PERHITUNGAN DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN YAMAHA LS 100 CC. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERHITUNGAN KINERJA MOTOR BENSIN 2 TAK 1 SILINDER YAMAHA LS 100 CC

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

ANALISA DAYA DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR MOBIL TOYOTA COROLA 1300 CC. Abstrak

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

HUKUM GRAVITASI NEWTON

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK GOVERNOR JENIS PROELL DAN HARTNELL HASIL DESAIN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MODUL PRAKTIKUM FENOMENA

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND ( 2,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz )

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

Variasi Kuat Medan Gravitasi

Rancang Bangun Mesin Pemeras Kelapa Tua sebagai Bahan Baku VCO Skala Rumah Tangga

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

FIsika KTSP & K-13 HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI. K e l a s A. HUKUM GRAVITASI NEWTON

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGARUH KETEBALAN GASKET BLOK SILINDER TERHADAP PERFORMANCE MESIN SUZUKI GP 100. Abstrak

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Teori Dasar Medan Gravitasi

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

PENGARUH PENEMPELAN KARBON PADA DUDUKAN KATUP TERHADAP DAYA MOTOR

BAB II Tinjauan Teoritis

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Umum

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

Analisis Performansi Sistem Pendingin Ruangan Dikombinasikan dengan Water Heater

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

Gambar 5. Siklus Stirling. Sekarang kita lihat empat tingkat siklus Stirling. Misalkan silinder mesin berisi

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari aplikasi Fisika Kuantum dalam fisika atom

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan dan kemajuan dibidang industri terutama dalam

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

Fathoni Azis, I Nengah Sumerti, Ngadirin

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

Ujian Akhir Semester Genap TA 2011/2012 FMIPA UGM

BAB IV ANALISA PONDASI MESIN. Perencanaan pondasi mesin yang baik memerlukan data-data penunjang yang

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi.

BAB III METODE PENELITIAN

IV. STABILITAS LERENG. I. Umum Lereng alam Bukit Galian Basement Lereng buatan Timbunan tanggul jalan bendung. Dorong membuat tanah longsor

Gelombang Elektromagnetik

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

BAB 7 Difraksi dan Hamburan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

BAB 13 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS

Bab III Rancangan Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK

The Production Process and Cost (I)

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

VDC Variabel. P in I = 12 R AC

BAB IV PERHITUNGAN. 4.1 Siklus Gabungan (dual combustion Cycle) Pada Turbocharger ini memakai siklus gabungan yang disebut juga

Jenuh AC dan Putus AC

SolusiPersamaanNirlanjar

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya

Gambar 4.3. Gambar 44

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

Transkripsi:

PERHITUNGAN DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN YAMAHA LS 100 CC Teo Wiatno 1, Samsudi Rahadjo 2 dan Joko Suwinyo 3 Abstak Pada masa sekaan ini manusia membutuhkan saana tanspotasi dalam bebaai bidan. Saana tanspotasi itu diunakan untuk mempelanca seala kebutuhan manusia sepeti menanta baan, untuk bepeian ke suatu tempat dan lain sebaainya. Salah satu alat tanspotasi yan diunakan adalah kendaaan bemoto. Kendaaan bemoto yan sekaan ini banyak dipakai adalah kendaaan yan menunakan mesin pembakaan dalam (intenal combustion enine). Moto pembakaan dalam yan dipakai pada kendaan bemoto mempunyai volume silinde dan jumlah silinde yan bebeda-beda sesuai denan keunaan kendaaan itu. Untuk dapat menoptimalkan penunaan mesin maka dipelukan suatu pemeiksaan. Pemeiksaan meliputi : baian baian mesin secaa menyeluuh tentan kondisi, funsi dan kualitas dai baian baian tesebut. Dai pemeiksaan baian baian mesin tesebut dapat diketahui apakah kondisi, funsi dan kualitas mesin tesebut masih elevan atau tidak denan pekembanan teknoloi otomotif saat ini. Kata Kunci: Otomotif, Intenal Combustion Enine, Mesin Bensin PENDAHULUAN Selaas denan bekembannya ilmu penetahuan dan teknoloi, dan seiin denan pekembanan dan kemajuan dibidan industi teutama dalam bidan pemesinan, umumnya upaya penataan sistem tanspotasi yan diteapkan lebih banyak betujuan memecahkan masalah yan timbul sekaan dan bejanka pendek, tanpa inteasi yan sesuai denan peencanaan kotanya. Padahal tanpa pebaikan mendasa pada aspek peencanaan sistem tanspotasi secaa menyeluuh, masalah-masalah yan timbul beseta implikasi dampaknya tak akan dapat tepecahkan denan tuntas. Akibatnya bisa menimbulkan bebaai pemasalahan, diantaanya kemacetan dan tininya kada polusi udaa akibat bebaai pencemaan dai asap kendaaan bemoto. Masalah yan tejadi tidak hanya masalah polusi udaa saja tetapi jua banyak sekali masalah kecelakaan seta kemacetan yan tejadi di Indonesia. Banyak sekali kecelakaan 1 S1 Teknik Mesin UNIMUS 2 S1 Teknik Mesin UNIMUS 3 S1 Teknik Mesin UNIMUS 58

