BAB I PENDAHULUAN. kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan permasalahan yang dipandang sangat diperhatikan berbagai organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labour Organization (ILO), bahwa di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran aspek..., Aldo Zaendar, FKM UI, 2009

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berkualitas bagi suatu organisasi harus ada kinerja yang


BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin keutuhan dan kesempatan baik jasmani maupun rohani. Keselamatn

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar

Peranan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja Sebagai Wujud Keberhasilan Perusahaan

BAB IV HASIL PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era globalisasi saat ini, menuntut perusahaan berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Studi beberapa..., Annisa Putri Handayani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mengurangi kinerja, berdampak pada kondisi psikis pekerja, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia industri berkembang dengan pesat yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah


BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organisasi) dan. GATT (General Agremeent on Tariffs and Trade) yang akan berlaku tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung diri dipergunakan untuk melindungi tenaga kerja dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. industrialisasi dan globalisasi harus didukung dengan peralatan dan teknologi

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan


BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Dunia industri erat kaitannya dengan proses produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan taraf hidup serta mengurangi pengangguran. Kehadiran

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi tahun 2020 mendatang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. pekerja merupakan harapan setiap manajemen perusahaan, hal ini dapat. lingkungan kerja di sekitar pekerja ( Baedhowi,2007).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. namun penerapan alat pelindung diri ini sangat dianjurkan (Tarwaka,2008).

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,

BAB I PENDAHULUAN. dan dikendalikan. Salah satu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PETERNAK AYAM RAS DI KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM TAHUN 2011 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSPESI IKLIM KESELAMATAN DAN MASA KERJA DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA KONSTRUKSI PT.

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

MEMPELAJARI IDENTIFIKASI BAHAYA KERJA DIPROSES BAG MAKING PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING. Disusun Oleh: Andy Permana/

BAB 1 : PENDAHULUAN. maupun pemberi kerja, jajaran pelaksana, penyedia (supervisor) maupun manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di bidang usaha saat ini semakin kompetitif sehingga

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

BAB 1 : PENDAHULUAN. pertumbuhan industry dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

Universitas Diponegoro 2 Chief Environmental Engineer, Safety-Health_Environmental & Loss Control

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja

Transkripsi:

kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan program untuk mengurangi kejadian yang tidak diinginkan dan mencegah dampak kerugian material serta nonmaterial. 1 Menurut Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012 tentang penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) bab 1 pasal 1 menjelaskan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. 2 Penerapan K3 diharapkan mampu mencapai produktivitas kerja dan derajat kesehatan yang tinggi, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perusahaan, efisiensi di segala bidang serta tercipta K3 di tempat operasi, produksi, logistik, sumber daya manusia, keuangan dan pemasaran. Aspek K3 tidak dapat berjalan tanpa intervensi manajemen untuk mengelolanya. 4 K3 sebagai upaya mengurangi kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di perusahaan. 2 Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang menimbulkan korban cacat atau meninggal sedangkan penyakit akibat kerja merupakan kondisi kesehatan pekerja yang timbul dari proses kerja. 5 Penyebab kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat terjadi karena faktor kondisi alat dan material yang berbahaya, lingkungan kerja tidak aman serta adanya kegiatan manusia. 1 Data Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) menunjukkan jumlah kecelakaan kerja di Indonesia yang terjadi pada tahun 2007-2010 sebanyak 65.474 kasus, 83.714 kasus, 58.600 kasus, dan 54.398 kasus, sedangkan data Jamsostek di Kota Semarang pada tahun 2012-2013 sebanyak 1.0626 kasus, dan 1.525 kasus. 6 1

Sumber potensi bahaya dan faktor risiko di sebuah perusahaan tergantung dari sifat pekerjaan, jenis pekerjaan, penggunaan bahan kimia, penggunaan alat angkat-angkut, penggunaan listrik, dan mesin modern. 7 PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Central Java merupakan perusahaan yang memproduksi minuman ringan, memiliki faktor risiko dan potensi bahaya di setiap proses produksinya seperti potensi bahaya kebakaran, ledakan, tertabrak, terbentur, terpeleset, terjatuh, pajanan zat kimia dan lainnya. 8 Berdasarkan laporan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di PT. CCAI Central Java pada tahun 2012 menunjukkan 23 kejadian kecelakaan kerja terdiri dari 16 kecelakaan ringan, 5 kecelakaan sedang, 2 meninggal dunia, 348 penyakit akibat kerja, sedangkan pada tahun 2013 menunjukkan 18 kecelakaan kerja terdiri dari 4 kecelakaan ringan, 14 kecelakaan sedang, 362 kasus penyakit akibat kerja,dan tidak terdapat kasus kematian. 9 Peraturan K3 dibuat untuk menciptakan lingkungan kerja yang selamat dan sehat sehingga tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman, apabila terjadi sebuah pelangaran peraturan K3 dari tenaga kerja sama dengan memberikan kontribusi diri sendiri untuk terjadi kecelakaan. Tanggung jawab K3 menjadi kewajiban seluruh tenaga kerja dan pimpinan untuk menjaga keselamatan diri dan mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja. 10 Peraturan K3 di PT. CCAI Central Java berdasarkan laporan cheklist inspeksi Environment Occupational Safety and Healthy (EOSH) meliputi personal practices, safety vehicel dan forklift, meterial, pekerja dan cara kerja, mesin dan peralatan kerja, emergency respon, pest control, kondisi lingkungan kerja serta keamanan lingkungan kerja. 11 Kejadian kecelakaan kerja 80-85% dipengaruhi oleh faktor manusia. 10 Pengaruh faktor manusia disebabkan karena tindakan berbahaya yang dilakukan tenaga kerja dari kurangnya pengetahuan, ketrampilan, ketidak mampuan bekerja secara normal, kelelahan kerja, kurangnya motivasi dan kepuasan kerja, konsentrasi menurun, stres kerja, 2

