PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN PROBLEM ISOMORFIK DENGAN ANALISIS BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA PADA KONSEP KALOR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. materi perkuliahan, kegiatan perkuliahan, dan asesmen. Asesmen merupakan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT ISOMORPHIC DAN RUBRIKNYA PADA MATERI HUKUM II NEWTON BERBASIS MULTIREPRESENTASI

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN FORMATIF TIPE SOAL ISOMORFIK BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FLUIDA DINAMIK SISWA KELAS XI IPA

Heri Andriyani Anwar, Sentot Kusairi 1), Parno 2) Universitas Negeri Malang

Pengembangan Instrumen Performance Assessment Berbantuan Komputer pada Materi Optik, Kalor dan Listrik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

III. METODE PENELITIAN. coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Way Tenong.

Kata Kunci: instrumen penilaian, benar-salah, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dinamika rotasi, kesetimbangan tegar

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PEMBUATAN BEBE ANAK UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X

Muhammad Amil Busthon Universitas Negeri Malang Kata kunci: simulasi, sketchup, fisika zat padat, model tiga dimensi

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN PERSETUJUAN... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI...

Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA SEBAGAI MEDIA INSTRUKSIONAL POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

Instrumen Penilaian Keterampilan Kerja Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Berbasis Inquiry

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

PENGEMBANGAN PERANGKAT E-PORTOFOLIO ASSESSMENT LAPORAN PRAKTIKUM POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI DI MA

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN AUTENTIK BERBASIS KURIKULUM 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333),

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PEMBELAJARAN PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN BERBASIS MEDIA AUDIO VISUAL DI MAN YOGYAKARTA I

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF KARTU KEJUJURAN UNTUK SISWA KELAS 2 SD 1 PATALAN JETIS BANTUL

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF IPA KELAS V SD POKOK BAHASAN ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru fisika MAN 1

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KAIDAH PENCACAHAN UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMAN 7 PADANG

Kata kunci : Modu Fislika, Model POE, Motivasi Belajar.

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN FORMATIF MANDIRI BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK MENDUKUNG PEMBELAJARAN FISIKA SMA KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan dengan revisi kecil.

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN FORMATIF FORMAL BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK MEMBANTU PEMBELAJARAN DINAMIKA ROTASI

BAB III METODE PENELITIAN. Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MATERI BARISAN DAN DERET KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG ABSTRACT

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR BAGI MAHASISWA PGSD UAD

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Instrumen Pengukuran Kompleksitas Soal Kontekstual Matematika

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

KELAYAKAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA SMPN 1 KAYEN KIDUL

BAB III METODE PENELITIAN. berupa penelitian pengembangan Research and Development (R&D) yang

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS INSTRUCTIONAL GAME PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Ahmad Fauzi Hendratmoko, Albertus Djoko Lesmono, Yushardi

BAB I PENDAHULUAN. Fisika telah begitu populer di Indonesia, tetapi hanya dari sisi abu-abu.

Key Words: LKS, brain based learning, aljabar operation.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI BERBASIS MULTIMEDIA POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Suwasono

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERPENDAKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian. Prosedur Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah

PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS MATERI TENAGA ENDOGEN UNTUK SISWA SMP KELAS VII

Mochamad Kholid Syaifudin (1), Supriyono Koes H., Sentot Kusairi Jurusan Fisika,FMIPA,Universitas Negeri Malang

PERANGKAT PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING (STUDI PENGEMBANGAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 MAKASAR)

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan

PENGEMBANGAN MODUL PENGAYAAN TEMA SELALU BERHEMAT ENERGI BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR SE GUGUS 2 KECAMATAN NGANTANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode research and development atau penelitian

Shokhibul Huda (1), Winarto (2) dan Chusnana (2) Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Malang (1)

PENGEMBANGAN MEDIA BIYAS MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT 2 BERBASIS PEMECAHAN MASALAH. Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS

Pengembangan Perangkat Penilaian Autentik Berbasis Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran IPA/Biologi di Sekolah Menengah Pertama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL MATERI HIMPUNAN BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs ABSTRACT

