POLA SENSITIVITAS Eschericia coli TERHADAP ANTIBIOTIK METRONIDAZOLE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui program proyek desa tertinggal maupun proyek lainnya, namun sampai

BAB III METODE PENELITIAN

bakteri E. coli dari 10 sampel feses didapatkan 15 isolat bakteri E. coli. dari koloni biru-hitam gelap dengan kemilau hijau metalik ditunjukkan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

BAB III BAHAN DAN METODE

Lampiran I. Hasil Identifikasi/Determinasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

Bab I Pendahuluan. Penyakit infeksi merupakan masalah di Indonesia. Salah satu penanganannya adalah dengan antibiotik.

I. PENDAHULUAN. Enterobacteriaceae merupakan kelompok bakteri Gram negatif berbentuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

Alat dan Bahan : Cara Kerja :

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deteksi bakteri Escherichia coli dilakukan melalui metode TPC

LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT INFEKSIUS. IDENTIFIKASI DAN ISOLASI BAKTERI Escherichia coli

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik.

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyakit ternak di Indonesia dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Hal ini dikarenakan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboraturium dengan

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3. HASIL PENELITIAN Fermentasi Asinan Rebung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

I. PENDAHULUAN. kematian di dunia. Salah satu jenis penyakit infeksi adalah infeksi

BAB IV METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BLOK INFEKSI TROPIS

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

METODELOGI PENELITIAN. Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam waktu 4

Uji Kosser Sitrat Hidrolisis Lemak Uji Oksidase dan Katalase Hidrolisis Gelatin Motilitas Hidrolisis Kasein Uji H2S Uji Indol Reduksi Nitrat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

Keragaman Bakteri Endofit Pada Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Leor Dan Duri Di Kabupaten Subang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia.

UJI-UJI ANTIMIKROBA. Uji Suseptibilitas Antimikrobial. Menggunakan cakram filter, mengandung sejumlah antibiotik dengan konsentrasi tertentu

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan

II. METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Balai Penyelidik dan

25 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan bahan baku obat tradisional tersebut tersebar hampir di seluruh

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk meneliti efek dari ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza

IDENTIFIKASI BAKTERI DAN RESISTENSINYA TERHADAP ANTIBIOTIK DI POLI GIGI RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA 1. Susi Novaryatiin

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tampan pada bulan Maret sampai

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif laboratorik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang bersifat analitik

ANALISIS RESISTENSI BAKTERI

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

DETEKSI BAKTERI Escherichia coli DALAM AIR MINUM ISI ULANG YANG DISTERILISASI ULTRAVIOLET DI WILAYAH KECAMATAN JAGAKARSA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Salmonella spp. dengan Metode SNI

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota

TEKNIK IDENTIFIKASI BAKTERI (Edwardsiella tarda) PADA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) DI BALAI BESAR KARANTINA IKAN SOEKARNO-HATTA.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. menggunakan media Mannitol Salt Agar (MSA). pada tenaga medis di ruang Perinatologi dan Obsgyn Rumah Sakit Umum

II. METODELOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK AKTIVITAS TEH HIJAU SEBAGAI ANTIMIKROBA PADA MIKROBA PENYEBAB LUKA ABSES TERINFEKSI SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang diamati pada penelitian ini diperoleh dari penelitian

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN UKDW. jika menembus permukaan kulit ke aliran darah (Otto, 2009). S. epidermidis

PERTUMBUHAN & REPRODUKSI MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecamatan Abiansemal adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Badung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mikroorganisme ke dalam tubuh, mikroorganisme tersebut masuk bersama makanan

GAMBARAN POPULASI BAKTERI PADA CHEST PIECE STETOSKOP DI RUANGAN ICU DAN HCU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP MEROPENEM

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh berbagai spesies mikroorganisme, yang dalam konsentrasi rendah. mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya.

BAB II TUJUAN PUSTAKA. jalan seperti es dawet, es kelapa muda, dan es rumput laut. Pecemaran oleh

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. sayap (terbang) yang berbentuk membran. Hanya sesekali bergerak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dasar dengan menggunakan metode deskriptif.

