1) Sumber Daya Air, 2) Pertanian dan Ketahanan Pangan, 3) Kesehatan Manusia, 4) Ekosistem daratan,

dokumen-dokumen yang mirip
1.1 Latar Belakang. sumber. Sedangkan adaptasi adalah upayauntuk meminimalkan dampak melalui penyesuaian pada sistem alam dan manusia.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH

Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan LH Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sebagai implikasi pemanasan global, yang disebabkan. oleh kenaikan gas-gas rumah kaca terutama gas karbondioksida (

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

Peran Kementerian ATR/BPN dalam Adaptasi Perubahan Iklim untuk Mencapai Tujuan NDC

Negara yang tangguh. UNDP Indonesia Mendukung Upaya Konvergensi API-PRB Di tingkat Nasional Bengkulu, 13 Oktober Outline Presentasi

Kementerian PPN/Bappenas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sektor perekonomian dan bisnis menjadi daya tarik masyarakat dari berbagai

BAB I PENGANTAR. keempat di dunia setelah Amerika Serikat (AS), Kanada dan Rusia dengan total

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Jambi Tahun I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendahuluan 1. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

Garis-Besar NAP. Latar Belakang. Tujuan dan Strategi Pembangunan Nasional Dalam Rangka Antisipasi Perubahan Iklim. Rencana Aksi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. di negara ini berada hampir di seluruh daerah. Penduduk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hal tersebut menuai pro dan kontra. Kuswijayanti (2007) menjelaskan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan

bajo dan perubahan iklim/ dan mereka memanen rumput/

Kebijakan Perkotaan Terkait Perubahan Iklim Oleh: Ir. Hayu Parasati, MPS, Direktur Perkotaan dan Perdesaan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pembangunan yang pesat di Kota Surabaya menyebabkan perubahan

INDONESIA NEW URBAN ACTION

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

BAB I PENGANTAR. Kejadian bencana alam yang terkait dengan iklim selama kurun waktu

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Sintesis Dasar: Adaptasi Perubahan Iklim, Pengurangan Risiko Bencana, dan Pembangunan Daerah

DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN.5 2. MENGENAL LEBIH DEKAT MENGENAI BENCANA.8 5W 1H BENCANA.10 MENGENAL POTENSI BENCANA INDONESIA.39 KLASIFIKASI BENCANA.

PENDAHULUAN GLOBAL WARMING - BIODIVERSITAS MAF - BIOLOGI UNAIR 1 DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP BIODIVERSITAS DAN EKOSISTEM

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia T

Versi 27 Februari 2017

RENCANA STRATEGIS BALAI RISET DAN OBSERVASI KELAUTAN

Jakarta, 10 Maret 2011

KETAHANAN PANGAN DAN PERUBAHAN IKLIM ENDAH MURNNINGTYAS DEPUTI SDA DAN LH KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DI PERAIRAN LAUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INTEGRASI RPB dalam PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Situasi pangan dunia saat ini dihadapkan pada ketidakpastian akibat perubahan iklim

PROKLIM: PENYUSUNAN RENCANA AKSI ADAPTASI BERBASIS MASYARAKAT. Rapat Koordinasi Proklim, April 2018

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan indeks pembangunan manusia. Peningkatan prevalensi penduduk

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERUBAHAN IKLIM DAN STRATEGI ADAPTASI NELAYAN

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id,

Kewajiban dibalik Keindahan Kita Wilayah Pesisir Bali Oleh: Redaksi Butaru

Mengapa Isu Adaptasi Perubahan Iklim (API) dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Sangat Penting untuk Kita?

