EVALUASI PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK YANG DILAKUKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK ( KPP ) PRATAMA JAKARTA TAMAN SARI SATU

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN M DATA WAWANCARA. 1. Kendala kendala apa saja yang di hadapi oleh KPP Pratama Jakarta Taman

EVALUASI ATAS PENAGIHAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

ANALISIS PENAGIHAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA DUREN SAWIT

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Agnes Rosiana Muliady Murtedjo. Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021)

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Realisasi Tunggakan Pajak yang lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) Lebih Bayar (SKPLB) berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TATA CARA PENAGIHAN PAJAK AKTIF DI KPP PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR SATU

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi

BAB IV PEMBAHASAN. Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menggali sumber-sumber pendapatannya secara lebih

Sejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan

ABSTRAK. Kata Kunci : Pencairan Tunggakan Pajak, Penagihan Pajak. Universitas Kristen Maranatha

Sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self. administrasi di bidang perpajakan. Self Assessment System merupakan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENAGIHAN AKTIF HUTANG WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA DENPASAR TIMUR

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

EVALUASI ATAS PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA JAKARTA TAMANSARI DUA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab IV PEMBAHASAN. Surat Ketetapan Pajak(SKP) Dan Surat Tagihan Pajak(STP)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. prosedur penagihan piutang pajak secara aktif. Selama kegiatan kerja praktek

Afni Oktavia. Universitas Bina Nusantara Jalan Madrasah 1No.9,Sukabumi Utara kebon Jeruk-Jakarta Barat

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah. satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo

BAB 4 PEMBAHASAN. adalah analisis deskriptif komparatif untuk membandingkan penagihan pajak

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pajak, tentunya perlu dipahami dulu apa yang dimaksud dengan pajak.

EVALUASI PROSEDUR PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANTAENG. RUSDIAH HASANUDDIN STIE-YPUP Makassar

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi perkembangan negara dalam satu dekade terakhir ini menunjukkan

BAB II KAJIAN TEORITIS. Ada beberapa sistem pemungutan pajak menurut Purwono (2010: 12). Lebih

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak merupakan sumber pendapatan kas negara yang digunakan untuk

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, dkk Perpajakan, Jilid 1: Salemba Empat, Jakarta

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945, dimana bertujuan untuk mencerdaskan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Tindakan Penagihan Pajak Untuk Mencairkan Tunggakan

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan dengan dukungan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penerimaan dari sektor perpajakan merupakan penerimaan

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PIUTANG PAJAK. Diah Febriana Ikhsan Budi Riharjo

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 47/PJ/2010 TENTANG

ANALISIS PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU DUA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terjadi pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Definsi Pajak Pengertian Pajak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber utama penerimaan pendapatan Negaraterbesar

KUESIONER VARIABEL DEPENDENT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Erwis (2012) menyatakan, bahwa penagihan pajak dan pencairan

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 561/KMK.04/2000 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dinegara-negara berkembang pasti memerlukan biaya yang. kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional.

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Gilang Destriyatna Nengah Sudjana Dwiatmanto

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Sebagai negara berkembang Negara Republik Indonesia tengah

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti tidak terlalu tergantung pada pinjaman luar negeri. Upaya ekstensifikasi

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1) mengatakan bahwa pengertian penghasilan adalah tambahan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran

ANALISA PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK GUNA MENGOPTIMALKAN PENERIMAAN NEGARA PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA PANCORAN JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang

Restika Purnawardhani Sri Mangesti Rahayu Amirudin Jauhari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dimanfaatkan untuk melaksanakan dan meningkatkan pembangunan nasional.

WAWANCARA NARASUMBER KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari sektor pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. 5 Guna mewujudkan hal. tersebut diperlukan adanya pemungutan pajak.

PENERAPAN PENAGIHAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA PENJARINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang melakukan pembangunan disegala bidang yang

BAB III PEMBAHASAN TATA CARA PENAGIHAN PAJAK PENGHASILAN KEPADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA MEDAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB IV PEMBAHASAN. Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa di Wilayah KPP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

EVALUASI PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK YANG DILAKUKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK ( KPP ) PRATAMA JAKARTA TAMAN SARI SATU Candy Leonita Sari, Murtedjo, SE., Ak., MM ABSTRAK Penelitian mengenai pelaksanaan penagihan pajak yang dilakukan di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu karena di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu ini memiliki potensi penerimaan pajak dan potensi piutang pajak yang baik karena data piutang pajak yang cukup besar dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai tindakan tindakan yang dipakai dalam melakukan proses pelaksanaan penagihan pajak. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan adalah menunjukkan bahwa di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu tahap akhir dalam pelaksanaan penagihan pajak adalah dengan menggunakan blokir. Untuk mengatasi kendala yang dimiliki di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu penulis menyarankan KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu melakukan simulasi untuk membantu warga sekitar KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu lebih mengerti tentang peraturan perpajakan sehingga menghindari terjadinya kesalahan ( CLS ) Kata kunci: Penagihan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Surat Teguran, Surat Paksa, Surat Blokir ABSTRACT Research about tax collection performance in Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu because in Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari has many substantial taxes data about the potential tax revenue and potential tax accounts receivable from 2009 to 2012. This research aims to determine the action used in the process of implementation of tax collection. In this research using qualitative methods. The results of the

