Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior
|
|
- Harjanti Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior Devi Hanurani S (1), Hanson E. Kusuma (2) (1)Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, ITB (2)Kelompok Keilmuan Perancangan Asritektur, SAPPK Abstrak Meningkatnya pariwisata di kabupaten Jember, khususnya objek wisata Pantai Tanjung Papuma, sebaiknya diiringi dengan peningkatan kualitas penginapan/hotel yang berada di wilayah tersebut. Berangkat dari ketidakpuasan pengunjung yang disampaikan melalui survei sebelumnya, peneliti berusaha mencari kriteria jenis penginapan jika berkunjung dengan pasangan berlibur yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui preferensi pegunjung terhadap jenis penginapan dan keadaan interiornya, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan ataupun perancangan selanjutnya. Penelitian dilakukan menggunakan metode kuantitatif bersifat eksplanatori dengan membagikan kuesioner langsung dan kuesioner via online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preferensi pengunjung yang memilih berlibur dengan keluarga ataupun cenderung memilih jenis penginapan villa dengan tema kamar postmodern. Pengunjung yang berlibur dengan pasangan cenderung memilih untuk menginap di cottage dengan satu kamar tidur yang bertema tradisional. Sedangkan pengunjung yang berlibur dengan rekan kerja cenderung memilih cottage bertema postmodern. Jenis kamar mandi tertutup/indoor cenderung menjadi preferensi utama bagi hampir semua jenis pengunjung. Kata-kunci : hospitality, interior, pasangan berlibur, penginapan, dan preferensi Pengantar Hotel merupakan suatu fasilitas restoratif yang turut mendukung terciptanya suatu kawasan wisata yang ideal. Pembangunan hotel dapat mendukung perkembangan pariwisata di suatu wilayah. Perkembangan pariwisata yang meningkat di Jawa Timur ditunjukkan dengan persentase tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang yang mencapai 53,51% pada bulan Juli 2012 (BPS Jatim, 2012). Selain posisinya yang mudah dijangkau dari objek wisata, kelengkapan fasilitas juga menjadi suatu pertimbangan bagi pengunjung untuk menginap. Seiring dengan berkembangnya jenis hotel dengan ragam konsep dan tema yang ditawarkan, pengunjung dapat leluasa menentukan pilihan. Salah satu hal yang pada umumnya menjadi preferensi bagi pengunjung adalah jenis penginapan dan bentuk penginapannya. Pantai Tanjung Papuma yang terletak di Kabupaten Jember merupakan salah satu objek wisata yang sedang diminati oleh wisatawan lokal dan mancanegara (gambar 1). Gambar 1. Pantai Papuma (Pengelola hotel, 2012) Di kawasan wisata ini terdapat penginapan kelas melati yang beroperasi sejak tahun Berdasarkan analisis tingkat kepuasan pengguna yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa terdapat ketidakpuasan pengunjung hotel terhadap Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 A_13
2 Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior beberapa faktor tertentu. Berangkat dari ketidakpuasan pengunjung hotel terhadap kondisi hotel tersebut, dilakukan penelitian ini untuk mengetahui minat dan harapan pengunjung terhadap kualitas fisik hotel. Tanpa mengidentifikasikan segmentasi pengunjung penginapan, maka akan sulit untuk mengetahui jenis produk dan servis seperti apa yang sesuai untuk pengunjung. Di dalam dunia perhotelan mempertahankan pelanggan merupakan hal yang berhubungan langsung dengan kualitas pelayanan dan berfokus pada pelayanan pengunjung. (Kivela, inbakaran and Reece, 1999). Menurut Inbakaran dan Jackson (2005), berdasarkan kondisi lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya di Australia, segmentasi pengunjung resort terbagi menjadi 7 kelompok besar, yaitu single, pasangan tanpa anak, keluarga muda, keluarga menengah, keluarga dewasa, pasangan dewasa tanpa anak, dan single dewasa. Mengacu pada hal tersebut, peneliti berusaha mengelompokkan jenis pengunjung tempat penginapan di Indonesia berdasarkan kondisi lingkungan dan budaya setempat. Diasumsikan terdapat empat kelompok besar yang ditentukan yaitu keluarga, pasangan,, dan rekan kerja. Penelitian yang telah dilakukan pada umumnya fokus untuk meneliti hal yang belum ditemukan, berdasarkan tingkat kunjungan dengan melihat alasan pemilihan resort, tingkat kepuasan, dan pendapat pribadi mengenai resort sebagai sarana berlibur dan preferensi spesifik tentang di mana dan apa yang harus ditawarkan oleh resort (Inbakaran & Jackson, 2005) Artikel ini membahas preferensi pengunjung terhadap jenis penginapan dan keadaan interiornya berdasarkan jenis pasangan berliburnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui minat dan harapan pengunjung terhadap jenis penginapan/bentuk arsitektur dan keadaan interiornya, jika pengunjung datang bersama pasangan berlibur tertentu. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi perencana, pengembang, dan investor, agar menjadi bahan pertimbangan dalam merancang hotel. Khususnya bagi pemilik penginapan kelas melati di kawasan Pantai Tanjung Papuma Jember, hasil penelitian ini mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan dalam merencanakan perbaikan untuk meningkatkan kualitas penginapannya. Metode Penelitian dilaksanakan menggunakan metode kuantitatif dengan kategori sifat penelitian eksplanatori (Groat & Wang, 2002). Metode pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan mengacu pada survei yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu survei pada bulan Oktober Pada waktu itu, peneliti membagikan kuesioner kepada 38 responden (pengunjung hotel dan tamu) yang pernah menginap, untuk mengetahui tingkat kepuasan pengunjung. Berdasarkan tingkat kepuasan yang diperoleh dengan membandingkan antara harapan dan kenyataan (analisis gap), diketahui bahwa terdapat ketidakpuasan pengunjung terhadap beberapa variabel seperti kebersihan hotel, kenyamanan ergonomi furnitur di dalam dan di luar kamar tidur, kelengkapan fasilitas di dalam kamar hotel, serta keindahan interior kamar hotel. Berdasarkan ketidakpuasan pengunjung tersebut, pada bulan November 2012 peneliti melakukan survei dengan membagikan kuesioner langsung kepada tamu hotel dan pengunjung objek wisata Pantai Tanjung Papuma yang berminat untuk menginap (gambar 2), serta menyebarkan kuesioner via online kepada calon pengunjung yang berminat untuk menginap. Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di Jawa Timur dengan keinginan untuk mengunjungi objek wisata Pantai Tanjung Papuma dan berminat menginap di penginapan melati di kawasan Pantai Tanjung Papuma Kabupaten Jember. Sampel dipilih dengan metode non-random sampling (convenient sampling). A_14 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014
3 Gambar 2. Kawasan pantai Responden yang berpartisipasi terdiri dari 46 orang berjenis kelamin wanita, dan 24 orang berjenis kelamin pria, dengan jumlah keseluruhan sebanyak 70 orang. Terdiri dari sebagian besar mahasiswa, pegawai negeri (guru/ pegawai pemerintahan), dan pegawai swasta, dengan kisaran usia mulai dari 16 sampai dengan diatas 30 tahun. Responden diminta mengisi kuesioner yang berupa pilihan ganda dengan berbagai pilihan dari kategori berbeda mengenai kondisi arsitektur dan interior dari sebuah penginapan. Berdasarkan perta-nyaan tersebut akan diperoleh data yang akan dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui minat dan harapan pengunjung terhadap jenis penginapan ideal yang sesuai dengan preferensi masing-masing individu. Metode Analisis Data Analisis data penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan analisis korespondensi antara jenis pasangan berlibur dengan jenis penginapan yang dipilih dan keadaan interiornya (tema kamar dan jenis kamar mandi). Analisis dan Interpretasi Untuk mengetahui preferensi pengunjung dari pasangan berlibur yang berbeda, maka dilakukan analisis korespondensi antara pasangan berlibur dengan jenis penginapan dan keadaan interior (tema kamar dan jenis kamar mandi). Korespondensi antara Pasangan Berlibur dan Jenis Penginapan Hasil analisis korespondensi antara pasangan berlibur dan jenis penginapan diperlihatkan pada grafik 1. Diketahui bahwa jenis penginapan villa (gambar 3) dengan lebih dari satu tempat tidur 5,71 0,00 2,86 8,57 16,67 0,00 4,65 66,67 0,00 33,33 rekan kerja ,43 0,00 1,43 2,86 4,17 0,00 2,33Devi Hanurani Sugianti 50,00 0,00 50,00 dipilih oleh responden yang berlibur bersama keluarga ataupun 7,14 nya 2,86 18,57 (40 28,57 orang). Sedangkan responden 20,83 yang 66,67 berlibur 30,23 dengan rekan kerja atau pasangannya 25,00 10,00cenderung 65,00 memilih jenis penginapan cottage (gambar 4) dengan satu ,29 4,29 61,43 tempat tidur (18 orang). Tests Villa menjadi N preferensi DF -LogLike bagi RSquare orang (U) yang berlibur , ,0482 bersama keluarga ataupun. Pilihan ini merupakan Test suatu ChiSquare bentuk Prob>ChiSq kecenderungan dari pengunjung Likelihood Ratio berdasarkan 5,408 alasan 0,4926 tertentu setiap Pearson 5,626 0,4663 individu. Hal ini membawa kepada interpretasi Warning: 20% of cells have expected count less than 5, ChiSquare yang berusaha diungkapkan oleh peneliti sebagai berikut. suspect. Correspondence Analysis 1,0 0,5 0,0-0,5-1,0 keluarga villa Details Grafik 1. Korespondensi dan jenis penginapan Singular dengan nilai signifikansi 0,46 Value Inertia Portion Cumulative 0, ,12232 Pasangan berlibur keluarga pasangan rekan kerja Gambar 3. Villa (Space at bali, 2012) pasangan rekan one bedroom kerja cottage standart room -1,0-0,5 0,0 0,5 1,0 0, , ,0286 0,6528 0,3688-0,2929 0,8138 0,1862-0,0961 0,2258 0,0124 0,1329 Pengunjung yang berlibur bersama keluarga ataupun memiliki kesamaan, yaitu memilih berlibur dalam suasana kebersamaan bersama orang-orang terdekat dalam jumlah orang yang banyak. Sehingga jenis pasangan jenis penginapan 0,8138 1,0000 jenis penginapan one bedroom cottage standart room villa 0,3123-0,7261-0,1236 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 A_15 0,0798 0,4622-0,0768