yan tejadi di Indonesia, hal ini disebabkan kaena kelalaian paa kendaaan bemoto seta kondisi jalan yan usak. Selain itu, masyaakat jua haus ikut bepatisipasi dalam menatasi masalah tesebut. Bebaai alat diciptakan untuk mempemudah dan menambah kenyamanan manusia dalam mencukupi kebutuhannya. Salah satunya adalah dibidan otomotif kendaaan inan spektum sepeda moto, dimana dalam penunaannya dipelukan penetahuan tentan mesin tesebut sehina dapat bejalan seefektif dan seefisien munkin. Pada masa sekaan ini manusia membutuhkan saana tanspotasi dalam bebaai bidan. Saana tanspotasi itu diunakan untuk mempelanca seala kebutuhan manusia sepeti menanta baan, untuk bepeian ke suatu tempat dan lain sebaainya. Salah satu alat tanspotasi yan diunakan adalah kendaaan bemoto. Kendaaan bemoto yan sekaan ini banyak dipakai adalah kendaaan yan menunakan mesin pembakaan dalam (intenal combustion enine). Moto pembakaan dalam yan dipakai pada kendaan bemoto mempunyai volume silinde dan jumlah silinde yan bebedabeda sesuai denan keunaan kendaaan itu. Untuk dapat menoptimalkan penunaan mesin maka dipelukan suatu pemeiksaan. Pemeiksaan meliputi : baian baian mesin secaa menyeluuh tentan kondisi, funsi dan kualitas dai baian baian tesebut. Dai pemeiksaan baian baian mesin tesebut dapat diketahui apakah kondisi, funsi dan kualitas mesin tesebut masih elevan atau tidak denan pekembanan teknoloi otomotif saat ini. LANDASAN TEORI Moto adalah abunan dai alat-alat yan beeak (dinamis) yan bila bekeja dapat menimbulkan tenaa/enei. Sedankan penetian moto baka adalah moto yan sumbe tenaanya dipeoleh dai hasil pembakaan as didalam uan baka. Moto bensin sendii mempunyai penetian moto dimana as pembakanya beasal dai hasil campuan antaa bensin denan udaa dalam suatu pebandinan tetentu, sehina as tesebut tebaka denan mudah sekali didalam uan baka, apabila timbul loncatan buna api listik teanan tini pada elektoda busi. Dan alat yan mencampu bensin dan udaa supaya menjadi as pada moto bensin ini adalah kabuato. 59

