TRAINING CENTER OLIMPIADE INTERNASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
2.2 kinematika Translasi

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius

Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dibagi waktu yang diperlukan untuk perubahan tersebut.

r = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

KINEM4TIK4 Tim Fisika

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

Fisika Dasar 9/1/2016

Soal Gerak Lurus = 100

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN

Besaran Dasar Gerak Lurus

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika

GLB - GLBB Gerak Lurus

Soal dan Pembahasan GLB dan GLBB

9/26/2011 PENYELESAIAN 1 PENYELESAIAN NO 2

soal dan pembahasan : GLBB dan GLB

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

Doc. Name: XPFIS0201 Version :

MEKANIKA. Oleh WORO SRI HASTUTI DIBERIKAN PADA PERKULIAHAN KONSEP DASAR IPA. Pertemuan 5

KISI KISI UJI COBA SOAL

KINEMATIKA STAF PENGAJAR FISIKA IPB

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Saran Perbaikan Validasi SARAN PERBAIKAN VALIDASI. b. Kalimat soal

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

TKS-4101: Fisika. KULIAH 3: Gerakan dua dan tiga dimensi J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB II KINEMATIKA GERAK LURUS. A. STANDAR KOMPETENSI : Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskrit (partikel).

Kinematika. Gerak Lurus Beraturan. Gerak Lurus Beraturan

TKS-4101: Fisika. KULIAH 3: Gerakan dua dan tiga dimensi J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

GERAK LURUS. * Perpindahan dari x 1 ke x 2 = x 2 - x 1 = 7-2 = 5 ( positif ) * Perpindahan dari x 1 ke X 3 = x 3 - x 1 = -2 - ( +2 ) = -4 ( negatif )

MATERI PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA

Fisika Umum Suyoso Kinematika MEKANIKA

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 6. GERAK, GAYA DAN HUKUM NEWTONLatihan Soal 6.1

S M A 10 P A D A N G

GERAK PADA GARIS LURUS

Kinematika. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com 1

GERAK LURUS Kedudukan

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR DENGAN PERCEPATAN TETAP

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

KINEMATIKA GERAK LURUS 1

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO

FISIKA KINEMATIKA GERAK LURUS

1/32 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) KINEMATIKA. menu. Mirza Satriawan. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

BAB KINEMATIKA KINEMA

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1

III. KINEMATIKA PARTIKEL. 1. PERGESERAN, KECEPATAN dan PERCEPATAN

Fisika Dasar I (FI-321)

Setiap benda yang bergerak akan membentuk lintasan tertentu. GERAK LURUS

GLBB & GLB. Contoh 1 : Besar percepatan konstan (kelajuan benda. bertambah secara konstan)

MATERI gerak lurus GERAK LURUS

Gerak dalam Satu Dimensi

Xpedia Fisika. Kinematika 01

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

Gerak Jatuh Bebas. Sehingga secara sederhana persaman GLBB sebelumya dapat diubah menjadi sbb:

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

tujuh4glb - - GERAK LURUS - - Gerak Lurus 7112 Fisika A 4 km 3 km

Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan

Kata. Kunci. E ureka. A Pengertian Gerak

Fisika Dasar I (FI-321)

Antiremed Kelas 11 FISIKA

PENGERTIAN KINEMATIKA

Bab II Kinematika dan Dinamika Benda Titik

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

Fisika Umum (MA301) Gerak dalam satu dimensi. Kecepatan rata-rata sesaat Percepatan Gerak dengan percepatan konstan Gerak dalam dua dimensi

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BESARAN VEKTOR B A B B A B

Lampiran 1 RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN SMP KATOLIK SANTA KATARINA Tahun Pelajaran Mata Pelajaran : FISIKA. Materi Pokok : BAB VII (Gerak)

Bab. Gerak Lurus. A. Gerak, Jarak, dan Perpindahan B. Kelajuan dan Kecepatan C. Percepatan D. Gerak Lurus Beraturan E. Gerak Lurus Berubah Beraturan

BAB 2 MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA

Dengan substitusi persamaan (1.2) ke dalam persamaan (1.3) maka kedudukan x partikel sebagai fungsi waktu dapat diperoleh melalui integral pers (1.