research that has been done is shown that in KPP Taman Sari Satu the final stage of the implementation of tax collection is to use the blocking letter. To overcome the obstacles that held in KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu, authors suggest KPP Pratama Taman Sari Satu make a simulation to help people around KPP Pratama Taman Sari Satu understand about tax laws so as to avoid the occurrence of errors (CLS) Keyword: Tax Collection, Kantor Pelayanan Pajak, Letter of Repimand, Forced Letter, Bloking Letter PENDAHULUAN Latar belakang dibuatnya skripsi ini dikarenakan jumlah penerimaan pajak yang setiap tahunnya selalu besar dan juga jumlah piutang pajak tidak tertagih di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu yang selalu menujukkan angka yang signifikan sehingga memicu penulis untuk melakukan evaluasi pelaksanaan penagihan pajak yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu. Rumusan masalah dan tujuan dari dilakukannya evaluasi pelaksanaan penagihan pajak yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) adalah penulis ingin mengevaluasi tindakan tindakan yang diterapkan dalam melaksanakan penagihan pajak dan cara yang digunakan oleh KPP untuk menghadapi wajib pajak yang lalai kemudian menganalisis penyebab diterbitkannya surat teguran, surat paksa, dan surat pernyataan melakukan sita serta melakukan analisis tentang jumlah persentase data tentang penagihan pajak tahun 2009 2012 seta meneliti prosedur penagihan pajak dan meneliti kendala dan upaya yang dihadapi dan digunakan KPP dalam melakukan penagihan pajak. Penagihan pajak menurut undang undang no 19 tahun 2000 tentang penagihan pajak dengan surat paksa pasal 1 angka 9 dijelaskan bahwa penagihan pajak merupakan serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan dengan menegur atau memperingatkan, serta melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, menerbitkan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan dan melaksanakan penyanderaan serta menjual barang yang telah disita. Menurut Undang Undang no 28 tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, dasar penagihan meliputi Surat Tagihan Pajak ( STP ), Surat Ketetapan Pajak ( SKP ), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar ( SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan ( SKPKBT), Surat Keputusan Pembetulan ( SK Pembetulan), Surat Keputusan Keberatan ( SK Keberatan), dan Putusan Banding. Penagihan Pajak dikelompokkan menjadi 2 yaitu penagihan aktif dan penagihan pasif dimana penagihan pasif merupakan penagihan dengan menggunakan surat tagihan atau surat ketetapan pajak yang apabila tidak dilunasi oleh wajib pajak maka akan diteruskan dengan penagihan pajak aktif yang dimulai dari surat teguran yang diterbitkan 7 hari setelah jatuh tempo SKP dan kemudian 21 hari setelah diterbitkannya Surat Teguran apabila wajib pajak masih belum atau tidak melunasi utang pajaknya maka KPP akan menerbitkan Surat Paksa yang apabila masih tidak dipatuhi oleh wajib pajak maka dalam waktu 2x24 jam akan diterbitkan surat sita yang dilanjutkan dengan sita dan dalam jangka waktu 14 hari akan diterbitkan surat lelang dan juga akan dilakukan lelang. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam melaksanakan evaluasi pelaksanaan penagihan pajak yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu adalah dengan menggunakan metode kualitatid dimana penulis melakukan penelitian lapangan yaitu seperti observasi dan juga melakukan wawancara dengan pihak yang berkaitan langsung dengan divisi penagihan pajak dan penulis melakukan evaluasi pelaksanaan penagihan pajak yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu ini dengan menggunakan metode deskriptif dimana penulis