4 0,00 2,86 0,00 2,86 0,00 5,71 0,00 0,00 100,00 0, ,71 15,71 7,14 28,57 Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior 36,36 31,43 20,83 20,00 55,00 25, berlibur ini memilih jenis penginapan villa dengan lebih dari satu kamar tidur agar dapat berlibur dan tema kamar diperlihatkan pada Hasil analisis korespondensi antara pasangan 15,71 50,00 34,29 Tests mempertahankan suasana kebersamaan grafik 2. Diketahui bahwa pasangan yang berlibur dalam suatu kelompok yang diinginkan (keluarga/). bersama N DF keluarga -LogLike ataupun RSquare (U) lebih memilih Selain itu jumlah fasilitas yang dita- kamar bertema postmodern (31 orang) , ,0333 warkan pada villa cenderung lebih lengkap. yang Test memadukan ChiSquare antara Prob>ChiSq tema modern dan tradisional (gambar 5). Sedangkan jenis pasangan Likelihood Ratio 4,676 0,5860 Dengan jumlah kamar yang lebih dari satu memungkinkan pengunjung yang berkelompok yang berlibur bersama pasangan cenderung Pearson 3,886 0,6922 Warning: 20% of cells have expected count less than 5, ChiSquare dapat melakukan aktifitas bersama dengan memilih suspect. tema tradisional (gambar 6). lebih leluasa dan bebas, tanpa mengganggu Correspondence Analysis privasi pengunjung yang lain. Pasa 1,0 rekan kerja 0,5 0,0-0,5 postmodern keluarga modern Tradisional pasangan Gambar 4. Cottage dengan satu kamar tidur Selain itu tidak sedikit dari pengunjung yang memilih villa dengan alasan gengsi/prestige karena harga yang ditawarkan cenderung lebih mahal dibandingkan jenis penginapan lainnya. Tingginya harga sewa pada jenis penginapan ini berbanding lurus dengan fasilitas dan pemandangan/view yang ditawarkan. Berdasarkan interpretasi diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis penginapan villa merupakan suatu jenis penginapan yang lebih restoratif dibandingkan jenis penginapan lainnya, terutama cottage dengan satu kamar tidur dan kamar standar. Cottage dengan satu kamar tidur cenderung diminati oleh jenis pasangan yang memilih berlibur dengan rekan kerja ataupun pasangannya. Berbeda dengan preferensi pasangan yang berlibur bersama keluarga/ untuk mendapatkan suasana kebersamaan, pengunjung yang berlibur bersama pasangannya (istri/suami) cenderung memilih cottage dengan satu kamar tidur dikarenakan menginginkan privasi lebih. Korespondensi antara Pasangan Berlibur dan Keadaan Interior (tema kamar dan jenis kamar mandi) A_16 A_14 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI ,0-1,0-0,5 0,0 0,5 1,0 Grafik 2. Korespondensi dan tema kamar denan nilai signifikansi 0,28. Gambar 5. Kamar bertema postmodern Perkembangan hotel saat ini lebih mengacu pada peningkatan kenyamanan pengguna hotel dengan menawarkan suasana unik dalam ruang yang dapat meninggalkan kesan bagi penggunanya. Sebagai upaya untuk mewujudkan sebuah hotel yang menarik bagi pengunjung maka interior merupakan salah satu unsur tema kamar
5 yang tidak bisa dipisahkan dari bangunan hotel itu sendiri. Interior turut membentuk brand awareness kepada pengunjung dan pengguna serta mewujudkan suatu ambience yang sesuai, guna memenuhi keinginan pengguna untuk bersantai dan beristirahat. Tema postmodern merupakan salah satu unsur utama dalam mewujudkan ambience tersebut. Devi Hanurani Sugianti Suasana yang berbeda pada interior seolah menjadi penanda bahwa pengunjung berada jauh dari rumah dan menimbulkan perasaan being away. Jauh dari rumah dan pekerjaan merupakan sebuah proses pemulihan yang setara dengan pengalaman seseorang berlibur keluar negeri. Ungkapan ini memperkuat spekulasi bahwa saat jauh dari rumah dan pekerjaan, hal ini secara psikologi berhasil melepaskan penat/stres dari beban pekerjaan sehari-hari (De Bloom, Geurts, and Kompier, 2010). Sedangkan tema tradisional cenderung dipilih oleh pengunjung yang berlibur bersama pasangannya dikarenakan tema tradisional pada interior dapat memberikan kesan ruang yang romantis. Gambar 6. Kamar bertema Tradisional (villapelangi, 2012) Hasil analisis korespondensi antara pasangan berlibur dan jenis kamar mandi diperlihatkan pada grafik 2. Aspek lokal dari sebuah resort berusaha ditentukan dengan berbagai jenis produk dan penampilannya di dalam segmentasi yang ditawarkan kepada pengunjung pasar. Karenanya, pemahaman profil dari pengunjung penting bagi manajemen resort untuk menghindari penurunan omset. (Mill 2002, dalam Inbakaran dan Jackson 2005). 