Lampiran 4. Matrik Program Pengembangan Kewirausahaan dan SDM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB X PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN SDM KUMKM

Matrik Program Pengembangan Sentra UMKM

Lampiran 1. Matrik Program Pengembangan Kelembagaan Koperasi

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN

- 1 - TUGAS DAN FUNGSI DALAM RANGKA REVITALISASI KOPERASI. Terwujudnya koperasi dengan kondisi kelembagaan yang

KEBIJAKSANAAN DAN PROGRAM KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM YANG MENDUKUNG PROGRAM KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT

BAB XI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA BISNIS UMKM A. TUJUAN PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA BISNIS UMKM

BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

2 Mengingat Menetapka : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No

Oleh: LIES FAHIMAH. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Tengah

PERUMUSAN HASIL RAKOR DITJEN KEBUDAYAAN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015

MATRIKS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN

PROGRAM TA Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha. Drs. Braman Setyo, MM Deputi

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 23/PER/M.KUKM/XI/2005 T E N T A N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERUMUSAN HASIL RAKOR DITJEN KEBUDAYAAN 2016

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 11 /Per/M.KUKM/ XII /2013

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 10 TAHUN 2004

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KOPERASI SKALA BESAR

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

2016, No Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

2015, No Nomor 87 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5238); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susu

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KEBERPIHAKAN BUPATI/WALIKOTA TERHADAP PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM DI JAWA TENGAH TAHUN 2015

NOTA DINAS. Indikator Kinerja. Indikator Kinerja RPJMD Persentase Koperasi Aktif terhadap Jumlah Koperasi

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 16,244,287, BELANJA LANGSUNG 29,878,722,000.00

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

VII. PENUTUP. 7.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil pembahasan kajian dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAHAN RAPAT KOORDINASI TERBATAS

BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PER/M.KUKM/IX/2015

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PAPARAN KEPALA DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI BALI TENTANG KEBIJAKAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

KERANGKA AKSI NASIONAL PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM PROVINSI JAMBI TAHUN Presented by : Drs. Harmen Rusdi, ME (Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jambi)

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

RENCANA KERJA ( RENJA )

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

RENCANA AKSI KOMISI 2: PENINGKATAN MUTU, RELEVANSI DAN DAYA SAING

RENCANA KERJA TAHUN DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp Magetan

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA MADIUN

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 22/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG KOPERASI SKALA BESAR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

: KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH ORGANISASI : DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH Halaman. 135.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN

RENCANA KERJA TAHUN 2017

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO

Table 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Perindagkop dan UKM Kota Parepare

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

A. SASARAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABINET INDONESIA BERSATU

terhadap PDRB Kota Bandung Kota Bandung APBD Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro UMKM binaan Kecil Menengah

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

lampiran 2 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

REVIEW KEBIJAKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. 02/Per/M.KUKM/I/ TENTANG


RENCANA KERJA (RENJA) (RENJA TAHUN 2016 DINAS KOPERASI, UKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN GRESIK

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

LAMPIRAN I.2 : KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN U K M. JUMLAH ( Rp. ) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 139/M-IND/PER/10/2009 TENTANG

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/M-IND/PER/10/2009 TENTANG

2016, No Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Un

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. =================================== Pembentukkan Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi - BKSP PEDOMAN BNSP

Transkripsi:

Lampiran 4. Matrik Program Pengembangan Kewirausahaan dan SDM SASARAN 1. Setiap aktif harus melaksanakan peran bagi nya 2. Sosialisasi 3. Monitoring dan evaluasi 50% 4. Fasilitasi TOT 2000 orang instruktur dan 70.000 orang pengurus 1. pusat 2. Propinsi 3. 50% 4. 35.000 melaksanakan peran bagi nya 1. Peningkatan SDM pengurus Pedoman Diklat KUMKM 2. Kepmen tentang Petunjuk teknis penyelenggaraan 3. Keputusan Bersama Menegkop dan UKM dg Gubernur tentang 4. Kepmen tentang sistem Insentif bagi penyelenggara diklat 5. Kepmen tentang Pedoman Kurikulum dan silabi dalam rangka KUMKM 1. Review atas pedoman, juknis, kursil modul dan penyelenggaraan diklat 2. Penyusunan pedoman, juknis, kursil penyelenggaraan 3. Sosialisasi pedoman, juknis, kursil penyelenggaraan 4. Pelaksanaan TOT manajemen training ang gota bagi para instruktur (2.000 org) - Deputi Kelembagaan - Lapenkop/ Dekopin - Pemerintah Propinsi/Kabupaten/ Kota - Lembaga-lembaga diklat daerah Instruktur Kop: - Pelatih Lembaga diklat daerah - Pelatih dari gerakan - Biaya Rp. 113 Milyar 5. Pelaksanaan TOT bagi pengurus sebanyak 70.000 orang pengurus 6. Penyusunan modul-modul: a. TOT manajemen training b. TOT 136

