SESI 15 Studi Kasus PENDAHULUAN. Mata Kuliah : Ekonomi Teknik Kode MK : TKS 4107 Pengampu : Achfas Zacoeb 12/17/2014. zacoeb.lecture.ub.ac.

dokumen-dokumen yang mirip
SESI 10 Annual Equivalent

SESI 14 Metode Alternatif

SESI 11 Internal Rate of Return

PERBANDINGAN ALTERNATIF PERBANDINGAN ALTERNATIF

SESI 11 ALOKASI SUMBER DAYA (Resources Allocation)

Mata Kuliah : Manajemen Proyek Kode MK : TKS 4208 Pengampu : Achfas Zacoeb SESI 6 HARGA SATUAN. zacoeb.lecture.ub.ac.id

1. Konsep dasar yg berguna dlm studi ekonomi meliputi Konsep Nilai dan Kegunaan Nilai adalah ukuran harga atas barang dan jasa.

PENGERTIAN DASAR APAKAH INVESTASI ITU?

Ekonomi Teknik TIP FTP UB

DESAIN BANGUNAN IRIGASI

Pertemuan XI : SAMBUNGAN BAUT

BAB VII ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL

Konsep Desain dengan Teori Elastis

EKONOMI TEKNIK ANALISIS SENSITIVITAS DAN BREAK EVEN POINT SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA TEKNIK PENGAIRAN

Kuliah ke-5 Ekonomi Teknik Formulasi dan Penggunaan Faktor Interest. Prof. Dr.oec.troph. Ir. Krishna Purnawan Candra, M.S.

EKONOMI TEKNIK. Annual Equivalent (AE) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI

NET PRESENT VALUE (NPV)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut.

STUDI PEMBANGUNAN PLTA KOLAKA 2 X 1000 KW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA

I. PENDAHULUAN. perkembangan dunia konstruksi sekarang ini banyak sekali hal-hal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menganalisis dan mengestimasi biaya dan waktu. Metode yang dipakai

Diagram Aliran Tunai / Kas

Mata Kuliah :: Matematika Rekayasa Lanjut Kode MK : TKS 8105 Pengampu : Achfas Zacoeb

Tidak ada yang tidak ingin mendapat balasan/hadiah/reward???

BIAYA KEPEMILIKAN DAN PENGOPERASIAN ALAT BERAT

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

Indah Pratiwi Teknik Industri - UMS. Indah Pratiwi - Teknik Industri - UMS

Penerapan Biaya Diferensial Dalam Rencana Membeli Atau Menyewa Alat Bulldozer Pada CV. Niagara Di Bekasi

Dengan memasukkan nilai dari setiap alternatif diperoleh hasil grafik sebagai berikut :

ANALISA MANFAAT BIAYA RENCANA INVESTIGASI PADA PROYEK PELABUHAN PENDARATAN IKAN BULU KABUPATEN TUBAN. Oleh : MUMTAHANAH SYAM

MEMBANDINGKAN ALTERNATIF-ALTERNATIF

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

GALIH EKO PUTRA Dosen Pembimbing Ir. Abdullah Hidayat SA, MT

Aljabar Vektor. Sesi XI Vektor 12/4/2015

Pertemuan IX : SAMBUNGAN BAUT (Bolt Connection)

Nilai Dalam Konsep Ekonomi

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang

RESERVOAR SLIDE 06 TPAM. Yuniati, PhD

FUNGSI. Sesi XI 12/4/2015

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bunga Modal. Modul 1 PENDAHULUAN

EKONOMI TEKNIK. Kuliah Manajemen TL

BAB 4 STUDI EKONOMI 4. 1 Perkiraan Total Investasi

Oleh : Debrina Puspita Andriani

BAB I PENDAHULUAN. tinggalnya di daerah perbukitan dan memiliki lokasi mata air di bawah tempat

BAB I PENDAHULUAN. Pelat yang berdefleksi secara dominan dalam satu arah disebut pelat satu-arah.