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0-0,5 outdoor tem an indoor keluarga sem i outdoor pasangan rekan kerja Wisatawan yang berkunjung ke hotel resort cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana unik yang berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan pengguna hotel resort cenderung memilih suasana yang nyaman dengan arsitektur yang mendukung tingkat kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik. (Kurniasih, 2006). Salah satu prinsip desain dalam merencanakan hotel resort adalah memberikan sebuah pengalaman unik bagi wisatawan yang melekat dan meninggalkan kesan mendalam. Hal ini dapat diwujudkan dengan menampilkan suasana baru yang berbeda pada interior. (fred lawson, dalam Kurniasih, 2006). -1,0-1,5-2,0-2,0-1,5-1,0-0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 Grafik 3. Korespondensi dan jenis kamar mandi dengan nilai signifikansi 0,69. Diketahui bahwa jenis kamar mandi tertutup /indoor (gambar 7) cenderung diminati oleh pengunjung yang berlibur bersama keluarga,, maupun pasangan (35 orang). Sedangkan jenis kamar mandi semi-outdoor (gambar 8) dipilih oleh pasangan yang berlibur bersama rekan kerja (2). Kamar mandi indoor menjadi preferensi bagi orang yang berlibur bersama keluarga,, ataupun pasangan. jenis kamar mandi Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 A_15 A_17
6 Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior Kesimpulan Gambar 7. Kamar Mandi indoor Pilihan ini merupakan suatu bentuk kecenderungan dari pengunjung berdasarkan alasan tertentu setiap individu. Hal ini membawa kepada interpretasi yang berusaha diungkapkan oleh peneliti sebagai berikut. Gambar 8. Kamar mandi semioutdoor (spaceatbali,2012) Kamar mandi merupakan suatu ruangan yang membutuhkan kenyamanan privasi tertinggi di dalam bangunan. Tidak mengherankan bila jenis pasangan berlibur cenderung memilih kamar mandi tertutup/indoor (gambar 7). Hal ini disebabkan oleh kecenderungan manusia yang merasa nyaman melakukan aktifitas mandi/private tanpa ada bukaan sedikit pun, dikarenakan menghindari munculnya rasa was-was atau kekhawatiran terhadap hal yang tidak diinginkan. Preferensi pasangan berlibur tersebut merupakan pilihan yang dipengaruhi oleh budaya responden. Budaya tersebut dapat diidentifikasi melalui tempat tinggal responden yang seluruhnya berdomisili di Jawa Timur. Berdasarkan analisa korespondensi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa preferensi pengunjung yang berlibur bersama keluarga ataupun cenderung memilih jenis penginapan villa bertema postmodern dengan jenis kamar mandi indoor. Sedangkan jenis pengunjung yang berlibur bersama pasangannya cenderung memilih cottage bertema tradisional dengan jenis kamar mandi indoor. Preferensi pasangan berlibur terhadap pemilihan jenis kamar diinterpretasikan berdasarkan jumlah berlibur, suasana kebersamaan, gengsi /prestige, merasa lebih leluasa atau menginginkan privasi. Sedangkan preferensi pasangan berlibur terhadap pemilihan tema kamar diinterpretasikan berdasarkan suasana unik, merasa being away, dan kesan ruang yang romantis. Sedangkan interpretasi dari pemilihan jenis kamar mandi berdasarkan jenis pasangan berliburnya adalah pentingnya kenyamanan privasi yang turut dipengaruhi oleh budaya pengunjung. Penelitian yang telah dilakukan ini kurang signifikan, karena jumlah responden yang terbatas. Sehingga penelitian ini perlu diulangi dengan jumlah responden yang lebih banyak untuk mendapatkan korespondensi antar variabel yang lebih signifikan. Daftar Pustaka Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 57/35/Th. X, 3 September 2012 Inbakaran, R. & Jackson, M. (2005). Tourism and Hospitality Research : Understanding Resort Visitors through Segmentation. Sage Publications, Inc Kurniasih, S. (2006), Prinsip Hotel Resort : Studi kasus Putri Duyung Cottage-Ancol, Jakarta Utara De Bloom, J. Geurts, S & Kompier, M. (2010). Vacation from work as prototypical recovery opportunity. Gedrag & Organisatie. A_18 A_14 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014
Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran Maulani Faradina Salilana, Aldissain Jurizat Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak
Lebih terperinciFaktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat
TEMU ILMIAH IPLBI 06 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat Nurul Sucya Karya Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut
Lebih terperinciKriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal Ardian Hario Wibowo Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),
Lebih terperinciKorespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja Fauzan A. Agirachman (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK,