Mata Diklat : Fisika Kelas : 1 MM Hari/Tanggal : Waktu :

BAB 4 USAHA DAN ENERGI

KINEMATIKA GERAK LURUS

Fisika Umum (MA-301) Gerak Linier (satu dimensi) Posisi dan Perpindahan. Percepatan Gerak Non-Linier (dua dimensi)

Uraian Materi. W = F d. A. Pengertian Usaha

Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan gerak dalam bidang datar Contoh gerak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melingkar Gerak relatif

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII

GLB dan GLBB LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK. LKS Berbasis Discov ery Kelas X

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

BAB I PENDAHULUAN. hukum newton, baik Hukum Newton ke I,II,ataupun III. materi lebih dalam mata kuliah fisika dasar 1.Oleh karena itu,sangatlah perlu

GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN

dari gambar di atas diperoleh AO + BO = 150 km atau 150 km = 30km/jam.t + 45km/jam.t, sehingga diperoleh

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

GERAK PARABOLA. Nama Kelompok : Kelas : Anggota Kelompok : Semester/ tahun Ajaran : A. Petunjuk Belajar

Pembahasan a. Kecepatan partikel saat t = 2 sekon (kecepatan sesaat) b. Kecepatan rata-rata partikel saat t = 0 sekon hingga t = 2 sekon

Wardaya College. Denisi Posisi, Jarak dan Perpindahan. Posisi, Jarak dan Perpindahan. Posisi, Jarak dan Perpindahan. Part II

[KINEMATIKA GERAK LURUS]

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap II Semifinal Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

4. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Jarak yang ditempuh selama selang waktu 20 sekon adalah...

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017

Transkripsi:

TRAINING CENTER OLIMPIADE INTERNASIONAL 7 th International Junior Science Olympiad (IJSO) 11 th Initational World Youth Mathematics Intercity Competition (IWYMIC) MODUL FISIKA

GERAK (Sumber: College Physics, Serway-Faughn & Physics for Scientists and Engineers, Serway-Jewett) Pokok-pokok Bahasan: I. Konsep Gerak 1. Perpindahan. Kecepatan 3. Percepatan 4. Hubungan grafis antara posisi, kecepatan, dan percepatan 5. Gerak dalam 1 dimensi dengan percepatan konstan 6. Gerak jatuh bebas II. Vektor dan Sifat-sifatnya 1. Vektor dan skalar. Sistem koordinat 3. Komponen-komponen ektor 4. Posisi, perpindahan, kecepatan dan percepatan dalam dimensi 5. Penjumlahan ektor III. Gerak dalam Dimensi 1. Gerak dalam dimensi dengan percepatan konstan. Gerak melingkar I. Konsep Gerak I.1. Perpindahan Sebuah benda dikatakan bergerak jika letak atau posisinya terhadap suatu acuan tertentu berubah. Jadi, gerak melibatkan adanya perpindahan benda dari suatu tempat ke tempat lain. Untuk melukiskan suatu gerak dibutuhkan suatu sistem koordinat dengan titik pusat yang tetap. Perhatikan ilustrasi di bawah. Titik pusat koordinat x=0 x<0 x>0 x awal x akhir x= x akhir - x awal

Besaran x menyatakan posisi benda relatif terhadap titik tetap yang dipilih sebagai titik acuan atau titik pusat koordinat. Pada titik pusat koordinat nilai x=0. Untuk perjanjian, jika benda berada di sebelah kanan titik pusat koordinat maka nilai x nya positif, sebaliknya jika benda berada di sebelah kiri titik pusat koordinat nilai x nya negatif. Dalam sistem MKS atau Sistem Internasional (SI) besaran x memiliki satuan meter. Jika posisi awal benda dinyatakan dengan x awal dan posisi akhir benda x akhir, maka kita definisikan perpindahan = x = x akhir - x awal. Contoh 1 (a) Ilustrasi sebuah mobil yang bergerak maju dan mundur sepanjang garis lurus yang dipilih sebagai sumbu-x. Mobil diperlakukan sebagai partikel (bentuk dan ukuran mobil tidak diperhatikan). (b) Grafik posisi s waktu untuk gerak partikel di atas. I.. Kecepatan Kecepatan didefinisikan sebagai perubahan posisi per satuan waktu. Dalam sistem MKS atau SI, satuan kecepatan adalah meter/detik atau m/s. Bergantung pada besarnya interal waktu yang dipakai untuk mendifinisikan kecepatan, kita mengenal kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat : kecepatan rata-rata = rata-rata = x, t kecepatan sesaat = sesaat = x dx lim. t0 t dt Penjelasan: t adalah interal waktu yang besarnya berhingga. x adalah perubahan posisi yang terjadi dalam interal waktu t yang berhingga tsb. Jika t diambil sangat kecil atau mendekati nol, maka x

