STUDY PEMELIHARAAN TURBIN AIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN KAPASITAS 73,2 MW DI PT.INALUM POWER PLANT PARITOHAN

dokumen-dokumen yang mirip
STUDY PEMELIHARAAN SISTEM TURBIN UAP DENGAN KAPASITAS 1200 KW PUTARAN TURBIN 5294 RPM

STUDY SISTEM PREVENTIVE MAINTENANCE PADA TURBIN UAP DENGAN KAPASITAS 700 KW PUTARAN TURBIN 1500 RPM DI PKS PT.PERKEBUNAN NUSANTARA I

BAB I PENDAHULUAN. Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama

STUDI PEMELIHARAAN PABRIK PADA PABRIK KELAPA SAWIT DI PTPN IV KEBUN PABATU

STUDI PEMELIHARAAN PADA AIR COMPRESSOR DI PNEUMATIC UNLOADER SISTEM PT. INALUM DENGAN KAPASITAS BONGKAR 300 TON SERBUK / JAM

STUDY PREVENTIVE MAINTENANCE PADA TURBIN UAP SHINKO DENGAN KAPASITAS 800 KW DAN PUTARAN TURBIN 1500 RPM DI PMKS PT. SISIRAU

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nama : Hendra Nim : Matakuliah : Manajemen Perawatan Dosen : Prof. Dr. Sukaria Sinulingga, M.Eng.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III JENIS JENIS PERAWATAN

Maintenance and Reliability Decisions

STUDI TENTANG PEMELIHARAAN BOILER FEEDWATER PUMP GSG /12 PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN KAPASITAS MW

POLITEKNIK KEDIRI MANAJEMEN PERAWATAN NO: 4973/E3.SP4/2013 SEMESTER 6 BAB I BAB VII BAB II PROSEDUR DAN STRAREGI PERAWATAN

ANALISIS UNJUK KERJA TURBIN AIR KAPASITAS 81,1 MW UNIT 1 PADA BEBAN NORMAL DAN BEBAN PUNCAK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah produksi listrik Perum Jasa Tirta II. Pembangkitan KWH

Sistem Manajemen Maintenance

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII No. 1 Tahun 2009 Hal MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sejarah Perkembangan Maintenance (perawatan) tahun 1950 dengan menggunakan sistem PM (Preventive Maintenance).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak

Preventive Maintenance

KARAKTERISTIK TURBIN KAPLAN PADA SUB UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR KEDUNGOMBO

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PREVENTIVE MAINTENANCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Mempelajari Manajemen Pemeliharaan Mesin Filling Betadine Pada PT Mahakam Beta Farma. Disusun Oleh : Fazri Akbar ( )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB II LANDASAN TEORI

CORRECTIVE MAINTENANCE

PROSEDUR PEMELIHARAAN PEMBANGKIT & PERALATAN PENDUKUNG

Kebijakan Perawatan. Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

STUDI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA POMPA SENTRIFUGAL MULTI STAGE PADA PENGISIAN AIR KETEL DI PTPN IV PKS GUNUNG BAYU

STUDI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA POMPA SENTRIFUGAL TIPE AQUAVANE A A DENGAN KAPASITAS 160 L/S DI PDAM TIRTANADI SUNGGAL

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENYAMBUNGAN BELT CONVEYOR 102 DENGAN KAPASITAS ANGKUT 700 TON/JAM DAN KECEPATAN 120 M/MIN DI PT. INALUM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Kukuh Prabowo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW. Oleh: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.

KAJIAN ANALISIS EFISIENSI KESELURUHAN TURBIN AIR FRANCIS PADA TAHUN 2011 DI PLTA Ir. H DJUANDA. Aditya Ferdianto

Pembimbing : Bpk. Ir Arie Indartono MT Bpk. Projek Priyongo SL ST MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Scheduling Energi Pembangkitan di PT. PJB Unit Pembangkitan Brantas PLTA Siman

Analisis Kebijakan Maintenance dengan Mempertimbangkan Biaya Maintenance Teroptimal pada Sub Bagian Forklift PT Pura Barutama PM 5/6/9 Kudus

PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang berisi mengenai kesimpulan dan saran tentang sistem manajemen pemeliharaan (preventive maintenance) pada scraper conveyor dan hydraulic

ANALISA PERFORMANSI TURBIN AIR UNIT 1 KAPASITAS 41 MW DI PLTA RENUN LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Indonesia Asahan Aluminium (PT. INALUM) berintikan pembangkit Listrik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

BAB II KERANGKA TEORITIS

SESSION 14 STEAM TURBINE MAINTENANCE

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Trainer Agri Group Tier-2

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016

Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3)

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai.