mengevaluasi dan kemudian menjelaskan mengenai pelaksanaan penagihan pajak tempat penulis melakukan penelitian. HASIL DAN BAHASAN Pelaksanaan Penagihan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu Pelaksanaan penagihan pajak yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu dilakukan oleh 6 pegawai yang terdiri dari 1 (satu) orang kepala bagian seksi penagihan pajak, 1 ( satu ) orang bagian pelaksana, dan 4 ( empat ) orang adalah juru sita pajak.dalam melakukan pelaksanaan penagihan pajak, tentunya diperlukan tahap tahap dalam melaksanakannya. Hal ini dimulai dari diterbitkannya dasar dasar penagihan yang sesuai dengan perundang undangan no 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan dan Tata Cara Perpajakan ( KUP ) pasal 18 yang terdiri dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar ( SKPKB ), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan ( SKPKBT ), Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Surat Putusan Peninjauan Kembali. Dasar penagihan pajak tersebut terdiri dari angka angka tunggakan piutang pajak yang dimiliki oleh Kantor Pelayananan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu. Berikut ini adalah jumlah tunggakan piutang pajak yang dimiliki oleh Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu yakni: Tabel 1 Jumlah Tunggakan Piutang Pajak di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu Pada Tahun 2009-2012 Tahun Jumlah Tunggakan Target Tertagih 2009 211.741.710.000 10.570.537.000 2010 200.287.687.000 14.451.553.000 2011 200.810.891.429 39.857.625.000 2012 251.438.186.609 30.071.251.675 Target realisasinya tertagihnya piutang pajak yang berada di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu ditentukan oleh Kantor Wilayah DJP Jakarta Barat untuk masing masing Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) dengan melihat beberapa pertimbangan antara lain: 1) Besarnya piutang pajak masing masing Kantor Pelayanan Pajak Kantor Wilayah DJP Jakarta Barat memberikan target realisasi tertagihnya piutang pajak berdasarkan besarnya piutang pajak masing masing Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) berdasarkan pertimbangan kondisi kendala kendala yang dihadapi oleh Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) baik secara internal maupun secara eksternal serta kemampuan Kantor Pelayanan Pajak dalam melakukan penagihan pajak baik secara aktif maupun tidak aktif. 2) Kualitas Piutang Pajak Kantor Wilayah DJP Jakarta Barat memberikan target realisasi tertagihnya piutang pajak berdasarkan kualitas piutang pajak yang dimiliki oleh masing masing Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) dengan mempertimbangkan kondisi eksternal dari piutang pajak tersebut antara lain melihat umur piutang pajak yang dimiliki oleh Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) sudah melebihi 1 ( satu ) tahun atau belum, melihat resiko dari piutang pajak yang dimiliki oleh Kantor Pelayanan Pajak ( KPP )

3) Analisis resiko ketertagihan piutang pajak Kantor Wilayah DJP Jakarta Barat memberikan target realisasi tertagihnya piutang pajak berdasarkan pertimbangan analisa resiko ketertagihannya piutang pajak yang dimiliki oleh Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ). Kantor Wilayah DJP Jakarta Barat memberikan target kepada kantor pelayanan pajak dilihat berdasarkan sifat dan karakteristik wajib pajak yang berada di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu. Jumlah realisasi tertagihnya piutang pajak di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu merupakan wujud usaha yang telah dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu untuk melakukan pelaksanaan penagihan pajak secara aktif maupun secara pasif kepada wajib pajak maupun wajib pajak orang pribadi yang memiliki tunggakan utang pajak. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan realisasi tertagihnya piutang pajak di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu: Tabel 2 Realisasi Piutang Pajak Pada Tahun 2009 2012 di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu Tahun Realisasi Piutang Pajak Bulan Januari - Juni Realisasi Piutang Pajak Bulan Juli - Desember Total Piutang Pajak 2009 Rp2.958.167.000,00 Rp13.309.208.000,00 Rp16.267.375.000,00 2010 Rp6.567.216.000,00 Rp12.727.569.000,00 Rp19.294.785.000,00 2011 Rp13.601.928.454,00 Rp10.128.389.906,00 Rp23.730.318.360,00 2012 Rp9.245.907.119,00 Rp8.325.698.251,00 Rp17.571.605.370,00. Bila dibandingkan dengan target pencapaian penagihan piutang pajak yang diperhitungkan oleh Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu adalah sebagai berikut: Tabel3 Perbandingan Target Tertagihnya Penagihan Piutang Pajak dan Realisasi Tertagihnya Piutang Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu Pada Tahun 2009 2012 Tahun 2009 2010 2011 2012 Target Tertagihnya Piutang Pajak Rp10.570.537.000,00 Rp14.451.553.000,00 Rp39.857.625.000,00 Rp30.071.251.675,00 Realisasi Tertagihnya Piutang Pajak Rp16.267.375.000,00 Rp19.294.785.000,00 Rp23.730.318.360,00 Rp17.571.605.370,00 Persentase Realisasi Tertagihnya Piutang pajak 154% 134% 60% 58%

