BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kota Surakarta. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan salah satu program penunjang dari rencana pembangunan jangka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Balayudha kilometer 4,5 Palembang Sumatera Selatan. Alasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu.

BAB III METODE PENELITIAN. ini desainnya termasuk jenis penelitian kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Purworejo Km. 5, yang terletak di Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Suatu penelitian, diperlukan adanya pendekatan penelitian. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Paguyaman dan dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIN. Hulonthalangi. Penetapan lokasi penelitian karena secara geografis mudah dijangkau

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan beberapa hal sebagai berikut. kawasan prioritas dalam hal pengelolaan sampah. memilih tempat tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di tiga buah sekolah menengah pertama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Magelang Provinsi Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. a. Sanggar Seni Santi Budaya Sukoharjo

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

penutup, dan melengkapi data-data yang sudah di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan. Di sini subjek dipandang secara holistik (menyeluruh) dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan serangkaian kegiatan ilmiah yang berfungsi untuk mencari kebenaran yang objektif terhadap suatu peristiwa, dimana kegiatan itu dilakukan secara sistematis, tertib, teratur, dan runtut dalam prosedur maupun proses berpikirnya. Kebenaran obyektif memerlukan dukungan data atau informasi bersifat empiris atau sesuai realita di lapangan, di sisi lain dapat dikatakan kebenaran apabila prosedur pencarian data dapat diterima dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Untuk memperoleh suatu kebenaran dari pengetahuan, suatu penelitian perlu menggunakan metode yang tepat agar hasil yang diperoleh benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Sugiyono, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (2011: 2-3). Secara umum data yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 1 Surakarta. Lokasi tersebut dipilih karena sarana dan prasarana yang digunakan sudah menggunakan teknologi komputer dan otomasi dalam pengaturan koleksi-koleksinya. Disisi lain perkembangan teknologi yang begitu pesat, dimana ditandai dengan penggunaan internet dalam berbagai aspek, menandakan kebutuhan informasi seharusnya semakin tinggi. Namun ruang komputer perpustakaan yang menyediakan fasilitas berinternet justru sepi pengunjung. 2. Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dari kegiatan persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, penyusunan laporan, dan pelaksanaan ujian skripsi. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk pengajuan judul sampai penulisan laporan akhir skripsi direncanakan dari bulan Januari 2016 sampai bulan Juni 2016.

Jadwal No Kegiatan 1 Pengajuan Judul 2 Penyusunan Proposal 3 Penyusunan desain penelitian 4 Pengumpulan data, analisis data 5 Penulisan laporan akhir 6 Pelaksanaan Ujian Skripsi Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian Tahun 2016 Januari Februari Maret April Mei Juni B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Dalam pendekatan secara umum, metode penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif berupaya mempelajari benda-benda di dalam konteks alaminya, yang bertujuan untuk memahami atau menafsirkan obyek yang diteliti secara nyata (Sugiyono, 2011). Moleong mengartikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (hal: 6). Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan makna, melalui penelusuran data yang mendalam. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang dapat diambil dari suatu nilai dibalik realitas yang tampak. Sehingga pada penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, melainkan pada kedalaman dalam menginterpretasikan suatu makna (Sugiyono, 2012: 3). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah cara cara atau prosedur yang digunakan untuk mendapatkan makna dibalik suatu peristiwa dimana penelitian harus bersifat naturalistik dan interpretatif. Dalam penelitian kualitatif terbagi dalam tiga jenis, yakni jenis penelitian eksploratif, deskriptif, dan eksplanatif. Penelitian eksploratif merupakan jenis penelitian yang bersifat mengeksplorasi atau menjelajah dimana peneliti belum mengetahui sama sekali apa yang terjadi. Penelitian deskriptif adalah peneliti sudah mengetahui beragam hal mengenai obyek yang akan diteliti yang terlibat dalam sasaran studinya. Sedangkan penelitian eksplanatif merupakan jenis penelitian kualitatif yang mengarah pada studi dengan analisis sebab-akibat, atau bisa disebut pengembangan atau lanjutan dari penelitian deskriptif (Narbuko & Ahmadi, 1999: 44). Berdasarkan permasalahan yang diajukan, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Hal tersebut dikarenakn peneliti berusaha memahami realita, menjelaskan tentang apa yang dialami subjek penelitian untuk kemudian didalami maknanya dengan diserta hasil analisis. Dalam penelitian ini peneliti berusaha mencari dan mendalami eksistensi perpustakaan dalam era digital, dilihat dari bagaimana kesiapan sarana prasarana dan koleksinya, sejauh mana dapat mempengaruhi minat siswa, guru, dan karyawan sebagai pengguna untuk memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan sekolah. 2. Strategi Penelitian Strategi merupakan bagian dari desain penelitian yang dapat menjelaskan bagaimana tujuan penelitian akan dicapai dan bagaimana masalah yang dihadapi