Tenaa yan dihasilkan oleh moto adalah beasal dai adanya pembakaan as didalam uan baka, oleh kaena adanya pembakaan as tesebut, maka timbullah panas. Dan panas ini menakibatkan as yan telah tebaka menemban/ekspansi. Pembakaan dan penembanan as ini tejadi di dalam uan baka yan sempit dan tetutup/tidak boco dimana baian atas dan sampin kii kanan dai uan baka adalah statis/tidak bisa beeak, sedankan yan dinamis/bisa beeak hanyalah baian bawah, yakni piston sehina denan sendiinya piston akan tedoon ke bawah denan kuatnya oleh as yan tebaka dan menemban tadi. Pada saat piston tedoon ke bawah ini, membawa tenaa yan sanat dahsyat, dan tenaa inilah yan dimaksud denan tenaa moto. Pinsip Keja Moto Bensin Moto bensin sebaai salah satu jenis moto pembakaan dalam banyak diunakan untuk meneakkan atau sebaai sumbe tenaa dai suatu kendaaan. Pada pembahasan ini, moto bensin sebaai sumbe tenaa menuut pinsip kejanya dibedakan menjadi 2 yaitu moto bensin 4 tak dan moto bensin 2 tak. Moto Bensin 4 Tak Moto bensin 4 tak adalah moto yan setiap satu kali pembakaan bahan bakanya memelukan 4 lankah piston atau dua kali putaan poos enkol. Secaa kasa atau ais besanya, caa keja moto bensin 4 tak adalah petama-tama as yan meupakan campuan bahan baka denan udaa yan dihasilkan dai kabuato dihisap masuk ke dalam silinde kemudian dimampatkan dan dibaka. Kaena panas, as tesebut menemban dan kaena uan tebatas maka tekanan didalam silinde atau uan baka naik dan tekanan ini mendoon piston diteuskan ke poos enkol akan beputa. Secaa tepeinci dibawah ini diuaikan masin-masin lankah atau poses sebaai beikut : 1) Lankah hisap Pada lankah ini piston beeak dai TMA ke TMB seta enkol beputa ½ putaan (180 o ). Dan pada lankah ini klep/katup masuk membuka pintu saluan masuk yan behubunan denan kabuato, sedankan katup buan menutup pintu saluan 60

pembuanan. Oleh kaena beeaknya piston dai TMA ke TMB ini mempunyai daya hisap yan sanat kuat, sehina denan sendiinya as bau yan beada dalam kabuato tehisap masuk ke dalam silinde dan uan baka. 2) Lankah kompesi Pada lankah ini piston beeak dai TMB ke TMA, enkol beputa (360 o atau 1 putaan). Dan pada lankah ini katup masuk dan katub buan menutup pintu saluannya masin-masin. Beeaknya piston ini makin naik makin membuat uanan diatas piston semakin sempit sehina daya kompesi didalam uanan yan sempit ini menjadi tini. Dan oleh kaena disekelilin uanan ini tetutup apat, maka as bau yan telah dihisap masuk menjadi temampat oleh piston. 3) Lankah usaha Bebeapa saat sebelum piston mencapai TMA, enkol beputa mencapai (360 o ) pada akhi lankah kompesi, busi meloncatkan buna api listik teanan tini didalam uan baka tepat saat enkol beputa 360 o atau toak tepat mencapai TMA sehina as bau yan telah temampat didalam uan baka menjadi tebaka. Pembakaan ini belansun sampai piston mencapai TMA, setelah itu hasil pembakaan as tesebut dapat menimbulkan panas yan menyebabkan penembanan as didalam uan baka. Penembanan as ini menimbulkan tekanan/tenaa yan dahsyat sekali ke seala aah, yakni baian atas bawah dan sampin kii kanan didalam uan baka adalah statis, sedankan yan dinamis didalam uan baka hanyalah baian bawah, yaitu piston maka denan sendiinya piston tedoon denan kuatnya dai TMA ke TMB. Meluncunya piston dai TMA ke TMB ini sudah tentu menimbulkan tenaa yan sanat besa pula. 4) Lankah buan Piston beeak dai TMB ke TMA, enkol beputa 270 o, maka pada lankah ini katub buan tebuka dan as hasil sisa pembakaan didalam uan tedoon kelua oleh piston melalui saluan buan. 61

