STUDI JENIS PROBE EDDY CURRENT UNTUK INSPEKSI PEMBANGKIT UAP PWR ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KEHANDALAN MATERIAL KOMPONEN BAGIAN DALAM BEJANA TEKAN REAKTOR AIR BERTEKANAN

AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA

KEBUTUHAN SDM UJI TAK RUSAK UNTUK INSPEKSI PRE- SERVICE PADA PEMBANGUNAN PLTN PERTAMA DI INDONESIA

PRE-SERVICE INSPECTION BEJANA TEKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ultrasonic Testing. Prinsip Ultrasonic. Prinsip Pemeriksaan Ultrasonic. Pembangkit ultrasonic 08/01/2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

PEMERIKSAAN VISUAL PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBEREAKTOR KARTINI DENGAN METODE UJI TIDAK MERUSAK BORESCOPE EVEREST XLG3

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Skema pressurized water reactor ( September 2015)

ESTIMASI UMUR FATIK MENGGUNAKAN PEMBEBANAN ROTATING BENDING PADA MATERIAL SS 304

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

penetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant.

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

BAB I PENDAHULUAN. T u g a s A k h i r

PEMBUATAN PROBE EDDY CURRENT DIFFERENSIAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. PENGERTIAN METODE NDT (NON DESTRUCTIVE TESTING)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Ferdy Ramdani 1, Wing Hendroprasetyo Akbar Putra 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

Analisis Pengaruh Suhu dan KONSENTRASI KLORIDA Terhadap Aspek Korosi Material INCONEL 690 sebagai tube pembangkit uap REAKTOR PWR ABSTRAK

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH

Penilaian Risiko dan Penjadwalan Inspeksi pada Pressure Vessel Gas Separation Unit dengan Metode Risk Based Inspection pada CPPG

Definisi. Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN ABSTRAK

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

MONITORING KETEBALAN PIPA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER REAKTOR G.A. SIWABESSY

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

OPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER DENGAN MEMPERHATIKAN FLUIDA KERJA YANG DIGUNAKAN

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

I. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas

Oleh : Febrianto Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir

Analisa Data & Perhitungan

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB V ANALISIS BAB V ANALISIS. 5.1 Analisis History

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS TEGANGAN PADA SAMBUNGAN NOSEL MASUK DAN KELUAR BEJANA TEKAN REAKTOR DENGAN MEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1.1 Konstruksi Boiler

PRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

PENGUJIAN KEANDALAN PEMBANGKIT UAP

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III MAGNETISME. Tujuan Penmbelajaran : - Memahami dan mengerti tentang sifat-sifat magnet, bahan dan kegunaannya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mekanik, listrik, kimia dan konstruksi, dan bahkan kehidupan sehari-hari dapat

KOMPARASI ASPEK EKONOMI TEKNIK SC (STEEL PLATE REINFORCED CONCRETE) DAN RC (REINFORCED CONCRETE) PADA KONSTRUKSI DINDING PENGUNGKUNG REAKTOR

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

BAB II LANDASAN TEORI

Session 10 Steam Turbine Instrumentation

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

KAJIAN TEHADAP TERJADINYA NOISE

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

Magnet Rudi Susanto 1

KUALIFIKASI PERSONIL UJI TAK RUSAK DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI NUKLIR DI INDONESIA

Mekatronika Modul 9 Motor Stepper

DASAR-DASAR PENGELASAN

PROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA KEGAGALAN MATERIAL SA-210C PADA APLIKASI BOILER STEAM PIPE

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai banyak manfaat adalah daging buah (Palungkung, 2004). Berikut komposisi. Tabel.1 Komposisi Buah Kelapa

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa?