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN PROBLEM ISOMORFIK DENGAN ANALISIS BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA PADA KONSEP KALOR Muhammad Syaifuddin Arif, Sentot Kusairi, Sugiyanto Universitas Negeri Malang Email: syaifuddin_arif76@yahoo.co.id ABSTRAK: Penilaian yang telah dilaksanakan guru belum mampu memberikan balikan yang spesifik dalam waktu singkat kepada setiap siswa karena besarnya kapasitas siswa dan waktu yang terbatas. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dan pengembangan modifikasi Borg dan Gall yang diadaptasi dari langkah-langkah Sukmadinata. Produk akhir penelitian ini adalah model asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer untuk pembelajaran fisika pada materi kalor sebagai alat untuk penilaian yang digunakan untuk guru. Hasil dari penilaian tim ahli menunjukkan bahawa model asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer memenuhi kriteria layak dengan nilai rata-rata 3,63. Produk yang dihasilkan mampu memberikan balikan kepada siswa dan guru dalam waktu yang singkat. Kata Kunci: asesmen problem isomorfik, analisis berbantuan komputer, model asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer, kalor ABSTRACT: Teacher assessment has been carried out has not been able to provide specific feedback in a short time to each student because of the student capacity and limited time. This study uses a design research and development of modified Borg and Gall were adapted from measures Sukmadinata. The final product of this research is the assessment model of isomorphic problem with computer-assisted analysis to study physics in the material heat as a tool to be used for teacher assessment. Results of the assessment team of experts demonstrated that the assessment model of isomorphic problem with computerassisted analysis criteria decent with an average value of 3.63. The resulting product is able to provide feedback to students and teachers in a short time. Keywords: assessment isomorphic problems, computer assisted analysis, problem assessment models isomorphic to the computer assisted analysis, heat Penilaian merupakan salah satu tahap penting dalam proses pembelajaran. Lambert & Lines (2001:4) menyatakan bahwa penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran dapat membantu guru dan siswa dalam mengetahui efektifitas pembelajaran dan pencapaian belajar siswa. Guru dapat menentukan langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan pembelajaran berikutnya, dengan berpedoman pada hasil penilaian. Hasil penilaian yang diterima siswa dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan mereka dalam memahami suatu konsep atau materi. Selanjutnya, menurut Purwanto (2000) Asesmen yang dilakukan dengan baik dan benar dapat

meningkatkan proses belajar dan hasil belajar siswa karena kegiatan asesmen membantu pengajar untuk memperbaiki cara mengajarnya dan membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Kegiatan asesmen yang baik dipengaruhi alat asesmen yang akan diterapkan. Alat asesmen yang baik adalah alat asesmen yang mendukung peningkatan kemampuan belajar siswa, mendukung berfungsinya daya pikir siswa secara maksimal, dan menjadikan konsep yang diakses menjadi lebih dipahami siswa. Pelaksanaan asesmen sekarang ini belum mendapatkan hasil yang maksimal dikarenakan asesmen yang dilakukan oleh guru belum bisa memberikan balikan pada siswa maupun guru sehingga siswa dan guru tidak dapat melihat hasil pekerjaan siswa secara langsung. Hal ini mengacu pada hasil wawancara dengan dua guru mata pelajaran fisika di salah satu sekolah. Selain itu, guru membutuhkan waktu yang lama untuk proses mengoreksi dan menganalisis hasil penilaian sehingga guru tidak dapat memberikan tindak lanjut berupa pembelajaran yang cocok untuk siswa. Merujuk pada paparan di atas, diperlukan suatu inovasi dalam pelaksanaan penilaian pembelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh guru hendaknya merupa-kan penilaian yang dapat memotivasi, menganalisis kemampuan siswa dan membantu guru untuk mengambil tindak lanjut. Salah satu penilaian yang dapat menganalisis kemampuan siswa adalah asesmen isomorfik. Asesmen isomorfik dikembangkan oleh Chandralekha Singh pada perkuliahan fisika dasar. Alat asesmen isomorphic problem adalah suatu alat asesmen yang terdiri dari soal-soal yang disusun berpasangan dengan isi yang berbeda, tetapi membutuhkan konsep atau prinsip yang sama untuk memecahkannya (Singh, 2008). Guna mengatasi masalah keterbatasan waktu dalam menganalisis hasil penilaian dapat menggunakan penilaian berbantuan komputer (Computer Assisted Assessment). Penilaian berbantuan komputer ini menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang dalam pelaksanaannya menjamin kecepatan dan keakuratan dalam pelaksanaan proses penilaian. Menggunakan CAA, proses analisis dan interpretasi data dalam pelaksanaan penilaian bisa dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dengan tingkat keakuratan yang tinggi (Chalmers & McAusland, 2003).