Gamba 3. Poses keja moto bensin 4 lankah Moto Bensin 2 Tak Moto bensin 2 tak adalah moto yan setiap kali pembakaannya membutuhkan hanya 2 kali lankah toak atau satu kali putaan enkol, denan kata lain moto bensin 2 tak tak bebeda jauh denan moto 4 tak, yaitu pada moto bensin 2 tak tidak bekeja denan poos yan tunal pada masin-masin lankahnya melainkan antaa poses dan kompesi tejadi dalam satu lankah toak. Sedankan poses atau caa keja moto 2 tak sebaai beikut: 1) Lankah hisap dan kompesi Pada lankah ini piston dai TMA ke TMB sehina saluan masuk tebuka oleh piston, eed valve, otay valve, atau cank shaft valvenya. Pada saat piston semakin beeak keatas, maka akan menakibatkan uan baian bawah piston yakni uan cate menjadi semakin luas, dan beeaknya piston ke aah TMA ini baian bawah piston menhisap as bau dai kabuato ke dalam uan cate dan melalui saluan bilas manuju ke uan baka. Poses meupakan lankah isap. Selanjutnya piston teus beeak menuju TMA sampai saluan buan dan saluan bilas tetutup oleh piston baian atas sehina tejadilah pemampatan as yan masuk kedalam uan baka dan silinde sebelumnya, maka tejadilah kompesi dan kejadian ini yan disebut lankah kompesi. 62

2) Lankah usaha dan buan Bebeapa saat sebelum menakhii lankah kompesi (pada akhi lankah 1), busi meloncatkan buna api listik teanan tini didalam uan baka sehina as bau dikompesikan menjadi tebaka. Pembakaan ini tejadi belansun teus meneus sampai piston mencapai TMA. Oleh kaena pembakaan tesebut, maka timbullah panas yan menyebabkan as menemban. Gas ini tejadi pada saat setelah piston beada di TMA, kaena hanya piston yan dinamis (bias beeak) maka piston tedoon ke aah TMB denan kuatnya oleh ledakan as dan tenaa tadi diteuskan ke poos enkol. Peistiwa ini meupakan lankah usaha/keja pada moto bensin 2 tak. Selanjutnya eakan piston ke aah TMB ini membuat saluan buan dan saluan bilas menjadi tebuka sehina as bekas kelua melalui saluan buan tadi. Oleh kaena adanya bantuan desakan dai as bau yan mulai masuk lai ke dalam uan baka dan silinde melalui saluan bilas. Poses ini disebut lankah buan. Masuknya as bau dai uan cate ke dalam uan baka dan silinde kaena as bau yan beada didalam uan ke atas mendapat tekanan dai piston, sewaktu piston beeak ke bawah dan poses ini disebut kompesi cate. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN Pehitunan ulan untuk menetahui kineja dai suatu mesin, apakah kemampuan keja dai mesin tesebut masih sesuai denan kelayakan pemakaian atau pelu diadakan pebaikan seta penatian komponen komponen mesin aa dapat diopeasikan maksimal. Pehitunan ulan dai moto bensin Yamaha LS ini meliputi : Pehitunan Daya Pehitunan Pemakaian Bahan Baka Data Spesifikasi mesin: Diamete silinde (D) 43,5 mm 4,35 cm Panjan lankah (L) 65,4 mm 6,54 cm Putaan mesin (n) 2500 pm Kapasitas silinde 97,146 63