STE TE HE E SE. Indicator Perusahaan (95%) (95%) (95%) (95%) (95%)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN DASAR MAINTENANCE (PERAWATAN) Beberapa pengertian maintenance (perawatan) dapat di uraikan sebagai berikut

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. daya beli masyarakat pedesaan masih terbatas, dan pada penggunaan suatu unit

Manajemen Perawatan Preventif Menggunakan Metode Kompleksitas Perbaikan

BAB II GAMBARAN UMUM PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM. A. Sejarah Singkat dan Perkembangan PT. Indonesia Asahan Aluminium

BAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

PERBAIKAN PENURUNAN DAYA MAMPU DAN PEMELIHARAAN MESIN DIESEL KAPASITAS 1000 KW DI PLTD KOTO LOLO

ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL DI PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sejarah Perkembangan Perawatan (Maintenance) mengenal PM (preventive maintenance), Perawatan peralatan di Jepang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perencanaan Governor Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro ( Pltmh ) Daya 30 Kw

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW

Transkripsi:

STUDY PEMELIHARAAN TURBIN AIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN KAPASITAS 73,2 MW DI PT.INALUM POWER PLANT PARITOHAN Alfian Hamsi * ABSTRAK Pentingnya sistem pemeliharaan pada sebuah perusahaan memang tidak dapat dipungkiri lagi, sebab sangat berpengaruh terhadap kapasitas produksi dan keuntungan perusahaan, tetapi apabila sistem manajemen pemeliharaan tersebut terlalu jarang atau sering dilakukan, maka akan mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan. Maka dari itu, penulisan skripsi ini bertujuan untuk menentukan waktu dan biaya Alternatif Preventive Maintenance yang menguntungkan bagi sebuah perusahaan, dan juga untuk membandingkan sistem manajemen Preventive Maintenance (PM) dengan manajemen Breakdown Maintenance (BM). Dimana hal tersebut dapat ditinjau dari segi umur pemakaian dan biaya pemeliharaannya yang diperoleh berdasarkan data-data yang ada, sehingga kita dapat menentukan sistem manajemen pemeliharaan (Maintenance) yang lebih menguntungkan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa dengan menggunakan sistem manajemen Preventive Maintenance (PM) kita dapat menentukan waktu pemeliharaan yang tepat dan biaya pemeliharaan yang lebih murah, dibandingkan dengan sistem manajemen Breakdown Maintenance (BM) dan pada sistem manajemen Preventive Maintenance umur mesin lebih tahan lama dibandingkan dengan sistem manajemen Breakdown Maintenance. Kata Kunci : ManPower,Manhour,Tool,Equipment,Cosumable,Material * Alfian Hamsi : Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fak.Teknik USU 1. PENDAHULUAN Kecanggihan teknologi dibidang mesinmesin industri semakin lama semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan, sehingga secara otomatis menuntut adanya suatu sistem pemeliharaan (Maintenance) yang dapat mengurangi tingkat dan memperpanjang umur suatu mesin. Sehingga diharapkan sistem pemeliharaan (Maintenance) tersebut akan dapat memberikan keuntungan-keuntungan, baik ditinjau dari segi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan ataupun waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemeliharaan. Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kapasitas produksi sebuah mesin. Dalam hal ini PT. INALUM (Power Plant Paritohan) adalah merupakan jantung perusahaan dalam proses pembuatan aluminium ingot, dimana sumber tenaga listrik yang digunakan untuk proses peleburan aluminium tersebut adalah berasal dari PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Paritohan. Dengan demikian perlu adanya suatu sistem pemeliharaan (Maintenance) pada PLTA tesebut, guna menjaga agar proses produksi aluminium ingot dapat berjalan dengan baik. PT. INALUM (Power Plant Paritohan) menggunakan turbin air (tipe vertikal/turbin francis) sebagai alat penggerak mula untuk pembangkit listrik. Turbin air adalah salah satu komponen yang digunakan untuk PLTA Paritohan, dimana turbin air tersebut dapat merubah energi potensial air dari ketinggian tertentu menjadi energi kinetik dan dari energi kinetik dirubah lagi menjadi energi mekanis. Energi mekanis inilah yang akhirnya dirubah oleh generator menjadi energi listrik. Pada penelitian ini akan ditinjau tentang perencanaan pemeliharaan (Planing) yang merupakan rencana pokok (Master Plan) yang dibuat oleh bagian/seksi perencanaan dan juga tentang biaya-biaya operasional pada saat inpeksi dan overhaul, dimana 23