Disamping itu, CAA dapat menyediakan balikan secara langsung untuk setiap pertanyaan, jawaban yang relevan, serta sangat tepat untuk informal self-assessment (Twomey, dkk. 1999). Kelebihan lain dari CAA adalah hemat waktu serta dapat mengurangi subjektivitas dan human error (Chalmers & McAusland, 2003). Adapun pokok bahasan yang dipilih dalam pengembangan ini adalah materi Kalor. Alasan pertama memilih pokok bahasan Kalor karena pada pokok bahasan kalor ini banyak konsep yang menuntut penjelasan secara kualitatif (verbal) dan juga secara kuantitatif (matematis). METODE Rancangan pengembangan model asesmen problem isomorfik dan analisis berbantuan komputer meliputi empat tahap yang diadaptasi dari langkah-langkah menurut Sukmadinata (2009:184) yang terdiri dari tahap pendahuluan, tahap perancangan draft produk pengembangan, tahap pengembangan asesmen problem isomorfik dan analisis berbantuan komputer, dan tahap uji coba terbatas sehingga diperoleh produk akhir hasil revisi. Pengembangan asesmen ini divalidasi oleh satu dosen Fisika Universitas Negeri Malang dan 2 orang guru fisika MAN 3 Malang. Uji keterbatasan dilakukan oleh 5 siswa kelas X MAN 3 Malang. Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan modul ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif kuantitatif, dan teknik perhitungan nilai rata-rata. HASIL Hasil pengembangan berupa alat asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan computer, data uji kelayakan dilakukan oleh satu dosen fisika Universitas Negeri Malang dan dua guru MAN 3 Malang, serta data uji keterbacaan dilakukan kepada 5 siswa MAN 3 Malang.

Data Hasil Uji Kelayakan Asesmen Problem Isomorfik dengan Analisis Berbantuan Komputer Data Hasil Validasi Asesmen Problem Isomorfik dengan Analisis Berbantuan Komputer Ranah Konstruk No Pernyataan Butir 9 V1 V2 V3 Jml RT Ket 1 Asesmen problem isomorfik dengan 4 4 4 12 4 Baik analisis berbantuan komputer yang dikembangkan dapat membantu guru dalam pelaksanaan penilaian 2 Ada petunjuk yang jelas tentang cara 4 3 4 11 3,67 Baik menggunakan analisis berbantuan komputer 3 Petunjuk tentang cara menggunakan 3 3 4 10 3,33 Baik analisis mudah dimengerti oleh guru 4 Balikan yang diberikan dilakukan 3 4 3 10 3,33 Baik dalam waktu singkat 5 Balikan yang diberikan sesuai dengan 4 4 3 11 3,67 Baik kebutuhan siswa 6 Balikan yang diberikan dapat 3 4 4 11 3,67 Baik menunjukkan tingkat penguasaan dan pemahaman siswa terhadap konsep tertentu 7 Balikan yang diberikan dapat 3 3 4 10 3,33 Baik menunjukkan letak kesalahan jawaban siswa 8 Produk yang dikembangkan dapat 4 4 4 12 4 Baik menilai secara objektif jumlah 8 7 7 22 7,33 Nilai rata-rata ranah materi 4 3,5 3,5 11 3,67 Baik Catatan: V1 = validator pertama, V2 = validator kedua, V3 = validator ketiga Jml = jumlah nilai validator, RT = rata-rata nilai validator, Ket = keterangan Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dikatakan bahwa hasil validasi isi asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer pada ranah konstruk menunjukkan hasil yang baik. Artinya, rata-rata untuk setiap butir kriteria terentang antara 3,26 4 dan seluruh kriteria baik. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Butir Soal Pilihan Ganda Berdasarkan data hasil validasi isi untuk butir soal nomor sembilan pada ranah isi dan ranah konstruk dan bahasa diperoleh nilai rata-rata untuk setiap butir terentang