di dalam penelitian yang akan dikaji dan dipecahkan untuk dipahami. strategi penelitian adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data (H.B Sutopo,2002: 123). Strategi penelitian adalah faktor penting dalam pelaksaan penelitian. Pemilihan strategi penelitian didasarkan dan sangat berkaitan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal terpancang. Dimana di dalam penelitian ini studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya. Dalam hal ini peneliti sengaja memilih studi kasus tunggal. Studi kasus tunggal adalah penelitian hanya dilakukan pada satu sasaran,satu lokasi studi atau satu subjek (Sutopo, 2002: 111-112). Kalau sasaran studi tersebut memiliki karakteristik yang sama atau seragam maka penelitian tersebut tetap merupakan studi kasus tunggal. Terpancang artinya terfokus, maksudnya adalah dalam penelitian ini memfokuskan pada suatu masalah yang sudah ditetapkan sebelum peneliti terjun ketempat penelitian. Sutopo (2002: 112-113) mengungkapkan aspek tunggal bisa dilakukan pada sasaran satu orang atau lebih, satu desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara bangsa atau lebih, tergantung adanya kesamaan karakteristiknya atau adanya keseragaman. Aspek tunggal karakteristik dalam penelitian ini yang terkait lokasi yaitu di perpustakaan SMA Negeri 1 Surakarta, lalu pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada bulan Januari 2014-Desember 2015. C. Sumber Data Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata atau kalimat, tindakan dan dokumentasi. Enam sumber bukti yang dapat dijadikan fokus bagi pengumpulan data studi kasus adalah: dokumen, reakaman, arsip, wawancara, observasi langsung, observasi pemeran serta, dan perangkat fisik (Yin: 2000). oleh sebab itu, dalam penelitian kualitatif hasil dari pelaksanaan penelitian berupa data verbal yang menjelaskan permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

Berkaitan dengan sumber data, maka penelitian ini dapat memperoleh data dari sumber data sebagai berikut: 1. Sumber Data Primer : a. Narasumber Narasumber yang dipilih yaitu kepala perpustakaan selaku pembuat kebijakan perpustakaan, pegawai perpustakaan (pustakawan), wakil kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan, guru mata pelajaran dan siswa sebagai subjek yang langsung berkaitan dengan kemanfaatan dan keberlangsungan perpustakaan. b. Observasi Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda dan rekaman gambar (HB. Sutopo, 2002: 64). Dalam penelitian ini digunakan observasi berperan pasif dimana peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh obyek penelitian hanya sebagai pengamat saja. Hal yang diobservasi dalam penelitian adalah aktivitas sehari-hari di perpustakaan, meliputi pengguna perpustakaan yaitu guru dan siswa, serta para pustakawan terkait sistem manajeman dan pengelolaan perpustakaan atau aktivitas lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian. 2. Sumber data sekunder: Menurut Sugiyono (2011), sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat dokumen (hal: 54). Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang mempunyai kaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu (Sutopo, 2002: 54). Dokumen dan arsip merupakan rekaman tertulis berupa data-data yang dapat dilihat dan dibaca yang mempunyai hubungan dengan kegiatan atau peristiwa tertentu. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari dokumen atau arsip-arsip berupa buku agenda peminjaman buku-buku perpustakaan dan tata tertib perpustakaan. Dokumen atau arsip yang berupa buku atau file