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Escherichia coli Escherichia coli, yaitu bakteri anaerob fakultatif gram negatif berbentuk

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, dunia pengobatan saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

Transkripsi:

POLA SENSITIVITAS Eschericia coli TERHADAP ANTIBIOTIK METRONIDAZOLE Arya Iswara1 1 Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang email: iswara.arya2011@yahoo.com Abstract Escherichia coli (E. coli) have a potency to be a pathogen bacteria cause an illness. Antibiotic treatments to a patient have a purpose to eliminate the pathogen bacteria. Bacteria resistance to antibiotic was influenced by the intensity of antibiotic treatment in a region, the uncontrolled antibiotics treatments would increase the antibiotic resistance of bacteria. This research was using four different sample, they were feces from diarrhea, ice block, waters from well, and ketchup. Approximately 1 gram from each sample diluted in 10 ml of BHI and then incubated for 6 hours in 37 C. After 6 hours incubations, the samples inoculated in EMBA and incubated in 37 C for 24 hours. The metallic green colored bacteria colony inoculated in Mac Conkey Agar and incubated in 37 0 C for 24 hours. The separated colony sub cultured into HIA and tested using biochemistry test. Sensitivity test conducted using the Kirby Bauer method. The test result showed that 5 samples were sensitive to metronidazole and 26 samples were resistant to metronidazole. Key word: E.coli, metronidazole, sensitivity. 1. PENDAHULUAN Escherichia coli (E. coli) memiliki potensi untuk menyebabkan penyakit. E. coli yang bersifat phatogen dapat dibagi menjadi tiga sub kelompok utama tergantung pada sifat patogen mereka: commensals atau nonpathogenic, infeksi usus yang menyebabkan patogen, dan ekstraintestinal patogen E. coli (ExPEC). E. coli pada usus yang bersifat phatogen mencakup banyak pathotype seperti enterotoxigenic (ETEC), enteropathogenic (EPEC), enterohemorrhagic (EHEC), semua jenis strain ini menyebabkan infesi pada usus manusia. (Moriel dkk, 2009). Traktus gastrointestinal khususnya pada bagian distal merupakan tempat utama sebagian besar dari flora normal. Ketika antibiotika diberikan, efek yang diharapkan adalah agar antibiotika itu mampu membunuh bakteri patogen yang merugikan dan pasien dapat disembuhkan. Tapi yang jarang menjadi pertimbangan adalah bahwa banyak antibiotika diabsorbsi secara tidak sempurna atau akan di ekskresi kembali dalam bentuk utuh atau bentuk yang telah mengalami modifikasi tapi masih mempunyai aktivitas antimikroba. Dengan demikian setiap kali antibiotika digunakan, flora normal akan terpapar dalam konsentrasi dan lama pemberian obat yang bervariasi. Pemakaian antibiotika, khususnya bila digunakan tanpa aturan yang jelas seperti yang banyak terjadi di negara berkembang akan menyebabkan penggunaan antibiotika secara tidak rasional. Adanya penggunaan antibiotika secara berlebihan menyebabkan tingginya prevalensi resistensi pada flora normal aerobik (Yenny dan Herwana, 2007). Perkembangan resistensi bakteri terhadap antibiotika sangat dipengaruhi oleh intensitas pemaparan antibiotika di suatu wilayah, tidak terkendalinya penggunaan antibiotika cenderung akan meningkatkan resistensi bakteri yang semula sensitif. (Refdanita dkk, 2004). 2. KAJIAN LITERATUR Escherichia coli merupakan anggota dari famili Enterobacteriaceae, berbentuk batang, bersifat Gram negatif dan dalam keadaan normal E. coli berada di usus, E. coli juga merupakan salah satu diantara bakteri anaerobik fakultatif. Famili Enterobacteriaceae adalah salah satu bakteri yang paling penting secara medis. Sejumlah 273