Data Teoitis: Tempeatu udaa lua [T O ] Denan mempehitunkan tempeatu udaa sekita, diambil : T O 30 o 303 o K (Semaan) Tekanan udaa lua [P O ] Tekanan udaa lua adalah : P O 1atm 1,033 k/cm 2 Tekanan as pada pemulaan kompesi [P a ] Haa P a (tekanan udaa diakhi lankah isap untuk moto 2 lankah bekisa antaa (0,85 0,92) x P O atm). Untuk pehitunan ini diambil P a 0,90 atm. Kenaikan haa tempeatu udaa didalam silinde akibat suhu dindin silinde ( t w ) Haa ( t w ) bekisa antaa 10 o 20 o K. Untuk pehitunan diambil : t w 20 o K untuk Tes 1.000 o K. Tekanan dai as bekas (y ) Koefisien as bekas untuk mesin 2 lankah : 0,03-0,04. Untuk pehitunan diambil : y 0,04 Tekanan as pada akhi pembuanan (P ) Mesin kabuato, P 1,03 1,08 atm Diambil : P 1,08 atm Tempeatu as buan (T ) Mesin kabuato, T 800 1000 o K diambil : T 800 o K 527 o K Koefisien kelebihan udaa (α) Mesin kabuato, α 1,1-1,3. diambil : A 1,1 Fakto koeksi dai : Mesin 2 lankah, φ 0,95-0,97. diambil : Φ 0,95. Efisiensi mekanis (η m ) Mesin kabuato 2 lankah η m 0,8-0,85. diambil : η m 0,8. Koefisien penunaan panas hasil pembakaan (ξ z ) Moto bensin, ξ z 0,85-0,95. diambil : ξ z 0,85. Eksponen politopis ekspansi (n 2 ) Nilai n 2 bekisa antaa 1,15-1,3. untuk pehitunan diambil : n 2 1,15-1,3 Masa jenis bensin 0,73 /cm 3 0,73 k/lt 64

PERHITUNGAN 1. Volume lankah Adalah besanya uan baka yan ditempuh oleh piston selama melakukan lankah keja. VL. D 2. L Dimana : D Diamete silinde (cm) L Panjan Lankah piston (cm) VL 0,785. 4,35 2. 6,54 97,146 cc 2. Volume uan baka (V c ) Volume uan baka adalah volume uan baka dai silinde head dan volume dai asket. V c V csh + V c V c adalah volume yan disebabkan ketebalan asket denan tebal. V c 1 2 π.d c. L 4 1 2 V c π.(43).0, 1 4 V c 1,451 cc V csh adalah volume uan baka dai silinde head VL V csh 451 7 +1, 97,146 V csh + 1, 451 7 V csh 15,329 cc V c 1,451 + 15,329 16,78 cc 3. Pebandinan Kompesi Adalah pebandinan antaa volume total silinde denan volume sisa. V L +V V C C 65

Dimana : V L : Volume Lankah (cm 3 ) V C : Volume uan baka (cm 3 ) 97,146 + 16,78 6,8 7 16,78 4. Tempeatu awal kompesi (T a ) Adalah tempeatu campuan udaa bahan baka yan beada dalam saat piston mulai melakukan lankah kompesi. T a T o Dimana : + tw + 1+ y ( T. y ) ( Ibid hal 52) T o Tempeatu udaa lua t w Kenaikan tempeatue dalam silinde akibat suhu dindin silinde T a T a y Koefisien as bekas T Tempeatu as buan T o + tw + 1+ y ( T. y ) 303+ 20+ (800.0,04) 1+ 0,04 T a 345 1,04 341,346 0 K (Standaisasi dai T a bekisa 310-350 o K) (Kovack hal 29) 5. Tekanan akhi kompesi (P c ) Tekanan akhi kompesi adalah tekanan campuan udaa-bahan baka pada akhi lankah kompesi. P c P a.ε n 1 ( Ibid hal 32 ) P 1.V 1 n1 P 2 n1 P2 n1 V 1 P1 V2 66

