BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Mengkonsumsi Asam Folat 1. Pengertian Perilaku Menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2007) perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar), sedangkan dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Respon perilaku mengkonsumsi asam folat di stimulus dari pengalaman ibu saat hamil sebelumnya,fasilitas kesehatan yang memadai,sosial budaya yang dipercaya. 2. Bentuk Perilaku Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: a. Perilaku tertutup (covert behaviour) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respons terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/ kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Pengetahuan ibu yang kurang akan asam folat,kesadaran yang rendah untuk mengkonsumsi asam folat. b. Perilaku terbuka (overt behaviour) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata dan terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam 6
7 bentuk tindakan atau praktik yang mudah diamati atau dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo, 2007), misalnya dengan mengkonsumsi asam folat setiap hari dan rutin. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku (Lawrence Green, 1980 dalam Notoatmodjo, 2010 ) : a. Faktor Predisposisi (predisposing factors) Faktor predisposisi terwujud dalam: 1. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. 2. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat. 3. Kepercayaan adalah komponen kognitif dari faktor sosiopsikologis. Seseorang mampu menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. 4. Keyakinan adalah sebagian dari kepercayaan yang di anut masing-masing individu. 5. Nilai-nilai merupakan pegangan yang masih berlaku dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat. b. Faktor Pendukung (enabling factors) Faktor pendukung terwujudnya dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya tempat layanan kesehatan. c. Faktor Pendorong atau Penguat (reinforcing factors) Faktor-faktor pendorong terwujudnya dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
8 Apabila penerimaan perilaku baru melalui proses ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan bersifat lama (long lasting) dan sebaliknya (Notoatmodjo, 2007). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku berawal dari adanya pengalaman seseorang serta di dukung oleh faktor luar (lingkungan) baik fisik maupun non fisik, kemudian dipersepsikan, diyakini, sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak, yang pada akhirnya terjadilah perwujudan niat yang berupa melakukan perilaku. Skema 2.1. Skema Perilaku Eksternal : a. Pengalaman b. Fasilitas c. Sosial Budaya Internal : a. Persepsi b. Pengetahuan c. Keyakinan d. Keinginan e. Motivasi f. Niat g. Sikap Respons : PERILAKU Sumber : Soekidjo Notoadmodjo, 2010 4. Alasan pokok yang menyebabkan seseorang berperilaku atau tidak berperilaku (WHO, 2000 dalam Anies, 2006): a. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling), dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap obyek kesehatan. b. Adanya anjuran atau larangan dari orang penting atau kelompok referensi. c. Adanya sumber daya, yang mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga.
9 d. Kebudayaan, yang berupa perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber di dalam masyarakat yang akan menghasilkan pola hidup (way of life). B. Asam Folat 1. Pengertian Asam Folat Asam folat adalah bagian dari vitamin B kompleks yang bisa disebut juga dengan folacin, liver lactobacillus cosil factor, factor U dan factor R atau vitamin B11. Asam folat adalah garam dari folic acid atau pteroglutamate (Hanafiah, 2006). Asam folat berbentuk kristal berwarna oranye kekuningan, tidak berasa dan berbau, larut di dalam air dan tidak larut di dalam minyak serta zatzat pelarut lemak seperti alkohol dan ester. Struktur asam folat terdiri atas tiga komponen ialah inti pteridine, asam para amino benzoat (PABA), dan asam glutamat. Asam folat tahan terhadap pemanasan dalam larutan netral dan larutan alkali, tetapi tidak stabil di dalam suasana asam dan rusak oleh penyinaran cahaya (Sediaoetama, 2000). 2. Gejala Kekurangan Asam Folat Hanafiah (2006) menyatakan bahwa gejala kekurangan asam folat meliputi: a. Gejala klinis: 1) Tanda dan gejala utama : lesu, lemas, susah bernafas, edema, nafsu makan menurun, depresi, dan mual. 2) Kadang-kadang pucat, glositis, dan diare. 3) Pada kasus yang berat dijumpai gejala seperti kasus malnutrisi.
