Respon Penggunaan Faktor Produksi Ridwan Dharmawan

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor... Hafiz Wahyu Riandi

IV. METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN ASAS KESEJAHTERAAN TERNAK TERHADAP NILAI PENJUALAN DOMBA (Kasus Di Wilayah Kerja Koperasi Riung Mukti Kabupaten Sukabumi)

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

IV. METODE PENELITIAN

Aplikasi Teknologi Pakan, Kandang dan Bibit...Fitrya Russanti

DISPARITAS PENDAPATAN USAHA TERNAK DOMBA PADA PETERNAK ANGGOTA DAN NON ANGGOTA KOPERASI (Kasus Pada Wilayah Kerja Koperasi Riung Mukti, Sukabumi)

METODE PENELITIAN. memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan penelitian yang

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan. ternak ayam ras petelur dalam satuan ribu ton/tahun.

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

BAB IV. METODE PENELITIAN

V. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea

II. BAHAN DAN METODE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KAKAO DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Kata kunci: Tanaman kakao, Produktifitas dan fungsi produksi

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

II. BAHAN DAN METODE

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

IV METODE PENELITIAN

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

Sosiohumaniora, Vol. 12, No. 3, November 2010 :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dede Upit, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Bogor (PSP3 IPB) dan PT. Pertani di Propinsi Jawa Timur tahun 2010.

IV. METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang.

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

VI. METODE PENELITIAN

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Novi Anggraeni 1) Dedi Darusman 2) Dedi Sufyadi 3)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IV. METODE PENELITIAN. merupakan studi kasus yang dilaksanakan di peternakan sapi potong PT. Andini

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

III METODE PENELITIAN. usahaternak domba bagi hasil. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA

Betharia W.M. Pangaribuan 1), Kelin Tarigan 2), dan Yusak Maryunianta 3) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU 2)

HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

Atjeh Livestock Farm. The

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995-

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA RAMBAH HILIR TENGAH KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU ABSTRACT

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

Analisis Usahatani Bawang Merah di Desa Sumberkledung Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo

(ANALYSIS OF NEEDED INVESTMENT FOR BROILER CHICKEN FARM IN PURBALINGGA)

VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

III KERANGKA PEMIKIRAN

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least

33 ZIRAA AH, Volume 37 Nomor 2, Juni 2013 Halaman ISSN

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI ORGANIK (Kasus Desa Kebonagung dan Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul)

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

BAB III METODE PENELITIAN. (digembalakan) menjadi pola pemeliharaan insentif (dikandangkan), serta mulai

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji

ABSTRACT. Keywords: efficiency, mentik susu organic rice, production factors ABSTRAK

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODOLOGI PENELITIAN

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemotongan Sapi Impor...Disan Narundhana

ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

ABSTRACT

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

ANALISIS PRODUKTIVITAS PEMBUATAN KAIN GREY DENGAN PENDEKATAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER DAN COBB-DOUGLAS ABSTRACT

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jagung di kecamatan Tigabinanga, penulis menggunakan teori yang sederhana sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Titik Impas dan Efisiensi Pada Usaha Domba...Reka Maharnika ANALISIS TITIK IMPAS DAN EFISIENSI PADA USAHA DOMBA

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler

BAB III METODE PENELITIAN. dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

Transkripsi:

RESPON PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATERNAK DOMBA (Kasus di Koperasi Peternak Serba Usaha Riung Mukti Sukabumi) RESPONSE TO THE USE OF PRODUCTION FACTORS IN SMALL HOLDER SHEEP FARMING Ridwan Dharmawan*, Muhamad Hasan Hadiana**, Sondi Kuswaryan** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Angkatan 2012 ** Staff Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail : ridwandm1994@yahoo.com ABSTRAK Penelitian mengenai respon penggunaan faktor produksi pada usahaternak domba dilakukan di Koperasi Peternak Serba Usaha (KPSU) Riung Mukti. Penelitian dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2016. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui model hubungan antar penggunaan faktor produksi terhadap output usahaternak domba. Metode penelitian yang digunakan adalah sensus pada semua anggota KPSU Riung Mukti. Analisis regresi digunakan untuk menduga koefisien fungsi produksi (Cob b-douglas). Berdasarkan hasil analisis, diperoleh model fungsi produksi : Dalam penelitian ini Y = Produksi domba (domba yang terjual berdasarkan kilogram bobot hidup), X 1 = Jumlah hijauan yang diberikan (kilogram/tahun), X 2 = Curahan Tenaga Kerja (HOK/tahun), X 3 = Jumlah Kepemilikan Ternak (SDD/tahun), D = Dummy (tingkat inovasi pemberian pakan). Berdasarkan hasil analisis dapat diambil kesimpulan bahwa model persamaan Cobb-Douglas dapat digunakan sebagai penduga fungsi produksi pada usahaternak domba ( R 2 = 62%). Faktor produksi hijauan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap produksi domba. Usahaternak domba milik anggota KPSU Riung Mukti dalam keadaan constant return to scale, artinya kenaikan output sama dengan proporsi kenaikan inputnya secara bersama-sama. Kata Kunci : faktor produksi, elastisitas, return to scale. Cobb-Douglas ABSTRACT The research of the response to the use of production factors in small holder sheep farming has been conducted in Koperasi Peternak Serba Usaha (KPSU) Riung Mukti, from March until April 2016. The purpose of this research was to know the relation model between the use of production factors and the small holder sheep farming output. The research methods used census of members KPSU Riung Mukti Sukabumi. Regression analysis was used to estimate the production fuction coefficient (Cobb -Douglas) and obtained:

In this research Y = Production of sheep (sheep sold by kilograms of live weight), X 1 = Forage (kilogram/year), X 2 = labor (HOK/year), X 3 = livestock ownership (SDD/year), D = Dummy (Innovation of feeding). Based on the analysis, can be concluded that Cobb-Douglas function can be used as estimator of sheep production function ( R 2 = 62%). Factor production of forage is significantly effect on production. The sheep production in KPSU Riung Mukti is in a condition of constant return to scale, it s mean that the increase of output is equal to the increase simultanously all inputs. Keywords : factors of production, elasticity, return to scale, cobb-douglas. PENDAHULUAN Populasi domba di Jawa Barat relatif tinggi dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tahun 2012, populasi domba tercatat sebanyak 8,24 juta ekor dan pada tahun 2013 sebanyak 9,21 juta ekor. Salah satu daerah yang memiliki populasi domba tinggi di Jawa Barat adalah Kabupaten Sukabumi, yaitu tercatat sebanyak 468.569 ekor (Dinas Peternakan Jawa Barat, 2013). Koperasi Peternak Serba Usaha (KPSU) Riung Mukti merupakan koperasi ya ng mengelola peternakan domba di Kabupaten Sukabumi. KPSU Riung Mukti memiliki anggota peternak sebanyak 59 orang. Peternakan domba dikelola masyarakat dalam skala kecil dan terintegrasi dengan usaha pertanian, sehingga peternak menganggap bahwa usahaternak domba masih merupakan usaha sampingan. Permasalahan dalam usahaternak domba adalah ketidakseimbangan jumlah penggunaan faktor produksi baik secara parsial maupun secara keseluruhan, sehingga produksi yang dihasilkan kurang optimal. Jumlah pemberian faktor produksi setiap peternak tentu berbeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, perlu diketahui pengaruh penggunaan faktor produksi terhadap produksi yang dihasilkan. Faktor produksi pada peternakan domba diantaranya adalah pakan, tenaga kerja, dan jumlah kepemilikan ternak. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui respon produksi terhadap penggunaan faktor produksi pada usahaternak domba di KPSU Riung Mukti Kabupaten Sukabumi.

2. Mengetahui tingkat penggunaan faktor produksi pada usahaternak domba di KPSU Riung Mukti Kabupaten Sukabumi. METODE Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Koperasi Peternakan Serba Usaha (KPSU) Riung Mukti yang terletak di Kabupaten Sukabumi. Penelitian telah dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada bulan Maret sampai bulan April 2016. Populasi dan Sampel Jumlah peternak anggota KPSU Riung mukti sebanyak 59 orang. Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah peternak yang tergolong masih aktif sebagai anggota koperasi, dan peternak yang melakukan penjualan domba pada tahun 2015, sehingga jumlah responden yang diteliti sebanyak 50 orang. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah sensus pada semua anggota KPSU dengan pendekatan kuantitatif. Sensus dipilih atas dasar pertimbangan jumlah populasi yang relatif sedikit dan ditunjang oleh kemampuan peneliti baik secara biaya, waktu, maupun tenaga (Paturrochman, 2012). Data dan Instrumentasi Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada sejumlah peternak di KPSU Riung Mukti Kabupaten Sukabumi. Data primer yang dikumpulkan adalah penggunaan faktor produksi berupa jumlah hijauan yang diberikan, curahan tenaga kerja, dan jumlah kepemilikan ternak, serta tingkat inovasi pemberian pakan. Data sekunder diperoleh dari literatur para ahli yang berkaitan dengan penggunaan faktor produksi dan teori-teori fungsi produksi khususnya fungsi produksi Cobb-Douglas. Analisis Data Model persamaan regresi yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Analisis ini merupakan suatu fungsi yang terdiri dari dua variabel atau lebih, dimana produksi ternak domba adalah variabel dependen, sedangkan faktor produksi adalah variabel independen.