7. Koordinasi dalam rangka pelaksanaan Diklat 8. Penyusunan pedoman kerjasama penyelenggaraan 2. Peningkatan Peran KSP/USP dalam menumbuhkan wirausaha baru melalui kepada calon dan masyarakat di sekitarnya Juknis Pedoman KSP/USP dalam menyelenggarakan pelatihan kepada secara terpadu 1. Penyusunan Kepmen tentang Pedoman KSP/USP dalam menyelenggarakan dan pelatihan kepada secara terpadu 2. Identifikasi KSP/USP yang mampu melaksanakan dan pelatihan terpadu 3. Sosialisasi sistem dan pelatihan terpadu 4. Bantuan operasional kepada KSP/USP untuk menyelenggarakan dan pelatihan kepada secara terpadu - Deputi terkait - Dekopin - IKSP Sudah banyak dan pelatihan dilaksanakan oleh pada calon dan masyarakat dan sekitarnya, tapi pada umumnya peserta gagal menjadi wirausaha baru. Mengapa? Karena tidak diimbangi/ ditindaklanjuti dengan pemberian pinjaman berupa modal awal. KSP/USP bisa melakukan itu 5. Bimbingan dan supervisi 6. Monitoring dan evaluasi 137

3. Mendorong peran serta gerakan dalam pembiayaan pedoman pemanfaatan bagian SHU untuk 2. Keputusan Bersama Menegkop dan UKM dg Dekopin tentang pemanfaatan SHU untuk 1. Review atas ketentuan pemanfaatan bagian SHU untuk 2. Penyusunan pedoman tentang pemanfaatan bagian SHU untuk 3. Sosialisasi Kepmen dan SKB tentang pemanfaatan bagian SHU untuk - Dinas Koperasi Propinsi/Kabupaten/K ota - ekopin/dekopinwil/ Dekopinda - Gerakan Koperasi 4. Koordinasi dg daerah dan Dekopin dalam rangka pengembangan partisipasi gerakan dalam membiayai diklat 4. Melaksanakan program pembentukan forum koordinasi penyelenggaraan 1. Penyusunan Kepmen tentang pembentukan forum koordinasi penyelenggaraan di daerah 2. Sosialisasi Kepmen 3. Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi diklat 4. Mengembangkan sistem Insentif dan aplikasinya 138

2. Setiap manajer dan pengurus memenuhi standar 2. Sosialisasi 3. Monitoring dan evaluasi 50% 4. Fasilitasi diklat dan uji pengurus dan atau manajer 70.000 1. pusat 2. Propinsi 3. 50% kab/kota 4. 35.000 memiliki manager dan pengurus yang memenuhi standar 1. Menyusun standar pengurus dan manager Koperasi 2. Meningkatkan manager dan pengurus sesuai dengan standar minimal Pedoman Diklat KUMKM juknis pelaksanaan standarisasi dan sertifikasi bagi pengurus dan manager 1. Sosialisasi kebijakan (KEPMEN) 2. Penyusunan juknis standarisasi dan sertifikasi 3. Menyusun instrumen uji 4. Penyusunan modul-modul Diklat 1. Penyusunan juknis pelaksanaan standarisasi dan sertifikasi 2. Sosialisasi juknis 3. Pelaksanaan Diklat dan uji bagi pengurus dan manajer sebanyak 140.000 orang - Lintas Deputi, Es. I - Depnakertrans - Dekopin - Kadin - Stakeholder terkait lainnya - Lembaga pemeringkat - Dinas Koperasi Propinsi/Kab/Kot - Dekopin/Dekopinwil/ Dekopinda - BDS/Perguruan Tinggi/Lembaga Diklat/BSN Biaya Rp.135 Milliar 4. Koordinasi, pengawasan dan pelaksanaan diklat, uji serta sertifikasi 3. Melakukan standarisasi pengurus dan manajer bersama gerakan 1. Keputusan Bersama Menegkop dan UKM dg Dekopin tentang pelaksanaan standarisasi pengurus dan manajer 1. Penyusunan pedoman standarisasi pengurus dan manajer 2. Sosialisasi pedoman bersama gerakan dan instansi lain terkait 3. Pelaksanaan standarisasi pengurus & manager 4. Koordinasi pelaksanaan, 139