general dalam famili merupakan patogen pada usus manusia (misalnya Salmonella, Shigella, Yersinia). Beberapa jenis lain merupakan flora normal pada saluran pencernaan manusia (misalnya Escherichia, Enterobacter, Klebsiella), tetapi bakteri ini kadang-kadang dapat berhubungan dengan penyakit manusia (Todar, 2008). Antibiotik adalah sekelompok senyawa yang bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatik) atau menyebabkan kematian bakteri (bakterisidal). Antibiotik ini bekerja melalui 5 mekanisme utama yaitu menginhibisi : 1). Proses replikasi, 2). Proses transkripsi, 3). Proses translasi, 4). Sintesis peptidoglikan, 5). Sintesis asam tetrahidrofolat. (Lamont, 2006). Mekanisme utama dari populasi mikroba untuk bertahan hidup dalam situasi terancam adalah dengan cara mutasi genetik, ekspresi dari suatu gen resistensi yang laten, atau melalui gen yang memiliki determinan resistensi. Ketiga mekanisme ini dapat berada bersama-sama dalam suatu bakterium. Penggunaan antibiotika secara berlebihan dapat menimbulkan tekanan selektif yang mendorong perkembangbiakan mikroorganisme yang resisten. (Yenny dan Herwana, 2007) Kebanyakan resistensi antibiotika terjadi akibat mutasi atau transfer horizontal gen yang membawa sifat resisten. Mutasi terjadi secara acak, spontan dan tidak tergantung dari adanya antimikroba. Mutasi terjadi bila terdapat kekeliruan dalam proses replikasi DNA yang luput untuk diperbaiki oleh system DNA repair. Mutasi terjadi dalam kecepatan bervariasi (10-4-10-10 per pembelahan sel) dan meliputi proses delisi, substitusi atau adisi satu atau lebih pasangan basa nukleotida, sehingga menghasilkan substitusi asam amino. Proses mutasi yang dikenal sebagai single-step mutations menyebabkan timbulnya resistensi tingkat tinggi dalam jangka waktu singkat dan cepat. Contohnya, mutasi di dalam sistem yang mengatur kromosom yang mengkode (coded) produksi ß-laktamase oleh Enterobacter dan Citrobacter spp. Hal ini mengakibatkan terjadinya produksi ßlaktamas dalam jumlah yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat sehingga dapat menghidrolisis antimikroba bahkan yang stabil terhadap ß- laktamase seperti seftazidim dan sefotaksim (Yenny dan Herwana, 2007). 3. METODE PENELITIAN Pengambilan sampel dan isolasi bakteri Sampel diambil dari 4 jenis sampel, yaitu dari feses penderita diare, es batu, air sumur, dan saus makanan. Hal ini dimaksudkan untuk mewakili sampel dari manusia, alam dan makanan yang diperkirakan terdapat E. coli. Cara pengambilan sampel, sampel feses berasal dari pasien penderita diare pada anak sebanyak ±1 gram feses, es batu, air sumur, dan saus makanan, kemudian dilarutkan ke dalam 10 ml larutan penyubur BHI inkubasi 37ºC selama 6 jam. Feses yang telah disuburkan dengan media BHI diinokulasikan pada media EMBA dan diinkubasi pada suhu 37 C slama 24 jam di dalam inkubator, hari berikutnya diamati koloni yang tumbuh, pada media EMBA E. coli akan berwarna hijau metalik. Koloni yang berwarna hijau metalik dikultur pada media MC diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam di dalam inkubator untuk E. coli merupakan laktosa fermenter cepat yang ditandai dengan koloni akan berwarna merah jambu. Koloni terpisah kemudian disub kultur pada media HIA miring dan dilakukan uji biokimia. Penanaman uji biokimia Uji biokimia yang dipakai adalah: a. Uji Indol Uji ini untuk menunjukkan adanya pembentukan indol dari triptofan. Caranya pindahkan biakan bakteri dari media padat ke dalam media triptofan broth, kemudian inkubasi 37ºC selama 24 jam lalu ditambah reagen Kovac s. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya cincin merah ungu, untuk bakteri E. Coli uji indol adalah positif (+). b. Uji Methyl Red (MR) Uji MR untuk mendeteksi adanya pembentukan asam selama peragian glukosa. Caranya biakan bakteri dipindahkan secara aseptik ke larutan glukosa fosfat, kemudian inkubasi 37ºC selama 24 jam lalu ditambah 1 tetes reagen MR, jika timbul warna merah artinya positif sedangkan warna kuning artinya negatif, uji MR untuk bakteri E. coli adalah positif (+). c. Uji Voges-Proskauer (VP) Tujuan dari uji Vp ialah untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam mengubah glukosa menjadi asam organik 274