Permasalahan Adaptasi dan Kebutuhan Pendanaan Adaptasi di Indonesia. Dewan Nasional Perubahan Iklim

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

BASIS SUBSTANSI: RENCANA AKSI NASIONAL ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (RAN-API)

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa indikasi dari meningkatnya muka air laut antara lain adalah :

Perubahan iklim dan dampaknya terhadap Indonesia

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PENGEMBANGAN METODE KAJIAN RISIKO IKLIM FOKUS ANAK

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB VI LANGKAH KEDEPAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

MANAGEMENT OF THE NATURAL RESOURCES OF SMALL ISLAND AROUND MALUKU PROVINCE

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/423/2017 TENTANG TIM TEKNIS ADAPTASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BIDANG KESEHATAN

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

Gambar 1. Kedudukan RD Pembangunan DPP, KSPP, KPPP dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan RIPPARNAS RIPPARPROV

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

Bab 6: Beradaptasi dengan Iklim yang Berubah

BAB I PENGANTAR. pola curah hujan, kenaikan muka air laut, dan suhu udara serta peningkatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG MITIGASI BENCANA DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim yang mana terdapat banyak kota berada di wilayah pesisir, salah satunya adalah Kota Pekalongan.

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

Workshop Ahli Perubahan Iklim Regional Maluku dan Maluku Utara. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Maluku

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang di dunia masih mengandalkan sektor pertanian dalam

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim mengacu pada variasi signifikan variabel pada iklim

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Secara luas, aktivitas manusia memberi pengaruh terhadap kondisi

MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN DI INDONESIA

PEMERINTAH DAERAH SUMATERA BARAT DALAM PENGURANGAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

Pendekatan dan Tantangan Pengembangan Wilayah. Dr. Saut Sagala Perencanaan Wilayah dan Kota - Institut Teknologi Bandung

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Pelaksanaan RAN/RAD-GRK: Sebagai Pedoman Mewujudkan Pembangunan Berkualitas

6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Rancangbangun hukum pulau-pulau perbatasan merupakan bagian penting dari ketahanan negara.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 P. Nasoetion, Pemanasan Global dan Upaya-Upaya Sedehana Dalam Mengantisipasinya.

Transkripsi:

SUMBER DAYA AIR

Perubahan iklim akibat pemanasan global bukan lagi dalam tataran wacana, namun secara nyata telah menjadi tantangan paling serius yang dihadapi dunia di abad 21. Pada dasarnya perubahan iklim dapat diindikasikan melalui kenaikan temperatur atau suhu udara permukaan karena mencairnya gletser dan es kutub, yang juga berimplikasi pada ekspansi suhu udara pada wilayah permukaan serta pergeseran musim. Indikasi lain adalah pemuaian massa air laut dan kenaikan permukaan air laut. Sementara itu, implikasi terhadap proses siklus hidrologis sebagai dampak pemanasan global diperkirakan telah mengubah rentang iklim, pergeseran rata- rata iklim regional, pergeseran zona iklim, dan mengakibatkan lebih tinggi frekuensi dan amplitude cuaca. Di masa datang, perubahan iklim yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini diperkirakan akan membuat pola-pola resiko baru yang lebih tinggi dan mengancam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Secara global beberapa inisiatif dan komitmen bersama dilakukan oleh sejumlah besar negara untuk penanganan pemanasan global. Dalam lingkup nasional, Pemerintah Indonesia juga telah mencoba menindaklanjuti komitmen internasional terkait perubahan iklim, diantaranya melalui penyusunan RAN MAPI (Rencana Aksi Nasional Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim) pada tahun 2007 dan tahun berikutnya (2008) ditindaklanjuti kembali oleh Bappenas melalui penyusunan dokumen National Development Planning : Indonesia Responses to Climate Change. Dokumen-dokumen tersebut dimaksudkan untuk memperkuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dalam pengarusutamaan lingkungan hidup, terutama terkait antisipasi perubahan iklim. Pada tahun 2009, disusun juga Road Map Perubahan Iklim yang juga dimaksudkan memperkuat serta dapat diintegrasikan dalam dokumen RPJM. Dokumen-dokumen tersebut merupakan bentuk upaya Pemerintah untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim melalui mitigasi dan adaptasi. Terdapat 5 bidang yang rawan terhadap perubahan iklim dan menjadi titik tolak sejumlah program dan kegiatan pemerintah yaitu : 1) Sumber Daya Air, 2) Pertanian dan Ketahanan Pangan, 3) Kesehatan Manusia, 4) Ekosistem daratan, 5) Ekosistem kawasan pesisir dan bahari (RANPI 2007). Kerawanan/krisis sumber daya air terjadi di kawasan pesisir pantai serta kawasan SDA lainnya yang tergolong kawasan rentan terkena dampak dan implikasi sosial ekologis

