BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepercayaan guru pada pimpinan. 4. Kepercayaan guru pada pimpinan memediasi sebagian (partial

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Penulisan Ilmiah Jurusan Psikologi 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi

PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1) Penelitian ini menguji dan menganalisa pengaruh positif. kepemimpinan transformasional pada perilaku kewargaan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan adalah suatu tantangan yang harus dihadapi dan mendapat

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana,

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya

BAB I Pendahuluan. Mahasiswa sebagai calon intelektual muda atau yang sering disebut sebagai Agent of

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan

JURNAL MANAJEMEN Terbit online :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance). Tata kelola kepemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mematuhi Undang-Undang Pertambangan, Regulasi Pengelolaan. prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

BAB I PENDAHULUAN. paling penting adalah soal kepemimpinan (Gunawan, Kompas, 20/01/2013).

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Afeksi komitmen merupakan pernyataan keterikatan karyawan secara emosi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. 1. Pengertian Kinerja. tujuan organisasi (Viswesvaran & Ones, 2000). McCloy et al. (1994)

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa: A. Latar Belakang Penelitian

KUESIONER. Lama Bekerja :. *) coret yang tidak perlu

LAMPIRAN 1 PENELITIAN SEBELUMNYA. No Peneliti Fokus Penelitian Hasil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. regresi linier berganda yang dilaksanakan mengenai pengaruh pelaksanaan gaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

D. Statistik Deskriptif. Tabel 5 Statistik Deskriptif Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Gaya Kepemimpinan Transformasional.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

BAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kekuasaan kehakiman di empat lingkungan peradilan, yaitu Peradilan

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi di hari esok, segalanya serba tak menentu, akan tetapi kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. performa organisasi. Menurut Mangkuprawira (2007), kinerja adalah hasil

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanya kelak.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB II LANDASAN TEORI. penelitian yang digunakan serta beberapa beberapa hipotesis penelitian. 1. Pengertian Gaya Kepemimpinan

BAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. Kesiapan individu dalam menghadapi perubahan menjadi hal penting yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi suatu kesadaran umum setiap organisasi dalam rangka menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sebagai tempat menyimpan uang, Bank juga menjadi sarana kredit bagi usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini, kemajuan dunia semakin pesat dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan basil analisis data dan pengujian hipotesis, maka ditarik

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin agar tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN Profil Perusahaan PT. Bravo Satria Perkasa

BAB I PENDAHULUAN. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada dengan arah strategis organisasi. Arah strategis organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja karyawan merupakan potret dari kinerja organisasi secara keseluruhan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dan 11 karyawan perempuan. Masa kerja karyawan adalah minimal 6 bulan Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama ini berisi pembahasan mengenai latar belakang, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan seefektif mungkin. suatu tujuan perusahaan. Pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang

4. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala bidang, diantaranya politik, sosial, ekonomi, teknologi dan

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Quality Of Work Life

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini bila kita teliti dengan lebih seksama penyebabnya

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Bab 6 ini akan membahas mengenai simpulan, keterbatasan, implikasi dan saran pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan saat ini, sangat diharapkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah aset organisasi yang paling berharga (Shah, 2012), karena tanpa sumber daya manusia yang berkualitas maka organisasi tidak akan bertahan dalam persaingan. Dalam konteks pendidikan, guru adalah sumber daya yang paling strategis dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, karena guru adalah orang yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah. Salah faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan adalah komitmen organisasional yang dimiliki guru. Meyer dan Allen (1997) mengatakan bahwa komitmen organisasional dapat memberi interpretasi awal tentang penerimaan karyawan terhadap organisasi melalui tingkah laku yang berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Meyer et al. (1989) menambahkan bahwa komitmen organisasional adalah indikator yang tepat dari kinerja. Dengan demikian guru yang memiliki tingkat komitmen tinggi akan memiliki produktivitas dan kinerja yang tinggi dan akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Komitmen organisasional dijelaskan oleh Meyer dan Allen (1991) sebagai konstruk psikologis yang merupakan karakteristik hubungan anggota dengan organisasinya dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk melanjutkan keanggotaanya dalam organisasi. Selanjutnya Meyer dan 1