daftar pengunjung, rekap peminjaman buku-buku perpustakaan sebagai pendukung data penelitian yang diperoleh dari petugas perpustakaan sekolah. D. Teknik Pengambilan Sampel (Cuplikan) Upaya pengambilan informan oleh peneliti harus dilakukan secara selektif dan hati-hati. Pengambilan informan dilakukan dengan melihat siapa informan yang mampu untuk menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Peneliti memilih informan yang dipandang tahu sehingga peneliti dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya. Dalam penelitian kualitatif, pengambilan informan tidak diperhitungkan dari segi kuantitas atau banyaknya informan, namun dari kualitas informan dalam memberikan informasi sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Untuk metode pengambilan informan, penelitian ini menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Dalam purposive sampling, peneliti memilih informan yang dianggap tahu informasi dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara mendalam (Sutopo, 2002: 56). Menurut Sugiyono (2010) purposive sampling adalah Teknik penentu sampel dengan pertimbangan tertentu (hlm. 124). Melalui teknik purposive sampling peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui data, informasi dan masalah penelitian secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Dalam teknik purposive sampling, peneliti tidak menjadikan semua orang sebagai informan yang dipandang tahu dan memahami tentang fokus persoalan dalam penelitian ini, melainkan peneliti melakukan seleksi supaya informan merupakan informan yang tepat dalam mendukung pencarian data. Kriteria pemilihan informan didasarkan pada keterkaitan informan dengan perpustakaan seperti pelaksana (pustakawan), penentu kebijakan (kepala sekolah, wakasek kurikulum, guru), dan pengguna (siswa). Sementara itu, teknik snowball menurut Bernard (1994) adalah cara yang efektif untuk membangun kerangka pengambilan sampel yang mendalam, dalam

populasi yang relatif kecil, yang masing-masing orang cenderung melakukan hubungan satu dan lainnya. Dalam pengambilan sampel ini, peneliti menentukan satu atau lebih individu atau tokoh kunci dan meminta dia atau mereka untuk menyebut orang-orang lain yang pada gilirannya dapat ditemui (hlm. 97). Sugiyono memaparkan bahwa snowball sampling adalah teknik Penentuan sampel mula-mula jumlah kecil, kemudian membesar (2010: 85). Ibarat bola salju yang menggelinding lama kelamaan menjadi besar. Teknik snowball sampling dilakukan dengan cara peneliti terjun ke lokasi secara langsung, lalu peneliti bertanya mengenai informasi yang diperlukan kepada informan pertama. Kemudian peneliti menanyakan kepada informan pertama untuk menunjukkan atau menyarankan siapa informan kedua. Demikian seterusnya informan kedua menunjukkan informan ketiga, lalu keempat dan seterusnya hingga peneliti mendapatkan informasi yang lebih mantap, lengkap dan mendalam. E. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari informan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:. 1. Wawancara Menurut Moleong (2001) wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (peneliti) sebagai orang yang mengajukan pertanyaan serta informan sebagai orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara (hlm: 35). Dengan kata lain wawancara berfungsi untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat menghasilkan pemaknaan yang kemudian dikonstruksi sesuai dengan topik yang dikaji. Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur atau teknik wawancara mendalam. Pada teknik ini peneliti datang secara langsung dengan responden atau obyek diteliti. Peneliti menanyakan secara langsung kepada responden dengan menanyakan sesuatu yang telah disusun sebelumnya

dalam bentuk pedoman wawancara. Kemudian pedoman wawancara tersebut atau interview guide berisi susunan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan peneliti sebelum proses wawancara dengan responden berlangsung. Interview guide digunakan sebagai patokan untuk poin-poin penting sesuai pokok permasalahan yang diangkat dari objek penelitian, kemudian pertanyaan mengalir sesuai jawaban dari informan guna memperoleh data yang lebih mendalam. Selain itu peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam untuk memperoleh berbagai data yang berkaitan dengan tata kelola perpustakaan SMA Negeri 1 dan pemanfaatannya oleh siswa, sejauh mana siswa dalam memanfaatkan perustakaan, sehingga dapat diketahui fungsi serta eksistensi perpustakaan di era teknologi informasi masa kini. Sutopo (2002) mengemukakan bahwa Wawancara mendalam ini dapat dilakukan pada waktu dan kondisi konteks yang dianggap paling tepat guna mendapatkan data yang rinci, jujur, dan mendalam (hlm. 59). Sedangkan menurut Esterberg (2002) menjelaskan bahwa tujuan wawancara mendalam (indepth interview) adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya (dalam Sugiyono, 2011: 320). Menurut Sugiyono supaya hasil wawancara dapat terdokumentasikan dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara dengan responden, maka peneliti menggunakan alat-alat bantu penelitian berupa buku catatan, alat perekam, dan kamera (2012: 81-82). Subjek wawancara atau responden adalah wakil kepala sekolah selaku pengambil kebijakan, guru, siswa, serta para pustakawan terkait sistem manajeman dan pengelolaan perpustakaan. 2. Observasi Sutopo (2002: 64) mengatakan Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar. Bungi menjelaskan observasi sebagai Kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indera, karena itu menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja panca indera mata yang dibantu panca indera yang lainnya untuk menangkap fenomena yang sedang diteliti (2008:1). Sehingga observasi dapat diartikan sebagai suatu pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan cara peneliti mendatangi tempat penelitian dan melakukan observasi atau pengamatan untuk memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial sehingga akan memperoleh pandangan yang luas, komprehensif, holistik dan menyeluruh. Menurut Spradley dalam Sutopo (2002: 65-69), Observasi dapat dibagi menjadi observasi tak berperan dan berperan. Observasi berperan terdiri dari berperan pasif, berperan aktif, dan berperan penuh. Dalam penelitian ini peneliti mengambil jenis observasi partisipatif dan peneliti sebagai partisipasi aktif, yakni peneliti hanya datang ke lokasi penelitian, melihat, memperhatikan, mewawancara tapi tidak melibatkan diri (Afifudin & Beni,2009: 139). Disini peneliti mengamati hal-hal yang berada di ruang perpustakaan serta melihat apa yang dikerjakan informan dan orang-orang di sekitarnya serta mendengarkan apa yang diucapkan mereka. Dalam hal ini peneliti hanya bertugas untuk menangkap makna dari perilaku informan.mula-mula peneliti datang ke ruang perpustakaan untuk mengamati interaksi dan kegiatan apa saja yang sedang berlangsung didalam perpustakaan. Kemudian peneliti melihat bagaimana keadaan perpustakaan, kegiatan siswa maupun pustakawan, serta melihat interaksi apa yang terjadi antara siswa dengan pustakawan, siswa dengan siswa lainnya maupun siswa dengan buku. 3. Dokumen/arsip Dokumen atau arsip merupakan sumber sekunder yang berfungsi sebagai bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis. Sumber tertulis dapat berupa buku, majalah ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi (Moleong, 2013: 158). Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 82) dokumen adalah Catatan peristiwa yang sudah berlalu. Sedangkan Sutopo (2002: 136) mengemukakan dokumen sebagai rekaman atau sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa tertentu

