BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO...

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

PERSPEKTIF PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. SORIN MAHARASA

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI.

PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI DASAR DALAM PENERAPAN BIAYA PRODUKSI PADA UD. MULYADI

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. ELESKA PRIMA TIGA DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Akuntansi Biaya. Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi.

Nama : Silvia Ayu Anggraini NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

: MIRD FAHMI NPM : PEMBIMBING : Prof. Dr. DHARMA TINTRI EDIRARAS, SE., AK., CA., MBA FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Diajukan oleh : Yunanto D

METODE PEMBEBANAN BOP

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Akuntansi Biaya. Akuntansi Aktivitas: Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas dan Manajemen Berdasarkan Aktivitas

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

Akuntansi Biaya. Review. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

NRP : Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Moses Laksono Singgih, M.Sc, M.Reg.Sc

BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

Pertemuan 3 Activity Based Costing

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI PADA TOKO ROTI GREEN BAKERY AND CAKE. Islammiati

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

OPENING ABC FOR E LEARNING SELASA 08 DES 2015 AZFA MUTIARA AHMAD PABULO, SE, MEK FOR APKB

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI. dominan dibanding ternak perah lainnya. Menurut Kanisius (2008) dari berbagai

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

SKRIPSI. Disusun oleh: LUKI RAMADHAN NPM

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

MATERI PRAKTIKUM MINGGU KE 2 PENENTUAN HPP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

Analisis Perhitungan Harga Pokok Pesanan Untuk Menentukan Harga Jual Dengan Metode Full Costing Pada PD. Karya Jaya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

Activity Based Costing System (ABC Sistem) KUWAT RIYANTO, SE, M.M

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Marantha

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

Analisis perbandingan perhitungan biaya produksi antara metode Full Costing dan Activity Based Costing pada Buana Bakery : DWI GUNAWAN ARIANTO

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan produk. Sistem akuntansi biaya tradisional yang selama ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAKS. Kata kunci : Aktivitas, Sistem Akuntansi Tradisional, Sistem ABC, Harga Pokok Produk.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ABC DI PT TMG. SURABAYA

ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan informasi juga berpengaruh pada proses pembuatan. dengan didistribusikan kepada konsumen.

PERSPEKTIF PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (STUDI KASUS : PT. MUSTIKA RATU, TBK) SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

Penentuan Harga Pokok Produksi Fiberglass Berdasarkan Sistem Activity Based Costing Pada PT. Barata Pratama Unggul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Surakarta, pada saat ini perkembangan perusahaan yang

ABTSRAK. Universitas Kristen Maranatha

Biaya Aktivitas. Penentuan harga pokok produksi konvensional :

Sistem Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik.

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga

Gloria S.Rotikan, Penerapan Metode Activity... PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT.

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2.

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA CV MAR DONUTS

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) KUE LAPIS LEGIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN CV.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

PENDAHULUAN. bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya jaman, kehidupan dunia usaha semakin berkembang.

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien.

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMBUAT SENDIRI BAHAN BAKU MIE PADA USAHA MIE AYAM AUDI

ACTIVITY BASED COSTING

KalkulasiBiayaberdasarkan-aktivitas(ABC) dan Manajemen berdasarkan-aktivitas(abm) Latar Belakang

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Biaya Produksi PT. Sorin Maharasa adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri berbahan baku daging. Perusahaan tersebut menghasilkan berbagai jenis produk, seperti sosis, bakso, bakso sosis, burger, rolade, kornet, dan nugget. Adanya diversifikasi produk tersebut akan menyebabkan alokasi biaya yang berbeda-beda pada tiap jenis-jenis produknya. Pada bab sebelumnya sudah dijelaskan bahwa PT. Sorin Maharasa masih menggunakan perhitungan harga pokok produksi dengan metode tradisional. Perhitungan harga pokok produksi menjadi bagian penting dari manajemen dalam pengambilan keputusan untuk menetapkan harga jual dan berbagai tujuan lainnya menjadi lebih tepat. Maka dalam penelitian ini penulis akan melakukan perhitungan penggunaan sistem biaya tradisional dan activity based costing dalam menghitung harga pokok produksi untuk dua jenis produk, yaitu sosis dan bakso. Berikut ini merupakan data produksi dan data biaya overhead pabrik selama tahun 2012 yang diperoleh penulis dari analisis perusahaan PT. Sorin Maharasa. 45