Proses Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan Penagihan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu Di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu, kegiatan pelaksanaan penagihan pajak dilakukan atas dasar piutang pajak yang dimiliki oleh Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu yang tidak dilunasi oleh Wajib Pajak ataupun Penanggung Pajak sampai dengan jatuh tempo yang telah ditetapkan oleh perundang undangan yang berlaku. Pelaksanaan penagihan pajak di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu dimulai dari diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak ( SKP ) yang diberikan kepada wajib pajak dan diberikan jangka waktu pelunasan selama 30 hari sesuai dengan perundang undangan yang berlaku yang kemudian setelah 7 hari dari jatuh tempo pembayaran piutang pajak milik Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu, akan diterbitkan Surat Teguran yang diterbitkan berdasarkan PMK Nomor 24/PMK.03/2008 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Penagihan Seketika dan Sekaligus pasal 8 sampai dengan pasal 11 dan apabila pada saat surat teguran sudah diterbitkan wajib pajak atau penanggung pajak masih belum membayar hutang pajak atau masih belum melunasi hutang pajak, maka Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu dalam waktu 21 hari setelah surat teguran diterbitkan akan menerbitkan surat paksa yang sesuai dengan Undang Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. Setelah menerbitkan Surat Paksa, apabila wajib pajak atau penanggung pajak masih belum melunasi hutang pajak atau tidak membayar hutang pajak maka Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu dalam jangka waktu 2 x 24 jam akan menerbitkan Surat Perintah Melakukan Sita ( SPMP ) namum di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu tindakan SPMP yang diambil adalah tindakan Pemblokiran bukan Penyitaan. Alasan Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu memilih tindakan Pemblokiran adalah karena menurut Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu tindakan pemblokiran membuat tindakan penagihan pajak menjadi lebih efektif dibandingkan menggunakan sita yang setelah melakukan sita akan berjalan ke lelang. Penerbitan Surat Teguran Di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu, Penerbitan Surat Teguran dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang undangan perpajakan yang berlaku. Surat Teguran di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu dibuat oleh Seksi Bagian Penagihan sebanyak 2 rangkap yang 1 rangkapnya diberikan kepada wajib pajak atau penanggung pajak dan 1 rangkap lagi disimpan oleh seksi bagian penagihan didalam berkas sebagai bukti bahwa seksi bagian penagihan di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu telah melakukan tindakan penagihan menggunakan surat teguran. Berikut ini adalah tabel 4.4 yang melampirkan data perbandingan jumlah piutang pajak saat diterbitkan surat teguran pajak dan jumlah piutang pajak yang tertagih setelah diterbitkannya surat teguran pajak dan tabel 4.5 yang melampirkan data jumlah surat teguran yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu dan juga jumlah tunggakan Pajaknya: Tabel 4 Perbandingan Jumlah Piutang Pajak Saat Diterbitkan Surat Teguran Pajak dengan Jumlah Piutang Pajak Yang Tertagih Setelah Diterbitkan Surat Teguran Pajak di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu Pada Tahun 2009 2012 Tahun Jumlah Piutang Pajak saat diterbitkan Surat teguran Jumlah Piutang Pajak Yang Tertagih Setelah Diterbitkannya Surat Teguran 2009 Rp91.662.467.825,00 Rp68.997.614.039,00 2010 Rp15.429.968.012,00 Rp11.464.779.908,00 2011 Rp9.727.418.943,00 Rp214.515.591,00 2012 Rp13.159.605.465,00 Rp5.877.151.298,00