dan dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai sumber dalam penelitian. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, grafik tabel atau angka, dan karya-karya dari seseorang. Dokumen berbentuk tulisan dapat berupa catatan sejarah kehidupan seseorang, biografi, peraturan kebijakan, dan lain-lain. sedangkan dokumen berbentuk karya misalnya karya seni dapat berupa karya pahatan seperti patung, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, teknik yang dilakukan adalah menganalisis dokumen dan arsip dengan cara mengamati, mencatat, dan menyimpulkan apa yang tersirat dalam setiap arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dokumen dan arsip yang dimaksud bisa berupa aturan tata tertib pengunjung perpustakaan, daftar buku, data pengunjung dan peminjam buku perpustakaan. Seiring perkembangan teknologi, dokumen atau arsip tidak hanya disimpan dalam bentuk cetak (manual) melainkan sudah terdapat versi digital (data) yang tersimpan dalam komputer. F. Uji Validitas Data Dalam penelitian, data yang berhasil dikumpulkan perlu diuji kebenarannya. Supaya data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, perlu dilakukan uji validitas data. Untuk memperoleh validitas data maka diperlukan suatu cara untuk membuktikan data tersebut valid atau tidak. Dalam penelitian ini, uji validitas data menggunakan metode triangulasi. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibiltas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. (Sugiyono, 2012: 83) Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data, untuk keperluan pengecekan sebagai bahan pembanding

terhadap data tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan triagulasi sumber yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan atau informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dengan metode kualitatif. Informasi yang diperoleh selalu dibandingkan dengan data atau informasi yang lain untuk mengecek kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Selain itu penulis menggunakan triangulasi metode yaitu pengumpulan data dengan teknik pengumpulan data yang berbeda. Teknik yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Sehingga data dan informasi dapat teruji secara valid dimana hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan atau informasi yang lebih kuat validitasnya. G. Analisis data Analisis data merupakan proses yang bertujuan untuk mengolah dan menelaah hasil data yang kita temukan di lapangan. Pada penelitian kualitatif teknik analisis yang digunakan diarahkan untuk menjawab rumusan masalah. Dalam penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu analisis SWOT dan analisis interaktif. Alasan menggunakan teknik analisis SWOT supaya dapat memberikan gambaran jelas mengenai situasi yang dihadapi. Gatot Subroto (2001) dalam jurnal Analisis SWOT Tinjauan Awal Pendekatan Manajemen No.26 mengemukakan bahwa Analisa SWOT merupakan sebuah alat analisis yang cukup baik, efektif, dan efisien serta sebagai alat yang cepat dalam menemu kenali kemungkinan-kemungkinan yang berkaitan dengan pengembangan awal program-program inovasi baru di dalam sekolah, disamping dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan dalam organisasi atau komite bahkan individu (hlm. 8-9). Analisis SWOT, menurut Jim Riley (2012) dapat dibagi menjadi empat komponen dasar, yaitu: 1. Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. 2. Weakness, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan organisasi atau program saat ini.

3. Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan. 4. Threat, adalah situasi yang merupaka ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan. Sedangkan dalam analisis interaktif, Miles dan Huberman (1992: 16-20) menjelaskan secara sederhana terdapat dua model pokok analisis di dalam penelitian yaitu model analisis jalinan atau mengalir dan model analisis interaktif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan moel analisis interaktif dengan uraiannya sebagai berikut: 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang meliputi proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Proses ini berlangsung secara terus menerus sepanjang pelaksanaan penelitian. Reduksi data merupakan bagian dari proses analisis yang berfungsi untuk mempertegas, serta menyingkirkan hal-hal yang tidak diperlukan supaya lebih fokus dalam mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat dibuat kesimpulan penelitian. Proses reduksi data yang dilakukan peneliti adalah seperti memfokuskan tujuan penelitian, merangkum hasil catatan lapangan (fieldnote), dan pengkategorian data berdasarkan jenis dan informan yang diperoleh melalui tahapan seleksi tertentu. 2. Sajian Data (Display) Sajian data yaitu kumpulan informasi yang telah tersusun secara logis dan sistematis dari sejumlah data yang sudah disederhanakan, sehingga mudah dipahami dan dibaca. Sajian ini bisa berupa rangkuman tabel, diagram, maupun matriks. Proses ini dilakukan setelah data di reduksi, kemudian langkah selanjutnya menyajikan data supaya mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif sajian tersebut dapat berupa uraian singkat, hubungan antar kategori, bagan dan lain sebagainya. Penyajian data

dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi langsung dan wawancara mendalam. Kemudian untuk memperkuat analisis data atas jawaban dari pertanyaan penelitian, hasil wawancara disajikan dalam bentuk petikan wawancara. Sedangkan data sekunder berupa dokumen dan arsip disajikan dalam bentuk narasi. 3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Kesimpulan yang dihasilkan memerlukan verifikasi agar benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan tujuan awal peneliti yaitu mencari kesimpulan dan makna dari hasil penelitiannya. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan data yang telah dicatat, dilihat, ditemui serta didengar sesuai pada rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Untuk itu, penulis melakukan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali, melihat lagi catatan lapangan sehingga penelitian lebih bisa dipercaya. Berikut komponen dalam analisis data menurut Miles dan Huberman (1992: 20): Pengumpulan data Penyajian data Reduksi data Penarikan kesimpulan Gambar 3.1. Model Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huberman H. Prosedur Penelitian Kegiatan Penelitian Kualitatif memiliki tahap-tahap tertentu yang harus dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut meliputi tahap persiapan, tahap

pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan penelitian (Sutopo, 2000). Dalam penelitian ini peneliti melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Persiapan. a. Menyusun proposal penelitian yang meliputi pengajuan judul dan tulisan proposal penelitian kepada dosen pembimbing. b. Membuat desain penelitian yaitu dengan mengumpulkan bahan/sumber materi penelitian yang berasal dari lapangan berupa data dan pengamatan awal serta menyiapkan instrumen penelitian atau alat observasi. c. Mengurus perizinan penelitian. 2. Pengumpulan Data. a. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan pengamatan berperan serta atau observasi partisipan. b. Membuat fieldnote (catatan lapangan) dan transkrip hasil wawancara. c. Memilah dan mengatur data sesuai kebutuhan. 3. Analisis Data. a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai desain penelitian yang meliputi reduksi data (pembuatan matriks hasil penelitian lapangan), penyajian data (pembuatan matriks hasil lapangan dengan matriks teori) dan penarikan kesimpulan (verifikasi). b. Mengembangkan hasil intepretasi data dengan analisis lanjut kemudian disesuaikan dengan hasil temuan di lapangan. c. Melakukan pengayaan dalam menganalisis data yang sudah ada dengan dosen pembimbing. d. Membuat simpulan dan melakukan verifikasi keabsahan data. 4. Penyusunan Laporan Penelitian. a. Penyusunan laporan awal. b. Review laporan yaitu mendiskusikan laporan yang telah disusun dengan dosen pembimbing. c. Melakukan perbaikan laporan sesuai hasil yang telah didiskusikan d. Penyusunan laporan akhir.