antara 3,26-4. Hal ini dapat dikatakan bahwa butir soal yang disusun telah memenuhi kriteria baik dan tidak perlu adanya revisi yang signifikan. Asesmen Problem Isomorfik dengan Analisis Berbantuan Komputer Hasil validasi isi untuk asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,63, sehingga telah memenuhi kriteria baik Analisis Hasil Uji Asesmen Problem Isomorfik dengan Analisis Berbantuan Komputer Hasil angket tanggapan dari subjek coba(siswa) pada asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer dianalisis dengan teknik analisis nilai rata-rata. Berdasarkan hasil analisis data uji coba terbatas asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer pada siswa didapatkan nilai rata-rata 3,72, sehingga asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer ini baik dan tidak memerlukan adanya revisi yang signifikan. KESIMPULAN Produk akhir dari penelitian dan pengembangan ini adalah asesmen problem isomorfik dan analisis berbantuan komputer. Asesmen problem isomorfik yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep yang dikuasai siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dikembangkan oleh Sudarto (2012) yaitu tes isomorfik problem meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa dan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa. Pengukuran kemampuan pemahaman konsep siswa dapat diketahui dari hasil pekerjaan siswa, jika dalam satu indikator siswa masih menjawab salah maka siswa dapat dikatakan belum memahami konsep. Selain itu asesmen problem isomorfik ini dapat membantu guru untuk mengetahui kemampuan siswa pada materi tersebut. Analisis berbantuan komputer yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengolah hasil pekerjaan siswa oleh guru sehingga waktu yang dibutuhkan guru untuk mengoreksi lebih singkat.

Pembuatan asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer ini didasarkan pada permasalahan pelaksanaan penilaian oleh guru yang relatif lama dalam pemberian balikan dan hasil pekerjaan siswa. Pengembangan asesmen problem isomorfik berbantuan komputer ini dibatasi hanya pada materi kalor. Asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer dibuat untuk mengetahui kemampuan siswa. Setiap siswa selesai mengerjakan soal yang diberikan pada asesmen ini siswa akan mendapatkan hasil yang telah dioleh dengan analisis berbantuan komputer ini sehingga siswa dapat mengetahui letak kesalahan jawaban siswa dan ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan maupun setiap indikator, selain itu guru juga bias mengetahui prestasi belajar siswa yang bias dijadikan sebagai bahan untuk mengevaluasi pengajaran yang telah dilakukan. Hal ini sesuai dengan tujuan penilaian menurut Bell dan Cowie (2002) yaitu untuk memberikan informasi belajar siswa dan pengajaran guru. Dari hasil uji validasi yang dilakukan oleh dosen dan guru tentang kelayakan asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer, nilai yang didapatkan adalah 3,63 sehingga asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer dikatakan valid atau layak. Asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer ini berbeda dengan asesmen yang biasa dilakukan. Perbedaannya yaitu asesmen yang dilakukan dengan menggunakan butir soal yang isomorfik dengan memberikan hasil dari pekerjaan siswa setelah di analisis dengan menggunakan analisis berbantuan komputer ini. Pengembangan asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer adalah suatu solusi untuk pelaksanaan asesmen dalam pembelajaran. Pengembangan model asesmen ini dapat dijadikan solusi bagi siswa dan guru. Siswa terbantu untuk belajar karena mendapatkan balikan dengan cepat. Guru terbantu dalam pengumpulan informasi pembelajaran yang dilakukan sehingga guru bisa mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. Kelebihan dari model asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer ini antara lain: (1) siswa mendapatkan balikan langsung dengan

memberitahukan kebenaran jawaban, dan skor pengerjaan soal, (2) siswa bisa berdiskusi dengan guru tentang materi pembelajaran yang kurang dikuasai, (4) guru bisa mengumpulkan informasi tentang prestasi belajar siswa dengan cepat, (5) guru dapat menilai siswa secara objektif. Kekurangan dari asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer antara lain: (1) kepemilikan perangkat pendukung, yaitu komputer, (2) guru harus menguasai penggunaan komputer, (3) hanya diuji cobakan sekali karena keterbatasan waktu. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan, maka peneliti mengemukakan beberapa saran, yaitu: 1. adanya penggunaan produk asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer karena produk ini terbukti mendapatkan respon yang baik dari guru dan siswa, 2. adanya pengembangan produk pada skala lebih luas agar pengembangan produk yang akan datang dapat membuat produk untuk asesmen problem isomorfik dengan materi lainya, 3. adanya penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas penggunaan produk asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer. 4. adanya uji empiric dengan menerapkan asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer dalam pembelajaran di kelas, 5. proses validasi hendaknya dilakukan lebih dari sekali agar produk dari asesmen problem isomorfik dengan analisis berbantuan komputer yang di hasilkan dapat lebih baik dari segi tampilan dan isi didalamnya.