Lebih terperinciPeran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang Annisa Safira Riska Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, ITB. Abstrak Merasakan ruang merupakan sebuah kegiatan yang dialami manusia
Lebih terperinciAnalisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen
TEMU ILMIAH IPLBI 05 Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen Andrie I. Kartamihardja Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Apartemen merupakan salah satu
Lebih terperinciPersepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.I Yogyakarta Puja Kurniawan Program Studi Magister
Lebih terperinciKriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan Medhiansyah P. Prawira Program Studi Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Berolahraga merupakan aktivitas
Lebih terperinciRuang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak
TEMU ILMIAH IPLBI 20 Ruang Hobi Ideal Dimas Nurhariyadi Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Aktivitas hobi membutuhkan ruang yang baik untuk memaksimalkan kegiatan
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai
TEMU ILMIAH IPLBI 0 Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai Binar T. Cesarin (), Chorina Ginting () () Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Lebih terperinciKarakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah
TEMU ILMIAH IPLBI 206 Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah Riska Amelia Rachman (), Hanson E. Kusuma (2) () Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa (2)
Lebih terperinciAlternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung Riana V. Gunawan Program Studi Magister Rancang Kota/Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut
Lebih terperinciKorespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya Alfiani Rahmawati Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, Institut Teknologi
Lebih terperinciPersepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja Rizky A. Achsani Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Kualitas pencahayaan
Lebih terperinciDefinisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku
TEMU ILMIAH IPLBI 04 Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku Riska Amelia Rachman (), Hanson E. Kusuma () () Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan
Lebih terperinciKegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota Dicko Quando Armas (1), Tubagus M. Aziz Soelaiman (2) dominoharvard_insert@yahoo.com (1) Program Studi Magister
Lebih terperinciHubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara Tamiya Miftau Saada Kasman Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur,
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perancangan Seiring perkembangan manusia yang semakin pesat, maka kebutuhan yang dibutuhkan oleh manusia menjadi bertambah dan bervariasi. Terlebih lagi di industri
Lebih terperinciKORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA
KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA 1 Ita Roihanah Abstrak Kota sebagai tempat berhuni dan bermukim, menjadi bagian paling intim dengan kehidupan
Lebih terperinciFaktor Dominan yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Motivasi dan Preferensi Gender
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Motivasi dan Preferensi Gender Nisa Farasa (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur,
Lebih terperinciPreferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan Ivan Danny Dwiputra (1), Nissa Aulia Ardiani (2) ivan.danny25@gmail.com (1) Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Indonesia adalah salah satu tujuan wisata yang cukup diminati oleh wisatawan mancanegara, bukan saja karena Indonesia memiliki kekayaan alam yang banyak,
Lebih terperinciLATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata dunia yang banyak digemari oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara setelah Bali di Indonesia,
Lebih terperinciStudi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal R. Muhammad Amanda Catalonia Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),
Lebih terperinciModa Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB
TEMU ILMIAH IPLBI 06 Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB Febby Nugrayolanda Program Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Intensitas penggunaan angkutan
Lebih terperinciPenilaian Kinerja Ruang Terbuka Sunken Court ITB
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Penilaian Kinerja Ruang Terbuka Sunken Court ITB Devi H. Sugianti, Stefani Sabatini, Prinka Victoria Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, Program Studi Magister Arsitektur,
Lebih terperinciKajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter Salwa B. Gustina Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.
