Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung

Lingkungan Rumah Ideal

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009:3). Metode penelitian yang

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Rumah Impian Mahasiswa

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya.

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kafe Ideal. Devi J. Tania. Abstrak

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik

Korespondensi Permasalahan dan Pemilihan Tempat di Alunalun sebagai Ruang Terbuka Publik

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

Analisis Kualitas Faktual Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Penentu Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tempat dengan Desain Menarik di Bandung

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

Korespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Preferensi Masyarakat dalam Menikmati Streetscape Perkotaan yang Ideal

Mushola di dalam Rumah

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN

PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Kualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat

Kuesioner Penelitian. Pengaruh Bauran Eceran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Butik Batik Tasik di Bandung

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

Preferensi Ruang Hobi

KONSEP PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA DILI TIMOR LESTE

VI. HASIL PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Teritori Ruang Dagang Bazar di Tangerang Selatan

Konsep Penataan Ruang Terbuka Hijau di Kota Ponorogo. Dirthasia G. Putri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penilaian Kinerja Ruang Terbuka Sunken Court ITB

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Perbedaan Preferensi Gender dan Motivasi

IDENTIFIKASI AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI TAMAN SERIBU LAMPU KOTA CEPU TUGAS AKHIR. Oleh: IKA PRASETYANINGRUM L2D

Studi Peran & Efektifitas RTH Publik di Kota Karanganyar Isnaeny Adhi Nurmasari I BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung Riana V. Gunawan Program Studi Magister Rancang Kota/Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Kawasan Pusat Olahraga menjadi suatu bagian penting yang harus diperhatikan dalam perkotaan, hal ini karena selain memiliki fungsi kesehatan juga memiliki fungsi ekologis terkait kawasan hijau bagi lingkungan perkotaan. Kurang optimalnya dalam pengelolahan dan pemanfaatan Kawasan Pusat Olahraga membuat kawasan ini menjadi bagian yang terlupakan bahkan tidak memiliki perhatian terhadap perkembangannya. Perkembangan Kawasan Pusat Olahraga dapat diketahui dengan mengkaji hal terkait alternatif dalam pemilihan kawasan Pusat Olahraga yang bertujuan untuk mengumpulkan kritera-kriteria terkait Kawasan Pusat Olahraga yang ideal dan diamati oleh responden pada Kawasan Pusat Olahraga yang ada di Kota Bandung. Pengumpulan Kriteria dilakukan dengan penyebaran kuesioner online yang dilakukan dengan teknik Non-Probability Sampling dengan penyebaran kuesioner secara acak (non-random) dan kemudian dilakukan metode analisis berdasarkan hasil jawaban responden dengan memberikan frekuensi pada setiap jawaban. Hasil analisis terkait frekuensi dikategorikan berdasarkan kata kunci dan dikelompokkan menjadi beberapa variabel yang nantinya akan memberikan tindak lanjut berupa hasil akhir terkait hal-hal apa saja yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung. Artikel ini dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan dan pemanfaatan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung. Kata-kunci : Ekologis, Non-Probability Sampling, non-random. Pendahuluan Kawasan Pusat Olahraga dapat dideskripsikan sebagai suatu tempat yang dikhususkan bagi aktivitas berolahraga dan rekreasi yang terintergrasi secara langsung dalam satu kawasan. Kawasan Pusat olahraga juga merupakan kawasan yang menyediakan fasilitias-fasilitas olahraga yang lengkap berupa area pribadi, area umum dan area pelayanan. Kawasan Pusat Olahraga ini juga mampu mengayomi masyarakat dengan membuat kawasan yang berkonsep mass open space atau ruang terbuka yang berwawasan lingkungan dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat perkotaan. Tingginya aktivitas masyarakat pada kawasan perkotaan membuat keberadaan Kawasan Pusat olahraga menjadi penting, hal ini karena Kawasan Pusat Olahraga mampu memberikan kepuasaan berupa rasa relax serta kesehatan dan kebugaran jasmani. Dampak positif yang ditimbulkan oleh Kawasan Pusat Olahraga inilah yang menjadi titik mula dalam perkembangan berbagai macam Pusat Olahraga Terpadu, khususnya di Kota Bandung. Kota Bandung sendiri merupakan kota yang padat akan aktivitas warga yang heterogen, sehingga keberadaan Kawasan Pusat Olahraga menjadi salah satu dari beberapa hal utama yang dipertimbangkan dan dianggap penting dalam perkembangannya. Kepentingan dalam pengembangan Kawasan Pusat Olahraga ini berkaitan dengan kebutuhan masyarakat akan sarana berolahraga yang ramah lingkungan dan dapat menjadi penyumbang bagi RTH di Kota Bandung, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Pertamanan, kondisi Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 B 009