perubahan iklim. Kawasan yang rentan terhadap perubahan iklim terkait dengan kondisi krisis air adalah pulau-pulau kecil. Pulau-pulau kecil (small islands) yang sebagian besar wilayahnya merupakan daerah pesisir merupakan salah satu daerah yang paling rentan terhadap kenaikan muka laut (Mimura, 1999). Fenomena ini telah terlihat pada pulau-pulau kecil di beberapa negara SIDS (small island development state) di kawasan Pasifik. Kondisi krisis air pada masyarakat di pesisir pulau-pulau kecil semakin memprihatinkan dan menjadi perhatian banyak pihak. Untuk merespon fenomena di atas, kajian kerentanan terhadap kenaikan muka laut sebagai bakal pengembangan strategi adaptasi menjadi sangat penting. Kajian mengenai hal ini telah dilakukan oleh negara-negara kepulauan di kawasan Asia Pasifik sejak tahun 1992. Dalam konteks kerentanan pulau-pulau kecil, Lewis (2009) menyatakan bahwa kerentanan sudah merupakan karakteristik dari pulau-pulau kecil. Pulau- pulau kecil sebagai tempat atau lokasi yang sangat kecil, menyebabkan seluruh kegiatan di pulau tersebut, baik karena pengaruh dari luar maupun pengaruh internal dari sistem pulau-pulau kecil akan berinteraksi satu sama lainnya di pulau tersebut. Kajian kerentanan pulau kecil (khususnya daerah pesisir) semakin strategis artinya karena sekitar 7 (tujuh) persen dari area daratan muka bumi ini terdiri atas pulau-pulau kecil. Dari jumlah tersebut, Indonesia memiliki jumlah pulau kecil terbanyak di dunia yang berkisar 10.000 pulau kecil. Pulau-pulau kecil ini tergolong unik ditinjau dari sisi bio-fisik, geografi, penduduk yang mendiami, budaya dan daya dukung lingkungannya (Beller 1990). Kondisinya, Indonesia hingga saat ini belum memiliki indeks kerentanan (Simamora 2009). Beberapa kajian kerentanan pesisir dan pulaupulau kecil Indonesia memang telah dilakukan di beberapa tempat, namun metode dan hasil kajian kerentanan ini belum dijadikan rujukan untuk pengkajian kerentanan pulau-pulau kecil Indonesia. Selain itu, dari berbagai kajian kerentanan yang telah dilakukan, terdapat banyak metode dan atribut kerentanan yang digunakan. Sebagian besar indeks kerentanan pulau-pulau kecil yang dikembangkan saat ini cenderung parsial terfokus pada satu aspek (dimensi) saja. Hingga saat ini belum ada kajian yang menghasilkan indeks kerentanan dengan menggabungkan sejumlah aspek (dimensi) seperti sosial, ekonomi dan lingkungan secara terintegrasi, sebagai dasar untuk suatu pembangunan berkelanjutan. Terkait dengan ketersediaan air yang merupakan refleksi dari kerentanan, akibat dari kondisi tersebut juga sangat dipengaruhi oleh berbagai dimensi baik sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Pola ini dipengaruhi oleh beberapa variabel yang telah ditemukenali pada penelitian tahun 2012. Variabel sosial, ekonomi, dan lingkungan digunakan untuk mengukur kerentanan krisis air di pulau-pulau kecil. Kerentanan mengacu pada kecenderungan dari sesuatu yang dirusak. Kebalikannya adalah ketahanan atau kemampuan untuk menolak dan atau pulih dari kerusakan. Berbicara tentang kerentanan, secara otomatis juga berbicara tentang ketahanan karena keduanya merupakan sisi berlawanan dari koin tunggal. Dalam menentukan apakah