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN

Transkripsi:

STUDI JENIS PROBE EDDY CURRENT UNTUK INSPEKSI PEMBANGKIT UAP PWR Mudi Haryanto, S. Nitiswati Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir BATAN ABSTRAK STUDI JENIS PROBE EDDY CURRENT UNTUK INSPEKSI PEMBANGKIT UAP PWR. Pembangkit uap adalah komponen utama PLTN yang berfungsi sebagai penghasil uap jenuh tekanan tinggi. Degradasi penuaan pembangkit uap khususnya pada tabungnya akan menyebabkan cacat pada dinding tabung bagian luar dan bagian dalam. Cacat pada tabung pembangkit uap adalah primary water stress corrosion cracking, korosi, erosi, denting dan retak. Untuk menjamin kelangsungan beroperasinya pembangkit uap, perlu dilakukan inspeksi dengan teknik eddy current. Makalah ini mempelajari berbagai jenis probe yang digunakan untuk inspeksi pembangkit uap. Untuk teknik eddy current ada dua jenis probe yang biasa digunakan yaitu probe absolut dan probe differensial. Dari berbagai jenis cacat pada pembangkit uap perlu ditentukan jenis probe yang tepat untuk digunakan mendeteksi semua jenis cacat tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji jenis probe eddy current yang dapat digunakan untuk inspeksi steam generator, dengan sekali scanning pada tiap tabung dalam mendeteksi semua jenis cacat. Metodologi yang digunakan adalah memahami desain pembangkit uap, memahami berbagai jenis cacat yang ada pada pembangkit uap dan mengkaji jenis probe didasarkan pada jenis dan karakteristik cacat yang ada pada pembangkit uap. Hasil kajian diperoleh jenis probe untuk inspeksi pembangkit uap PWR yaitu probe array eddy current. Probe array ini mampu mendeteksi semua jenis cacat korosi meliputi korosi lokal (pitting corrosion), korosi gradual (wastage, fretting) dan berbagai macam retak baik retak melingkar maupun retak memanjang dalam satu kali scanning (sapuan). Keunggulan lainnya dari probe array ini adalah mampu untuk menghemat waktu dan biaya inspeksi. Kata Kunci : eddy current, tabung pembangkit uap, uji tak rusak ABSTRACT STUDY OF EDDY CURRENT PROBE TYPE TO INSPECT PWR STEAM GENERATOR. Steam generator is a major component of the nuclear power plants that produces high pressure saturated steam. Ageing degradation of steam generator tubes can cause defects on the inside and outside of the tube. Example of steam generator tubes defects are primary water stress corrosion cracking, corrosion and erosion, denting, and crack. To ensure continuity of steam generator operation, an inspection needs to be done by utilizeing eddy current technique. This paper studies on the various probe types used for steam generator inspection. There are two type of probes commonly used for eddy current technique such as absolute and differential probes. Based on various defects in the steam generator, an appropriate type of probe to detect all types of the defects needs to be determined. The purpose of this research is to assess the type of eddy current probes used to inspect a steam generator with a single scanning of each tube in detecting all types of defect. The method was used covered understanding design of steam generator, understanding the various types of defects that exist in the steam generator and assessing the types of probes based on the type and characteristics of the existing defects in steam generator. Result of assessment showed that the type of probe for inspection of PWR steam generator was eddy current array probe. This array probe is able to detect all types of corrosion defects covered local corrosion (pitting corrosion), gradual corrosion (wastage, fretting) and circumferential crack or longitudinal crack in a single scanning. The other advantage of array probe is its ability to save time and cost of inspection. Keywords : eddy current, steam generator tube, non destructive test 142