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung Ruang Terbuka Hijau (RTH) menunjukkan bahwa luas RTH Bandung sebesar 1.466 ha atau sekitar 8,76% dari seluruh luas wilayah Kota Bandung. Jauh dari kondisi ideal yaitu 30% luas wilayah kota. Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya keterpaduan dalam pembangunan Kawasan Pusat Olahraga yang memiliki fungsi ekologi didalamnya. Munculnya beragam Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung, menimbulkan beberapa spekulasi tentang bagaimana alternatif dalam pemilihan Kawasan Pusat Olahraga baik dari segi visual, fungsional dan lingkungan, dengan mempertimbangkan kualitas kepuasan pada pelayanan, sehingga dapat diketahui kriteria-kriteria dengan cara membandingkan persepsi masyarakat atas layanan yang benar-benar mereka terima. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait kriteria-kriteria dalam pemilihan Kawasan Pusat Olahraga, berdasarkan pada persepsi warga Kota Bandung, sehingga dapat diketahui faktor utama yang mempengaruhi intensitas kunjungan pada Kawasan Pusat Olahraga, serta dapat menjadi masukan dalam penyediaan, pengelolahan dan pemanfaatan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung dengan mempertimbangkan peluang-peluang terkait trend dan kebutuhan Kawasan Pusat Olahraga yang ideal menurut warga Kota Bandung. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan: kualitatif dankuantitatif atau mixed-method (Creswell, 2008). Metode ini merupakan pendekatan penelitian yang menggabungkan atau menghubungkan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Adapun tahapan dalam mixed-method terdiri dari: (1) Mengumpulkan dan menganalisis data, (2) Mengintegrasi temuan dan (3) menarik kesimpulan secara inferensial dengan menggunakan dua pendekatan. (Tashakkori and Crasswell dalam Dona M Martens : 2010) Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa kuesioner online dan dilakukan pengambilan sampel secara Non-Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel dan dilakukan secara non-random. (Sugyono : 2012). Data yang dikumpulkan sampai temuannya jenuh dan tanpa ada pembatasan jumlah responden Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan terdiri dari beberapa tahapan yang merupakan mixedmethod (penggabungan analisis kualitatif dan kuantitatif), adapun tahapan sebagai berikut : Metode Analisis Kualitatif Proses pengumpulan data yang dilakukan dengan mengunakan kuesioner online. Data Kuesioner yang terkumpul sebanyak 84 Responden yang dilakukan selama 5 hari pembukaan kuesioner. Data dianalisis keterkaitannya dengan menggabungkan setiap kata kunci menjadi variabel. Metode Analisis Kuantitaif Proses analisis kuantitatif dilakukan dalam beberapa tahapan penerusan dari analisis kualitatif yaitu : 1. Tahapan Open Coding yaitu merupakan tahapan identifikasi kata-kata kunci dari keseluruhan jawaban responden terkait definisi dalam pemilihan kawasan pusat olahraga di Kota bandung. 2. Tahapan Axial Coding yaitu membuat kategori dari setiap kata kunci yang ditemukan. Pembuat kategori dilakukan dengan melakukan diskusi sesama anggota peneliti. 3. Tahapan Selective coding yaitu membuat frekuensi dari kategori berdasarkan pada jawaban responden. Frekuensi ini kemudian dihitung dan dibuat dalam bentuk histogram, pie chartdangrafik. B 010 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