Tabel 5 Jumlah Surat Teguran Yang Dikeluarkan Oleh KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu Pada Tahun 2009 2012 Tahun Jumlah Surat Teguran yang dikeluarkan 2009 1379 2010 236 2011 240 2012 702 Dari tabel 4 dan tabel 5 dapat dilihat perbandingan jumlah pengeluaran surat teguran pajak di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu dimulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Berdasarkan tabel yang terlampir diatas dapat dilihat jumlah surat teguran pada tahun 2009 adalah sebesar 1379 lembar surat teguran dengan jumlah piutang pajak yang tersisa sampai dengan diterbitkan surat teguran adalah sebesar Rp91.662.467.825,00 yang setelah penerbitan surat teguran pajak tersebut piutang pajak yang dimiliki Kantor Pelayanan pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu menjadi Rp68.997.614.039,00. Untuk tahun 2010 jumlah surat yang dikeluarkan adalah sebesar 390 lembar surat teguran dan dengan jumlah piutang pajak sebesar Rp15.429.968.012,00 yang setelah dilakukan penerbitan surat teguran pajak jumlah piutang pajak ditahun 2010 yang tertagih adalah sebesar Rp11.464.779.908,00. Untuk tahun 2011 jumlah surat teguran yang dikeluarkan sebesar 332 lembar surat teguran dengan jumlah piutang pajak sebesar Rp9.727.418.946,00 serta jumlah piutang pajak yang tertagih setelah diterbitkan surat teguran pajak adalah sebesar Rp214.515.591,00 dan serta tahun 2012 jumlah surat teguran sebesar 1033 dengan jumlah piutang pajak sebesar Rp13.159.605.465,00 serta jumlah piutang pajak yang tertagih setelah diterbitkan surat teguran pajak yaitu sebesar Rp5.877.151.298,00. Setiap tahunnya surat teguran pajak yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu sudah berdasarkan pertimbangan berdasarkan jumlah target piutang pajak yang dapat tertagih sesuai dengan yang ditetapkan oleh Kantor Wilayah Pajak. Sebelum Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu mengeluarkan Surat Teguran tentunya dalam jangka waktu 7 hari setelah jatuh temponya Surat Ketetapan Pajak ( SKP ), maka Kantor Pelayanan Pajak akan melihat seberapa banyak wajib pajak atau penanggung pajak yang melakukan pelunasan terhadap hutang pajak mereka hal ini dapat dilihat dengan menghitung jumlah hari yang digunakan oleh wajib pajak dalam melunasi utang pajak. Jumlah piutang pajak saat dikeluarkannya Surat Teguran merupakan penggabungan dari piutang piutang pajak di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu tahun yang bersangkutan dengan piutang pajak tahun sebelumnya yang masih belum tertagih pada tahun tersebut. Piutang Pajak yang tidak tertagih pada tahun sebelumnya ditambahkan ke piutang pajak pada tahun selanjutnya bertujuan agar sebelum piutang pajak terhutang tersebut mencapai masa daluarsanya, piutang pajak tersebut sudah dapat dilunasi baik dengan kesadaran wajib pajak sendiri atau dengan proses penagihan pajak yang dilakukan menggunakan metode soft collection atau menggunakan metode hard collection. Soft Collection adalah suatu tindakan penagihan pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu dengan menggunakan cara yang halus untuk meminta wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan untuk melunasi utang pajak yang mereka tunggaki tersebut. Cara yang digunakan dapat menggunakan soft collection ini antara lain adalah pekerja dari Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu ini akan mendatangi wajib pajak orang pribadi ataupun wajib pajak badan dan melakukan pendekatan kepada wajib pajak dan menanyakan alasan wajib pajak tidak melunasi utang pajak yang mereka miliki. Bila alasan wajib pajak tidak membayar utang pajak yang mereka miliki karena wajib pajak memang tidak sanggup untuk melunasinya maka pegawai dari Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu memberikan solusi dalam melakukan pelunasan utang pajak yang dimiliki oleh wajib pajak tersebut.

Hard Collection adalah tindakan penagihan pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu dengan menggunakan sanksi sanksi yang berupa tindakan penagihan aktif yang salah satunya adalah adalah surat teguran. Terlihat pada tahun 2009 jumlah piutang pajak yang dimiliki Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu adalah Rp91.662.467.825,00 yang merupakan hasil kumulatif dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember yang dapat dilihat pada Lampiran A yang melampirkan data data mengenai jumlah piutang surat teguran pajak yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu. Terlihat pada lampiran A yang melampirkan jumlah piutang pajak yang dimiliki oleh Kantor Pelayananan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu, tahun 2009 merupakan tahun yang paling banyak mengeluarkan surat teguran dan juga tahun yang memiliki jumlah piutang pajak tidak tertagih terbanyak dibandingkan dengan tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Penerbitan Surat Paksa Setelah melakukan pelaksanaan penagihan pajak aktif dengan menggunakan surat teguran pajak, apabila wajib pajak yang bersangkutan masih belum atau tidak melunasi utang pajak yang mereka tunggaki maka 21 hari setelah surat teguran diterbitkan maka akan dterbitkan kembali surat paksa yang gunakan untuk memberikan peringatan kepada wajib pajak untuk melunasi utang pajaknya karena jangka waktu pelunasan di surat paksa hanya lah sebanyak 2x24 jam sebelum diterbitkan Surat Pemberitahuan Melakukan Penyitaan ( SPMP ). Jumlah Surat Paksa yang Keluar di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu dan Jumlah Piutang Pajak Saat Diterbitkannya Surat Paksa di tahun 2012, maka berikut ini adalah tabel 4.14 yang merupakan tabel perbandingan antara jumlah piutang pajak saat diterbitkannya surat paksa dan perbandingan jumlah yang tertagih setelah diterbitkannya surat paksa dan juga jumlah surat paksa yang dikeluarkan di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu: Tabel 6 Perbandingan Jumlah Piutang Pajak Saat Diterbitkan Surat Paksa Dengan Jumlah Piutang Pajak Setelah Diterbitkannya Surat Paksa Serta Jumlah Surat Paksa yang Diterbitkan di KPP Taman Sari Satu pada Tahun 2009 2012 TAHUN TOTAL SAAT DITERBITKAN SP JUMLAH SP YANG DITERBITKAN TOTAL PIUTANG TERTAGIH SETELAH DITERBITKAN SP 2009 Rp12.457.204.671,00 703 Rp3.659.612.568,79 2010 Rp3.965.199.104,00 362 Rp318.524.964,00 2011 Rp9.512.903.352,00 96 Rp31.928.714,00 2012 Rp7.282.454.167,00 259 Rp2.917.644.796,00 Setelah melihat tabel 4.14 yang menjelaskan mengenai perbandingan jumlah piutang pajak saat diterbitkan surat paksa dengan jumlah piutang pajak setelah diterbitkannya surat paksa, perbandingan antara jumlah piutang pajak saat diterbitkan surat paksa dengan jumlah piutang pajak setelah diterbitkannya surat paksa dapat dilihat bahwa jumlah piutang tertagih saat diterbitkannya surat paksa tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dikarenakan wajib pajak yang berada dibawah naungan KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu yang memiliki jumlah piutang yang dikategorikan besar tidak ingin mematuhi dan mengikuti surat teguran serta surat paksa yang telah diberikan oleh KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu sehingga menyebabkan jumlah piutang pajak yang tertagih tidak memuaskan dan jumlah surat paksa yang dikeluarkan KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu, dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 jumlah surat teguran yang dikeluarkan untuk melaksanakan penagihan pajak aktif di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu. Hal ini dikarenakan pada tahun 2009 memang KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu mengalami kesulitan dalam melakukan pelaksanaan penagihan pajak aktif dikarenakan kendala internal dan kendala eksternal.