Lebih terperinciRumah Impian Mahasiswa
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Rumah Impian Mahasiswa R. Kartika Abdassah (1), Gustav Anandhita (2), Mega Sesotyaningtyas (3) (1) Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Liburan menjadi salah satu kebutuhan penting dan gaya hidup baru bagi manusia masa kini yang manfaatnya dapat dirasakan bagi psikologis manusia. Liburan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat memberikan nilai kepuasan lebih terhadap pelanggan. Pelanggan umumnya mengharapkan produk berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu industri yang berkembang sangat pesat dan mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pekembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang
Lebih terperinciPersepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal Aulia Fikriarini Muchlis (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Doktor Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung (2) Kelompok
Lebih terperinciKUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA
Pariwisata DKI Jakarta No. 48/10/31/Th.XIX, 02 Oktober 2017 KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA Pada bulan Agustus 2017, wisman Tiongkok menggeser posisi Lima Negara asal terbanyak
Lebih terperinciStudi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal Angela U. Paramitasari Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Museum yang memiliki kriteria
Lebih terperinciKUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA
Pariwisata DKI Jakarta No. 43/09/31/Th.XIX, 4 September 2017 KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA Lima Negara asal terbanyak mendatangkan wisman ke Jakarta adalah Arab Saudi, Tiongkok,
Lebih terperinciKUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA
Pariwisata DKI Jakarta No. 34/07/31/Th.XIX, 3 Juli 2017 KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA Lima Negara asal terbanyak mendatangkan wisman ke Jakarta adalah Tiongkok, Malaysia, Jepang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan keindahan alami yang berpotensi menjadi tujuan wisata. Sayangnya potensi wisata ini belum ditangani
Lebih terperinciHOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG
TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK II.1.1 TINJAUAN PROYEK Judul Proyek : Hotel Resort di Dago Giri, Bandung, Indonesia Tema : Arsitektur Hijau Lokasi : Jl.Dago Giri, Bandung, Indonesia KDB
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah Astri Isnaini Dewi (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perjalananan wisatawan dunia mencapai 1 miliar pada tahun 2012. Menurut Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka tersebut
Lebih terperinciPerencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar
TEMU ILMIAH IPLBI 203 Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar Umi Kalsum (), Syahriana Syam (2) () Prodi Pengembangan Wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam objek wisata, seperti pulau-pulau dengan pemandangan pantai yang indah, pegunungan, dan keindahan baharinya.