sikap cenderung mencelakai diri serta sikap masa bodoh akan kepatuhan peraturan K3. 7 Kepatuhan adalah suatu sikap sejauh mana seseorang sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan secara profesional. 12 Kepatuhan berasal dari kata patuh yang berarti taat, suka menuruti, dan disiplin. Faktor yang mempengaruhi prilaku kepatuhan yaitu pendidikan, pelatihan, pengetahuan dan umur. Pendidikan, pelatihan dan pengetahuan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi kepribadian sehinga terbentuk persepsi yang menjadikan sikap dan diwujudkan dalam bentuk tidakan patuh sedangkan umur merupakan proses perkembangan mental yang mempengaruhi tindakan seseorang. 13 Di PT. CCAI Central Java kepatuhan terhadap peraturan K3 dinilai berdasarkan cheklist inspeksi EOSH yang meliputi kepatuhan menggunakan ID Card, kepatuhan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), kepatuhan terhadap instruksi kerja, penggunaan alat kerja, kepatuhan dalam pengoperasian mesin/kendaraan, pembatasan ijin kerja berisiko tinggi, pelatihan tenaga kerja, tidak bercanda saat bekerja, posisi tubuh dan mengangkat beban benar saat bekerja, komunikasi informal, serta taat akan rambu peringatan. Berdasarkan hasil laporan cheklist inspeksi EOSH PT. CCAI Central Java kepatuhan peraturan K3 pada tenaga kerja dan cara kerja tahun 2013 yang dilakukan dengan metode pengambilan data observasi lapangan atau yang disebut safety patrol dari seluruh tenaga kerja PT. CCAI menunjukkan masih terdapat beberapa pelanggaran yang dilakukan tenaga kerja terhadap peraturan K3. Pelanggaran tersebut berupa bercanda saat bekerja sebesar 25% kejadian, posisi tubuh tidak benar saat bekerja sebesar 25% kejadian, tidak menggunakan ID card sebesar 50% kejadian, mengangkat beban berlebihan sebesar 25% kejadian, bekerja tidak sesuai dengan instruksi kerja sebesar 25% kejadian dan pelanggaran rambu peringatan K3 sebesar 25% kejadian. 11 3

Pemenuhan kepatuhan peraturan K3 pada pekerja yang masih terdapat pelanggaran, membuat peneliti ingin meneliti faktor-faktor apa saja yang berhubungan terjadinya kepatuhan. Faktor-faktor yang akan diteliti meliputi masa kerja, umur, pendidikan, pengetahuan K3, pelatihan K3 yang didapat ditempat kerja yang dihubungkan dengan kepatuhan tenaga kerja terhadap peraturan K3 di PT. CCAI Central Java. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah Faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan kepatuhan tenaga kerja terhadap peraturan K3. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan tenaga kerja terhadap peraturan K3. 2. Tujuan Khusus. a. Mendeskripsikan pendidikan tenaga kerja. b. Mendeskripsikan pengetahuan K3 tenaga kerja. c. Mendeskripsikan masa kerja tenaga kerja. d. Mendeskripsikan umur tenaga kerja. e. Mendeskripsikan pelatihan K3 yang didapat tenaga kerja di tempat kerja. f. Mendeskripsikan kepatuhan tenaga kerja peraturan K3. g. Menganalisis hubungan pendidikan dengan kepatuhan tenaga kerja terhadap peraturan K3. h. Menganalisis hubungan pengetahuan K3 dengan kepatuhan tenaga kerja terhadap peraturan K3. i. Menganalisis hubungan masa kerja dengan kepatuhan tenaga kerja terhadap peraturan K3. 4