atau alkohol. Caranya adalah biakan bakteri dari media padat diinokulasikan secara aseptik ke larutan glukosa fosfat, kemudian inkubasi 37ºC selama 24 jam lalu ditambahkan larutan KOH 40% dan a-naftol. Jika timbul warna merah kecoklatan berarti hasilnya positif. Uji VP untuk bakteri E. coli adalag negatif (-). d. Uji penggunaan Citrat Tujuannya untuk mendeteksi adanya penggunaan karbon sebagai sumber energi. Caranya yaitu biakan bakteri dari media padat diinokulasikan secara aseptik ke media perbenihan Simon Citrat 18 agar, kemudian inkubasi 37ºC selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan adanya koloni bakteri dan media berubah warna dari hijau menjadi biru. Uji Citrat pada bakteri E. coli adalah negatif (-). e. Uji Semi Solid (SS) Caranya pindahkan secara aseptik biakan bakteri dari media padat ke media semi solid agar, dengan cara menusukkan ose jarum dengan posisi tegak, kemudian inkubasi 37ºC selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan adanya pertumbuhan koloni yang menyebar di sekitar tusukan. Uji Motilitas pada bakteri E. coli adalah negatif (-). f. Uji Urea Tujuannya untuk mendeteksi penguraian urea menjadi amonia. Caranya secara aseptik diinokulasikan biakan bakteri dari media padat ke media urea agar, kemudian inkubasi 37ºC selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan adanya perubahan warna indikator netral red menjadi ungu. Uji urea pada bakteri E. Coli adalah negatif (-). h. Uji Gula-Gula (glukosa, laktosa, sukrosa, galaktosa, fruktosa, maltosa dan manitol). Media ini digunakan untuk mengetahui fermentasi gula-gula menjadi asam dengan atau tanpa gas. Caranya biakan bakteri dari media padat diinokulasikan secaramaseptik ke larutan glukosa, kemudian inkubasi 37ºC selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan perubahan media dari merah menjadi kuning, sedangkan jika gas positif akan tampak gelembung udara pada tabung durham (untuk glukosa). Uji Sensitivitas terhadap antibiotik metode Kirby Bauer Kultur bakteri yang telah dimurnikan dan diidentifikasi yang kekeruhannya telah disesuaikan dengan kekeruhan standart 0,5 Mc.Farland, kemudian diratakan ke permukaan media Muller Hinton Agar dengan cara merendam lidi kapas steril selama 10 hingga 15 detik dalam suspensi bakteri, kemudian dipulaskan pada media MHA hingga merata. Didiamkan beberapa saat agar usapan kultur bakteri benar-benar meresap pada media. Disc antibiotik ditempelkan pada permukaan media, beri jarak antara disc satu dengan yang lain. Inkubasikan selama 18 sampai 24 jam dengan suhu 37 C. Amati dan ukur diameter zona hambatnya. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel keseluruhan yang ditemukan adanya E.coli berjumlah 31 sampel. Hasil pengujian resistensi terhadap antibiotik metronidazole sebagai berikut: g. Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA) Media ini digunakan untuk mengetahui fermentasi gula-gula menjadi asam dengan atau tanpa gas. Caranya yaitu inokulasikan biakan bakteri dari media padat ke TSIA secara aseptik, kemudian inkubasi 37ºC selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan perubahan media dari merah menjadi kuning, sedangkan jika gas positif akan tampak gelembung udara pada media. Uji TSIA pada bakteri E. coli adalah A/A, gas (+), H2S (-). 275