Lebih terperinciPrioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung Riana Viciani G. Program Magister, Jurusan Rancang Kota, Fakultas Sekolah Arsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling populer akan kepariwisataannya. Selain itu, pariwisata di Bali berkembang sangat pesat bahkan promosi pariwisata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan permasalahan, tujuan yang ingin dicapai, serta metode penelitian yang mencakup teknik pengumpulan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata dianggap sebagai salah satu sektor yang berkembang relative pesat pada saat ini, bahkan pariwisata telah menjadi industri terbesar di dunia. Usaha
Lebih terperinciKUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA
Pariwisata DKI Jakarta No. 51/11/31/Th.XIX, 01 Nopember 2017 KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA Lima Negara asal terbanyak mendatangkan wisman ke Jakarta adalah Tiongkok, Malaysia,
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi
TEMU ILMIAH IPLBI 06 Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi Tri Amartha Wiranata Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung Abstrak Saat ini, isu penggunaan energi
Lebih terperinciDesain Interior Hotel Resort Papuma bertema Postmodern budaya Jawa dengan nuansa Tropis
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1 Desain Interior Hotel Resort Papuma bertema Postmodern budaya Jawa dengan nuansa Tropis Devi Hanurani Sugianti, dan Prasetyo Wahyudie Juusan Desain Produk
Lebih terperinciPersepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Ideal Kantor Rizky Amalia Achsani Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Kualitas pencahayaan ideal di
Lebih terperinciRespon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami Nurul Aini Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Pemilihan kepemilikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perhotelan dalam upaya penyediaan jasa akomodasi pariwisata di Indonesia semakin hari semakin menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Menurut
Lebih terperinciIdentifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang
TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Kota Palembang Wienty Triyuly, Fuji Amalia Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
Lebih terperinciStatistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017 Agustus 2017, Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara sebesar 419 Kunjungan. Tingkat Penghunian
Lebih terperinciHOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG
I.1 LATAR BELAKANG PENDAHULUAN Dalam kurun lima tahun terakhir pertumbuhan perekonomian kota Bandung terus terdongkrak naik. Penyebab kondisi yang tengah dialami kota Bandung tidak hanya karena saat ini
Lebih terperinciPengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa
TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Pengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa Bunga Sakina (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki tempat-tempat menarik untuk pariwisata, salah satunya adalah kota Bandung. Bandung memiliki cukup banyak pilihan objek wisata, seperti wisata
Lebih terperinciEksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa Fery Mulya Pratama Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Matematika dan IPA,
Lebih terperinciKUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA
Pariwisata DKI Jakarta No. 39/08/31/Th.XIX, 1 Agustus 2017 KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA Lima Negara asal terbanyak mendatangkan wisman ke Jakarta adalah Tiongkok, Malaysia, Jepang,
Lebih terperinciHOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA CIPANAS GARUT
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA CIPANAS GARUT Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : IRA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi kota kota besar di Indonesia, mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam berbagai bidang, seperti bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan wisata Indonesia berkembang dengan sangat cepat, begitu banyaknya penginapan dan tempat wisata baru dapat dijumpai tersebar hampir di seluruh
Lebih terperinciStatistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017 September 2017, TPK Hotel Berbintang 53,41% dan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas sekitar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas sekitar 661,52 km² dengan penduduk berjumlah kurang lebih 10.187.595 jiwa. Jakarta merupakan metropolitan
Lebih terperinciPenilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan Gilang I. Noegraha (1), Siti Aisyah Damiati (2), Rakhmat Fitranto (3). (1) Program Studi Magister Arsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN kunjungan, mengalami penurunan sebesar 3,56 persen dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota yang terus berkembang di berbagai aspek.kondisi dunia pariwisata saat ini pun makin berkembang cepat sehingga kepariwisataan dapat digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Proyek Indonesia sebagai negara berkembang terus menerus berusaha untuk meningkatkan hasil yang maksimal di segala bidang pembangunan, salah
Lebih terperinciPentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota Hindra K. P. Handana Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI MALANG
2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI MALANG METODOLOGI Desk Research i DAFTAR ISI KOTA MALANG BAB 1. PERTUMBUHAN KOTA MALANG Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Kota Malang, 2010-2014 Grafik 1.2. Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki sektor pariwisata yang menarik baik wisata alam maupun keragaman kebudayaannya. Maka dengan pengelolaan yang baik dan terarah diharapkan
Lebih terperinciSTATISTIK HOTEL DAN PARIWISATA DI KOTA TARAKAN, BULAN APRIL 2017