Dimana n1 adalah eksponen polytopik yaitu eksponen yan menunnjukkan sifat dan bentuk dai poses adiabatic. Eksponen ini menjunnjukkan peubahan tekanan dan volume yan tejadi pada saat bahan baka dikompesikan. Denan menunakan poses tial dan eo, dipeoleh haa n1 1,34 1,39, maka diambil n1 1,35. P c P a.ε n 1 0,85.(7) 1,35 9,5 atam. (Kovack hal 33) 6. Tempeatu kompesi (T c ) Adalah tempeatu campuan bahan baka sebelum pembakaan (pada akhi lankah kompesi). T c T a.ε n 1-1 (Kovack hal 34) 341,346.7 1,35-1 674.49 o K (Standaisasi T c untuk moto bensin bekisa antaa 550-750 o K) 7. Pebandinan tekanan dalam silinde selama pembakaan (λ) Adalah asio yan menunjukkan pebandinan tekanan maksimum pada pembakaan campuan bahan baka denan tekanan pada awal pembakaan. λ Pz P c Dimana untuk tekanan akhi pembakaan (Pz), moto bensin 2 lankah denan kabulato bekisa antaa 30 50 atm (N. Petovsky). Dalam pehitunan ini hina Pz diambil 40 atm. λ 40 9,5 λ 4,2 8. Nilai kalo pembakaan bahan baka (Q b ) Adalah jumlah panas yan mampu dihasilkan dalam pembakaan 1k bahan baka. Pada mesin bensin diunakan bensin (C 8 H 18 ) sebaai bahan baka bensin memiliki komposisi sebaai beikut : C 18% H 18% O 2% Menuut pesamaan dulo denan komposisi demikian bensin tesebut mempunyai nilai pembakaan (Q b ) sebesa : 67

Q b 8. C + 200. ( H O / 18 ) 8. 18 + 200 ( 18 O / 18 ) 9.766,4 Kkal/K Bensin mempunyai nilai pembakaan 9.500 10.500 Kkal/k. (Jadi kompesi tesebut dapat dipakai). 9. Kebutuhan udaa teoitis (Ĺ O ) Adalah kebutuhan udaa yan dipelukan membaka bahan baka sesuai pehitunan. Ĺ O Ĺ O O 2 (Petovsky hal 32) 0,21 1 c h o + + 0,21 12 4 32 Ĺ O 1 0,87 0,11 0,02 0,21 + + 12 4 32 0,099375 0,21 0,473mole 10. Koefisien kimia dai peubahan molekul setelah pembakaan (µ o ) Adalah peubahan volume as dalam silinde selama pembakaan (pebandinan dai jumlah mol dai pemasukan sea sebelum pembakaan). µ o µ o M M M e α. L dimana : a o Koevisien kelebihan udaa, untuk moto bensin haa koevisien kelebihan udua bekisa 0,85 1,05. M Jumlah mol dai as setelah pembakaan (kualitas total dai pembakaan as basah dalam mol pe 1 k bahan baka) M MCO 2 + MH 2 O + MN 2 (Petovsky hal 39) (i) MCO 2 C/2 0,87/2 0,435 (ii) MH 2 O H/2 0,11/2 0,055 (iii) MO 2 0,21. ( a -1 ) 0,21. (1.05 1 ) 0,011 (iv) MN 2 0,79. (a 1 ) 0,79. ( 1,05 1 ) 0,0392 Sehina : 68

M 0,072 + 0,05 + 0,011 + 0,0392 Jadi : 0,54 mol 0.54 µ 1,05.0,473 1,087 11. Koefisien dai peubahan molekul setelah poses pembakaan (µ o ) Adalah peubahan jumlah sebenanya dai mol as setelah pembakaan (µ o ) µ + γ (kovack hal 22) γ µ 1,087+ 0,04 1+ 0,04 1, 127 1, 04 1,084 12. Tempeatu as pada akhi pembakaan (T 2 ) Adalah tempeatu as hasil pembakaan campuan udaa-bahan baka untuk moto bensin yan memiliki status volume tetap T 2 dapat dicai denan umus : ξzo α. L0.(1 Dimana ; mc Tc 1 + ( p) mix µ ( + γ) (M c p ) kapasitas as buan (M cp ) as + 1,985 (M c p ) as A as + B as. T c mc (M c p )CO 2 7,82 + (125.10-5 ). T 2 p ). T VCO2.(M c p ) CO 2 +VH 2 O+(M c p )H 2 O+VO 2.(M c p )O 2 +VN 2.(M c p )N 2 (M c p ) CO 2 7,82+(125.10 5 ). T 2 (Petovsky hal 48) Isi volumetic elative dai unsu pokok dalam hasil pembakaan. v CO2 v V co 2 c 12M z 69