suatu daerah mempunyai potensi kerentanan terhadap dampak perubahan iklim, diperlukan suatu acuan berupa indeks sebagai kumpulan parameter yang menjadi alat ukur potensi kerentanan tersebut. Kerentanan dapat diukur pada tingkat yang berbeda untuk masalah yang berbeda. Artinya, dapat digunakan untuk melihat satu masalah saja, maupun untuk menilai sebuah entitas kompleks seperti sebuah negara. Ide kerentanan/ketahanan berlaku sama baik untuk entitas fisik (orang, ekosistem, garis pantai) dan konsep-konsep abstrak (sistem sosial, sistem ekonomi, negara). Faktorfaktor yang menyebabkan kerusakan yang dikenal sebagai bahaya, masing-masing akan terkait dengan beberapa tingkat risiko, atau kemungkinan terjadi (SOPAC, 2004). Pengukuran kerentanan di daerah krisis air menjadi penting untuk mengetahui sejauh mana kondisi krisis air suatu daerah sehingga dapat dipilih tindakan yang paling paling sesuai. Sejumlah tindakan ini kemudian dapat diformulasikan sebagai strategi secara nasional dalam rangka mitigasi dan adaptasi perubahan iklim masyarakat di daerah krisis air. Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana model kerentanan di daerah krisis air pulau-pulau kecil? 2. Seberapa besar kerentanan yang terjadi di daerah krisis air pulau-pulau kecil? 3. Bagaimana upaya menurunkan kerentanan yang terjadi di daerah krisis air pulau-pulau kecil? kecil 1. Menformulasikan indeks kerentanan di daerah krisis air pulau-pulau 2. Menilai kerentanan di daerah krisis air pulau-pulau kecil 3. Merancang upaya menurunkan kerentanan yang yang terjadi di daerah krisis air pulau-pulau kecil.

1. Formula Indeks kerentanan di daerah krisis air pulau-pulau kecil 2. Indeks (dalam bentuk nilai) kerentanan di daerah krisis air pulau-pulau kecil 3. Rancangan upaya menurunkan kerentanan yang yang terjadi di daerah krisis air pulau-pulau kecil Semula penelitian ini berlokasi di Pulau Ende, Pulau Adonara, Pulau Pantar, Pulau Palu e, dan Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur, namun karena perkembangan yang terjadi di lapangan, kondisi di beberapa lokasi tidak memungkinkan untuk dilakukan penyebaran kuesioner. Lokasi-lokasi tersebut adalah: 1. Pulau Pantar dan Pulau Adonara Konflik antar suku yang terjadi di Pulau Pantar dan Pulau Adonara menyebabkan penelitian tidak mungkin untuk dilakukan, oleh karena itu kedua lokasi ini diganti dengan Pulau Solor dan Pulau Semau. 2. Pulau Palu e Meletusnya kembali Gunung Rokatenda pada tanggal 10 Agustus 2013 menyebabkan direlokasinya sebagian besar penduduk Pulau Palu e sehingga tidak mungkin dilakukan penyebaran kuesioner di pulau tersebut. Tim hanya melakukan wawancara dan pengumpulan data sekunder terkait kondisi terkini Pulau Pau e. 1. Pemangku kepentingan mampu merumuskan langkah-langkah strategis dan terpadu guna mengantisipasi dampak perubahan iklim di daerah krisis air pulau-pulau kecil berdasarkan hasil indeks yang ada guna menurunkan kerentanan yang terjadi. 2. Mendukung kegiatan RAN MAPI Kementerian Pekerjaan Umum