PENDAHULUAN Pembangkit uap merupakan komponen utama dari reaktor air bertekanan (Pressurized Water Reactor, PWR) yang berfungsi sebagai penghasil uap jenuh tekanan tinggi yang digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik. Pembangkit uap akan mengalami penuaan dan degradasi khususnya pada tabung-tabungnya yang merupakan salah satu penghalang fisik terhadap pelepasan radioaktif. Akibat penuaan, pada tabung-tabung pembangkit uap akan terjadi korosi, erosi, retak, dan lubang-lubang. Apabila tabung mengalami retak tembus atau lubang tembus (100% through wall) akan menyebabkan fluida pendingin primer yang radioaktif bocor dan bercampur dengan fluida pendingin sekunder sehingga mengakibatkan pelepasan radioaktif ke lingkungan (1). Hal ini tentu saja tidak diharapkan. Oleh karena itu tabung pembangkit uap harus di inspeksi untuk mengetahui kondisi/keadaannya dari waktu ke waktu, sehingga kemungkinan paling buruk terjadi kebocoran tabung pembangkit uap yang mengakibatkan pembangkit uap harus berhenti beroperasi dapat diminimalisasi. Untuk menjamin kelangsungan beroperasinya pembangkit uap perlu dilakukan inspeksi dengan metode yang lazim digunakan adalah uji tak rusak (Non Destructive Test, NDT) dengan teknik eddy current (2). Prinsip kerja teknik eddy current sangat sederhana yaitu dengan induksi elektromagnetik (3). Dengan prinsip tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi korosi, erosi, denting dan retak. Salah satu faktor yang menentukan keberhasi- lan dalam melakukan inspeksi pembangkit uap adalah kemampuan seseorang (inspektor) untuk memprediksi terlebih dahulu jenis cacat yang mungkin ada/terjadi pada tabung pembangkit uap. Contohnya: jenis cacat korosi apakah korosi sumuran atau korosi gradual, dan retak misalnya apakah arahnya circumferential atau longitudinal, sehingga dengan sekali melakukan inspeksi tidak ada cacat yang tidak terdeteksi. Untuk itu faktor pemilihan jenis probe yang akan digunakan untuk inspeksi tabung pembangkit uap harus tepat sehingga tidak perlu mengganti probe sampai berulang-ulang. Oleh karena itu studi terkait jenis probe eddy current untuk inspeksi pembangkit uap PWR perlu dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji jenis probe eddy current yang tepat digunakan untuk inspeksi pembangkit uap dalam sekali scanning (sapuan). Diharapkan dari hasil kajian ini dapat diperoleh jenis probe yang tepat digunakan untuk inspeksi pembangkit uap dengan teknik eddy current. TEORI Pembangkit uap Pembangkit uap reaktor air bertekanan (Pressurized Water Reactor, PWR) adalah penukar panas skala besar terdiri lebih dari sepuluh ribu tabung penukar panas (desain terkini) yang disebut dengan tube bundle. Pembangkit uap dibagi menjadi 2 sisi, yaitu sisi primer dan sisi sekunder. Fluida pendingin primer reaktor yang panas dan radioaktif mengalir di dalam tabung-tabung penukar panas dan mendidihkan fluida sekunder yang 143

mengalir pada sisi bagian luar tabung-tabung (sisi sekunder) untuk menghasilkan uap yang akan menggerakkan turbin (4). Pembangkit uap PLTN tipe PWR yang lazim digunakan adalah tipe cangkang dan tabung (shell and tube) dengan bentuk tabungnya resirkulasi yaitu pada salah satu ujung tabung bagian atas berbentuk lengkungan U (U-bend) terbalik dan bentuk tabung once through. Material terkini digunakan sebagai material tabung pembangkit uap adalah paduan nikel tinggi yaitu alloy 600, alloy 690, dan alloy 800 Mod. (5). Pembangkit uap dikonstruksi dengan cara memasang tabung -tabung penukar panas secara mekanik pada tube sheet yang terbuat dari bahan baja karbon dan di las tertutup. Untuk menjaga kontak fisik antara tabung yang satu dengan sekunder) untuk menghasilkan uap yang akan menggerakkan turbin (4). Pembangkit uap PLTN tipe PWR yang lazim digunakan adalah tipe cangkang dan tabung (shell and tube) dengan bentuk tabungnya resirkulasi yaitu pada salah satu ujung tabung bagian atas berbentuk lengkungan U (U-bend) terbalik dan bentuk tabung once through. Material terkini digunakan sebagai material tabung pembangkit uap adalah paduan nikel tinggi yaitu alloy 600, alloy 690, dan alloy 800 Mod. (5). Pembangkit uap dikonstruksi dengan cara memasang tabung-tabung penukar panas secara mekanik pada tube sheet yang terbuat dari bahan baja karbon dan di las tertutup. Untuk menjaga kontak fisik antara tabung yang satu dengan tabung yang lainnya, maka sepanjang tabung vertikal yang lurus (straight tube) dipasang pelat penyangga tabung (tube support plate). Pada tabung bagian atas yaitu pada dae- rah lengkungan U (U-bend) dipasang batangan pemegang tabung yang dikenal dengan nama anti vibration bar (AVB) yang berfungsi untuk menguatkan tabung-tabung dan membatasi amplitudo vibrasi sehingga pengaruh vibrasi yang dapat mengakibatkan tabung retak dapat diminimalisasi (1). Gambar penampang lintang pembangkit uap PWR tipe resirkulasi ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Penampang lintang pembangkit uap PWR, tipe resirkulasi (1) Mekanisme degradasi pembangkit uap Pembangkit uap akan mengalami berbagai mekanisme degradasi selama operasi terutama pada bagian tabung-tabungnya. Degradasi ini dapat disebabkan karena proses pabrikasi ketika pembuatan tabung dan karena pengaruh kondisi lingkungan selama beroperasi. Lokasi dan mekanisme degradasi tabung pembangkit uap PWR tipe resirkulasi ditunjukkan pada Gambar 2. 144

