ) lebih besar dari penggunaan pupuk Urea, TSP dan KCl dengan dosis sesuai anjuran (perlakuan ), meskipun dari uji BNJ tidak beda nyata. ni berarti bahwa pemberian bokashi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi (berat basah) tanaman sawi serta dapat mengurangi pemakaian pupuk kimia NPK (Urea, TSP, dan KCL). KESMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian respon tanaman sawi akibat pemberian dosis kombinasi pupuk NPK dan bokashi (EM 4) pada lahan pertanian Kampung Bumi Wonerejo, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Penggunaan bokashi (EM 4) memberikan pengaruh terhadap penambahan tinggi tanaman (umur 3 dan 4 MST) dan jumlah daun tanaman sawi (umur 2, 3 dan 4 MST) serta produksi (berat basah) tanaman sawi. 2. Penggunaan bokashi (EM 4) dapat meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk buatan/ kimia. 3. Pemberian dosis kombinasi pupuk kimia (NPK 75%) dengan penambahan bokashi (EM 4) merupakan pilihan terbaik untuk diterapkan oleh petani sawi. Saran 1. Perlu adanya penggunaan bokashi (EM 4) dengan berbagai dosis, karena pada penelitian ini menggunakan dosis yang sama. 2. Penggunaan bokashi (EM 4) terhadap berbagai tanaman selain tanaman sawi di lahan pertanian daerah Nabire perlu dilakukan sebagai pelaksanaan teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan (pertanian berkelanjutan). DAFTAR PUSTAKA Buckman. H.O. dan Brady. N.C., 1982. lmu Tanah (Terjemahan Sugiman). Bharata Karya Aksara. Jakarta. Higa. T dan J.F. Parr., 1998. Effective Microorganisms (EM) Untuk Pertanian dan Lingkungan yang Berkelanjutan. ndonesia Kyusai Nature Farming Societies. Jakarta. Hety. Y., 2003. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya. Jakarta. Lingga, P., 1995. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Syam, A., 2003. Efektivitas pupuk organik dan anorganik terhadap produktivitas padi di lahan sawah. Artikel Jurnal Agrivigor 3 (3): 232 244. Tambun., 2002. Pengaruh Tingkat Dosis Bokashi Terhadap Pertumbuhan Hasil Cabai Merah. http:// www.papuaweb.org Tim Survey UNPA Manokwari., 2004. Detail Plan Reboisasi dan Penghijauan Hutan Lahan Kritis Kabupaten Nabire. Kerjasama Pemda Nabire dengan Unipa Manokwari. Tuhumena.,2002. Pengaruh Berbagai Tingkat Dosis Bokashi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Petsai. http://www.papuaweb.org Wididana, G.N. dan T. Higa., 1993. Penuntun Bercocok Tanam Padi dengan Teknologi Effective Microorganism 4. Songgolangit Persada. Jakarta. shak Ryan