46 1. Biaya Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi sosis dan bakso yaitu daging sapi, tepung, dan bumbu. Total produksi sosis tahun 2012 sebanyak 100.000 kg dan untuk produksi bakso sebanyak 75.000 kg. Jumlah pemakaian bahan baku yang digunakan untuk memproduksi selama tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Perhitungan BBB Produk Sosis No. Bahan Baku yang digunakan Biaya (Rp) 1. 2. 3. Daging Sapi : 60.000 kg x Rp. 60.000 Tepung : 25.000 kg x Rp. 6.500 Bumbu : 15.000kg x Rp. 15.000 3.600.000.000 162.500.000 225.000.000 Total Biaya Bahan Baku 3.987.500.000 Sumber : PT. Sorin Maharasa (data yang diolah) Tabel 4.2 Perhitungan BBB Produk Bakso No. Bahan Baku yang digunakan Biaya (Rp) 1. 2. 3. Daging Sapi : 33.750 kg x Rp. 60.000 Tepung : 30.000 kg x Rp. 6.500 Bumbu : 11.250kg x Rp. 15.000 2.025.000.000 195.000 168.750.000 Total Biaya Bahan Baku 2.388.750.000 Sumber : PT. Sorin Maharasa (data yang diolah)

47 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Dalam pembuatan dua jenis produk ini, PT. Sorin Maharasa mempekerjakan 40 orang tenaga kerja, untuk produk sosis sebanyak 30 orang dan untuk produk bakso 10 orang. Selama tahun 2012 hari kerja perusahaan sebanyak 312 hari dan untuk gaji tenaga kerja sebesar Rp. 45.000/hari. Rincian total biaya tenaga kerja langsung dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Perhitungan BTKL untuk Masing-Masing Produk No. Jenis Produk Biaya (Rp) 1. Sosis : 30 orang x Rp. 14.040.000 421.200.000 2. Bakso : 10 orang x Rp. 14.040.000 140.400.000 Total Biaya Tenaga Kerja Langsung 561.600.000 Sumber : PT. Sorin Maharasa (data yang diolah) Tabel 4.4 Data Produksi PT. SORIN MAHARASA Keterangan Sosis Bakso Total Unit Produksi (Kg) 100.000 75.000 175.000 Biaya Bahan Baku (Rp) 3.987.500.000 2.388.750.000 6.376.250.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp) Sumber : PT. Sorin Maharasa 421.200.000 140.400.000 561.600.000

48 3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah komponen biaya lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan proses produksi. Berikut rincian dari biaya overhead pabrik PT. Sorin Maharasa selama tahun 2012. Tabel 4.5 Biaya Overhead Pabrik PT. Sorin Maharasa No. Keterangan Jumlah (Rp) 1. Biaya konsumsi karyawan 10.248.100 2. Biaya perlengkapan kerja 125.169.150 3. Biaya listrik dan air 829.966.497 4. Biaya bahan bakar dan pelumas 478.253.400 5. Biaya bahan pembantu 516.100.895 6. Biaya asuransi kerugian 46.813.006 7. Biaya perawatan bangunan 286.299.750 8. Biaya perawatan mesin dan perlengkapan pabrik 308.581.720 9. Biaya penyusutan bangunan 977.780.814 10. Biaya penyusutan mesin 1.872.519.125 11. Biaya research dan development 188.797.600 12. Biaya kebersihan pabrik 9.467.250 13. Biaya packing dan pembungkus 86.304.100 Total Biaya Overhead Pabrik 5.736.301.407 Sumber : PT. Sorin Maharasa (data yang diolah) Untuk mendapatkan tarif biaya overhead per unit, maka total biaya overhead yang ada dibagikan dengan dasar alokasi jumlah unit yang diproduksi. Tarif overhead per unit sistem tradisional, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