Gambar 2. Lokasi dan mekanisme degradasi dinding tabung pembangkit uap PWR tipe resirkulasi [1] Dari Gambar 2 di atas diketahui bahwa mekanisme degradasi tabung pembangkit uap antara lain PWSCC (primary water (stress corrosion cracking), pitting, denting, wastage, fretting atau wear. Mekanisme degradasi tersebut dijelaskan sebagai berikut: Primary water stress corrosion cracking (PWSCC) adalah retak yang terjadi pada lokasi tertentu dari permukaan bagian dalam tabung pembangkit uap resirkulasi yang disebabkan karena adanya tegangan sisa yang tinggi karena proses pabrikasi.. Lokasi yang rentan terjadi PWSCC adalah daerah-daerah lengkungan U (U-bend) dari deretan tabung bagian dalam (tabung dengan radius lengkungan kecil), daerah transisi rol dari pada tube sheet dan pada lokasi denting (1). Pitting adalah korosi lokal disebabkan karena tumpukan endapan pengotor (sludge pile) atau kerak air yang mengandung deposit tembaga sehingga mengakibatkan lubanglubang kecil (sumuran-sumuran) pada permukaan luar tabung pembangkit uap dimana fluida sekunder mengalir.. Apabila lokasi antara pitting yang satu dengan pitting yang lain saling bersinggungan dapat membentuk retak. Pitting dapat terjadi di semua lokasi sepanjang tabung pembangkit uap (1). Denting adalah deformasi plastis tabung akibat pertumbuhan dan penumpukan produk korosi (magnetite) pelat penyangga tabung (tube support plate) yang terbuat dari material baja karbon. Untuk pembangkit uap desain generasi lama, pada pelat penyangga tabung tidak ada celah sehingga endapan pengotor atau sisa produk korosi terakumulasi terus menerus pada area kontak antara bagian luar tabung dengan pelat penyangga tabung. Karena hal ini berlangsung terus menerus mengakibatkan terjadinya denting pada tabung. Denting tidak termasuk cacat (defect) karena dinding tabung tidak mengalami penipisan, hanya terjadi perubahan geometri tabung (1,4). Akibatnya terjadi perubahan geometri tabung dan diameter dalam tabung mengecil. Denting tidak termasuk cacat (defect) karena dinding tabung pembangkit uap tidak mengalami penipisan (1,4). Wastage adalah penipisan logam secara merata sebagai akibat adanya korosi yang ditimbulkan oleh substansi agresif yang terkonsentrasi pada permukaan tabung akibat adanya endapan yang ada di dinding tabung. Wastage pada umumnya terjadi pada pembangkit uap yang menggunakan bahan fosfat 145

