RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK SKALA KECIL MENJADI PUPUK DOSEN PEMBIMBING : Ir. Suhariyanto, MT INSTRUKTUR PEMBIMBING : Miftahulal Huda, ST, M.pd DISUSUN OLEH : M. Faizin 2108039020 Arizal Zamali 2108039039
1 LATAR BELAKANG Sampah Organik TPS Truk Sampah TPA
1 LATAR BELAKANG
2 RUMUSAN MASALAH 5. Berapa dimensi poros dan pasak, dan bahan apa yang digunakan? 4. Tipe belt & umur belt? 3. Berapa besar daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan mesin pecacah tersebut? 2. Berapa besar putaran mesin yang dibutuhkan? 1. Bagaimana membuat mesin pencacah yang dapat bekerja dengan baik?
3 BATASAN MASALAH 1.Membuat prototype mesin pencacah sampah organik skala kecil menjadi pupuk organik. 4. Perhitungan analisa meliputi perencanaan daya, pulley dan belt, poros, pasak, bantalan. 2. Tidak membahas tentang proses pembuatan pupuk, hanya sebatas pemotongan sampah organik. 3. Bahan baku yang dapat dicacah mesin ini adalah sampah organik.
4 TUJUAN & MANFAAT 1. Merencanakan dan membuat mesin pencacah sampah organik. 2. Berapa putaran mesin yang dibutuhkan 3. Mengetahui daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan mesin pencacah. 4. Menentukan tipe belt dan umur belt pada mesin pencacah tersebut. 5. Merencanakan dimensi poros dan pasak serta menentukan bahan yang akan digunakan. 1. Mesin digunakan untuk mengurangi sampah yang merugikan masyarakat dijadikan menjadi sebuah hal yang lebih bermanfaat, yaitu pupuk organik. 2. Dapat mengaplikasikan ilmu secara langsung yang diperoleh selama kuliah dalam menyelesaikan masalah yang timbul dilapangan langsung.
5 METODOLOGI OBSERVASI START STUDY LITERATUR A A DATA LAPANGAN GAMBAR SKET DAN PERHITUNGAN PENGADAAN ALAT PERAKITAN UJI COBA MESIN APAKAH MESIN DAPAT BEKERJA DENGAN BAIK PENGUJIAN KAPASITAS MESIN PEMBUATAN LAPORAN YA TIDAK A A SELESAI
6 GAMBAR SKET Keterangan Mesin : 1. Motor Listrik 2. V-belt 3. Rangka Mesin 4. Poros dan Pisau Pencacah 5. Bantalan 6. Pulley 7. Hopper 8. Casing Pencacah 9. Saluran Output
CARA KERJA MESIN
7 PERHITUNGAN 1. DAYA YANG DIBUTUHKAN A. Daya Total P total = P pencacah + P inersia Dimana : P pencacah = F. V (sighley, perencanaan teknik mesin, 1986 : 162) P inersia = P 1(pisau) + P 2(poros) Jadi, P total = 355,809 + 268,58 = 624,089 watt = 0,835 HP
8 PERHITUNGAN 2. Perencanaan Belt 2. PERENCANAAN BELT Diketahui : n = 1400 Pd = 1,079 Maka, dapat diketahui Type Belt yang akan digunakan adalah type A dengan klasifikasi {lebar (b =13mm), tinggi (h) = 8mm, Luas (A) = 0,81cm 2 }
9 PERHITUNGAN 3. Perencanaan Poros 3. PERENCANAAN POROS Bahan poros : JIS G 4501 S 30C Kekuatan tarik : 48 kg/mm 2 (Table 1.1, Sularso 1991 hal : 3) Faktor keamanan (N) : 2 Sedangkan untuk Diameter Poros : d 19,86 mm Sehinggah agar poros aman dipakai diameter poros 40mm
10 PERHITUNGAN 4. Pasak 4. PASAK Diketahui : W = 0,008 m D = 0,04 m T = 2, 43 Nm N = 2 Syp = 48 kg/mm 2 = 48. 10 6 kg/m 2 Ssyp = 48. 10 6 x 0, 58 = 27840000 kg/m 2 L 10 mm Dalam perencanaan ini panjang pasak yang dipilih adalah 15 mm
11 PERHITUNGAN 5. PENGUJIAN KAPASITAS Metode pengujiannya dengan cara sebagai berikut : a. Sampah dimasukkan kedalam hopper b. Pengujian dilakukan selama 3 menit c. Pengujiannya dilakukan sebanyak 3 x Kemudian hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : No Waktu (t) Hasil (m) 1 3 menit 15,22 kg 2 3 menit 15,5 kg 3 3 menit 15,3 kg Rata-rata 15,3 Q = = 5,1 Kg/menit
12 KESIMPULAN 1. Mesin dapat berjalan dengan baik. 2. Daya yang dibutuhkan oleh mesin pencacah sampah sebesar 619,80 watt = 0,83 Hp. 3. Belt yang digunakan adalah Jenis V-Belt type A{ lebar (b =13mm), tinggi (h) = 8mm, Luas (A) = 0,81cm 2 } dengan panjang belt 2000 mm, Jumlah belt 1 buah dan umur belt 533478,61 jam. 4. Diameter yang dipakai diameter 40mm dan panjang pasak 15mm, Sedangkan bahan Poros yang digunakan JIS G 4501 S 30 C (baja karbon kontruksi mesin) dan untuk bahan bearing yang dipakai 5S BNT 5. Kapasitas mesin pencacah sampah organik adalah 5,1 Kg/menit
13 SARAN Konstruksi mesin sebaiknya lebih kokoh dan diberi roda bertujuan untuk mengurangi getaran dan dapat memudahkan memindahkan mesin. Dari segi keamanan, sebaiknya belt diberi sebuah penutup untuk meminimalisir kecelakaan pada saat belt berputar.
14 DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.uwityangyoyo.wordpress.com 2. Slamet J.S, 2002. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 3. Gelbert M, Prihanto D, dan Suprihatin A, 1996. Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup dan Wall Chart. Buku Panduan Pendidikan Lingkungan Hidup, PPPGT/VEDC, Malang. 4. Singkey, Joseph E. 1986. Mechanical Engineering Design, Edisi ke 4, PT Erlangga. Jakarta. 5. Sularso, Kiyokatsu Suga. 1991. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Cetakan ke 7, PT Pradnya Paramita, Jakarta. 6. Dobrovolsky, A.1978 : Machine Elements. Moscow. 7. Suhariyanto. 2006. Elemen Mesin I. Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 8. Suhariyanto, Syamsul Hadi. 2004. Elemen Mesin II. Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
LATAR BELAKANG TERIMA KASIH