Allen merumuskan 3 dimensi komitmen organisasional, yaitu (1) komitmen afektif (affective commitment), berkaitan dengan hubungan emosional anggota organisasi terhadap organisasinya, dan keterlibatan anggota organisasi dengan kegiatan organisasi; (2) komitmen berkelanjutan (continuance commitment), berkaitan kesadaran anggota organisasi untuk tetap bertahan sebagai anggota organisasi berdasarkan pertimbangan untung dan rugi; (3) komitmen normatif (normative commitment), menggambarkan perasaan wajib atau keterikatan untuk terus berada dalam organisasi. Kepemimpinan berperan penting dalam meningkatkan komitmen organisasional. Konsep kepemimpinan dikemukakan oleh Darth dan Paulus dalam Yukl (2001), keduanya mengartikan kepemimpinan sebagai suatu proses memberikan rasa (sense) terhadap sesuatu yang dilakukan orang-orang secara bersama-sama sehingga mereka mengerti dan berkomitmen tinggi. Walumbwa et al. (2005) menambahkan bahwa komitmen organisasional sebagai hasil yang terkait dengan kepemimpinan. Oleh karenanya komitmen organisasional menjadi hal yang sangat penting untuk menjadi perhatian pemimpin. Berdasarkan wawancara kepada 3 orang guru dan observasi di SMK Negeri 2 Sewon Bantul ditemukan berbagai persoalan komitmen organisasional diantaranya: indisipliner guru, misalnya guru datang terlambat, guru masuk kelas tidak tepat waktu, guru masuk sekolah hanya pada saat ada jadwal mengajar, guru tidak melaksanakan analisis ulangan harian, dan beberapa guru melaksanakan pembelajaran di kelas tidak sesuai 2

dengan silabus dan RPP yang telah dibuat, penyebab utamanya adalah silabus dan RPP yang dibuat hanya copy paste dari sekolah lain atau sumber lain tanpa melakukan adaptasi atau penyesuaian dengan kondisi sekolah. Selain itu ada pula guru yang memiliki sikap tidak peduli terhadap persoalan yang dihadapi sekolah dan permasalahan yang dihadapi siswa. Perilaku-perilaku guru tersebut menunjukkan kurangnya komitmen afektif yang dimiliki oleh guru, artinya hubungan emosional guru terhadap sekolah untuk melaksanakan tugas-tugasnya sebagai wujud keterlibatan guru dalam mendukung kegiatan sekolah masih rendah. Tentunya hal ini akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Sesuai dengan pendapat Huberman (1993) yang menyatakan bahwa komitmen guru telah diidentifikasi sebagai salah satu faktor yang paling penting bagi keberhasilan masa depan pendidikan. Selain permasalahan komitmen afektif di atas, dari hasil observasi dan wawancara terungkap pula permasalahan tentang kepemimpinan kepala sekolah. Permasalahan kepemimpinan tesebut antara lain : sikap otoriter kepala sekolah dalam mengambil keputusan tanpa melalui forum rapat dewan guru atau meminta pertimbangan pihak manajemen sekolah, pendelegasian atau susunan personalia kepanitian hanya diberikan kepada guru- guru tertentu yang disukai oleh kepala sekolah tanpa memperhatikan kompetensi dan struktur organisasi sekolah, kecenderungan kepala sekolah membiarkan masalah yang dihadapai guru-guru, dan penanganan masalah ketika masalah tersebut sudah menjadi masalah serius. 3

Persoalan kepemimpinan tersebut di atas membawa dampak rendahnya kepercayaan (trust) guru pada kepala sekolah, hal ini terungkap dalam wawancara tentang permasalahan kepercayaan guru pada kepala sekolah, yaitu rasa pesimis terhadap program-program yang telah ditetapkan oleh kepala sekolah untuk dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), dan kepala sekolah dipandang tidak memiliki kemampuan sebagai seorang pemimpin. Meskipun demikian, tetap ada sekompok guru yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi pada kepala sekolah. Bedasarkan fakta-fakta tersebut di atas juga menunjukkan pentingnya komitmen organisasional guru, khususnya komitmen afektif. Oleh karenanya dibutuhkan gaya kepemimpinan yang mampu membangkitkan kepercayaan, kebanggaan, loyalitas bawahan dan mereka termotivasi untuk melakukan melebihi apa yang diharapkan serta mampu menyatukan cara pandang melalui pemahaman visi dan misi organisasi dan mampu menciptakan kondisi yang dapat meningkatkan komitmen afektif. Salah satu gaya kepemimpinan tersebut adalah kepemimpinan transformasional. Menurut Bass dan Reggio (2006) kepemimpinan transformasional yang mendorong pengikut mereka untuk berpikir kritis dan kreatif dapat memiliki pengaruh pada komitmen pengikutnya. Sementara Walumbwa dan Lawler (2003) mengatakan bahwa pemimpin transformasional dapat meningkatkan motivasi dan komitmen organisasional pengikutnya dengan memecahkan masalah secara kreatif dan memahami kebutuhan mereka. 4