standarisasi pengurus dan manager bersama gerakan Koperasi 4. Peningkatan standar SDM pengelola KSP/USP Standar Kompetensi SDM pengelola KSP/USP 2. Pedoman akreditasi SDM pengelola KSP/USP yang sudah ada 1. Identifikasi unsur-unsur 2. Menyusun scoring 3. Menyusun Kepmen tentang Kompetensi 4. Mensosialisasikan pentingnya standar 5. Membudayakan sistem fit dan proper tes di lingkungan KSP/USP 6. Menginisiasi lembaga akreditasi dan sertifikasi SDM pengelola KSP/USP 7. Pembinaan dan supervisi 8. Monitoring dan evaluasi - Bank Indonesia - Deputi terkait - KSP/USP yang akan kita bangun menjadi lembaga keuangan harus di treatment seperti lembaga keuangan melalui peningkatan SDM pengelolanya - Unsur SDM pengelola KSP/USP perlu ditingkatkan profesionalisme nya melalui penerapan standar nya 3. SDM dari 35.000 aktif mengikuti diklat peningkatan kualitas 2. Koordinasi dengan instansi terkait 3. Sosialisasi 4. Monitoring dan evaluasi 1. pusat 2. Propinsi 3. 50% kab/kota memiliki SDM yang berkualitas 4. 35.000 memiliki kader yang kompeten 1. Meningkatkan kapasitas dan kualitas SDM aktif Pedoman Diklat KUMKM 2. Kepmen tentang Pedoman Kurikulum dan silabi dalam rangka KUMKM 3. Keputusan Bersama 1. Identifikasi aktif dalam kaitan penetapan kebutuhan diklat 2. Pelaksanaan Training Needs Assessment (TNA) 3. Diklat peningkatan kapasitas dan kualitas SDM: a. Kewirausahaan b. Keterampilan teknis - Lintas Deputi Kementerian KUKM - Pemda - Dekopin/wil/da - Lembaga diklat Pemerintah dan Non Pemerintah lainnya - Lembaga- Biaya Rp. 12 Miliiar 140

50% 5. Fasilitasi 35.000 Menegkop dan UKM dg Dekopin tentang peningkatan kapasitas dan kualitas SDM c. Manajemen peran d. Penunjang 4. Koordinasi dalam rangka Pengawasan & pelaksanaan lembaga asing yang terkait 2. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya diklat di seluruh Indonesia 1. Koordinasi dalam penggalangan dana 2. Koordinasi dalam rangka pemanfaatan dana 3. Pengembangan programprogram insentif bagi sumberdaya diklat yang berprestasi 3. Pemanfaatan BDS unggul dalam penyelenggaraa n diklat 4. Pengembangan kerjasama diklat dengan pihak luar negeri 1. Menetapkan standar kualifikasi fasilitator BDS unggul 2. Seleksi fasilitator berdasar standar kualifikasi yang ditetapkan 3. Melaksanakan pengembangan kualitas fasilitator BDS unggul 1. Menggali potensi kerjasama dengan pihak luar negeri untuk mendukung peningkatan kualitas aktif 141