yang dibutuhkan untuk mengendalikan kimia air sisi sekunder (1). Fretting adalah degradasi tabung akibat adanya vibrasi yang disebabkan oleh aliran dengan kecepatan aliran yang tinggi (flow induced vibration) di daerah sekitar bundel tabung, sehingga tabung mengalami keausan (wear). Keausan ini disebabkan oleh gesekan atau terjadinya kontak antara tabung dengan bagian struktur seperti pelat penyanggaa tabung (tube support plates), penyangga tabung U (U-bend), baffle preheater. Penipisan pada tabung atau bagian struktur lainnya mungkin saja bisa terjadi. Mekanisme penipisan tersebut pada awalnya merupakan persoalan mekanik, dan penipisan tersebut dapat dipercepat dengan adanya proses korosi. Intergranular Stress Corrosion (IGSCC) adalah proses korosi yang menghasilkan retak pada tabung yang disebabkan oleh kombinasi tegangan, material yang rentan, dan lingkungan yang korosif. Intergranular Attack (IGA) adalah proses korosi yang menyebabkan kehilangan logam pada batas butir. Terjadinya korosi IGA tidak memerlukan faktor stress, tidak seperti IGSCC yang memerlukan faktor stress (1,5). Fatique adalah retak circumferential tabung pembangkit uap khususnya pada puncak pelat penyangga tabung atau pada penyangga di daerah U-bend. Retak terjadi dengan arah melingkar (circumferential) dan mengalami propagasi sekitar keliling tabung. Retak biasanya adalah transgranular. Propagasi fatik disebabkan oleh vibrasi aliran yang menghasilkan tegangan siklik. Kehadiran korosi pada umumnya didominasi oleh fatik mekanik, namun pertumbuhan keretakan dapat dipercepat dengan meningkatnya kondisi korosi. Metoda Eddy Current Prinsip uji teknik eddy current didasarkan pada fenomena fisika induksi elektromagnetik, ditunjukkan pada Gambar 3. Bila pada probe eddy current diberi arus bolak balik maka arus akan mengalir melalui kumparan kawat dan menghasilkan medan magnetik. Jika probe tersebut didekatkan pada bahan konduktif seperti potongan uji logam, maka akan timbul arus pusar pada logam tersebut akibat pengaruh medan magnet probe. Arus pusar yang timbul pada logam akan membangkitkan medan magnet yang akan berinteraksi dengan kumparan probe. Bila pada logam tersebut ada cacat maka akan terjadi pola perubahan impedansi pada kumparan probe. Pola perubahan impedansi ditunjukkan dengan besaran amplitude dan sudut phasa. Amplitudo menunjukkan besaran cacat sedangkan sudut phasa menunjukkan kedalaman cacat (3). Gambar 3. Prinsip kerja teknik eddy current (3) 146

Jenis jenis probe 1. Probe Bobbin Probe bobbin adalah probe yang khusus untuk memeriksa tabung dengan kumparan yang arahnya melingkar searah radius tabung yang diperiksa dan letaknya di dalam tabung. Dilihat dari bentuk sinyal yang dikeluarkan, ada 2 jenis probe bobbin yaitu probe bobbin absolute yang hanya mempunyai satu kumparan dan probe bobbin differential yang mempunyai 2 kumparan dengan arah lilitan yang saling berlawanan seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Sedangkan bentuk fisik probe bobbin absolute dan probe bobbin differential ditunjukkan pada Gambar 5. retak yang arahnya memanjang (longitudinal) searah panjang tabung. 2. Probe Multifrequency Rotating Pancake Coil (MRPC) Probe MRPC terdiri dari 2 bagian yaitu bagian unit motor dan kepala probe yang mempunyai bentuk kumparan terdiri dari satu kumparan atau 3 kumparan dengan posisi 120 0 seperti ditunjukkan pada Gambar 6. Keunggulan probe MRPC adalah dapat mendeteksi semua jenis cacat baik korosi sumuran, korosi gradual dan retak yang arahnya axial (longitudinal) dan circumferential (melingkar) (3,6). Gambar 4. Kumparan Probe bobbin absolute dan probe bobbin differential (3) (a) (b) Gambar 6. (a) Probe MRPC di dalam tabung, dan (b) penampang lintang probe MRPC di dalam tabung yang mempunyai satu kumparan (3) Gambar 5. Bentuk fisik probe bobbin absolute (A) dan probe bobbin differential (D) (3) Kegunaan dari probe bobbin secara umum adalah dapat digunakan untuk mendeteksi korosi apakah korosi sumuran (pitting) dan korosi gradual (memanjang) serta 3. Probe Array Probe array eddy current terdiri dari sejumlah kumparan tunggal diatur dalam tiga baris paralel seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Jumlah kumparan tergantung pada diameter dalam tabung, artinya semakin besar diameter dalam tabung akan bertambah juga banyaknya kumparan untuk mencapai resolusi yang sama sepanjang 147