j. Menganalisis hubungan umur dengan kepatuhan tenaga kerja terhadap peraturan K3. k. Menganalisis hubungan pelatihan K3 yang didapat dengan kepatuhan tenaga kerja di tempat kerja terhadap peraturan K3. D. Manfaat 1. Praktis Bagi Pelayanan Kesehatan Penelitian ini dapat memberikan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan tenaga kerja terhadap peraturan K3 serta menjadi dasar bagi tenaga K3 dalam mengevaluasi faktor manusia dalam pengaruh terjadinya kecelakaan kerja. 2. Teoritis Kontribusi Penelitian dalam Upaya Pengembangan Ilmu secara teoritis Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk dikembangkan teoriteori yang mendukung penelitian selanjutnya. 3. Metodologis Kontribusi Penelitian dalam Upaya Pengembangan Ilmu secara Metodelogis Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk dilakukan penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelitian sebelumnya, penelitian sekarang yang akan dilakukan memiliki perbedaan yang terdapat pada : a. Varibel : Dalam penelitian sebelumnya variabel terikat yang digunakan adalah beberapa bagian dari peraturan K3 seperti penggunaan APD, kepatuhan instruksi kerja, pencapaian zero accident dan praktik K3. Beda dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel terikat yang digunakan meliputi keseluruhan kepatuhan tenaga kerja akan peraturan K3. 5

b. Metode Penelitian : Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian sebelumnya bersifat diskriptif kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Beda dengan penelitian yang akan dilakukan adalah bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. c. Metode Pengumpulan Data : Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian sebelumnya dengan wawancara mendalam. Beda dengan penelitian yang akan dilakukan adalah dengan metode pengumpulan data observasi dan wawancara mendalam. d. Alat Ukur : Dalam penelitian yang digunakan pada penelitian No Nama Peneliti 1. Yuli Hendra Kusuma 2. Hilna Yuliani sebelumnya alat ukur yang digunakan dengan kuesioner. Beda dengan penelitian yang akan dilakukan adalah alat ukur yang digunakan cheklist dan kuesioner. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Judul Penelitian Metode Penelitian Penelitian Beberapa faktor Studi survey yang berhubungan dengan praktik pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada Radiografer di instalasi radiologi 4 Rumah sakit di kota 2010 semarang Hubungan antara karakter individu, pengetahuan, dan sikap operator mesin winding unit spining vi dengan kepatuhan terhadap instruksi kerja di perusahaan tekstil semarang. 2008 in. umur, pelatihan, pendidikan, Masa dan keberadaan protap Kerja Praktik penggunaan APD independent: Karakteristik individu, pengetahuan dan sikap Kepatuhan instruksi kerja dengan pendekatan cross sectional dan metode wawancara menggunakan kuesioner mengetahui tentang karakteristik responden untuk data yang meliputi umur, pelatihan, tingkat pendidikan dan keberadaan protap Penelitian ini dengan desain cross sectional dimana pendekatan yang digunakan dengan chi square sampel sebanyak 44 orang diambil secara acidental Hasil Penelitian Tenaga kerja di Radiografer yang tidak patuh menggunakan APD 96,8 % dan tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik responden, umur p = 0,484 pendidikan p = 1,000 masa kerja 0,387 dengan praktik penggunaan APD Tidak ada hubungan antara karakteristik individu, pengetahuan, dan sikap dengan kepatuhan terhadap instruksi kerja 6

3. Amalia, Frida.R. 4. Astriana, furqan naeim, muhamad nur rohim Analisis tingkat kepatuhan personal dalam mendukung mencapai zero accident pada kesehatan dan keselamatan kerja (K3) Studi pada PT. Molindo Inti Gas Mankang Pengetahuan, persepsi dan praktik perlindungan diri terhadap risiko bahaya kimia pada karyawan percetakan di kota makasar 2013 in kepatuhan peraturan K3 dan pemakaian APD Pencapaian Zero accident in pengetahuan, persepsi dan praktik perlindungan diri bahaya kimia Jenis Penelitian deskriptif kualitatif pendekatan studi kasus dengan teknik pengambilan data key person yakni suppersial technikal suport & K3 secara wawancara mendalam Jenis penelitian deskriptif Peraturan K3 di PT. Molindu inti gas telah merujuk pada buku pedoman keselamatan dan kesehatan kerja PT. Molindo raya Edisi 1 tahun 1996 akan tetapi perlu adanya dislipin karena karyawan masih terdapat tidak disiplin Gambaran pengetahuan tinggi (26,0%), sedang (61,6%), dan rendah sebanyak (12,3%). persepsi positif (76,7%), persepsi negatif (23,3%). Karyawan melakukan cara kerja aman sebanyak (83,6%) sedangkan cara kerja tidak aman (16,4%). Karyawan yang menggunakan alat pelindung diri dengan kategori tidak baik (86,3%) sedangkan kategori baik (13,7%). 7