Hasil penelitian Ngodo (2008) menunjukkan bahwa pemimpin transformasional sangat sukses dalam mendapatkan kepercayaan dari para pengikut mereka. Ngodo (2008) juga menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional pada dasarnya melibatkan pemberdayaan pengikut oleh para pemimpin. Pemberdayaan memungkinkan pengikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Hasil penting dari proses pengambilan keputusan adalah kepercayaan. Dengan demikian kepercayaan pada pimpinan dapat meningkatkan komitmen afektif karena sulit bagi kepala sekolah yang tidak dipercaya oleh guru untuk memiliki guru-guru yang berkomitmen tinggi. Secara singkat diatas, peneliti menemukan berbagai permasalahan tentang komitmen afektif, kepemimpinan, dan kepercayaan guru pada pimpinan di SMK Negeri 2 Sewon Bantul. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap komitmen afektif dengan kepercayaan pada pimpinan sebagai mediator. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, ditemukan berbagai permasalahan tentang komitmen afektif di SMK Negeri 2 Sewon Bantul. Selain permasalahan komitmen afektif, terungkap pula permasalahan kepemimpinan yang berdampak pada rendahnya kepercayaan guru terhadap kepala sekolah. Menyadari pentingnya komitmen afektif dalam peningkatan mutu pendidikan maka diperlukan kepemimpinan yang mampu meningkatkan 5

komitmen afektif. Salah satu gaya kepemimpinan yang dapat meningkatkan komitmen afektif adalah kepemimpinan transformasional. Hasil penelitian Avolio et al. (1999) menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional mempengaruhi komitmen organisasional para pengikutnya dengan membangkitkan dan mendorong pengikutnya berpikir lebih kritis terhadap semua masalah dan tantangan yang ada dengan menggunakan pendekatan baru. Namun, kesediaan bawahan untuk memenuhi komitmen dan mencapai visi organisasi bergantung pada kepercayaan pemimpin. Membangun kepercayaan ini berasal dari kemampuan pemimpin (Yukl, 2001). Sementara hasil penelitian Shamir et al. (1993) mengatakan bahwa pemimpin transformasional adalah model (suri taladan) bagi bawahan. Bawahan akan meniru keberhasilan,nilai-nilai, dan keyakinan dari pemimpin dan jika bawahan berhasil maka mereka akan memiliki tingkat kepercayaan pada pimpinan yang tinggi. Dengan demikian, kepemimpinan transformasional meningkatkan kepercayaan bawahan pada pemimpin mereka dan akan meningkatkan komitmen afektif. Dari uraian tersebut di atas peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap komitmen afektif dengan kepercayaan guru pada pimpinan sebagai mediator di SMK Negeri 2 Sewon Bantul. 6

1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kepercayaan guru pada pimpinan? 2. Apakah kepercayaan guru pada pimpinan berpengaruh positif terhadap komitmen afektif? 3. Apakah kepemimpinan transformasioanal berpengaruh positif terhadap komitmen afektif? 4. Apakah kepercayaan guru pada pimpinan memediasi pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap komitmen afektif? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kepercayaan guru pada pimpinan. 2. Untuk menguji apakah kepercayaan guru pada pimpinan berpengaruh positif terhadap komitmen afektif. 3. Untuk menguji apakah kepemimpinan transformasioanal berpengaruh positif terhadap komitmen afektif? 4. Untuk menguji apakah kepercayaan guru pada pimpinan memediasi pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap komitmen afektif. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. 7

1. Manfaat secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan tentang pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap komitmen afektif yang dimediasi oleh kepercayaan guru pada pimpinan, khususnya di dunia pendidikan. 2. Manfaat praktis a. Bagi Sekolah Menjadi bahan masukan bagi Kepala SMK Negeri 2 Sewon Bantul untuk meningkatkan komitmen afektif guru melalui kepemimpinan transformasional dan kepercayaan guru pada pimpinan. b. Bagi Peneliti Menjadi bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap komitmen afektif yang dimediasi oleh kepercayaan guru pada pimpinan dalam ranah pendidikan. 1.6 Batasan Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap komitmen afektif dengan kepercayaan guru pada pimpinan sebagai mediator di SMK Negeri 2 Sewon Bantul berdasarkan persepsi guru. Pimpinan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepala sekolah. 8