permukaan tabung yang di inspeksi. Pada probe array eddy current bisa tersusun 8 sampai 18 kumparan tunggal. Keunggulan probe array mampu mendeteksi retak axial (longitudinal), circumferential (melingkar), korosi pitting dan korosi gradual (3,6). dibuat (mudah melilitkan kumparankumparannya/coil), ditunjukkan pada Gambar 8 (3). Gambar 8. Probe bobbin absolute dan probe bobbin differential (3) Gambar 7. Probe array eddy current (3,6) METODOLOGI Metodologi yang digunakan dalam kajian ini yaitu memahami disain pembangkit uap, memahami berbagai jenis cacat yang ada pada pembangkit uap, dan mengkaji jenis probe didasarkan pada jenis dan karakteristik cacat yang ada pada pembangkit uap. Kemampuan probe bobbin sangat handal untuk mendeteksi cacat yang bersifat volumetric seperti fretting wear dan korosi sumuran. Kelemahan jenis probe bobbin ini tidak mampu untuk mendeteksi jenis cacat retak yang melingkar (circumferential) karena alur arus pusarnya sejajar dengan retak circumferential (7,8). Tetapi retak arah axial lebih mudah terdeteksi karena alur memotong retak seperti ditunjukkan Gambar 9. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah diketahui berbagai jenis dan karateristik cacat yang terjadi pada tabung pembangkit uap, maka secara umum dapat dikelompok menjadi 3 jenis cacat yaitu jenis cacat korosi sumuran (pitting corossion), korosi memanjang (gradual corrosion) dan cacat retak. Probe eddy current yang sering digunakan untuk inspeksi tabung pembangkit uap adalah probe bobbin coil, dari jenis absolute dan differential. Probe dari jenis ini mudah (a) (b) Gambar 9. (a) Retak memotong alur arus pusar, dan (b) retak tabung yang arahnya melingkar tidak dapat dideteksi probe bobbin (7) Untuk mengatasi kelemahan probe bobbin tersebut ada jenis probe yang lain yaitu Multifrequency Rotating Pancake Coil (MRPC) yang dapat mendeteksi cacat arah 148

circumferential dan axial. MRPC dikembangkan untuk mendeteksi jenis cacat retak yang sulit dideteksi dengan probe bobbin seperti Stress Corrosion Cracking (SCC). Pendeteksian atau inspeksi dilakukan dengan cara menjalankan probe MRPC dan melakukan sapuan (scanning) pada permukaan bagian dalam tabung yang probe nya terhubung ke unit motor untuk memutar probe dalam tabung dengan gerakan probe membentuk pola helical apabila probe ditarik/dijalankan, seperti ditunjukkan pada Gambar 10 (7,8). Dari Gambar 10 terlihat pada bagian tabung yang terdeteksi tidak ada cacat akan membentuk garis lurus, sedangkan ketika probe bergerak dan mendekati sekitar daerah yang ada cacatnya maka akan membentuk amplitude kecil. Probe MRPC akan menunjukkan amplitude maksimum apabila probe MRPC tepat dipermukaan cacat di dalam tabung (inside tube). gian dalam dengan permukaan probe MRPC, akibatnya probe MRPC sering rusak/pecah dan memerlukan penggantian probe MRPC berulang-ulang sehinnga biaya inspeksi semakin mahal karena probe MRPC sangat mahal. Untuk menanggulangi keterbatasan probe MRPC, maka dikembangkan jenis probe terbaru yaitu probe array eddy current (6,7,8,9). Prinsip kerja probe array ditunjukkan pada Gambar 11. Gambar 11. Prinsip kerja probe array eddy current (7,9) Gambar 10. Gerakan scan probe MRPC yang helical dan data rekaman (7,8) Keterbatasan dari probe MRPC adalah kecepatan inspeksi hanya 500 mm/s. Selain kecepatan ada kendala lain yaitu apabila probe MRPC melewati bagian tabung yang mengalami denting dimana akibat denting diameter bagian dalam tabung berkurang (diameter bagian dalam menyempit) sehingga terjadi gesekan mekanik antara permukaan dinding tabung ba- Untuk deteksi dan estimasi luasan panjang retak yang berorientasi axial pada tabung pembangkit uap dapat dilakukan pengukuran sebagai berikut: sinyal transmisi dibuat menggunakan pemancar kumparan T1 dan penerima sinyal menggunakan receiver R1 dan R2. Langkah pengukuran selanjutnya dengan mengubah kumparan pemancar dari T1 ke T2 dan kumparan penerimanya adalah R2 dan R3, dan seterusnya masing-masing mengikuti algoritma Tn+1, Rn+1 dan Rn+2, sehingga dengan prinsip kerja ini, sebuah pemeriksaan cacat axial dalam lingkar tabung seluruhnya dapat tercapai. Sedangkan untuk mendeteksi retak yang berorientasi melingkar 149