49 Total biaya overhead (Rp) Total biaya overhead tahun 2012/unit = Jumlah unit yang diproduksi (Kg) = 5.736.301.407 175.000 = Rp. 32.778,865/kg Artinya untuk setiap jenis produk akan dibebankan biaya overhead pabrik sebesar Rp. 32.778,865/kg. B. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Sistem Tradisional PT. Sorin Maharasa Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi berdasarkan sistem tradisional secara lengkap pada PT. Sorin Maharasa tahun 2012, disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.6 Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Sistem Tradisional PT. Sorin Maharasa Keterangan Sosis Bakso Biaya Bahan Baku (Rp) 3.987.500.000 2.388.750.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp) 421.200.000 140.400.000 Biaya Overhead Pabrik (Rp) 3.277.886.500 2.458.414.875 Total Biaya (Rp) 7.677.586.500 4.987.564.875 Unit Produksi (Kg) 100.000 75.000 Biaya Produksi per kg (Rp) 76.775,865 66.500,865 Sumber : Data yang telah diolah

50 C. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Sistem Biaya Activity Based Costing Pada PT. SORIN MAHARASA 1. Prosedur Tahap Pertama Tahap pertama menentukan harga pokok produksi berdasarkan sistem Activity Based Costing adalah menelusuri biaya dari sumber daya ke aktivitas yang mengkonsumsinya. Tahap ini terdiri dari : a. Mengidentifikasi dan menggolongkan aktivitas dengan penentuan cost driver. Aktivitas tersebut dibagi ke dalam empat kategori aktivitas, penulis akan menyajikan cost driver dan klasifikasi aktivitas yang ada pada perusahaan PT. Sorin Maharasa sebagai berikut : Tabel 4.7 Daftar Cost Driver No. Cost Driver Sosis Bakso Jumlah 1. Unit Produksi (Kg) 100.000 75.000 175.000 2. Jam Mesin (Jam) 4.992 2.808 7.800 3. Luas Lantai (m 2 ) 250 250 500 4. Jumlah Set Up Mesin 3 4 7 Sumber : PT. Sorin Maharasa

51 Tabel 4.8 Klasifikasi Biaya ke dalam Aktivitas PT. Sorin Maharasa Tingkat Aktivitas Jenis Biaya Cost Driver Jumlah (Rp) Aktivitas Level Unit Biaya listrik dan air Jam mesin 829.966.497 Biaya packing dan pembungkus Jumlah unit 86.304.100 Biaya bahan pembantu Jumlah unit 516.100.895 Aktivitas Level Batch Biaya konsumsi karyawan Jam mesin 10.248.100 Biaya bahan bakar dan pelumas Jam mesin 478.253.400 Biaya perlengkapan kerja Biaya perawatan mesin dan perlengkapan pabrik Jumlah set up mesin Jumlah set up mesin 125.169.150 308.581.720 Aktivitas Level Product Biaya research dan development Jumlah unit 188.797.600 Aktivitas Level Fasilitas Biaya penyusutan bangunan Luas lantai 977.780.814 Biaya asuransi kerugian Luas lantai 46.813.006 Biaya kebersihan pabrik Luas lantai 9.467.250 Biaya perawatan bangunan Luas lantai 286.299.750 Biaya penyusutan mesin Jam mesin 1.872.519.125

52 b. Penentuan tarif pool rate. Pool Rate aktivitas level unit pada PT. Sorin Maharasa tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.9 Pool Rate Aktivitas Level Unit PT. Sorin Maharasa Cost Pool Biaya Overhead Jumlah (Rp) Cost Pool 1 Biaya listrik dan air 829.966.497 Jumlah Biaya Jumlah Jam Mesin Pool Rate 1 Cost Pool 2 Jumlah Biaya Jumlah Unit Pool Rate 2 829.966.497 7.800 jam 106.405,96 Cost Pool Biaya Overhead Jumlah (Rp) Biaya packing dan pembungkus Biaya bahan pembantu 86.304.100 516.100.895 602.404.995 175.000 unit 3.442,31