Menurut Gujarati (2006) fungsi Cobb-Douglas dapat dituliskan sebagai berikut : Oleh karena ln, dan anti ln α = α maka fungsi logaritma dapat diubah ke fungsi : Dalam penelitian ini : Y = Jumlah bobot hidup domba yang dijual tahun 2015 (kilogram bobot hidup/tahun) X 1 = Jumlah hijauan (kilogram/tahun) X 2 = Curahan tenaga kerja di kandang (HOK/tahun) X 3 = Jumlah kepemilikan ternak (SDD) D = Tingkat inovasi pemberian pakan Jika D = 0, tidak menggunakan pakan penguat Jika D =1, menggunakan pakan penguat Keterangan : α = Koefisien konstanta β i = Koefisien regresi masing-masing variabel independen (elastisitas produksi parsial) exp = Bilangan eksponen Ԑ = Galat SDD = Setara Domba Dewasa Koefisien regresi yang dihasilkan merupakan elastisitas produksi parsial. Elastisitas produksi parsial merupakan perubahan proporsional output yang disebabkan perubahan input secara proporsional dimana input-input lainnya konstan (Boediono, 1982). Fungsi Cobb-Douglas memiliki kelemahan, yaitu melibatkan kaidah metode kuadrat terkecil (MKT). Model fungsi produksi yang baik harus memenuhi beberapa asumsi MKT antara lain tidak ada gejala multikolinearitas dan tidak ada autokorelasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor-faktor Produksi Usahaternak Domba KPSU Riung Mukti Pakan. Pakan hijauan yang diberikan oleh peternak untuk memenuhi kebutuhan domba adalah rumput lapang, namun ada beberapa peternak yang menggunakan daun singkong dan

daun manii sebagai hijauan tambahan untuk memenuhi kebutuhan pakan domba yang dipelihara. Hijauan tersebut didapat dari lahan sekitar dan kebun sawit. Sistem penyediaan pakan yang dilakukan peternak anggota koperasi adalah dengan menyabitkan rumput dan memberikannya langsung kepada domba (cut and carry). Umumnya peternak memberikan hijauan dalam bentuk utuh tanpa dicincang. Berikut merupakan tabel rata-rata pemberian pakan domba perekor oleh peternak anggota KPSU Riung Mukti sebagai berikut : Tabel 3. Rata-rata Pemberian Hijauan untuk Domba No Kriteria Pemberian kg/ekor/hari 1 Dewasa 6,79 2 Muda 3 3 Anak 1,59 Keterangan : Pemilikan ternak : 11,46 ekor = 7,88 SDD Jumlah ideal hijauan yang diberikan kepada domba dewasa adalah sebanyak 10% dari bobot badan atau 4,5-5 kg/ekor/hari (Parakkasi, 1995). Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian pakan hijauan untuk domba peternak anggota koperasi berada diatas jumlah ideal pakan domba. Peternak jarang memberikan pakan tambahan, karena sulit diperoleh di daerah setempat. Jumlah peternak yang memberikan pakan tambahan hanya sebesar 15 peternak dari 50 peternak yang diteliti. Penambahan pakan tambahan seperti ampas tahu di dalam pakan domba dapat memperbaiki nilai gizi pakan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan produksi domba yang dipelihara (Duldjaman, 2004). Hal ini menunjukkan bahwa peternak anggota koperasi masih kurang dalam memberikan pakan tambahan untuk ternaknya, namun perlu dianalisis pemberian pakan tambahan berpengaruh secara nyata atau tidak terhadap produksi yang dihasilkan. Curahan Tenaga Kerja. Ternaga kerja yang digunakan pada usahaternak domba anggota KPSU Riung Mukti adalah tenaga kerja dalam keluarga. Tenaga kerja yang dihitung adalah tenaga kerja di kandang seperti memberi pakan, membersihkan kandang, mengawasi domba,