(circumferentially), kumparan pengirim adalah T1 dan T2 dan penerima adalah R4 dan R5. Dengan prinsip kerja tersebut baik cacat retak axial dan retak circumferential (melingkar) pada tabung dapat dideteksi. Keunggulan probe array dibandingkan dengan jenis probe lainnya adalah kemampuannya untuk melakukan sapuan (scanning) sebesar 1 m/detik (6,7,9). Selain itu karena probe array terbuat dari bahan yang lebih lembut dibandingkan dengan probe MRPC, maka akibat gesekan mekanik antara permukaan dinding tabung bagian dalam dengan permukaan probe array ketika probe melewati bagian tabung yang mengalami denting tidak mengakibatkan probe rusak/pecah. Dengan kecepatan scanning tinggi maka dapat menghemat waktu dalam melakukan pekerjaan inspeksi tabung pembangkit uap, berarti akan menurunkan biaya inspeksi. KESIMPULAN Dari hasil kajian berbagai jenis probe eddy current yang dihubungkan dengan berbagai karakteristik cacat yang terjadi pada tabung pembangkit uap PWR disimpulkan bahwa probe eddy current yang paling tepat digunakan untuk inspeksi pembangkit uap dengan sekali sapuan (scanning) adalah probe array eddy current. Karena selain mempunyai kemampuan untuk mendeteksi beberapa jenis cacat sekaligus juga kemampuannya yang tinggi untuk melakukan sapuan (scanning) yaitu 1 m/detik sehingga sangat efisien. DAFTAR PUSTAKA 1. V.N. SYAH, et.all., Aging And Life Extension of Major Light Water Reactor Components, Elsevier, 1993. 2. ASME BOILER AND PRESSURE VESSEL CODE, Rules of service Inspection of Nuclear Power Components, Section XI, Edition 2007. 3. AHMAD SABRI AB RAZAK, Eddy Current Level II, Clasroom Training Handbook,1990. 4. S.NITISWATI, Kajian Manajemen Umur Pembangkit Uap PWR, Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir VI, Jakarta, Juni, 2013. 5. S. NITISWATI, Kajian Kehandalan Material Tabung Pembangkit Uap PWR, Prosiding Seminar Nasional Keselamatan Nuklir 2014, Jakarta, Juni, 2014. 6. ANONIM, Korea Non Destructive Test, ASNT Level III, Training Material, 2000. 7. IAEA TECDOC 1668, Assesment and Management of Ageing of Major Nuclear Power Plant Components Important to Safety: Steam Generator, Vienna 2011 8. L.OBRUTSKY, J.RENAUD, R.LAKHAN, Steam Generator Inspections: Faster, Cheaper And Better, Are We There Yet?, IV Conferencia Panamericana de END Buenos Aires,2007 9. L S OBRUTSKY, N J WATSON, C H FOGAL, M CANTIN, Experiences and Applications of the X-Probe for CANDU Steam Generators, Presented at the 20 th EPRI Steam Generator NDE Workshop, Orlando, Florida, July 2001 150