53 Pool Rate aktivitas level batch pada PT. Sorin Maharasa tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.10 Pool Rate Aktivitas Level Batch PT. Sorin Maharasa Cost Pool Biaya Overhead Jumlah (Rp) Cost Pool 3 Biaya konsumsi karyawan Biaya bahan bakar dan pelumas 10.248.100 478.253.400 Jumlah Biaya Jumlah Jam Mesin Pool Rate 3 488.501.500 7.800 jam 62.628,39 Cost Pool Biaya Overhead Jumlah (Rp) Cost Pool 4 Biaya perlengkapan kerja Biaya perawatan mesin dan perlengkapan pabrik 125.169.150 308.581.720 Jumlah Biaya Jumlah set-up mesin Pool Rate 4 433.750.870 7 61.964.410 Pool Rate aktivitas level product pada PT. Sorin Maharasa tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.11 Pool Rate Aktivitas Level Product PT. Sorin Maharasa Cost Pool Biaya Overhead Jumlah (Rp) Cost Pool 5 Biaya research dan pengembangan 188.797.600 Jumlah Biaya Jumlah Unit Pool Rate 5 188.797.600 175.000 unit 1.078,84

54 Pool Rate aktivitas level fasilitas pada PT. Sorin Maharasa tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : Cost Pool 6 Tabel 4.12 Pool Rate Aktivitas Level Fasilitas PT. Sorin Maharasa Cost Pool Biaya Overhead Jumlah (Rp) Jumlah Biaya Jumlah Luas Lantai Pool Rate 6 Biaya penyusutan bangunan Biaya asuransi kerugian Biaya kebersihan pabrik Biaya perawatan bangunan 977.780.814 46.813.006 9.467.250 286.299.750 1.320.360.820 500m 2 2.640.721,64 Cost Pool Biaya Overhead Jumlah (Rp) Cost Pool 7 Biaya penyusutan mesin 1.872.519.125 Jumlah Biaya Jumlah Jam Mesin Pool Rate 7 1.872.519.125 7.800 jam 240.066,55

55 Tabel berikut akan menunjukkan pengalokasian biaya overhead untuk masing-masing produk : Tabel 4.13 Alokasi Biaya Overhead Dengan Sistem Activity Based Costing Produk Sosis Biaya Overhead yang berhubungan dengan : Jumlah (Rp) Unit Produksi : 100.000 kg x Rp. 3.442,31 = 100.000 kg x Rp. 1.078,84 = 344.231.000 107.884.000 Jam Mesin : 4.992 jam x Rp. 106.405,96 = 4.992 jam x Rp. 62.628,39 = 4.992 jam x Rp. 240.066,55 = 531.178.552,3 312.640.922,9 1.198.412.218 Set up Mesin : 3 set mesin x Rp. 61.964.410 = 185.893.230 Luas Lantai : 250 m 2 x Rp. 2.640.721,64 = Total Biaya Overhead Jumlah Sosis yang diproduksi Biaya Overhead/Kg 660.180.410 3.340.420.333 100.000 33.404,203

56 Tabel 4.14 Alokasi Biaya Overhead Dengan Sistem Activity Based Costing Produk Bakso Biaya Overhead yang berhubungan dengan : Jumlah (Rp) Unit Produksi : 75.000 kg x Rp. 3.442,31 = 75.000 kg x Rp. 1.078,84 = 258.173.250 80.913.000 Jam Mesin : 2.808 jam x Rp. 106.405,96 = 2.808 jam x Rp. 62.628,39 = 2.808 jam x Rp. 240.066,55 = 298.787.935,7 175.860.519,1 674.106.872,4 Set up Mesin : 4 set mesin x Rp. 61.964.410 = 247.857.640 Luas Lantai : 250 m 2 x Rp. 2.640.721,64 = Total Biaya Overhead Jumlah Bakso yang diproduksi Biaya Overhead/Kg 660.180.410 2.395.879.627 75.000 31.945,062 Dari hasil perhitungan, maka diperoleh biaya overhead per kg untuk produksi sosis sebesar Rp. 33.404,203/kg dan untuk produksi bakso sebesar Rp. 31.945,062/kg.