biaya tersebut meliputi biaya, Manhour, Tool, Material, Consumable dan Evaluasi biaya Preventive Maintenance. Dalam hal ini PT. Inalum Power Plant Paritohan memiliki perencanaan pemeliharaan (Planing) yang diklasifikasikan berdasarkan jangka waktu pemeliharaannya, yaitu sebagai berikut: a. Perencanaan jangka panjang (Long Term Maintenance Plan) b. Perencanaan jangka menengah (Middle Term Maintenance Plan) c. Perencanaan tahunan (Yearly Maintenance Plan) d. Perencanaan an (Monthly Maintenance Plan) e. Perencanaan mingguan (Weekly Maintenance Plan) 2. FAILURE DEFINITION Failure definition adalah merupakan gambaran tentang pengaruh terhadap performance/level condition sebuah mesin dan juga terhadap waktu (umur sebuah mesin). Failure definition ini biasanya ditunjukkan dalam grafik yaitu sebagai berikut : Grafik 1. Failure definition 3.METODE PENELITIAN Adapun metode penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1.Metode Wawancara Penulis melakukan tanya jawab langsung dengan staf maupun operator yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi yang lengkap tentang perencanaan dan biaya pemeliharaan yang dilakukan pada turbin air. 3.2.Metode Observasi Penulis melakukan peninjauan langsung pada proses yang berkaitan dengan system manajemen Preventive Maintenance pada PT. Inalum Power Plant Paritohan yaitu pada bahagian maintenance,gudang dan pembelian. 3.3.Metode Kepustakaan Peneliti mencari dan mempelajari buku-buku referensi dan jurnaljurnal yang berhubungan dengan sistem manajemen Preventive Maintenance (PM) dan Breakdown Maintenance (BM), baik yang diperoleh dari perusahaan maupun dari perpustakaan yang ada di kampus. 24

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Berdasarkan hasil perhitungan biaya inspeksi dan overhaul, maka dapat dilihat bahwa biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk servis rutin/inspeksi (C P ) adalah U$ 188.906,55 dan biaya rata-rata perbaikan setelah rusak/overhaul (C R ) adalah U$ 575.255,78 maka probabilitas dan biaya alternative Preventive Maintenance pada system turbin air adalah sebagai berikut : a) Probabilitas pada turbin air dalam Tabel 1. Probabilitas yang akan Bulan setelah servis yang Probabilitas yang akan (Pi) Pi x i 12 0,01 0,12 24 0,013 0,312 36 0,016 0,576 48 0,02 0,96 60 0,025 1,5 72 0,033 2,376 84 0,049 4,116 96 0,059 5,664 108 0,07 7,56 120 0,082 9,84 132 0,095 12,54 144 0,109 15,696 156 0,124 19,344 168 0,14 23,52 180 0,156 28,08 TOTAL 1,OO1 132,204 Maka total mean diantara (MTBF) = Pi x i = 132,2 TC (Tanpa Preventive Maintenance) CR =. M MTBF 1) Dimana : TC C R M MTBF = Total Cost = Biaya Perbaikan = Jumlah mesin = Total Mean Diantara Kerusakan Didapat ; C R = U$ 575.255,78 TC = C P = U$ 188.906,55 U $(575.255, 78)(1) 132,2 TC = U$ 4.351,405/ Jadi besarnya biaya tanpa menggunakan system preventive maintenance per adalah U$ 4.351,40 Selanjutnya perhitungan dibawah ini menunjukkan harga Bj, yang merupakan jumlah diantara servis rutin pada ke-j, sebagai berikut: B 12 = M. P 12 = (1)(0,010) = 0.010 B 24 = M. (P 12 + P 24 ) + B 12. P 12 = (1)(0,010 + 0,013) + (0,010)( 0,010) = 0,0231 Dengan rumus dan cara yang sama dapat dihitung semua harga B sampai dengan B180 sebagai berikut : B 180 = M. (P 12 + P 24 + P 36 + P 48 + P 60 + P 72 + P 84 + P 96 + P 108 + P 120 + P 132 + 25