BPS KOTA TARAKAN No.07/06/6571/Th.XI, 02 Juni STATISTIK HOTEL DAN PARIWISATA DI KOTA TARAKAN, BULAN APRIL TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BERBINTANG BULAN APRIL MENCAPAI 35,28 PERSEN Tingkat Penghunian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kota Balikpapan di pulau Kalimantan Timur Sumber: RTRW Kota Balikpapan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balikpapan merupakan salah satu kota yang terletak di pulau Kalimantan, tepatnya di provinsi Kalimantan Timur. Balikpapan terdiri dari 5 kecamatan, diantaranya kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk meningkatkan pendapatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), maka
Lebih terperinciEksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa Fery Mulya Pratama pratama.ars@gmail.com Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik
Lebih terperinciTahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandung selain dikenal sebagai Ibu kota Propinsi Jawa Barat, juga dikenal akan keindahan alamnya, dalam perkembangannya, Bandung telah menjadi kota jasa sekaligus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di mata Dunia Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki beraneka ragam budaya serta keindahan panorama alam yang menakjubkan. Objekobjek pariwisata
Lebih terperinciKarakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda Finta Lissimia (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. (2) Kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pariwisata merupakan sektor industri yang sangat berkembang pesat di negara kita, selain itu pariwisata adalah salah satu sektor yang meningkatkan taraf perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupkan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional. Peranan pariwisata di Indonesia sangat dirasakan manfaatnya, karena pembangunan dalam sektor
Lebih terperinciKota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat Ita Roihanah (1), Nurfadhilah Aslim (2), Christy Vidiyanti (3), Hibatullah Hindami (4) (1) Mahasiswa Magister, Sekolah, Perencanaan,
Lebih terperinciPenggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh Saiful Anwar Mahasiswa Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Bangunan
Lebih terperinciPARIWISATA DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA PARIWISATA DKI JAKARTA No.11/02/31/Th. XIX, 16 Februari 2017 JUMLAH WISMAN YANG MENGUNJUNGI DKI JAKARTA BULAN DESEMBER 2016 NAIK 1,17 PERSEN Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan
Lebih terperinciRuang Favorit dalam Rumah
TEMU ILMIAH IPLBI 5 Favorit dalam Rumah Wienty Triyuly (), Hanson E. Kusuma () () Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Program Studi Doktor Arsitektur, SAPPK), ITB. () Kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang lebih dari 24 jam yang bertujuan untuk rekreasi, refreshing, atau keluar dari
Lebih terperinciPARIWISATA DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA PARIWISATA DKI JAKARTA No.55/12/31/Th.XVIII, 01 Desember 2016 JUMLAH WISMAN YANG MENGUNJUNGI DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2016 MENCAPAI 243.007 KUNJUNGAN Jumlah kunjungan wisatawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bandar Udara Internasional Kuala Namu merupakan sebuah bandar udara Internasional yang terletak di kawasan Kuala Namu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Bandara ini menggantikan
Lebih terperinciKorespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Korespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa Bunga Sakina (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.
Lebih terperinciPARIWISATA DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA PARIWISATA DKI JAKARTA No.48/11/31/Th.XVIII, 01 November 2016 JUMLAH WISMAN YANG MENGUNJUNGI DKI JAKARTA BULAN SEPTEMBER 2016 MENCAPAI 234.887 KUNJUNGAN Jumlah kunjungan wisatawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung obyek-obyek wisata pantai di Gunung Kidul Mancanegara (Man) dan Nusantara (Nus)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan wisata terus berlanjut di masa yang akan datang. Hal inilah yang mendorong pariwisata dapat menjadi komoditi andalan suatu negara. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan pariwisata di kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat semakin mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari padatnya pintu tol Pasteur sebagai
Lebih terperinciTingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung Enggar Septika D. Program Magister, Jurusan Rancang Kota, Fakultas Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan
Lebih terperinciPARIWISATA DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA PARIWISATA DKI JAKARTA No.50/11/31/Th. XVII, 02 November 2015 JUMLAH WISMAN YANG MENGUNJUNGI DKI JAKARTA BULAN SEPTEMBER 2015 MENCAPAI 217.994 KUNJUNGAN Jumlah kunjungan wisatawan
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi
TEMU ILMIAH IPLBI 206 Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi Bayu Andika Putra Program Studi Magister Arsitektur, Rancang Kota, Lansekap dan Program Doktoral
Lebih terperinciPreferensi Hunian yang Ideal Bagi Pekerja dan Mahasiswa pada Kelompok Umur Dewasa Awal / Early Adulthood
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Preferensi Hunian yang Ideal Bagi Pekerja dan Mahasiswa pada Kelompok Umur Dewasa Awal / Early Adulthood Heri Andoni (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan gaya hidup dan tatanan dalam masyarakat saat kini ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi yang memacu perkembangan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL MARET 37,13 PERSEN
No. 08/3373/4/04/16/Th.VIII, 20 April PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL MARET 37,13 PERSEN Pada bulan seluruh indikator produktivitas usaha hotel/jasa akomodasi di
Lebih terperinciAnalisis Kualitas Faktual Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Penentu Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Analisis Kualitas Faktual Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Penentu Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung Hari Hajaruddin Siregar Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah
Lebih terperinci