2. Mewujudkan pelaksanaan kerjasama dengan pihak luar negeri 3. Melakukan penilaian prestasi kerjasama 5. Melaksanakan program peningkatan kualitas dan kapasitas SDM pembentukan forum koordinasi penyelenggaraan 1. Menyusun Kepment tentang Peningkatan Kualitas dan Kapasitas SDM 35.000 aktif 2. Sosialisasi Kepmen 3. Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi diklat 4. Mengembangkan sistem insentif dan aplikasinya 4. 100 Lapenkopda/UP TD Badiklatkop dan UKM mampu meningkatkan kualitas ber bagi 1 juta dan SKB 2. Sosialisasi 3. Fasilitasi 50% 4. Monitorin g dan evaluasi 50% 1. di 32 Propinsi memiliki Lapenkopda/ UPTD Badiklatkop dan UKM yang berkualitas 2. 1 juta orang terdidik oleh Lapenkopda/ UPTD Badiklatkop dan UKM 1. Meningkatkan kapasitas dan kualitas SDM Lapenkopda Pedoman Diklat KUMKM 2. Kepmen tentang Pedoman Kurikulum dan silabi dalam rangka KUMKM 3. Keputusan Bersama Menegkop dan UKM dg Dekopin tentang peningkatan kapasitas dan kualitas SDM 1. Pelaksanaan TNA SDM Lapenkopda/UPTD 2. Pelaksanaan TOT Fasilitator Lapenkopda/UPTD 3. Penyusunan modul Diklat peningkatan kualitas ber SDM Lapenkopda/UPTD 4. Fasilitasi pelaksanaan Diklat Anggota oleh Lapenkopda/UPTD sesuai dengan kebutuhan - Deputi Kelembagaan - Dekopin/Dekopinwi l/dekopinda/lapen kop Biaya Rp 29,5 Milliar 142

5. Pengawasan dan pengenda- lian pelaksanaan diklat 6. Evaluasi kesadaran ber dari 1 juta 2. Mensinergikan kapasitas Lapenkopwil/da /UPTD Badiklatkop dan UKM dalam peningkatan kualitas 3. Mengembangkan program pelaksanaan kegiatan Lapenkopwil/da /UPTD Badiklatkop dan UKM 1. Studi banding bagi pengelola dan instruktur Lapenkopda/UPTD 2. Optimalisasi sumberdaya Lapenkopda/UPTD 3. Meningkatkan koordinasi dengan Pemda dalam peningkatan kualitas 1. Menyusun program pelaksanaan kegiatan Lapenkopda/UPTD 2. Koordinasi aplikasi pelaksanaan diklat dengan pihak Lapenkop Pusat 3. Melakukan evaluasi kinerja lapenkopda/uptd bersama lapenkop Pusat 143

5. Beasiswa D3/ S1 bagi 1000 orang pengelola/ kader di IKOPIN dan atau perguruan tinggi setempat yang mengembangkan peran 2. Sosialisasi Propinsi 3. Fasilitasi 50% kab/kota 4. Monitoring dan evaluasi Propinsi 1. Propinsi 2. 50% memiliki kader dengan D3/S1 3. 1000 orang kader berderajat D3/S1 1. Mengembangkan sistem rekruitmen berdasarkan prestasi dan 2. Mengembangkan sistem Pembiayaan beasiswa 1. KEPMEN tentang Juknis tentang Fasilitasi pengembangan SDM Koperasi melalui beasiswa Perguruan Tinggi 2. Surat Edaran Menteri kepada Gubernur dan Bupati/Walikota 1. Sosialisasi KEPMEN 2. Penyusunan instrumen seleksi 3. Pelaksanaan seleksi dan penetapan calon 4. Koordinasi pihak terkait dalam pelaksanaan seleksi 1. Menyusun desain sistem pembiayaan beasiswa 2. Alokasi beasiswa 3. Koordinasi dengan stakeholder (Pemda, Gerakan Koperasi, Badan Usaha lainnya) - Lintas Deputi, Es. I - Pemda/Dinas Koperasi - Dekopin/Wil/Da - Ikopin Biaya Rp. 15 Milliar 3. Mengembangkan sistem 1. Menyusun disain sistem 2. Melaksanakan sistem bersama Gerakan Koperasi, Dekopin. 144