P 144 + P 156 + P 168 + P 180 ) + B 168. P 12 + B 156.P 24 + B 144.P 36 + B 132.P 48 + B 120. P 60 + B 108. P 72 + B 96. P 84 + B 84. P 96 + B 72. P 108 + B 60. P 120 + B 48.P 132 + B 36. P 144 + B 24.P 156 + B 12.P 168 = (1)(0,010 + 0,013 + 0,016 + 0,020 + 0,025 + 0,033 + 0,049 + 0,059 + 0,07 + 0,082 + 0,095 + 0,109 + 0,124 + 0,14 + 0,156) + (0,926)( 0,010) + (0,763)( 0,013) + (0,622)( 0,016) + (0,501)( 0,020) + (0,396)( 0,025) + (0,308)( 0,033) + (0,233)( 0,049) + (0,171)( 0,059) + (0,120)( 0,07) + (0,0857)( 0,082) + (0,0599)( 0,095) + (0,0394)( 0,109) + (0,0231)( 0,124) + (0,010)(0,14) = 1,001 + 0,00926 + 0,009919 + 0,009952 + 0,01002 + 0,0099 + 0,010164 + 0,011417 + 0,010089 + 0,0084 + 0,0070274 + 0,0056905 + 0,0042946 + 0,0028644 + 0,0014 = 1,111 Maka didapat diantara service rutin pada ke-j, yaitu : B 12 = 0,010 B 108 = 0,308 B 24 = 0,0231 B 120 = 0,396 B 36 = 0,0394 B 132 = 0,501 B 48 = 0,0599 B 144 = 0,622 B 60 = 0,0857 B 156 = 0,763 B 72 = 0,120 B 168 = 0,926 B 84 = 0,171 B 180 = 1,111 B 96 = 0,233 b) Biaya alternatif Preventive Maintenance Tabel 2. Biaya Alternatif Preventive Maintenance (1) Jumlah diantara preventive service (j) (2) Jumlah dalam j (Bj) (3) Biaya per untuk memper baiki (CR.Bj)/j 12 0,01 479,38 (4) Biaya per untuk preventive service setiap j (Cp.M)/j (5) Biaya total per dari preventive maintenance dan perbaikan (3+4) 15742,2 1 16221,59 24 0,0231 553,68 7871,11 8424,79 36 0,0394 629,59 5247,4 5876,99 48 0,0599 717,87 3935,55 4653,42 60 0,0857 821,66 3148,44 3970,1 72 0,12 958,76 2623,7 3582,46 84 0,171 1171,06 2248,89 3419,95 96 0,233 1396,19 1967,78 3363,97 108 0,308 1640,54 1749,13 3389,67 120 0,396 1898,34 1574,22 3472,56 132 0,501 2183,36 1431,11 3614,47 144 0,622 2484,78 1311,85 3796,63 156 0,763 2813,59 1210,94 4024,53 168 0,926 3170,75 1124,44 4295,19 180 1,111 3550,61 1049,48 4600,09 Dari tabel 2 diatas terlihat jika memakai Preventive Maintenance/Overhaul setiap 96 akan menghasilkan biaya rata-rata yang paling murah yaitu sebesar U$ 3.363,97. Harga ini lebih murah dari biaya total tanpa menggunakan Preventive Maintenance (PM) yaitu sebesar U$ 4.351,405 U$ 3.363,97 = U$ 987,435. Sistem Preventive Maintenance ini akan mengurangi biaya sebesar 22,69 % per dibawah biaya servis/perbaikan mesin bila 26