BAB III PENGUJIAN DAN ANALISA POMPA VAKUM

BAB II MATEMATIKA KEUANGAN (MATHEMATICS OF FINANCE)

BAB II DASAR-DASAR PENGERTIAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN ALTERNATIF. Present Worth, Annual Worth, ROR, BCR, Payback period

LOKASI BH 140 (35+782)

EKONOMI TEKNIK- PEMILIHAN ALTERNATIF2 EKONOMI. Teknik Industri - UB

BAB I PENDAHULUAN. zat cair melalui saluran tertutup. Pompa menghasilkan suatu tekanan yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 TATA LETAK JARINGAN PIPA

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Oleh : Debrina Puspita Andriani, ST., M.Eng Teknik Industri Universitas Brawijaya

Asusmi/Penyederhanaan Sistem

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan

BAB VII PERHITUNGAN RINCI PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Kata kunci: Pengembangan sistem distribusi, prediksi kebutuhan, efisiensi

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

APLIKASI POMPA HYDRAM UNTUK PERTANIAN DAN PERKEBUNAN DI INDONESIA. Teknologi Tepat Guna

BAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR PUMPED STORAGE. Pembangkit Listrik Tenaga Pompa (Pumped Storage) adalah sebuah tipe

Kata kunci: AHP, Kriteria, Penanganan, Alternatif Gelagar Balok Tipe T, Pile Slab, Gelagar Girder Baja

BAB VI PENUTUP. (7,97-16,8) GWh sedangkan energi bahan bakar rata-rata dalam tiap bulannya adalah 14,6 GWh

ANALISA EKONOMI 12/11/2014 Nur Istianah-PUP-Analisa Ekonomi 1

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO

Jurnal e-dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN

Pendahuluan. Matriks Permainan (Payoff Matrix) Matriks Permainan Jumlah Nol. Unsur-Unsur Dasar. Matriks Permainan Jumlah Tak Nol

STRUKTUR HARGA PLTMH. Gery Baldi, Hasan Maksum, Charles Lambok, Hari Soekarno

Bab. 6. ANALISIS EKONOMI

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saluran drainase adalah salah satu bangunan pelengkap pada ruas jalan

MENGATASI TINGKAT KEMISKINAN DESA DENGAN AIR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

EKONOMI TEKNIK KRITERIA PEMILIHAN ALTERNATIF TERLAYAK BERDASAR METODE BC RATIO, INCREMENTAL B/C, IRR, NET BENEFIT

BAB-2 JARINGAN IRIGASI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Gambar 4.1 Devaluasi suatu asset

Sesi X ANALISIS KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan proyek-proyek yang sudah ada dengan alasan:

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh manusia

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

EVALUASI KELAYAKAN PEMBANGUNAN COLD STORAGE DI PELABUHAN BENOA

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi

Manajemen Keuangan. Nilai Waktu Uang. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Sesi IX : RISET OPERASI. Perkembangan Riset Operasi

Modul (Bagian 2) Metode Pembandingan rencana investasi

GARIS PENGARUH PADA STRUKTUR RANGKA BATANG

EXECUTIVE SUMMARY PENGEMBANGAN IRIGASI PERPIPAAN

EKONOMI TEKNIK. Alternatif Ekonomi Investasi Net Present Value (NPV)

TIN205 - Ekonomi Teknik Materi #7 Genap 2014/2015 TIN205 EKONOMI TEKNIK

PERENCANAAN SUBSURFACE FLOW CONSTRUCTED WETLAND PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI AIR KEMASAN (STUDI KASUS : INDUSTRI AIR KEMASAN XYZ)

Transkripsi:

Mata Kuliah : Ekonomi Teknik Kode MK : TKS 4107 Pengampu : Achfas Zacoeb SESI 15 Studi Kasus zacoeb.lecture.ub.ac.id PENDAHULUAN Menurut Kuiper (1971), analisis ekonomi teknik pada suatu proyek pembangunan mengarahkan para perencana dalam menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang mempunyai bentuk bermacam-macam. Altenatif ini bisa berupa perbandingan biaya, resiko yang mungkin terjadi, atau berdasarkan asas manfaat dari proyek tersebut. Perbandingan alternatif ini dapat dilihat pada Tabel 1. 1

PENDAHULUAN Tabel 1. Masalah dan solusi dalam analisis ekonomi teknik A. Perbandingan biaya 1. Alternatif yang tidak terkait 2. Alternatif yang terkait a. Dengan 1 variabel b. Dengan 2 variabel c. Dengan n variabel 3. Melibatkan resiko a. Resiko dan 1 variabel b. Resiko dan 2 variabel c. Resiko dan n variabel B. Studi hubungan manfaat dan biaya 1. Proyek tunggal a. Untuk satu penggunaan b. Untuk multi-guna 2. Proyek-proyek alternatif a. Untuk satu penggunaan b. Untuk multi-guna Biaya Tahunan Konstan Biaya Tahunan Bervariasi Biaya Tahunan dengan Variabel yang Terkait PENDAHULUAN Jika pada suatu proyek, alternatif-alternatif yang didapatkan mempunyai manfaat yang identik, maka pemilihan hanya didasarkan pada biaya yang paling ekonomis dan perencana melakukan analisis dengan cara Kelompok A. Pada kondisi dimana alternatif-alternatif yang didapat tidak hanya beda biayanya, tetapi juga beda manfaatnya, maka digunakan analisis dengan cara Kelompok B. 2

BIAYA TAHUNAN KONSTAN Dasar perhitungannya adalah membuat semua biaya yang diperlukan menjadi biaya tahunan, jika alternatif-alternatif yang muncul mempunyai manfaat yang identik, maka biaya tahunan yang ekonomis adalah biaya yang paling murah dari salah satu alternatif tersebut. BIAYA TAHUNAN KONSTAN Contoh : Untuk perencanaan sistem penyediaan air bersih muncul masalah untuk membawa air dari sumber ke bangunan pengambilan, dari hasil analisis teknis didapatkan tiga alternatif terpilih yaitu : 1. Saluran terbuka dibuat sesuai kemiringan 2. Saluran syphon baja 3. Saluran aqueduct beton bertulang 3

BIAYA TAHUNAN KONSTAN Ketiga alternatif mempunyai manfaat identik, yang berbeda hanyalah jenis saluran pembawanya. Pemilihan didasarkan pada biaya tahunan yang paling murah seperti disajikan dalam tabel berikut : Alternatif I Alternatif II Alternatif III Biaya Modal $ 1.500.000,- $ 1.200.000,- $ 1.800.000,- OM/tahun $ 50.000,- $ 60.000,- $ 40.000,- Umur Proyek 100 tahun 30 tahun 40 tahun BIAYA TAHUNAN KONSTAN Jika bunga sebesar 5 % dan kehilangan energi diabaikan, maka perbandingan biaya tahunan dari ketiga alternatif adalah : Alternatif I Alternatif II Alternatif III Bunga 5 % $ 75.000,- $ 60.000,- $ 90.000,- Depresiasi (A/F,5,100) $ 570,- (A/F,5,30) $ 18.060,- (A/F,5,40) $ 14.904,- OM $ 50.000,- $ 60.000,- $ 40.000,- $ 125.570,- $ 138.060,- $ 144.904,- Dari hasil analisis dipilih Alternatif I dengan biaya tahunan terendah. 4