4. Tahapan selanjutnya adalah Analisis korespondensi yang bertujuan untuk melihat keterkaitan antara variabel satu dengan variabel lainnya bentuk analisis berupa dendogram. Karakteristik Responden Jumlah responden dalam penelitian terdiri dari 39 orang laki-laki dan 45 orang perempuan dengan total responden 84 orang. Usia responden rata-rata sekitar 15-24 tahun (58 orang), 25-34 tahun (15 orang) dan 35-44 tahun (2 orang). Umur Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki 38 10 20 30 40 46 4 4 Count Gambar 1. Histogram Jenis Kelamin dan Usia Responden Pengaruh pada pemilihan Kawasan Pusat Olahraga juga tergambar pada tingkat pekerjaan respoden yaitu pelajar (57 orang), Swasta (15 orang), PNS (1 orang) dan Lainnya (11 orang) dan lokasi tempat tinggal responden di Kota Bandung. 21 10 6 0 0 0 0 1 15 20 25 30 35 40 Riana Viciani G Karakteristik ini mempengaruhi dalam kriteriakreteria terkait alternatif pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung, yang nantinya keseluruhan data akan diketahui kerensponden atau keterkaitannya dalam analisis. Analisis dan Interpretasi Analisis Open Coding yang dilakukan menghasilkan 27 kata kunci dari 84 responden dengan total frekuensi 179, analisis ini juga menunjukan tingkat pengelompokan kata kunci yang paling banyak muncul adalah fasilitas terpadu (40 kata-kunci), lokasi yang nyaman (25 kata-kunci), jarak yang mudah dijangkau (20 kata-kunci), teduh / sejuk (15 kata-kunci) serta bersih (14 kata-kunci), untuk lebih jelas lihat diagram 3. Pengelompokan kata kunci menjadi 5 kategori yang terdiri dari : Kategori Aksesibilitas yang mewakili kata kunci jarak keterjangakauan pada Kawasan Pusat Olahraga. Kategori Ekonomi yang mewakili kata kunci biaya yang dikeluarkan untuk masuk Kawasan Pusat Olahraga. Kategori Suasana Kawasan yang mewakili kata kunci keramaian, lokasi yang aman dan nyaman, dan jauh dari jalan raya. Kategori Keastrian Lingkungan yang mewakili kata kunci RTH, keanekaragaman vegetasi, bebas polusi udara dan suara, bersih, teduh / sejuk, bebas PKL, bebas macet dan tertib. Kategori Kelengakapan fasilitas mewakili kata kunci fasilitas olahraga terpadu, dan jalur sepeda. Katagori intensitas kunjungan mewakili kata kunci ramai dikunjungi, dan jumlah kunjungan yang meningkat, dan Gambar 2. Histogram Tingkat Pendidikan Responden Kategori Desain Kawasan mewakili kata kunci unik (memiliki ciri khas), kawasan outdoor dan indoor dan potensi dan daya tarik kawasan. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 B 011

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung label pada masing-masing kategori, (lihat gambar 4) Suasana Kaw asan 37 Suasana Kawasan Kelestarian Lingkungan Kelengkapan Fasilitas 29 41 Kelestarian Lingkungan Gambar 3. Frekuensi Kata Kunci Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga Tabel 1. Representasi Kata Kunci Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga Variabel Kriteria Nilai Aksesibilitas Jarak yang mudah jangkau 20 Berada pada pusat kota dan kawasan 1 perbelanjaan Akses yang dekat dengan kendaraan 8 umum Efisiensi Waktu 1 Lokasi terletak pada daerah yang 6 strategis Ekonomis Tidak mengelurkan biaya (gratis) 6 Biaya yang dikeluarkan sesuai 1 dengan fasilitas Minim biaya namun maksimal 1 dalam pemanfaatan fasilitas olahraga Suasana Bebas dari keramaian 3 Kawasan Menyenangkan dan aman 8 Lokasi yang nyaman 25 Jauh dari jalan raya 3 Keasrian Lingkungan Dominan Area Hijau (RTH) 1 Keanekaragaman Vegetasi 2 Bebas polusi udara dan suara 5 Bersih 14 Teduh / Sejuk 15 Bebas PKL 4 Bebas Macet 3 Tertib 1 Fasilitas olahraga terpadu 40 Jalur Sepeda 1 Ramai dikunjungi 1 Jumlah Kunjungan yang meningkat 2 Kelengkapan Fasilitas Intensitas Kunjungan Desain Kawasan Unik (memiliki ciri khas) 2 Kawasan Outdoor dan Indoor 2 Potensi dan Daya tarik kawasan 3 Pengelompokan kata kunci menjadi kategori merupakan tahapan axial coding yang dilakukan berdasarkan pada diskusi yang dilakukan bertahap mulai dari mengumpulkan sampai menentukan kategori berdasarkan kelompok-kelompok pada kata kunci. Kategori ini juga dikelompokan berdasarkan kajian dalam literatur terkait pembahasan pada penelitian. Sehingga dihasilkan kelompok kategori menjadi 7 kategori dan diberikan nama atau B 012 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 Intensitas Kunjungan1 Ekonomis Desain Kaw asan Akesesibilitas 3 8 7 Gambar 4. Frekuensi Katagori Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga Selective coding adalah tahapan analisis selanjutnya yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara kategori dengan kata kunci, untuk melihat keterkaitan itu dilakukanlah analisis korespondensi. Hasil analisis dapat dilihat pada dendogram pada gambar 5. Hasil analisis korespondensi digunakan untuk melihat kedekatan atau keterkaitan kata kunci satu dengan lainnya. Kata kunci yang memiliki kedekatan akan tergabung dalam satu kelompok. Akesesibilitas (36) Keasrian Lingkungan (45) Kelengkapan Fasilitas (41) Suasana Kaw asan (39) Ekonomis (8) Desain Kaw asan (7) Intensitas Kunjungan (3) Gambar 5. Dendogram Hubungan Kategori Kata Kunci 36 Kelengkapan Fasilitas Ekonomis Desain Kawasan Akesesibilitas Kedekatan antara kategori juga dapat dilihat pada diagram Mozaic sehingga dapat di identifikasi kedekatan antara kategori dengan tingkat pekerjaan (lihat gambar 6)