. Dapat dilihat pada grafik berikut : Untuk melihat hubungan antara 4000 3500 3000 2500 2000 1500 PM BM 1000 500 0 96 108 120 132 144 156 168 180 Waktu (Bulan) 4000 3500 Biaya Pemeliharaan ( 3000 2500 2000 1500 1000 PM BM 500 0 96 108 120 132 144 156 168 180 Waktu (Bulan) Grafik 2. Biaya Preventive Maintenance VS Breakdown Maintenance performance dengan yang pada sebuah mesin dapat dilihat berdasarkan grafik failure definition berikut ini : 27

Waktu (Bulan) Tabel 3. Jumlah dalam j (BM) 0 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 180 (1) (2) (3) -0.2 Jumlah diantara preventive service (j) Jumlah dalam j (Bj) Performance/ Level Condition 12 0,01-0,01 24 0,0231-0,0231 Performance/Condition L -0.4-0.6-0.8-1 36 0,0394-0,0394 48 0,0599-0,0599 60 0,0857-0,0857 72 0,12-0,12 84 0,171-0,171 96 0,233-0,233 108 0,308-0,308 120 0,396-0,396 132 0,501-0,501 144 0,622-0,622 156 0,763-0,763 168 0,926-0,926 180 1,111-1,111 Berdasarkan tabel diatas maka dapat kita lihat hasilnya dalam grafik failure definition berikut : -1.2 Grafik 3. Hubungan Kerusakan VS Performance Dari grafik 3 diatas tampak bahwa semakin besar yang maka akan semakin rendah performance yang dihasilkan. Kemudian dengan menggunakan sistem preventive maintenance yaitu pememeliharaan yang dilakukan setiap 96 akan membuat umur mesin lebih panjang dibandingkan dengan breakdown maintenance, dapat dibuktikan dengan tabel, perhitungan dan grafik berikut : Tabel 4. Probabilitas yang akan Bulan setelah servis yang (i) Probabilitas yang akan (Pi) Pi x i 12 0,01 0,12 24 0,013 0,312 36 0,016 0,576 48 0,02 0,96 60 0,025 1,5 72 0,033 2,376 84 0,049 4,116 96 0,059 5,664 28

108 0,07 7,56 120 0,082 9,84 132 0,095 12,54 144 0,109 15,696 156 0,124 19,344 168 0,14 23,52 180 0,156 28,08 TOTAL 1,OO1 132,204 Perbandingan umur mesin (Preventive Maintenance VS Breakdown Maintenance) setelah pemeliharaan setiap 96. Tabel 5. Probabilitas yang akan setelah pemeliharaan setiap 96 Bulan pemeliha raan kembali Probabili tas kerusak an yang akan (Pi) Bulan setelah servis yang kerusaka n (i) Pi x i 96 0,059 12 0,708 108 0,062 24 1,488 120 0,066 36 2,376 132 0,071 48 3,408 144 0,076 60 4,56 156 0,082 72 5,904 168 0,089 84 7,476 180 0,097 96 9,312 192 0,106 108 11,448 204 0,115 120 13,8 216 0,124 132 16,368 228 0,133 144 19,152 TOTAL 1,08 96 Selanjutnya perhitungan dibawah ini menunjukkan harga Bj, yang merupakan jumlah diantara servis rutin pada ke-j, sebagai berikut: B 12 = M. P 12 = (1)(0,059) = 0.059 B 24 = M. (P 12 + P 24 ) + B 12. P 12 = (1)(0,059 + 0,062) + (0,059)( 0,059) = 0,121 + 0,003481 = 0,124 Dengan rumus dan cara yang sama harga semua B sampai dengan B144 dapat dihitung sebagai berikut : B 144 = M. (P 12 + P 24 + P 36 + P 48 + P 60 + P 72 + P 84 + P 96 + P 108 + P 120 + P 132 +P 144 ) + B 132.P 12 + B 120.P 24 + B 108. P 36 + B 96. P 48 + B 84.P 60 + B 72.P 72 + B 60.P 84 + B 48.P 96 + B 36.P 108 + B 24.P 120 + B 12.P 132 = (1)( 0,059+ 0,062+ 0,066 + 0,071 + 0,076 + 0,082 + 0,089 + 0,097 + 0,106 + 0,115 + 0,124 + 0,133) + (1,290)( 0,059) + (1,084)( 0,062) + (0,902)( 0,066) + (0,743)( 0,071) + (0,604)( 0,076) + (0,482)( 0,082) + (0,375)( 0,089) + (0,281)( 0,097) + (0,198)( 0,106) + (0,124)( 0,115) + (0,059)( 0,124) = 1,08 + 0,07611 + 0,067208 + 0,059532 + 0,052753+ 0,045904 + 0,039524 + 0,033375 + 0,027257 + 0,020988 + 0,01426 + 0,007316 = 1,524 Maka didapat diantara service rutin pada ke-j, yaitu : B 12 = 0.059 B 84 = 0,604 29