Tabel 1. Hasil uji resistensi E.coli tehadap metronidazole 276 Dari hasil pada tabel dapat dilihat bahwa terdapat hanya 5 sampel yang sensitive terhadap antibiotik metronidazole dan 26 sampel yang lain resisten terhadap metronidazole. Metronidazole termasuk antibiotik yang sering digunakan oleh masyarakat. Metronidazole merupakan antibiotik golongan nitroimidazole yang memiliki spektrum aktivitas yang terbatas meliputi berbagai protozoa, bakteri Gram positif dan bakteri Gram negative anaerob Terjadinya resistensi pada antibiotik ini karena terjadinya pemindahan plasmid dari kuman resisten kepada kuman sensitif, dan hal ini dapat juga terjadi bila kuman yang semula sensitif terkena paparan obat. Plasmid bakteri merupakan unsur-unsur yang dapat memindahkan banyak gen bakteri dari satu sel bakteri ke yang lain, yang juga disebut dengan transfer gen horisontal. (Bennet, 2008) Pertukaran genetik dari plasmid yang mengandung penyandi resisten terhadap antibiotik antar bakteri diyakini memainkan peranan penting terhadap evolusi bakteri resisten antibiotik. (Akano, 2009) Bakteri dengan resistensi antibiotik yang multipel dapat menyebarkan gen resisten antibiotik mereka kepada strain dari spesies yang sama maupun kepada spesies atau genus lain

melalui mekanisme yang berbeda. Mekanisme yang terutama digunakan adalah dengan konjugasi plasmid-r. Analisis genetik memperlihatkan bahwa konjugasi resisten anibiotik dari sebuah isolat memiliki banyak variasi plasmid R yang dapat dibedakan berdasar ukuran molekul dan profil restriksinya. (Pignato, 2009). Metronidazole merupakan antibiotika yang paling banyak tersedia pada unit-unit pelayanan kesehatan terutama Puskesmas untuk pengobatan pasien sehingga banyak dipakai. Selain itu antibiotika ini digunakan juga untuk makanan hewan ternak yang hanya dilakukan oleh petani dan kurang diawasi oleh tenaga ahli. Hal ini merupakan salah satu bentuk penyalah gunaan antibiotika yang dapat menyebabkan terpaparnya kuman patogen oleh antibiotika yang kemudian menjadi resisten (Refdanita dkk, 2004). 5. SIMPULAN Metronidazole merupakan antibiotik yang sering digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan, seringnya penggunaan metronidazole dapat memungkinkan terjadinya resistensi. Hasil penelitian menghasilkan sebanyak 26 sampel yang resisten, sehingga dapat diartikan bahwa telah banyak terdapat resistensi terhadap antibiotik metronidazole. Hasil tersebut dapat menjadi rujukan untuk disarankan melakukan uji sensitivitas antibiotik terlebih dahulu sebelum memberikan suatu antibiotik, sehingga dapat meminimalisir terjadinya resistensi yang mengarah pada Multi Drugs Resistance. Immunology. ASM Press Washington. p415-9 Moriel DG, Bertoldi I, Spagnuoloa A, Marchi S, Rosini R, Nesta B. 2009. Identification of protective and broadly conserved vaccine antigens from the genome of extraintestinal pathogenic Escherichia coli. PNAS. 16 Pignato S., Coniglio MA., Faro G., Weill FX., dan Giammanco G. 2009. Plasmidmediated multiple antibiotic resistance of Escherichia coli in crude and treated wastewater used in agriculture. Journal of Water and Health. 07.2. 251-8 Refdanita, Maksum R, Nurgani A, Endang P. 2004. Pola Kepekaan Kuman Terhadap Antibiotika di ruang intensif Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 2001-2002. Jakarta: Makara Kesehatan vol.8(2) Todar K. 2012. Pathogenic E. coli. http://www.textbookofbacteriology.net diakses 22 Maret 2014 Yenny dan Herwana E. 2007. Resistensi dari bakteri enterik: aspek global terhadap antimikroba. Universa Medicina. Vol 26 no 1. 46-56]. 6. REFERENSI Akano SO,. Daini OA,. Ojo MO,. Smith SI dan Akinside KA. 2009. Comparative analysis of antibiotic resistance and rplasmids of staphylococcus aureus isolates from human and dog samples. AFR. J. CLN. EXPER. MICROBIOL 10(3): 136-43. Bennet PM. 2008. Plasmid encoded antibiotic resistance: acquisition and transfer of antibiotic resistance genes in bacteria. British Journal of Pharmacology. 153. 347 57 Lamont RJ, Burne RA, Lantz MS, Leblanc DJ. 2006. Oral Microbiology and 277