57 2. Prosedur Tahap Dua Berdasarkan pengalokasian biaya overhead yang telah dilakukan, maka untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi berdasarkan sistem ABC, akan disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.15 Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Sistem Activity Based Costing PT. Sorin Maharasa Keterangan Sosis Bakso Biaya Bahan Baku (Rp) 3.987.500.000 2.388.750.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp) 421.200.000 140.400.000 Biaya Overhead (Rp) 3.340.420.333 2.395.879.627 Total Biaya (Rp) 7.749.120.333 4.925.029.627 Unit Produksi (Kg) 100.000 75.000 Biaya Produksi per kg (Rp) 77.491,203 65.667,062 Sumber : Diolah Penulis D. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Sistem Tradisional dengan Sistem Activity Based Costing PT. Sorin Maharasa Setelah dilakukan perhitungan harga pokok produksi dengan sistem tradisional dan Activity Based Costing, maka penulis akan membandingkan hasil keduanya. Berikut adalah perbandingan harga pokok produksi menggunakan sistem tradisional dan Activity Based Costing yang akan disajikan oleh penulis pada tabel di bawah ini :

58 Tabel 4.16 Perbandingan Harga Pokok Produksi Sistem Tradisional dengan Sistem Activity Based Costing PT. Sorin Maharasa Keterangan Tradisional ABC BBB (Rp) BTKL (Rp) FOH (Rp) Sosis Bakso Sosis Bakso 3.987.500.000 421.200.000 3.277.886.500 2.388.750.000 140.400.000 2.458.414.875 3.987.500.000 421.200.000 3.340.420.333 2.388.750.000 140.400.000 2.395.879.627 Total (Rp) 7.677.586.500 4.987.564.875 7.749.120.333 4.925.029.627 Unit Produksi (Kg) 100.000 75.000 100.000 75.000 HPP per Kg (Rp) 76.775,865 66.500,865 77.491,203 65.667,062 Sumber : Diolah Penulis Berdasarkan Tabel 4.16, terjadi kenaikan total harga pokok produksi sosis sebesar Rp. 71.533.833 atau Rp. 715. 338/kg, sedangkan terjadi penurunan total harga pokok produksi bakso sebesar Rp. 62.535.248 atau Rp. 833.803/kg. Hal tersebut dikarenakan pembebanan biaya overhead dengan sistem tradisional hanya menggunakan satu cost driver yaitu jumlah unit yang diproduksi. Sedangkan pembebanan biaya overhead dengan sistem activity based costing menggunakan lebih dari satu cost driver, yaitu membebankan berdasaran aktivitas-aktivitas yang dikerjakan. E. Perhitungan Harga Jual dan Laba Bruto Untuk menentukan harga jual pada produk sosis dan bakso, PT. Sorin Maharasa menginginkan laba sebesar 25% dari harga pokok produksi per unit. Berikut adalah perhitungan harga jual dan laba bruto untuk masing-masing produk dengan menggunakan sistem biaya tradisional dan Activity Based Costing yang disajikan pada tabel dibawah ini :

59 Tabel 4.17 Perhitungan Harga Jual Produk Sosis dan Bakso Berdasarkan Sistem Biaya Tradisional Keterangan Sosis (Rp) Bakso (Rp) HPP per kg 76.775,865 66.500,865 Laba 25% 19.193,966 16.625,216 Harga jual per kg 95.969,831 83.126,081 Tabel 4.18 Perhitungan Harga Jual Produk Sosis dan Bakso Berdasarkan Sistem Activity Based Costing Keterangan Sosis (Rp) Bakso (Rp) HPP per kg 77.491,203 65.667,062 Laba 25% 19.372,800 16.416,765 Harga jual per kg 96.864,003 82.083,827 Setelah dilakukan perhitungan harga jual, maka dapat diketahui laba bruto yang akan diperoleh perusahaan selama tahun 2012, berikut adalah perhitungan laba bruto dengan sistem biaya tradisional dan Activity Based Costing : Tabel 4.19 Perhitungan Laba Bruto Produk Sosis Berdasarkan HPP Sistem Biaya Tradisional Penjualan (100.000 x Rp. 95.969,831) = Rp. 9.596.983.100 Biaya Produksi : Biaya Bahan Baku Rp. 3.987.500.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 421.200.000 Biaya Overhead Rp. 3.277.886.500 + HPP Rp. 7.667.586.500 - Laba Bruto Rp. 1.929.396.600