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepemimpinan transformasional, sedangkan komitmen afektif sebagai variabel terikat dan kepercayaan guru pada pimpinan sebagai variabel mediator. Batasan dari ketiga variabel tersebut adalah : a. Komitmen Afektif Komitmen afektif merupakan salah satu dimensi komitmen organisasional. Menurut Meyer dan Allen (1991) komitmen afektif, berkaitan dengan hubungan emosional anggota organisasi terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi, dan keterlibatan anggota organisasi dalam kegiatan organisasi. b. Kepemimpinan Transformasional Menurut Bass dan Reggio (2006) kepemimpinan transformasional adalah seorang pemimpin yang membantu pengikut pengikutnya untuk tumbuh dan berkembang melalui pemberdayaan dan meyelaraskan tujuan individu pengikut pengikutnya, tujuan pemimpin, tujuan kelompok dan tujuan organisasi yang lebih besar. Bass dan Reggio (2006) menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki 4 ciri, yaitu : 1. Pengaruh yang diidealkan (idealized influence), pemimpin yang memiliki sifat sifat keteladanan yang ditunjukkan kepada pengikutnya dan sifat sifat yang dikagumi dari pimpinannya. Pada dasarnya ciri idealized influence adalah pemberian keteladanan pada pengikut melalui perilaku dan ucapan. 9

2. Stimulasi intelektual (intellectual stimulation), pemimpin yang mampu mengembangkan kompetensi pengikutnya dengan cara memberikan pertanyaan dan memberikan tantangan agar pengikutnya berolah pikir mencari cara baru dalam melakukan suatu pekerjaan. Pemimpin merangsang pemikiran kreatif para pengikutnya untuk memunculkan gagasan inovatif dalam diri mereka. 3. Kepedulian secara perorangan (individual consideration), pemimpin yang mampu memenuhi kebutuhan para pengikutnya, bertindak sebagai mentor atau pelatih bagi para pengikutnya, dan memberi perhatian pada kebutuhan pengikutnya. 4. Motivasi yang inspirasional (inspirational motivation), pemimpin yang memberikan inspirasi dalam bekerja, mengajak karyawan untuk mewujudkan sebuah cita-cita bersama agar hidup dan karya mereka menjadi bermakna. c. Kepercayaan guru pada pimpinan sebagai variabel mediasi Menurut Mayer dan Davis (1995) dalam Colquit et al. (2007), kepercayaan sebagai keinginan suatu pihak untuk menerima tindakan dari pihak lain berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain tersebut akan melakukan tindakan tertentu yang penting bagi pihak yang memberikan kepercayaan, terhadap kemampuan memonitor atau mengendalikan pihak lain. Kepercayaan pada pimpinan mengacu pada hubungan antara pemimpin dan pengikutnya. Kepercayaan pada pimpinan muncul karena 10

perilaku pimpinan yang membuat pengikutnya berkomitmen tinggi, jujur dan tidak merugikan pihak lain. Menurut Mayer dan Davis (1995) dalam Colquit et al. (2007) kepercayaan dibagi dalam 3 dimesi, yaitu : a. Ability, meliputi : kemampuan, kompetensi, keahlian, pengetahuan, dan bakat yang dimiliki oleh seorang pemimpin. b. Benevolence, meliputi keterbukaan, loyalitas, perhatian, dan konstribusi yang dimiliki oleh seorang pemimpin. c. Integrity, meliputi kredibilitas, menepati janji, dan procedural justice. 1.7 Sitematika Penulisan Sistimatika penulisan hasil penelitian ini terdiri dari lima Bab, yaitu : Bab I : Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistimatika penelitian. Bab II : Tinjauan pustaka yang mengungkapkan beberapa konsep atau teori berkaitan dengan topik yang dibahas. Bab III : Metode penelitian yang terdiri atas desain penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, instrumen penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Bab IV : Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, meliputi deskripsi data, pengujian hipotesis, pembahasan. Bab V : Berisi tentang simpulan, keterbatasan, implikasi dan saran. 11