B 24 = 0,124 B 96 = 0,743 B 36 = 0,198 B 108 = 0,902 0-0.2 Waktu (Bulan) 12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 180 192 204 216 228 B 48 = 0,281 B 120 = 1,084 B 60 = 0,375 B 132 = 1,290 B 72 = 0,482 B 144 = 1,524 Tabel 6. Jumlah dalam j VSPerformance/Level Condition setelah pemeliharaan setiap 96 Bulan pemeli haraan kembal i (1) Jumlah diantara preventive service (j) (2) Jumlah kerusak an dalam j (Bj) (3) Perfor mance / Level Condit ion 96 12 0.059-0.059 108 24 0,124-0,124 120 36 0,198-0,198 132 48 0,281-0,281 144 60 0,375-0,375 156 72 0,482-0,482 168 84 0,604-0,604 180 96 0,743-0,743 192 108 0,902-0,902 204 120 1,084-1,084 216 132 1,290-1,290 228 144 1,524-1,524 Maka dapatlah kita lihat pada grafik failure definition berikut ini bahwa pemakaian Preventive Maintenance setiap 96 (melakukan overhaul) akan memberikan umur mesin yang lebih panjang dan performance mesin yang lebih baik dibandingkan dengan Breakdown Maintenance. Performance/Condition L -0.4-0.6-0.8-1 -1.2-1.4-1.6-1.8 Grafik 4. Sistem Preventive Maintenance( PM) setiap 96 VS Breakdown Maintenance (BM) 5. PEMBAHASAN 5.1. Untuk Pekerjaan Pemeliharaan (Inspeksi) : Manhour Berdasarkan biaya standart yang telah ditetapkan oleh PT. Inalum Power Plant Paritohan, bahwa biaya Manhour/jam yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk pekerjaan Inspeksi adalah U$ 3,4 maka total biaya untuk Manhour adalah : TOTAL BIAYA MANHOUR = biaya Manhour/jam x jumlah jam kerja = U$ 3,4 x 552 jam = U$ 1.876,8 Untuk dari luar negeri (dispatch engineers) : Biaya /hari = U$ 137 Jumlah hari kerja = 5 orang = 38 hari BM PM 30

Sehingga total biaya untuk dari luar negeri adalah : Biaya = Biaya /hari x x Jumlah hari kerja = U$ 137 x 5 x 38 = U$ 26.030 Sedangkan Untuk yang dari PT. Inalum Power Plant Paritohan itu sendiri adalah : Biaya /hari = U$ 26 Jumlah hari kerja = 11 orang = 73 hari Jadi total biaya untuk dapat dihitung sebagai berikut : Biaya = Biaya Manhour/hari x x Jumlah hari kerja = U$ 26 x 11 x 73 = U$ 20.878 Maka total biaya untuk pekerjaan inspeksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan adalah biaya (dispatch engineers) + biaya karyawan PT. Inalum Power Plant Paritohan. Equipment pada pekerjaan inspeksi adalah U$ 372,08 Material/spare part Material/spare part pada pekerjaan inspeksi adalah U$ 104.871,99 Consumable Consumable pada pekerjaan inspeksi adalah U$ 33.832,84 5.2. Untuk Pekerjaan Pemeliharaan (Overhaul) Manhour Berdasarkan biaya standart yang telah ditetapkan oleh PT. Inalum Power Plant Paritohan, bahwa biaya Manhour/jam yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk pekerjaan overhaul adalah U$ 3,7. Dengan melihat jumlah jam kerja () diatas yaitu 914 jam, Maka dapat kita hitung biaya total untuk Manhour yang dikeluarkan oleh perusahaan selama overhaul yaitu : TOTAL BIAYA MANHOUR = biaya Manhour/jam x jumlah jam kerja = U$ 3,7 x 914 = U$ 3.381,8 TOTAL BIAYA MANPOWER Tool = U$ 26.030 + U$ 20.878 = U$ 46.908 tool pada pekerjaan inspeksi adalah U$ 1.044,84 Equipment Untuk dari luar negeri (dispatch engineers) : Biaya /hari = U$ 155 Jumlah hari kerja = 10 orang = 62 hari Sehingga total biaya untuk dari luar negeri (dispatch engineers) adalah : 31