yang dihasilkan juga menjadi mendekati nol. Untuk t dan x yang mendekati nol, masing-masing notasinya ditulis dengan dt dan dx. Secara grafis kecepatan sesaat dapat didefinisikan sebagai gradien garis singgung dari kura posisi (x) s waktu (t) pada nilai t yang diinginkan. Gambar bagian (b) di bawah menjelaskan bagaimana kecepatan sesaat pada posisi A dedifinisikan dari gradien garis singgung kura x(t) di titik A. Contoh Seekor kura-kura dan seekor kelinci berlomba lari menempuh jarak 4 km. Kelinci berlari sejauh 0,5 km lalu berhenti dan dulu selama 90 menit. Saat terbangun ia ingat akan lombanya dan berlalu dua kali lebih cepat dari nya. Mencapai garis finish dalam waktu 1,75 jam ia memenangkan lomba tsb. a. Hitung kecepatan rata-rata total selama lomba b. Hitung kecepatan rata-rata Solusi: xtotal 4 km 4 km 36 a. rata rata total km/ jam,9 km/ jam. t 1,75 jam 7 jam 7 total x b. rata rata. t x 0, 5 total km selama t t t t 1,75 jam 1, 5 jam t 4 sesudah t t sesudah 0, 5 jam x xsesudah ratarata x ratarata ratarata ( 0,5km 1km3,5km ratarata ratarata ( ( x ratarata sesudah sesudah ratarata 3,5km 0,5 jam ) 0,5 jam 0,5 jam ) 0,5 jam ) selama rata 9 km jam. rata /

I.3. Percepatan Percepatan didefinisikan sebagai perubahan kecepatan per satuan waktu. Dalam sistem MKS atau SI, satuan kecepatan adalah meter/detik atau m/s. Seperti halnya pada kecepatan, kita juga mengenal percepatan rata-rata dan percepatan sesaat : percepatan rata-rata = a rata-rata =, t d percepatan sesaat = a sesaat = lim. t0 t dt Secara grafis percepatan sesaat juga dapat didefinisikan sebagai gradien garis singgung dari kura kecepatan () s waktu (t) pada nilai t yang diinginkan. Gambar di bawah menjelaskan bagaimana percepatan rata-rata dari A ke B dan percepatan sesaat pada titik B dedifinisikan dari gradien garis singgung kura x (t) di titik B. Contoh 3 Kecepatan sebuah partikel yang bergerak sepanjang sumbu x berubah terhadap waktu menurut hubungan (40 5t ) m/s. Hitung percepatan rata-rata pada interal waktu antara t=0 dan t= s. Hitung percepatan sesaat pada t= s. Solusi: ( t ) ( t 0) 0 40 a. arata rata 10m/s. t 0 b. Dengan melihat besar gradien garis singgung (slope) kura s t pada t= s, seperti pada gambar di bawah, diperoleh a 0m/s. sesaat pada ts

I.4. Hubungan grafis antara posisi, kecepatan dan percepatan Pada gambar di bawah ditunjukkan contoh hubungan antara grafik x s t, s t, dan a s t. Kurs s t diperoleh dengan mengambil nilai gradien garis singgung pada setiap t dari kura x s t. Demikian pula Kurs a s t diperoleh dengan mengambil nilai gradien garis singgung pada setiap t dari kura s t.

I.5. Gerak 1 dimensi dengan percepatan konstan Gerak dengan 1 dimensi dengan percepatan konstan sering disebut sebagai gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Jika nilai percepatan tsb sama dengan nol, maka kecepatannya menjadi konstan, dan gerak tersebut sering disebut sebagai gerak lurus beraturan (GLB). Hubungan antara x,, a, dan t untuk GLBB dapat diturunkan secara pendekatan sebagai berikut. Dalam hal ini a sesaat =a rata-rata =konstan=a, maka 0 a 0 at. t t 0 x x x0 Selain itu, rata rata, dan di lain pihak juga 0 rata rata. Jika kedua rumusan t t 0 x x0 rata rata tsb digabungkan: 0, maka diperoleh t 0 t 0t ( 0 at) t 0t 1 1 x x0 0t at x x 0 0 t at. Kadangkala dibutuhkan juga hubungan antara x,, dan a yang tidak mengandung ariabel t. Dengan mengambil t dari persamaan 0 at, diperoleh t ( 0) / a. Kemudian dengan mensubstitusi t ( 0) / a ke persamaan 0 1 0 x x0 0 a 0 a( x x0) a a. x 1 at x 0 0 t, diperoleh Grafik posisi, kecepatan, dan percepatan terhadap waktu pada GLBB: Contoh 4 Sebuah mobil balap bergerak dipercepat dari keadaan diam dengan percepatan 5 m/s. Berapakah kecepatan mobil tsb setelah menempuh jarak sejauh 40 meter? Solusi: a( x x ) 0 (5)(40 0) 400 400 0 m/s. 0 0