10 b. Gejala laboratorium: 1) Pada yang berat, HB rendah: 4-6 g/100 ml. 2) Eritrosit : 2 juta/mmᵌ, bisa terjadi leukopeni / trombositopeni 3) Leukosit perifer dominan bentuk segmen. 4) Pemeriksaan figlu test positif, terutama pada ibu hamil. 5) Sumsum tulang hiperplastik/ megaloplastik (aspirasi sumsum tulang krista iliaka) pada ibu hamil. 6) Hitung jenis bergeser kekanan, sel darah merah dalam bentuk makrositosis dan poikilositosis. 3. Sumber Asam Folat Sebagaimana zat gizi lain, asam folat terdapat luas di dalam bahan makanan sehari-hari (Almatsier, 2003), yaitu: 1. Sayuran berwarna hijau, seperti: daun selada, bayam serta asparagus yang kaya akan asam folat. 2. Buah jeruk. 3. Asam folat juga terdapat pada daging tanpa lemak, hati sapi, ikan. 4. Biji-bijian. 5. Kacang-kacangan. 6. Susu (saat ini banyak susu yang difortifikasi asam folat). Jika menjalani pola makan sehat, yaitu mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, maka seluruh zat gizi yang dibutuhkan tubuh ibu bisa dibilang sudah terpenuhi. Khusus untuk memenuhi kebutuhan asam folat, ibu hamil bisa menambah porsi makanan sumber asam folat. Misalnya, tiga porsi sayur kaya asam folat, tiga porsi buah dan dua gelas susu dalam sehari, disamping itu tentu saja sumber protein (sekitar 200 gram setiap kali makan) serta karbohidrat. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah cara
11 mengolah dan memasak makanan kaya asam folat. Bila dimasak terlalu lama, kandungan asam folat bisa berkurang atau malah hilang. Mengingat risiko tersebut, maka ibu hamil perlu mengonsumsi suplemen asam folat secara teratur sesuai rekomendasi dokter, yaitu sekitar 0,4 hingga 1 mg per hari (Almatsier, 2003). 4. Kebutuhan Asam Folat Kebutuhan asam folat ibu usia subur adalah 50-100 mikrogram (Hanafiah, 2006) dan ibu hamil adalah sekitar 400-600 mikrogram (0,4-0,6 mg) perhari. Kebutuhan asam folat harus dicukupi minimal 4 bulan sebelum kehamilan (Almatsier, 2003), serta 3 bulan awal kehamilan (Kusmarjadi, 2009). 5. Makanan Pengganti Asam Folat Tabel 2.2 Sumber Asam Folat Jumlah Kalori Trimester Satu Trimester Dua Trimester Tiga Total Kalori per 1,800 2,200 2,400 Hari Sayuran (bayam, 2 ½ cup 3 cup 3 cup asparagus, rumput laut, selada) Buah (jeruk, tomat, pisang, mangga, pepaya) 1 ½ cup 2 cup 2 cup Susu 3 cup 3 cup 3 cup Daging, hati ayam 5 ons 6 ons 6 ½ ons dan Kacang- Kacangan Ekstra (gandum) 290 kalori 360 kalori 410 kalori Lemak dan Minyak 6 sendok teh 7 sendok teh 8 sendok teh Sumber : Almatsier, 2003
12 C. Asam Folat dalam Kehamilan 1. Asam Folat Kehamilan dapat menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna ( Lubis. Z, 2003). Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah asam folat. Kebutuhan asam folat untuk kehamilan yang normal meningkat hingga mencapai 400 mikrogram atau lebih. Sangat dianjurkan pula bila asupan asam folat sebanyak 400 mikrogram dikonsumsi paling tidak 3 bulan sebelum hamil dan selama 9 minggu pertama kehamilan (Supriyadi, 2006). Kekurangan asam folat dapat menyebabkan perkembangan sistem saraf utama terganggu pada janin, sehingga dapat menyebabkan terganggunya pembetukan tulang-tulang kepala, termasuk wajah (menyebabkan bibir sumbing), neural tube defect (cacat tabung saraf) yang meliputi : a. Spina bifida: adanya celah pada tulang belakang sehingga tidak bisa tertutup sempurna akibat beberapa tulang yang gagal bertaut. Cacat jenis ini banyak terjadi pada bayi dari ibu hamil yang mengalami kekurangan asam folat, yakni 65%. b. Anensefali: tidak sempurnanya pertumbuhan tengkorak kepala dan otak. Jenis yang sering membawa kematian begitu bayi dilahirkan, dialami oleh sekitar 25% bayi dari ibu hamil yang kekurangan asam folat.
13 c. Encephalocele: adanya tonjolan di belakang kepala, jenis ini diderita oleh sekitar 10% bayi dari ibu yang kekurangan asam folat. Selain itu kekurangan asam folat dapat mengakibatkan kelainan pada sistem hormon (pada anak perempuan, di saat dewasa kelak bisa tidak mengalami menstruasi) dan perkembangan pusat kecerdasan (gangguan belajar). Selain itu, juga berakibat pada sistem motorik (mengalami lumpuh, tidak bisa berjalan tegak), tidak ada kontrol untuk buang air besar maupun kecil serta adanya gangguan jantung. Pada ibu hamil asam folat berperan penting dalam pembentukan sel darah merah, apabila konsumsi asam folat tidak adekuat maka akan mengalami anemia megaloblastik (Almatsier, 2003). 2. Manfaat Asam Folat 2.1 Bagi bayi Ibu yang memenuhi kebutuhan asam folat saat hamil, kemungkinan besar janinnya tidak mengalami kecacatan pada tabung saraf. Sehingga dapat menyebabkan terganggunya pembetukan tulang-tulang kepala, termasuk wajah (menyebabkan bibir sumbing). 2.2 Bagi Ibu a. Aspek Nutrisi Nutrisi ibu dari hamil, melahirkan hingga menyusui terpenuhi. b. Aspek Psikologis Ibu merasa senang dan bahagia telah melahirkan sang buah hati dengan normal. c. Aspek Kesehatan Mencegah ibu dari anemia megaloblastik, serta memperbaiki metabolisme tubuh dan mengurangi resiko terjadinya preeklamsia atau eklampsia (tekanan darah tinggi dan kejang saat hamil).
14 2.3 Bagi Keluarga Keluarga bahagia karena kelahiran sang buah hati tidak cacat dan terlahir dengan normal. 2.4 Bagi Negara a. Menurunkan angka kecacatan bayi. b. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit. c. Peningkatan kualitas generasi penerus. D. Kerangka Teori Skema 2.3 Kerangka Teori Faktor Predisposisi, yaitu : Pengetahuan Sikap Kepercayaan Keyakinan Faktor Pendukung, yaitu: Fasilitas Kesehatan Perilaku Mengkonsumsi Asam Folat Faktor Pendorong, yaitu: Petugas Kesehatan Masyarakat Kebudayaan
15 E. Kerangka Konsep Skema 2.4 Kerangka Konsep Variabel Bebas : Pengetahuan Tentang Asam Folat Variabel Terikat : Perilaku Mengkonsumsi Asam Folat F. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Variabel bebas (variabel independent) adalah variabel yang nilainya mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan asam folat. Sedangkan variabel terikat (variabel dependent) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel lain. Variabel terikat pada penelitian ini adalah perilaku mengkonsumsi asam folat pada ibu hamil.