Penerbitan Surat Perintah Melakukan Penyitaan ( SPMP ) Setelah surat paksa diterbitkan maka dalam jangka waktu 2x24jam apabila wajib pajak badan maupun wajib pajak orang pribadi tidak melakukan melunasan terhadap utang pajaknya maka akan diterbitkan Surat Perintah Melakukan Penyitaan ( SPMP ) yang nantinya apabila tidak dipatuhi oleh wajib pajak lagi maka akan diterbitkan surat lelang dan pelaksanaan lelang. Didalam penerbitan lelang terdapat beberapa bentuk penyitaan antara lain: 1. Penyanderaan 2. Pencegahan 3. Pemblokiran Di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu proses penyitaan yang biasanya dilakukan di KPP lainnya diganti menjadi Pemblokiran sehingga di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu tidak melakukan penyitaan serta pelelangan terhadap aset wajib pajak yang menunggak pajak. Alasan mengapa KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu tidak melakukan penyitaan dan pelelangan dikarenakan kebanyakan dari wajib pajak di area KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu merupakan Wajib Pajak besar yang harta bendanya tidak mudah untuk dilacak. Oleh karena itu KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu menggunakan metode Pemblokiran sebagai tindakan akhir dalam melakukan proses pelaksanaan penagihan pajak aktif. Namun sebelum melakukan pemblokiran tentunya KPP harus menerbitkan SPMP sebagai bukti untuk melakukan Pemblokiran yang datanya sama seperti data pemblokiran. Berikut ini adalah tabel 4.12 yang menjelaskan mengenai jumlah surat pemblokiran yang diterbitkan dan jumlah piutang pajak saat diterbitkan piutang pajak pada tahun 2009 2012: Tabel 7 Perbandingan Jumlah Piutang Pajak Saat Diterbitkan Surat Pemblokiran dan Jumlah Surat Pemblokiran yang Diterbitkan di KPP Taman Sari Satu pada Tahun 2009 2012 TAHUN JUMLAH SURAT PEMBLOKIRAN YANG DITERBITKAN JUMLAH PIUTANG SAAT DITERBITKAN SURAT PEMBLOKIRAN 2009 15 Rp8.797.592.102,21 2010 10 Rp11.237.433.346,00 2011 11 Rp9.480.974.638,00 2012 13 Rp12.154.057.566,00 Bedasarkan tabel 4.12 yang melampirkan perbandingan jumlah piutang pajak saat diterbitkannya surat pemblokiran dan jumlah surat paksa yang diterbitkan di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu dapat dilihat bahwa jumlah piutang pajak saat diterbitkan surat pemblokiran ini memiliki angka yang signifikan disetiap tahunnya namun jumlah piutang pajak yang terbesar terdapat pada tahun 2012 dikarenakan jumlah piutang pajak yang dimiliki wajib pajak tertentu tersebut merupakan kategori yang besar dan jenis wajib pajak yang melakukan penunggakan utang pajak yang dimiliki Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu adalah merupakan wajib pajak yang dikategorikan 100 besaran, 50 besaran dan 10 besaran. Dan berdasarkan diagram 4.8 dapat dilihat bahwa jumlah surat pemblokiran yang dikeluarkan oleh KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu setiap tahunnya menunjukkan angka yang signifikan yang dapat dilihat dari tidak ada perbedaan yang sangat jauh diantara tiap tahunnya saat surat pemblokiran diterbitkan. Dapat disimpulkan pelaksanaan penagihan pajak yang dilakukan KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu telah efektif. Hal ini dikarenakan banyaknya wajib pajak yang dalam jangka waktu 14 hari setelah proses penyitaan dalam bentuk pemblokiran rekening bank masih tetap tidak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan KMK Nomor 563/KMK.04/ 2000 tentang Pemblokiran dan Penyitaan harga Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank

Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Sita pasal 5 ayat (1) dan sebelum 14 hari jatuh tempo tidak melakukan pengajuan permohonan kepada pejabat DJP untuk menggunakan barang sitaan yang dimaksud kan untuk melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan KMK Nomor 563/KMK.04/ 2000 tentang Pemblokiran dan Penyitaan harga Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Sita pasal 5 ayat (2) seperti yang dilampirkan pada Lampiran M mengenai wawancara dengan beberapa pihak yang berhubungan dengan divisi penagihan pajak. Untuk tahap penyanderaan dan tahap pencegahan, KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu tidak melakukan tindakan ini dikarenakan menurut hasil wawancara yang dilampirkan di lampiran M tindakan pencegahan dan penyanderaan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan nya dikarenakan susahnya bekerja sama dengan instansi lain dalam melaksanakan tindakan pencegahan dan penyanderaan sehingga KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu lebih menggunakan pemblokiran dibandingkan penyanderaan dan pencegahan. Penerbitan Surat Lelang dan Tindakan Lelang Dalam jangka waktu 14 hari diterbitkannya surat sita dalam bentuk pemblokiran di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu, maka seharusnya KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu menerbitkan surat lelang dan kemudian 14 hari kemudian melakukan tindakan lelang atas harta yang menjadi objek sita milik penanggung pajak yang memiliki utang pajak. Namun di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu proses penerbitan surat lelang dan pelaksanaan lelang tidak dilakukan dikarenakan kendala yang dihadapi KPP sendiri. Seperti yang dilampirkan di lampiran M yang melampirkan tentang hasil wawancara dengan pihak yang berkaitan dengan proses penagihan pajak di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu dijelaskan alasan dari tidak digunakan tindakan penerbitan surat lelang dan tindakan lelang di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu dikarenakan susah ditemukannya objek sita milik wajib pajak yang menunggak pajak tersebut karena banyak wajib pajak yang berada di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu yang sering melakukan pemalsuan identitas dan juga sering menggunakan nama orang lain atas harta yang seharusnya menggunakan nama mereka. Inilah yang menjadi alasan KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu tidak menggunakan tindakan penerbitan surat lelang dan tindakan lelang dan menjadikan pemblokiran menjadi tindakan akhir dalam pelaksanaan penagihan pajak. Kendala Kendala yang Dihadapi Dalam Proses Penagihan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu Kendala Internal a. Hilangnya Berkas b. Jumlah Juru Sita Pajak Yang Kurang Banyak Kendala Eksternal a. Perilaku Wajib Pajak b. Wajib Pajak Mengalami Gagal Usaha / Bangkrut c. Peraturan Perpajakan d. Instansi Lain e. Tidak ditemukannya objek sita Upaya Upaya yang Dilakukan Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu Dalam Melakukan Pelaksanaan Penagihan Pajak Yang Efektif Untuk melakukan penyelesaian atas kendala kendala yang dihadapi Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu harus lah memiliki upaya untuk mengatasi kendala kendala yang dihadapi. Di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu telah dibuat beberapa strategi untuk mengatasi terjadinya kendala kendala yang dihadapi bagian penagihan dalam