Contoh 5 Seorang pengemudi mobil mengebut di jalan raya dengan kecepatan konstan 4 m/s. Tanpa disadarinya ada seorang polisi bersepeda motor yang sedang berjaga di pinggir jalan dan melihatnya mengebut. Satu detik setelah si pengemudi mobil melewati polisi, polisi mengejar mobil tsb dengan percepatan konstan 3 m/s. a. Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh polisi untuk dapat menghampiri atau menyusul mobil yang mengebut tsb? b. Berapa kecepatan sepeda motor polisi pada saat menghampiri mobil yang mengebut tsb? Solusi: a. Karena polisi baru mengejar mobil setelah 1 detik mobil melewati polisi, maka t t 1. Pada saat polisi menghampiri/menyusul mobil x x, maka 1 (3) t polisi (4) t mobil 1 (3) t (4)( 1 ) polisi t polisi 1 t polisi 16t polisi 16 0 t 16 (16) polisi 4(1)( 16) 8 4 5 16, 9s. b. at 0 (3)(16,9) 50, 7m/s. polisi 0 polisi polisi mobil mobil polisi I.6. Gerak jatuh bebas Gerak jatuh bebas adalah gerak benda yang dilepaskan dengan atau tanpa kecepatan awal dari ketinggian tertentu di atas permukaan bumi, lantai, atau bidang acuan tertentu, di mana benda mengalami percepatan ke bawah akibat gaya graitasi bumi, dan dalam perjalanannya benda diasumsikan tidak mengalami gesekan dengan udara. Gerak ini tidak lain merupakan GLBB dengan percepatan: a = g 9,8 m/s (Seringkali untuk memudahkan perhitungan, g dibulatkan menjadi g 10 m/s ). Contoh 6 Sebuah batu dilemparkan dari puncak sebuah gedung dengan kecepatan awal 0 m/s kearah atas. Tinggi gedung adalah 50 m, dan batu tsb jatuh kembali ke bawah melewati tanpa membentur pinggiran atap gedung. Anggap g 10 m/s. Hitung a. waktu untuk mencapai titik tertinggi setelah batu dilempar, b. tinggi maksimum yang dicapai oleh batu diukur dari tanah, c. waktu yang ditempuh oleh batu sejak dilempar ke atas hingga kembali ke ketinggian yang sama dengan saat dilempar, d. kecepatan batu saat jatuh melewati ketinggian yang sama dengan saat dilempar, e. kecepatan dan posisi batu pada t = 5 s. Solusi: a. Ketika bergerak ke atas batu mengalami perlambatan a g, sehingga 0 gt. Tetapi saat mencapai titik tertinggi = 0, maka 0 0 gt t 0 / g 0/10 s. b. Gunakan hubungan a( x x ) 0 0 ( 10)( x 50) x 70 m. 0 0