0,087 v CO2 0, 13219 12x0,54847 v h2o vh2 o h (Petovsky hal 39) V 2m 0,11 v h2o 0, 10028 2x0,54847 v N2 v 0,79. α. L0 V M 0,79x1,1x 0,473 v N2 0, 74942 0,54847 v O2 vo2,21( α 1). L0 V 0 M 0,21(1,1 1)0,473 v O2 0, 01811 0,5484 (i) menuut N.M Glaolev : (mc p ) 7,28 + 125x10-5 T z Kcal/mol pe o C (mc p )H 2 O 5,79 + 112x10-5 T z Kcal/mol pe o C (mc p )N 2 4,62 + 53x10-5 T z Kcal/mol pe o C (mc p )O 2 4,62 + 53x10-5 T z Kcal/mol pe o C (ii)volume alatif as hasil pembakaan MCO2 0,435 VCO 2 0, 805 0,54 M as MHO2 0,055 WH 2 O 0, 102 0,54 M as MO2 0,011 VO 2 0, 02 0,54 M as MN2 0,0392 VN 2 0, 73 0,54 M as 70

Dai pesamaan diatas dipeoleh : A as VCO 2.ACO 2 +VH 2 O.AH 2 O+VO 2.AO 2 +VN 2.AN 2 0,805. 7,82 + 0,102. 5,79 + 0,02. 4,62 + 0,073. 4,62 7,309 A as VCO 2.BCO 2 +VH 2 O.BH 2 O+VO 2.BO 2 +VN 2.BN 2 0,805. 125 + 0,102. 112 + 0,02. 53 + 0,073. 53,10-5 Tz 116,978. 10-5. Tz (M cp ) as 7,309 + 116,978. 10-5. Tz Sehina : 7,309 + 116,978. 10-5. Tz 9,294 + 116,978. 10-5. Tz (Mcp)max kapasitas panas udaa akhi lankah kompesi 4,62 + 53. 10-5 Tc 4,62 + (53. 10-5. 674,49 4,977 Dai sini dapat dipeoleh : 1,127. (7,167 + 68,981. 10-5. Tz). Tc P. Q al.. 1 b + o cpas c ( 1. λ ) ( M.1,985). T 0,85.9766,4 + (4,977+ 1,985) 674, 49 1,05.0,473.(1+ 0,04) 16088,06 + 6663,51 22751,57 8,07. Tz + 73,369. 10-5. Tz 73,369. 10-5.Tz 2 + 8,07. Tz 22751,57 0 Tz Tz B± ( B 2 4AC) 2a 8,07± [(8,07) 2 05 4.(0,00073396). 22751,57) 2.0,00073396 05 ] 8,07± [(65,125+ 66,79) Tz 0,00146792 0,5 ] 71

Tz 8,07± 11,48 0,00146792 Tz 3,41 2323,01 0 K (Standa 2300 2700 0 K Kovack hal 47) 0,00146792 13. Pebandinan ekspansi (ρ) Rasio yan menunjukkan peubahan yan tejadi as hasil pembakaan campuan udaa bahan baka pada awal lankah kompesi. Pebandinan ekspansi pendahuluan dapat dicai denan umus : µ T ρ. λ T z c 1,084.2323,01 ρ 4,2.674,49 2518,14 ρ 0, 89 2832,85 (Kovack hal 46) 14. Pebandinan ekspansi selanjutnya (δ) Adalah pebandinan atio yan menunjukkan peubahan pada as hasil pembakaan selama lankah ekspansi : δ ρ ε (Kovack hal 46) 7 δ 7, 87 0,89 15. Tekanan as pada akhi ekspansi (P b ) Pz untuk motot 2 lankah bekisa antaa 30 50 diambil Pz 40 P b P z n 2 δ 40 P b 1, 35 7,87 P b 40 2, 46 (Kovack Hal 46) 16,20 72