melakukan proses penagihan pajak baik secara aktif maupun secara pasif yaitu strategi capaian,strategi capaian cerdas, strategi capaian tuntas. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Dalam pelaksanaan Penagihan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu telah sesuai dengan peraturan peraturan yang berlaku yaitu kegiatan penagihan pajak yang dimulai dari penerbitan surat teguran, surat paksa namun ada beberapa tahap yang tidak digunakan oleh Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu yaitu pencegahan, penyanderaan, penyitaan harta bergerak tidak bergerak, penerbitan surat lelang dan pelaksanaan lelang. Upaya yang digunakan oleh Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu untuk mengatasi kendala kendala yang dihadapi dengan menggunakan pemblokiran sebagai tahap akhir dalam proses pelaksanaan penagihan pajak aktif dikarenakan menurut Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu pemblokiran rekening bank milik wajib pajak lebih efektif untuk membuat wajib pajak jera dan tidak sulit bagi Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Taman Sari Satu untuk melacak rekening milik Wajib Pajak karena data tersebut dapat diminta di setiap bank atau langsung dapat diminta di Bank Indonesia sebagai induk dari segala bank yang ada di Indonesia. Di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu pelaksanaan penagihan pajak mengalami kendala dikarenakan wajib pajak yang identitasnya tidak dapat ditemukan kebenarannya karena banyak dari wajib pajak yang berada di kawasan KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu memiliki identitas diri lebih dari satu yang bila wajib pajak masih dapat melakukan pelunasan utang pajak maka akan diberikan keringanan berupa pelunasan utang pajak dengan menangsur dan didalam mengatasi kendala kendala yang dihadapi oleh KPP maka di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu terdapat beberapa upaya yang digunakan KPP Pratama Jakarta untuk mengatasi kendala kendala yang dihadapi di KPP antara lain: strategi capaian efektif, strategi capaian cerdas dan strategi capaian tuntas. SARAN Untuk mengatasi permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) maka penulis memberikan saran untuk KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu dan Kantor Wilayah DJP Jakarta Barat membuat sebuah simulasi, seminar, atau penyuluhan yang menjelaskan peraturan peraturan yang berlaku di dalam undang undang perpajakan sehingga dapat membantu para wajib pajak yang tidak mengerti menjadi lebih paham sehingga mengurangi terjadinya kesalahan atau pelanggaran terhadap peraturan perpajakan, melakukan terjadinya pemisahan berkas berdasarkan jenis berkas agar kendala kehilangan berkas penting di KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu menjadi minim, KPP melakukan kerjasama pemerintah daerah seperti contohnya kelurahan, kecamatan, RT dan RW untuk melakukan penyisiran secara langsung data data mengenai wajib pajak yang berada di area naungan KPP Pratama Jakarta Taman Sari Satu karena pemerintah daerah seperti kelurahan, kecamatan, RT dan RW pasti memiliki data tentang masyarakat yang berada didaerah mereka untuk mengatasi kendala yang dihadapi KPP. Dan agar KPP menambah sumber daya manusia yang terkait dengan kegiatan penagihan pajak di optimalkan baik jumlah maupun kualitas sehingga pelaksanaan proses penagihan dapat berjalan dengan baik dan terjadwal dengan tepat saat proses penagihan pajak. REFERENSI Direktur Jenderal Pajak (2007). Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-109/ PJ./2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Ilyas, Wirawan B. & Burton, Richard. (2010). Hukum Pajak. Edisi ke-5. Jakarta: Salemba Empat. Ketetapan dan Penagihan Pajak diakses tanggal 16 Maret 2013 dari http://www.scribd.com/doc/82913301/ketetapan-dan-penagihan-pajak

Leondra, Hagy (2012). Analisis Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Dalam Mengoptimalisasi Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua. Tesis tidak dipublikasikan. Jakarta: Program Sarjana Universitas Bina Nusantara. Mardiasmo. ( 2011). Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: ANDI YOGYA Menteri Keuangan (2000). Peraturan Menteri Keuangan nomor 561/ KMK.04/2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa Menteri Keuangan (2000). Peraturan Menteri Keuangan nomor 563/ KMK.04/2000 tentang Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Menteri Keuangan (2008). Peraturan Menteri Keuangan nomor 24/ PMK.03/2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Dengan Surat Paksa Dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus pasal 8 s/d pasal 11 Penagihan Pajak diakses 16 Maret 2013 dari http://www.scribd.com/doc/110751346/216-penagihan-pajak Penagihan Pajak diakses tanggal 17 Maret 2013 dari http://www.wikiapbn.org/artikel/penagihan_pajak Peraturan Pemerintah (2000). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 135 tahun 2008 tentang Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Republik Indonesia (2000). Undang Undang nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Republik Indonesia (2007). Undang - Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Risniawati. (2011). Evaluasi Atas Pelaksanaan Penagihan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pandeglang. Tesis tidak dipublikasikan. Jakarta: Program Sarjana Universitas Bina Nusantara. Sitepu, Saltroi. (2009). Efektifitas Pelaksanaan Penagihan Pajak pada KPP dibawah Kantor Wilayah DJP Jakarta Barat. Tesis tidak dipublikasikan. Jakarta: Program Sarjana Universitas Bina Nusantara. Utang Pajak dan Penagihannya diakses tanggal 16 Maret 2013 dari www.pajak.go.id/dmdocuments/penagihan.pdf. Waluyo(2011). Perpajakan Indonesia, Jakarta; Penerbit Salemba Empat. Wibowo, Agung, Ario(2010). Upaya Kantor Pelayanan Pajak Dalam Melakukan Penagihan Utang Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap Penanggung Pajak ( Studi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sidoarjo Selatan). Tesis telah dipublikasikan. Jawa Timur: Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Zuraida, I., & Advianto, H. S. ( 2011 ). Penagihan Pajak: Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Bogor: Ghalia Indonesia

RIWAYAT HIDUP Candy Leonita Sari lahir di Kota Jambi pada 22 Juli 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidan ilmu Akuntansi pada tahun 2013.