1 1 c. Gunakan hubungan x x 0 0 t at x 0 x 0 0 t gt 1 0 (0) t (10) t t 4 s. d. Gunakan hasil c dan hubungan 0 gt 0 (10)(4) 0 m/s. Tanda (-) menunjukkan bahwa arah gerak benda ke bawah. e. Pada t = 5 s, gt 0 10(5) 30m/s, dan x x 0 1 1 50 0(5) ( 10)(5) 0 0t at 5m (diukur terhadap tanah). II. Vektor dan Sifat-sifatnya II.1. Vektor dan skalar Dalam fisika kita sering berinteraksi dengan besaran-besaran fisis yang tidak hanya memiliki nilai tetapi juga arah. Besaran yang memiliki nilai dan arah disebut ektor. Besaran-besaran gerak seperti perpindahan, kecepatan, dan percepatan, seperti yang sudah kita bahas sejauh ini adalah besaranbesaran ektor. Adapun besaran-besaran yang hanya memiliki nilai saja tetapi tidak memiliki arah disebut sebagai skalar. Contoh besaran-besaran skalar antara lain massa, muatan listrik, tekanan, suhu, dll. Catatan: Nilai atau besar dari ektor kecepatan sering disebut dengan istilah laju (speed). II.. Sistem koordinat Pada pembahasan terdahulu tentang konsep gerak telah disinggung tentang perlunya sistem koordinat untuk mendefinisikan posisi benda dan perpindahannya. Secara umum sistem sistem koordinat dibutuhkan sebagai acuan untuk mendefinisikan besaran-besaran ektor. Sistem koordinat 1 dimensi Sistem koordinat yang sudah kita gunakan sejauh ini adalah sistem koordinat dalam ruang 1 dimensi, di mana sistem koordinat tsb dibangun atas sebuah garis lurus, yang pada garis tersebut kita pilih titik acuan sebagai titik pusat sistem koordinat. Pada sistem koordinat ini posisi suatu titik dinyatakan dengan besarnya jarak x (dapat berharga positif atau negatif) relatif terhadap titik pusat koordinat. Vektor posisi x A suatu titik A dapat digambarkan dengan menarik panah dari titik pusat koordinat ke titik A tsb, seperti diilustrasikan pada gambar di bawah. x<0 x A x>0 x=0 (titik pusat koordinat) A Sistem koordinat dimensi Konsep sistem koordinat 1 dimensi dapat diperluas untuk ruang berdimensi atau lebih. Pada sistem koordinat ruang dimensi dibutuhkan dua sumbu koordinat. Umumnya dipilih sumbusumbu yang saling tegak lurus dan diberi nama sumbu x dan sumbu y. Posisi sebuah titik A pada

sistem koordinat dimensi tsb dapat dinyatakan dengan koordinat (x,y), dan ektor posisinya, r A, dapat dinyatakan dengan panah seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah. sumbu y r A x A (x,y) y sumbu x II.3. Komponen-komponen ektor Walaupun konsepnya dapat diperumum untuk ruang berdimensi lebih dari, untuk memudahkan isualisasi, pada modul ini kita batasi pembahasan ektor hanya pada ruang 1 dan dimensi. Sebuah ektor V dalam ruang dimensi dapat diuraikan atas komponen-komponennya, yakni komponen pada arah sumbu x, V x, dan komponen pada arah sumbu y, V y, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah. sumbu y V x V V y sumbu x Komponen-komponen ektor dapat dinyatakan dalam ektor-ektor satuan i (untuk arah sumbu x) dan j (untuk arah sumbu y), yakni V x =V x i dan V y = V y j, sehingga V =V x i + V y j. II.4. Posisi, perpindahan, kecepatan, dan percepatan dalam dimensi Posisi, perpindahan, kecepatan, dan percepatan adalah besaran-besaran ektor yang dalam ruang dimensi masing-masing dapat diuraikan atas komponen-komponennya, yakni: posisi: r = x i + y j, perpindahan: r = x i + y j, kecepatan: = x i + y j, percepatan: a = a x i + a y j.

II.5. Penjumlahan ektor Dua buah ektor A dan B dapat dijumlahkan menjadi ektor baru C yang disebut sebagai resultan dari ektor A dan B, dengan hubungan C=A+B. Jika besar ektor A dinyatakan dengan A, besar ektor B dinyatakan dengan B, maka besar ektor C dapat dihitung dengan rumus C A B AB cos di mana adalah sudut antara A dan B. Jika A dan B saling tegak lurus maka 90 atau cos cos90 0. Resultan dari buah ektor dapat ditentukan dengan metode gambar atau metode analitis. Pada metode gambar terdapat dua cara yaitu: metode segitiga dan metode jajaran genjang, seperti tunjukkan pada gambar di bawah. B C=A+B B B C=A+B A A Metode segitiga A Metode jajaran genjang Pada metode analitis, terlebih dulu dihitung jumlah dari komponen-komponen ektor, yaitu C A B dan Cy Ay By, x x x Kemudian, hubungan antara besar sebuah ektor dengan besar komponen-komponennya yang saling tegak lurus ( 90 ) diberikan oleh C C x C y. III. Gerak dalam dimensi III.1. Gerak dalam dimensi dengan percepatan konstan Contoh paling populer dari gerak dalam dimensi dengan percepatan konstan adalah gerak proyektil, yang dikenal pula dengan nama gerak peluru atau gerak parabola. Yakni gerak benda dalam pengaruh graitasi bumi, di mana terdapat komponen gerak ertikal (tegak lurus permukaan bumi) dan komponen gerak horisontal (sejajar permukaan bumi). Pada arah ertikal, yang biasanya dipilih sebagai arah sumbu y, terdapat percepatan graitasi yang arahnya ke bawah. Sedangkan pada arah horisontal (arah sumbu x) percepatannya nol. Untuk menganalis gerak ini, perhatikan ilustrasi di bawah.