16. Tekanan indikato ata ata teoitis (P it ) P it Pc λ. ρ 1 λ ( ρ 1) + 1 1 Σ 1 n 1 δ 1 1 1 n n.1 Σ n1 1 P it 11,76 4,2.0,89 1 4,2(0,89 1) + 1 7 1 1,35 1 7,87 1 1 1 1,35 1,35 1 7 1,35 1 1 P it 1,96 [-0,462 + 0,69. (0,51) 2,857. (0,49)] 7,05 K/cm 2 (Kovack hal 56) 17. Tekanan indikato ata ata (P i ) Adalah besanya tekanan ata ata yan dihasilkan pembakaan bahan campuan baka. P i Q. Pit Dimana : Q Fakto koeksi bekisa antaa 0,80 0,90 (N. Petovsky) Dalam pehitunan diambil 0,90 P i 0,9. 7,05 k/cm 2 6,34 k/cm 2 18. Efisiensi Penisian (η ch ) Adalah asio yan menunjukkan kemampuan silinde dalam menhisap campuan bahan baka. η ch Dimana : η ch Σ. PT a o ( Σ 1). P.( T + tw+γt. o o P a : Tekanan campuan bahan baka dalam silinde pada akhi lankah hisap antaa 0,85 0,92 atm diambil 0,85 Po : Tekanan udaa lua : Pebandinan kompesi 7.0,85.303 (7 1).1.(303+ 14+ 0,04).800 1802, 8 1268 1,42 73

19. Pemakaian bahan baka Indokato (F 1 ) Adalah jumlah bahan baka yan dipelukanuntuk menhasilkan tekanan indikato. F 1 F 1 318,4. ηch. Po P1α. Lo. To 318,4.1,42.1 6,34.1,05.0,473.303 452,1 954,07 0,473 k/hp.jam 20. Pemakaian bahan baka (Fe) Adalah jumlah konsumsi bahan baka yan dibutuhkan untuk menhasilkan keja efektif. F F e h Ni F e 1,57 3,323 0,473 lite/hp.jam 21. Pemakaian Bahan Baka Spesifik (F) F F1 η m 0,473 0,85 0,556 k/hp.jam 22. Tekanan efektif (Pe) Adalah besa ata-ata tekanan efektif yan bekeja pada pemukaan piston Pe P 1.η m 6,34. 0,85 5,39 k/cm 2 23. Daya efektif (N e ) N e η N m Jika η m 0,85 i 74

Maka N e η m xn 1 N e 0,85 x 3,323 N e 2,82 HP 24. Daya Indikato N i Pi. VL. n. z 60.75.100 6,34.0,785.1849.6,5.2,500. 450000 3,323HP 25. Jumlah bahan baka yan dibutuhkan Fh Fi. Ni 0,473. 3,323 1,57 lite / jam KESIMPULAN Pehitunan ulan menambil obyek moto baka bensin 2 tak 1 silinde 100 cc ada bebeapa hal yan sanat pentin diantaanya adalah pehitunan bahan baka yan diunakan. Dai hasil pehitunan didapatkan daya efektif sebesa 3,40 Hp. Sedankan dalam penopeasiannya dipelukan 1,89 lite / jam yan ekonomis. DAFTAR PUSTAKA Ais Munanda, Wianto, 1988. Peneak mula moto baka toak. Institut Technoloi Bandun. Koach, 1977. Moto Whicle Enine. Mi Pubishe : Moscow. Petovsky, N. 1968. Maine Intenal Combustion Enine, Mi Publise : Moscow. R.S. Khumi : J.K. Gupta, 1980, Machine Desin, Euasin Publishin House; New Delhi. V.L Malev, 1985. Intenal Combustion Enine. Mc Gaw Hill Book Company : Sinapoe. Fundamentals, 1959. Intenal Combustion Enines, Paul W. Gill, James H. Smith, JR. 75