6. Mewujudkan 6 juta unit usaha baru di Indonesia dan SKB 2. Koordinasi lintas instansi 3. Sosialisasi 4. Fasilitasi 2000 motivator wirausahaan 5. Monitoring dan evaluasi 20.000 unit UKM baru yang formal 1. Menyiapkan 2000 fasilitator/ motivator Kewirausahaan dengan memanfaatkan SDM BDS Koperasi, LSM, Perguruan Tinggi, UPTD dan Asosiasi dunia usaha 2. Memberikan kesempatan usaha secara luas sesuai dg potensi lokal Fasilitasi 2. SKB Depnakertrans 3. SKB Perbankan 4. Perda setempat yang berkaitan dengan pengaturan usaha kecil 5. Kebijakan yang berkaitan dengan pengaturan lingkungan 1. Menetapkan kriteria fasilitator dan penyusunan juknis 2. Pengembangan wirausaha baru (diklat, magang, pendampingan dan inkubasi) 3. Sosialisasi Juknis 4. Seleksi dan implementasi juknis 1. Pemetaan Kebutuhan dan jenis usaha yang potensial di 2. Penciptaan kerjasama antar Pemda potensial untuk mewujudkan wirausaha baru 3. Penyusunan rencana tindak untuk melaksanakan kerjasama 4. Melaksanakan rencana tindak 5. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kerjasama - Lintas Sektoral - Lintas Dep & Es I - Pemda - Pihak Perbankan - Asosiasi dunia usaha Sumber wirausaha baru: - masyarakat umum - putus sekolah - lulusan sekolah/pt - Eks PHK - Anggota non bisnis Biaya Rp. 29 Milliar 3. Memberikan bantuan perkuatan dan insentif 1. Mengembangkan sistem pembiayaan usaha bagi wirausaha baru 2. Memberikan bantuan perkuatan dibidang produksi, pemasaran dan teknologi serta SDM nya 3. Menggalang potensi 145

dukungan dari lembagalembaga asing terkait 4. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan bantuan perkuatan dan insentif 4. Menyiapkan ketentuanketentuan pemihakan (advokasi) yang efektif 1. Mengkaji ulang berbagai peraturan yang dianggap tidak mendukung penciptaan wirausaha baru 2. Sosialisasi ketentuanketentuan pemihakan bekerjasama dengan pihak terkait 5. Melakukan pembinaan melalui sektor/komoditi/ kelompok 1. Melakukan evaluasi proses pembentukan kelompok di masing- masing sektor/komoditi per 2. Pemetaan kelompok berdasarkan sektor/komoditi 3. Aplikasi pendampingan kelompok dan Bintek usaha kelompok 4. Evaluasi efektivitas kelompok 7. Mewujudkan 5 (lima) inkubator pada 5 (lima) yang berbeda, SKB dan MoU 2. Koordinasi lintas instansi 3. Sosialisasi Propinsi 5 (lima) Inkubator yang efektif menumbuhkan UKM formal 1. Mensinergikan pihak-pihak terkait dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia Juknis Pengembangan Inkubator Wilayah 2. Keputusan bersama Menegkop dan UKM dengan Gubernur tentang pengembangan inkubator 1. Konsolidasi dan revitalisasi kelembagaan inkubator KUMKM di lima 2. Koordinasi lintas pelaku dalam pengembangan usaha di inkubator - Pemda/Dinas Koperasi - Perbankan - Deperindag - Depnakertrans - Lintas pelaku terkait Biaya Rp 15 Milliar 146

4. Monitoring dan evaluasi 5 Propinsi 3. MoU pemanfaatan bantuan program kerjasama dg luar negeri 5. Fasilitasi 5 inkubator 2. Mengembangkan pola dan standar operasional inkubator 1. Penyusunan Juknis pola & standar operasional inkubator 2. Pengawasan dan Pengendalian Sosialisasi Juknis pola & standar inkubator 3. Pengendalian dan evaluasi operasionalisasi inkubator 3. Memperkuat jaminan dan ke pastian pasar bagi inkubator 1. Melaksanakan program asistensi dan pendampingan inkubator 2. Promosi Produk Inkubator 3. Optimalisasi peranserta masyarakat dalam sosialisasi 4. Meningkatkan pengelola dan kualitas pengelolaan inkubator 1. Diklat Pengelola inkubator 2. Studi banding 3. Optimalisasi peranserta masyarakat 5. Melakukan dan evaluasi pelaksanaan pengembangan 1. Menyusun sistem monitoring dan evaluasi pengembangan inkubator 147