Pada titik A benda dilontarkan dengan kecepatan awal i yang membentuk sudut i terhadap bidang horisontal. Kecepatan awal i dapat diuraikan atas komponen-komponennya yaitu cos dan iy i sin i. ix i i Selama benda bergerak di udara, komponen-komponen kecepatannya dapat dihitung dengan menggunakan hubungan x cos (GLB) dan gt sin gt (GLBB) ix i i y iy i i Pada setiap saat besar kecepatan totalnya dapat dihitung dengan x y. Komponen-komponen ektor posisi benda juga dapat dihitung sebagai x ( cos t (GLB) dan i i ) y 1 ( i sin i ) t gt (GLBB) Contoh 7 Sebuah batu dilontarkan dari atap sebuah gedung ke arah atas membentuk sudut 30 o terhadap bidang horizontal dengan laju awal 0 m/s. Jika tinggi gedung 45 m, dan g=9,8 m/s, a. berapa lama waktu yang ditempuh oleh batu untuk mencapai tanah? b. Berapa laju batu sesaat menyentuh tanah? Solusi: 1 a. Gunakan hubungan y ( i sin i ) t gt 1 45 (0sin 30 ) t (9,8) t 10t 4,9t 4,9t 10t 45 0

Dengan menyelesaikan persamaan kuadrat dan mengambil akar yang positif diperoleh t=4, s. b. Gunakan nilai t dari hasil pada a, dan terapkan hubungan 1 x ix i cos i 0cos30 0 3 10 3 17,3 m/s, y i sin i gt 0sin30 (9,8)(4,) 0(0,5) (9,8)(4,) 31,4 m/s. x (17,3) ( 31,4) 35,9 m/s. y III.. Gerak melingkar Gerak melingkar adalah gerak dengan lintasan berbentuk lingkaran. Arah kecepatan benda pada gerak ini selalu menyinggung lintasan lingkarannya. Karena itu kecepatan pada gerak melingkar sering disebut juga sebagai kecepatan tangensial. Apabila laju atau besar kecepatan tangensialnya tetap, maka geraknya disebut gerak melingkar beraturan (GMB). Arah kecepatan tangensial jelas berubah-ubah selama benda menyusuri lintasan gerak melingkarnya. Adanya perubahan arah ektor kecepatan tangensial yang terjadi setiap saat di sepanjang lintasan benda menunjukkan bahwa terdapat sebuah percepatan. Percepatan yang mengubah arah ektor kecepatan pada gerak melingkar disebut percepatan centripetal. Percepatan ini arahnya selalu menuju ke pusat lingkaran, dan besarnya memenihi hubungan a sp, R di mana laju tangensial dan R jari-jari lingkaran. Apabila nilai kecepatan tangensial juga berubah-ubah, berarti terdapat percepatan pada arah tangensial, yang disebut sebagai percepatan tangensial. Contoh 8 Sebuah mobil mula-mula bergerak lurus dengan percepatan 0,3 m/s. Kemudian mobil tersebut melalui sebuah tanjakan yang kelengkungannya berbentuk busur lingkaran dengan jari-jari 500 m. Pada saat mobil melalui puncak tanjakan ektor kecepatannya berarah horisontal dan besarnya 6 m/s. Berapakah besar percepatan total mobil pada saat melalui puncak tanjakan? Solusi: Di sini terdapat dua jenis percepatan, yaitu percepatan tangensial (a T ) dan percepatan sentripetal (a sp ) yang arahnya saling tegak lurus. Percepatan tangensial diketahui dari soal yaitu 0,3 m/s. Sedangkan percepatan sentripetal dapat dihitung sebagai 6 a sp 0,07 m/s. R 500 T Jadi, percepatan totalnya adalah a a a (0,3) (0,07) 0, 309 m/s. total sp