Label 1.00 0.75 0.50 0.25 0.00 Lainnya Perlajar / Mahasiswa Pekerjaan Gambar 6. Mozaic Hubungan Kategori Kata Kunci dengan Tingkat Pekerjaan Responden Mozaic di atas menggambarkan tentang korespondensi antara tingkat pekerjaan dengan kategori dimana pelajar / mahasiswa cenderung memilih Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung dengan pertimbangan utama aksesibilitas, kelengkapan fasilitas, keasrian lingkungan dan suasanan kawasan, selain itu tingkat pekerjaan swasta lebih dominan mepertimbangkan pada kelengkapan fasilitas, suasana kawasan dan aksesibilitas, dan lainnya mempertimbangakan beberapa kategori secara seimbang yaitu aksesibilitas, kelengkapan fasili-tas dan keasrian lingkungan. Kata Kunci yang dominan dalam penelitian ini adalah keastrian lingkungan dan fasilitas terpadu, hal ini dikarenakan lingkungan yang baik akan menciptakan daya tarik yang besar pada kawasan seperti yang dikemukan oleh Hakim Rustam (2011) bahwa lingkungan yang asri, indah dan nyaman akan membawa suasana kawasan menjadi menarik. Kondisi yang demikian akan mempengaruhi pola penataan lingkungan di sekitar kawasan serta membawa kesadaran masyarakat akan keindahan kawasan. Begitupula dengan kelengkapan fasilitas pada kawasan akan berpengaruh pada intensitas kunjungan seperti yang dikemukan olehsulistino B. Ari (2010) kualitas pelayanan yang baik, pada fasilitas juga turut berperan dalam menjaring konsumen. Fasilitas adalah sarana yang sifatnya mempermudah konsumen untuk melakukan suatu aktivitas. Fasilitas menjadi Swasta Suasana Kawasan Kelestarian Lingkungan Kelengkapan Fasilitas Ekonomis Desain Kawasan Akesesibilitas Riana Viciani G salah satu pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihan. Menurut Tjiptono dalam Sulistino B. Ari (2010) Persepsi yang diperoleh dari interaksi pelanggan dengan fasilitas berpengaruh terhadap kualitas jasa tersebut dimata pelanggan. Sehingga kelengkapan fasilitas menjadi unsur penentu dalam pemilihan Kawasan Pusat Olahraraga. Selain itu menurut Sulistino B. Ari (2010). Kualitas pelayanan dipandang sebagai salah satu komponen yang perlu diwujudkan karena me-miliki pengaruh untuk mendatangkan konsumen baru dan dapat mengurangi kemungkinan pelanggan lama untuk berpindah. Dengan semakin banyaknya pesaing maka akan semakin banyak pilihan bagi konsumen untuk menjatuhkan pilihan. Hal ini akan semakin membuat semakin sulit untuk mempertahankan konsumen lama, karenanya kualitas layanan arus ditingkatkannsemaksimal mungkin. Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai penilaian pelanggan atas keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh (Zeithaml et al dalam Sulistino B. Ari : 2010) Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hal utama yang menjadi pertimbangan dalam Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga lahraga adalah keasrian lingkungan, kelengkapan fasilitas, suasana lingkungan, aksesibilitas, ekonomis, desain kawasan dan intensitas kunjungan, sehingga dapat menjadi masukan dalam mengelola atau menciptakan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung. Penelitian terkait Alternatif dalam pemilihan kawasan pusat olahraga di Kota bandung belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga masih banyak terdapat kekuarangan dikarenakan penulis hanya mengkategorikan variabel berdasarkan pada hasil kuesioner online dalam waktu yang terbatas. Untuk itu penulis beraharap adanya penelitaian lanjutan yang dapat mem-perkuat kategori dalam penentuan pemilihan kawasan pusat olahraga di Kota Bandung. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 B 013

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung Penelitan lanjutan juga diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih significant tentang variabel-variabel yang mempengaruhi pekembangan dan pengelolahan kawasan pusat olahraga di Kota Bandung dan tentunya dikaitkan dengan studi kasus pada salah satu kawasan pusat olahraga di Kota Bandung dan kelompok responden yang diambil lebih luas. Daftar Pustaka Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Dona M. Martens (2010) ; Research and Evaluation in Education and Psychology ; Intergrating Divesity With Quantitative and Mixed Methods ; Sage Publication Hakim Rustam. (2011). Aspek Keberadaan Ruang Terbuka Hijau Sebagai Nilai Tambah Pada Kawasan Perumahan Perkotaan. Karya Tulis. Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kombinasi, Bandung, Alfabeta CV. Sulistino B. Ari (2010). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas Dan Lokasi Terhadap Keputusan Menginap. Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro B 014 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015