inkubator 2. Pembentukan team evaluasi 3. Pelaksanaan dan evaluasi pengembangan inkubator 8. Terwujudnya optimalisasi program bantuan perkuatan KUKM prioritas 2. Koordinasi 3. Sosialisas i 4. Fasilitasi 60% 5. Monitorin g dan evaluasi 60% 1. propinsi 2. 60% kab/kota memiliki KUKM berdaya saing ekspor dan pasar nasional 1. Menyusun program dukungan perkuatan melalui diklat 1. Keputusan Menteri tentang Pedoman Diklat KUKM 2. Pedoman Kurikulum dan silabi dalam rangka KUKM (KEPMEN) 3. Perda-perda yang terkait dengan ketentuan 1. Pelaksanaan identifikasi dan pengelompokkan kebutuhan pelatihan 2. Menyusun desain diklat sesuai dengan hasil identifikasi 3. Pelaksanaan program diklat teknis terkait sebanyak 3000 orang 4. Evaluasi hasil diklat - Dinas Koperasi Propinsi/ - Depdiknas, Depnaker, BSN - Perguruan Tinggi/BDS/ Lembaga Diklat Biaya Rp 4,5 Milliar 2. Memanfaatkan seoptimal mungkin sumber daya pengembangan dukungan perkuatan 1. Mengembangkan programpro gram dukungan perkuatan di luar diklat (pendampingan, magang kunjungan, bintek) 2. Pelaksanaan dan evaluasi hasil program-program dukungan 3. Mengembangkan sistem pelaksanaan pengembangan SDM yang mendukung 1. Menyusun desain sistem pelaksana- an program dukungan perkuatan di luar diklat 2. Melakukan evaluasi terhadap aplikasi sistem 148

bantuan perkuatan 9. Pengembangan workshop di lingkungan pesantren sebagai basis penciptaan calon wirausaha baru pada 90 pesantren 2. Koordinasi 3. Sosialisasi 4. Fasilitasi 60% 5. Monitoring dan evaluasi 60% 1. propinsi 2. 50% Kab/ kota memiliki workshop untuk melahirkan wirausaha baru 1. Membangun workshop di lingkungan pondok pesantren 2. Mengembangkan sistem manajemen pengelola workshop 3. Memberikan pembekalan pada pengelola workshop 4. Menginventarisir pesantren yang sudah memiliki tingkat Aliyah/sederajat 1. SKB Menegkop dan UKM dengan Menteri Agama serta Menakertrans 2. Kepmen tentang Juknis pengembangan workshop di lingkungan pesantren 1. Koordinasi, perencanaan dan persiapan 2. Penyusunan Juknis pengembangan workshop di lingkungan pesantren 3. Identifikasi dan seleksi pesantren 4. Menyusun prototype dan desain workshop 5. Pemberian bantuan dana pembangunan workshop 6. Pemberian bantuan dana pengadaan sarana workshop 7. Penyusunan manajemen pengelolaan workshop 8. Pembinaan dan supervisi 9. Monitoring dan evaluasi - Departemen Agama - Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi - MUI - Deputi terkait - Pesantren akan menjadi sumber penumbuhan dan penciptaan calon wirausahawan baru yang tidak ada habishabisnya (berkesinambun gan). Konsep ini memiliki keunggulan sebagai tempat mengembangkan calon wirausaha baru - Peserta BLK harus datang ke tempat workshop, sedangkan di pesantren, peserta ada di lingkungan workshop 10. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pemberyaan ekonomi rakyat 2. Koordinasi 3. Sosialisas i 4. Fasilitasi 60% 5. Monito- 1. propinsi 2. 50% Kab/ kota memiliki forum ekonomi rakyat 1. Mengembang kan forum ekonomi rakyat 2. Mengoptimalkan forum-forum yang sudah ada agar lebih menambah muatan ruang lingkup tugasnya Kepmen tentang Pengembangan forum ekonomi rakyat 1. Menyusun pedoman pengembangan pembentukan forum ekonomi rakyat 2. Penyusunan pedoman operasional forum 3. Sosialisasi tentang pentingnya forum ekonomi Seluruh stakeholder ekonomi rakyat, pusat, propinsi, - Selama ini, masyarakat masih lebih banyak sebagai objek dalam penentuan kebijakan ekonomi rakyat. - Instansi seakan 149

ring dan evaluasi 60% dengan ekonomi rakyat 3. Mendorong masyarakat agar ikut juga dalam merumuskan kebijakan ekonomi rakyat rakyat 4. Bimbingan dan supervisi 5. Monitoring dan evaluasi mengetahui segala apa yang diperlukan masyarakat - Domain masyarakat belum diaktifkan sehingga perlu diaktifkan dalam wadah Forum agar ketiga domain menjadi bersinergi 150