60 Tabel 4.20 Perhitungan Laba Bruto Produk Bakso Berdasarkan HPP Sistem Biaya Tradisional Penjualan (75.000 x Rp. 83.126,081 ) = Rp. 6.234.456.075 Biaya Produksi : Biaya Bahan Baku Rp. 2.388.750.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 140.400.000 Biaya Overhead Rp. 2.458.414.875 + HPP Rp. 4.987.564.875 - Laba Bruto Rp. 1.246.891.200 Tabel 4.21 Perhitungan Laba Bruto Produk Sosis Berdasarkan HPP Sistem Biaya Activity Based Costing Penjualan (100.000 x Rp. 96.864,003) = Rp. 9.686.400.300 Biaya Produksi : Biaya Bahan Baku Rp. 3.987.500.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 421.200.000 Biaya Overhead Rp. 3.340.420.333 + HPP Rp. 7.749.120.333 - Laba Bruto Rp. 1.937.279.967 Tabel 4.22 Perhitungan Laba Bruto Produk Bakso Berdasarkan HPP Sistem Biaya Activity Based Costing Penjualan (75.000 x Rp. 82.083,827) = Rp. 6.156.287.025 Biaya Produksi : Biaya Bahan Baku Rp. 2.388.750.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 140.400.000 Biaya Overhead Rp. 2.395.879.627 + HPP Rp. 4.925.029.627 - Laba Bruto Rp. 1.231.257.398 Sumber : Diolah Penulis Berdasarkan perhitungan harga jual dan laba bruto diatas dengan sistem tradisional dan activity based costing, maka dapat diketahui bahwa perhitungan harga pokok produksi berpengaruh terhadap penentuan harga jual dan laba

61 kotor pada perusahaan. Harga jual dan laba kotor dengan sistem activity based costing produk sosis memberikan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan produk bakso. F. Analisis Penerapan Sistem Activity Based Costing Pada PT. Sorin Maharasa Dari hasil pembahasan diatas, maka penulis menilai bahwa PT. Sorin Maharasa lebih tepat menerapkan sistem ABC didalam penentuan biaya overhead, karena terjadi penurunan harga pokok produksi untuk produk bakso sebesar Rp. 833.803/kg, walaupun terjadi peningkatan harga pokok produksi untuk produk sosis sebesar Rp. 715. 338/kg. Namun secara garis besar bila dilihat pada tabel 4.16, penetapan harga pokok produksi dengan activity based costing lebih akurat dan dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan management sebagai penetapan harga jual produk dan menentukan laba. Penentuan sistem tradisional akan menyebabkan distorsi, dimana dalam sistem tradisional yang dibebankan ke produk hanya berdasarkan satu cost driver. Sedangkan sistem ABC menggunakan cost driver lebih banyak dibebankan pada biaya overhead. Dengan pembebanan biaya tersebut berdasarkan aktivitasnya, maka penerapan sistem ABC mencerminkan aktivitas yang sesungguhnya mengenai biaya overhead yang timbul dan perhitungan harga pokok produk lebih tepat. Sistem biaya tradisional yang digunakan PT. Sorin Maharasa menggunakan jumlah unit produksi sebagai dasar pengalokasian biaya overhead ke produk. Dilihat dari pengalokasian biaya overhead antara sistem tradisional

62 dengan sistem ABC, maka ABC akan menghasilkan harga pokok produksi yang lebih tepat dalam menggambarkan pengalokasian biaya overhead oleh produk karena sistem ABC lebih berfokus pada aktivitas-aktivitas perusahaan dengan menggunakan lebih dari satu pemicu biaya.