BIAYA TAHUNAN KONSTAN Jika bunga sebesar 10 % untuk kondisi yang sama, maka perbandingan biaya tahunan dari ketiga alternatif adalah : Alternatif I Alternatif II Alternatif III Bunga 10 % $ 150.000,- $ 120.000,- $ 180.000,- Depresiasi (A/F,10,100) $ 1,- (A/F,10,30) $ 7.296,- (A/F,10,40) $ 4.068,- OM $ 50.000,- $ 60.000,- $ 40.000,- $ 200.000,- $ 187.296,- $ 224.068,- Dari hasil analisis dipilih Alternatif II dengan biaya tahunan terendah. BIAYA TAHUNAN KONSTAN Dari kedua analisis dengan suku bunga yang berbeda (5 % dan 10 %), ternyata ada perubahan alternatif yang dipilih (dari Alternatif I ke Alternatif II). Untuk kasus pemilihan saluran penyediaan air bersih, dapat disimpulkan bahwa dengan bunga yang lebih tinggi, maka besarnya biaya modal menjadi paling penting untuk dipertimbangkan dibanding dengan faktor yang lainnya (depresiasi dan OM). 5

Biaya tahunan suatu proyek sering tidak konstan, namun bervariasi yang bisa berupa : gradient series (bisa naik atau turun), atau tambahan biaya pada periode tertentu. Hal ini akan menyulitkan jika digunakan untuk membandingkan beberapa alternatif biaya tahunan. Untuk memudahkan analisis perbandingan, maka semua biaya yang ada diubah menjadi nilai sekarang (present value) dan dipilih nilai yang terkecil. Contoh : Suatu proyek untuk distribusi air dari bangunan pengambilan ke lokasi pelayanan akan dilakukan dengan dua alternatif. 1. Alternatif I - jaringan pipa dan stasiun pompa 2. Alternatif II - terowongan dengan lubang pemasukan (inlet) dan pengeluaran (outlet) yang kecil Jika bunga 6 %, analisislah dari kedua alternatif tersebut yang paling ekonomis berdasarkan kondisi masing-masing. 6

Alternatif I - jaringan pipa dan stasiun pompa dengan kondisi : Biaya modal = Rp. 60 M Tinggi energi pompa (head) = 200 m Efisiensi ( ) = 0,8 Pada 10 tahun pertama, Q = 10 m 3 /detik selama 3000 jam Setelah 10 tahun pertama, Q = 15 m 3 /detik selama 5000 jam Biaya operasional - pemeliharaan, OM = Rp. 1,5 M/tahun Umur pompa dan jaringan pipa = 25 tahun Umur proyek = 50 tahun Harga energi = Rp. 100,-/kwh Alternatif II - terowongan dengan lubang pemasukan (inlet) dan pengeluaran (outlet) yang kecil dengan kondisi : Biaya modal = Rp. 110 M Setelah 10 tahun, terowongan akan diperbesar dengan biaya Rp. 40 M Biaya operasional - pemeliharaan, OM = Rp. 200 juta/tahun Umur terowongan = 50 tahun 7

Analisis Alternatif I : Produksi pada 10 tahun pertama (P 1 ) : P 1 = 10 10 200 0,8 = 25.000 kw Biaya Energi (BE 1 ) : BE 1 = 25000 3000 100 = Rp. 7,5 M Produksi setelah 10 tahun pertama (P 2 ) : P 2 = 10 15 200 0,8 = 37.500 kw Biaya Energi (BE 2 ) : BE 2 = 37500 5000 100 = Rp. 18,75 M Analisis Alternatif I Untuk membandingkan dua alternatif harus dilakukan untuk kondisi waktu yang sama. Umur alternatif I adalah 25 tahun, sedangkan umur alternatif II adalah 50 tahun, oleh karena itu perhitungan untuk alternatif I juga dibuat untuk 50 tahun. Hal ini dapat dilakukan dengan cara : Memberi biaya modal di akhir tahun ke 25 yang besarnya sama dengan biaya modal di awal tahun, yaitu sebesar Rp. 60 M. 8