Biaya = Biaya /hari x x Jumlah hari kerja = U$ 155 x 10 x 62 = U$ 96.100 Sedangkan Untuk yang dari PT. Inalum Power Plant Paritohan itu sendiri adalah : Biaya /hari = U$ 28,6 = 16 orang Dengan catatan 5 orang hanya bekerja selama 62 hari, sedangkan 11 orang lagi bekerja selama 123 hari hingga pekerjaan overhaul selesai, (sesuai dengan schedule overhaul yang telah terlampir). Total biaya untuk dapat dihitung sebagai berikut : Jumlah hari kerja ( 5 orang) = 62 hari Jumlah hari kerja ( 11 orang) = 123 hari Maka dapat dihitung biaya untuk yang terdiri dari karyawan PT. Inalum Power Plant Paritohan adalah : - (5 orang) = Biaya Manhour/hari x x Jumlah hari kerja = U$ 28,6 x 5 x 62 = U$ 8.866 - (11 orang) = Biaya Manhour/hari x x Jumlah hari kerja = U$ 28,6 x 11 x 123 = U$ 38.695,8 Total biaya untuk yang dari karyawan PT. Inalum Power Plant Paritohan adalah : U$ 8.866 + U$ 38.695,8 = U$ 47.561,8 Maka total biaya untuk yang harus dikeluarkan oleh perusahaan adalah biaya (dispatch engineers) + biaya karyawan PT. Inalum Power Plant Paritohan. TOTAL BIAYA MANPOWER Tool = U$ 96.100 + U$ 47.561,8 = U$ 143.661,8 tool pada pekerjaan overhaul adalah U$ 1.498,68 Equipment Equipment pada pekerjaan overhaul adalah U$ 440,62 Material/spare part Material/spare part pada pekerjaan overhaul adalah U$ 382.730,59 Cosumable Cosumable pada pekerjaan overhaul adalah U$ 43.542,29 6. KESIMPULAN Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan : 1. Dengan menggunakan sistem Preventive Maintenance (PM) akan diperoleh biaya alternatif yang paling murah sehingga tidak pemborosan biaya dalam pemeliharaan. 2. Dengan menggunakan sistem Preventive Maintenance (PM) akan diperoleh selang waktu yang paling tepat untuk 32

melakukan pemeliharaan (tanpa harus menunggu yang lebih parah lagi), dengan demikian bagian perencana juga akan lebih mudah untuk menentukan schedule pelaksanaan pemeliharaan dimasa mendatang. 3. Pada sistem pemeliharaan Preventive Maintenance dapat diperkirakannya umur dari sebuah mesin. 4. Umur pemakaian sebuah mesin dengan sistem Preventive Maintenance lebih panjang dibandingkan dengan sistem Breakdown Maintenance (BM). DAFTAR PUSTAKA 1. Alfian Hamsi, Laporan Pembuatan Buku Ajaran Pemeliharaan Pabrik untuk Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara, Medan 2001. 2. Hunt, John W, Managing People at Work, London, 1986. 3. Arismunandar, Wiranto, Penggerak Mula Turbin, ITB, Bandung, 1997. 4. Silalahi, Bennet N.B, Manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1985. 5. Setiawan, F.D, Perawatan Mekanikal Mesin Produksi, Maximus, yogyakarta, 2008. 6. Hartomo, Anton. J, Lekuk Likuliku Pelumasan, Edisi ke-1, Yogyakarta, 1991. 7. Priambodo, Bambang. Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel, Erlangga, Jakarta, 1991. *) Ir. Alfian Hamsi, M.Sc. adalah staf pengajar Departemen Teknik Mesin FT.USU 33