Analisis Alternatif I Untuk biaya energi yang dipakai adalah BE 2, karena setelah sepuluh tahun pertama debitnya adalah 15 m 3 /detik. Biaya OM yang digunakan adalah sama dengan periode 25 tahun pertama. Harga sekarang dari Alternatif I sampai umur 50 tahun : = 60 + 60 F/P, 6,25 + 7,5 P/A, 6,25 + 18,75 P/A, 6,40 P/F, 6,10 + 1,5 P/A, 6,50 = 60 + 60 0,233 + 7,5 7,360 + 18,75 15,400 0,558 + 1,5 15,762 = Rp. 314, 06 M Analisis Alternatif II : Harga sekarang dari Alternatif II : = 110 + 40 P/F, 6,10 + 0,2 P/A, 6,50 = 110 + 40 0,558 + 0,2 15,762 = Rp. 135,49 M Kesimpulan : Alternatif II dipilih karena lebih ekonomis dibandingkan Alt. I Alternatif I dengan rasio : = 314,06 = 2,32. Alt. II 135,49 9

yang TERKAIT Pada perencanaan teknik, sering terdapat variabel yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Perubahan variabel akan mempengaruhi perubahan konstruksi yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi biaya. Dari beberapa alternatif yang diajukan, kemudian dihitung biaya yang berhubungan dengan variabelnya yang selanjutnya dijumlahkan dan diambil nilai yang terendah. yang TERKAIT Contoh : Pada proyek pembangunan jembatan terdapat hubungan variabel antara bentang dan pilar. Untuk bentang pendek akan membutuhkan jumlah pilar yang lebih banyak dibandingkan dengan bentang yang lebih panjang. Sebagai ilustrasi akan dibuat sebuah jembatan yang melintasi sebuah lembah dengan panjang total 2000 m. Hasil analisis teknis diperoleh biaya modal untuk bentang dan pilarnya seperti pada tabel berikut : 10

yang TERKAIT Bentang Biaya Modal Rp. 2 juta G L 3/2 Umur 35 tahun 50 tahun Pilar Rp. 1 M/tiap pilar OM 3 % Biaya Modal 0,5 % Biaya Modal Bunga 5 % 5 % L adalah jarak antar pilar untuk setiap perubahan jumlah, misal dipakai 1 pilar, maka L = 2000/2 = 1000 m, jika 2 pilar, maka L = 2000/3 = 667 m, dan seterusnya. Untuk kasus ini diminta menganalisis berapakah jumlah pilar yang paling ekonomis. yang TERKAIT Hubungan jumlah pilar dan bentang dapat dinyatakan sebagai berikut : 2000 Bentang = (Jumlah Pilar:1) Biaya tahunan satu pilar : Bunga : 5 %G1 M = Rp. 50.000.000,- Depresiasi : (A/F,5,50)G1 M = Rp. 4.780.000,- OM : 0,5 %G1 M = Rp. 5.000.000,- = Rp. 59.780.000,- 11

yang TERKAIT Biaya tahunan bentang : Bunga : 5 %GRp. 2 jutagl 3/2 = Rp. 100.000GL 3/2 Depresiasi : (A/F,5,35)GRp. 2 jutagl 3/2 = Rp. 22.140GL 3/2 OM : 3 %GRp. 2 jutagl 3/2 = Rp. 60.000GL 3/2 = Rp. 182.140GL 3/2 Untuk selanjutnya total biaya tahunan antara jumlah pilar dan bentangnya disajikan dalam bentuk tabel. yang TERKAIT Tabel. Total biaya tahunan 12

yang TERKAIT Kesimpulan : Untuk kasus pembangunan jembatan tersebut, dari hasil analisis total biaya tahunan dipilih yang nilainya terkecil, yaitu sebesar Rp. 4.689.446.952,73 untuk jumlah pilar 25 buah dengan bentang 77 m. Terima kasih dan Semoga Lancar Studinya! 13