dan lain-lain. Curahan tenaga kerja rata-rata peternak anggota koperasi sebesar 17,61 HOK/UU/tahun. Curahan tenaga kerja tertinggi sebesar 74,5 HOK/tahun, dan yang terendah sebesar 7,3 HOK/tahun. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan harus sesuai dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Curahan tenaga kerja yang berlebihan akan menyebabkan pemborosan faktor produksi (Rasyaf, 2010). Kepemilikan Ternak. Usahaternak domba di KPSU Riung Mukti Kabupaten Sukabumi merupakan usahaternak yang dijalankan secara tradisional. Awalnya hanya sebagian masyarakat yang beternak domba. Setelah koperasi ini terbentuk, masyarakat mulai melihat dan mengetahui manfaat dari usahaternak domba sehingga masyarakat tertarik untuk melakukan usaha tersebut. Usahaternak ini merupakan usaha yang sifatnya sebagai tabungan dimana ketika peternak membutuhkan biaya yang cukup tinggi, peternak dapat menjual domba yang dipeliharaanya untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya mendadak. Tabel 4. Rata-rata Kepemilikan Domba oleh Peternak Anggota KPSU Riung Mukti No Kelompok Umur Kepemilikan Domba Ekor SDD 1 Domba Dewasa 5,34 5,34 2 Domba Muda 4,04 2,02 3 Anak Domba 2,08 0,52 Jumlah 11,46 7,88 Sebagian besar domba yang dipelihara oleh anggota peternak koperasi adalah Domba Garut. Kepemilikan ternak rata-rata yang dipelihara oleh peternak sebesar 11,46 ekor atau 7,88 SDD. Hasil Analisis Faktor produksi yang diteliti adalah jumlah pemberian hijauan, curahan tenaga kerja, kepemilikan ternak, dan tingkat inovasi pemberian pakan, dan produksi yang diteliti adalah jumlah bobot hidup domba yang dijual pada tahun 2015. Berikut hasil analisis regresi pengaruh ketiga faktor produksi dan tingkat inovasi pemberian pakan terhadap produksi domba disajikan pada tabel 6 :

Tabel 6. Analisis Regresi Pengaruh Ketiga Faktor Produksi dan Tingkat Inovasi Pemberian Pakan terhadap Produksi Domba. No Faktor Produksi Koefisien Regresi t-hitung 1 Hijauan** 0,521 2,965 2 Tenaga Kerja 0,1 0,713 3 Kepemilikan Ternak 0,344 1,399 4 Pakan Penguat 0,179 1,214 Jumlah Koefisien 0.966 Konstanta (log α) -1,865-1,284 Koefisien Determinasi (R 2 ) 0,621 F hitung 18,5 D-W 2,476 Keterangan : ** berpengaruh nyata pada taraf α = 5% t-tabel (α:0,05,db=46) = 2,013 Fungsi Cobb-Douglas yang dilinearkan berdasarkan hasil pengolahan data dapat dituliskan sebagai berikut : (t=2,96)** (t=0,71) (t=1,39) (t=1,21) Sehingga jika dikonversikan ke fungsi Cobb-Douglas yang asli adalah sebagai berikut : Persamaan fungsi Cobb-Douglas perlu diuji statistika dengan tujuan mengetahui apakah model yang digunakan layak untuk menduga parameter dan fungsi produksi. Uji F hitung dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Hasil uji-f menunjukkan bahwa F-hitung adalah 18,5 sedangkan F tabel adalah 2,81 sehingga jika F hitung > F tabel maka terima H 1 yang artinya penggunaan faktor produksi secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap produksi yang dihasilkan. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa model fungsi Cobb-Douglas dapat digunakan untuk

menduga pengaruh faktor-faktor produksi yang diteliti terhadap produksi domba yang dihasilkan. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) yang diperoleh adalah sebesar 0,62. Hal tersebut mempunyai arti sebesar 62% variasi yang terjadi dalam produksi ternak mampu dijelaskan oleh variabel-variabel yang terdapat pada fungsi produksi, sedangkan sisanya (38%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dipertimbangkan dalam fungsi produksi. Uji t diperlukan untuk menguji pengaruh variabel penjelas terhadap variabel yang dijelaskan secara parsial. Hasil uji t pada masing-masing variabel penjelas disajikan pada lampiran. Berdasarkan uji-t yang dilakukan, diketahui bahwa variabel hijauan berpengaruh nyata terhadap produksi yang dihasilkan dengan nilai t-hitung sebesar 2,96 sedangkan t-tabel adalah 2,013 sehingga t-hitung > t-tabel. Hasil uji t hitung variabel curahan tenaga kerja adalah 0,71 sehingga t-hitung < t-tabel. Artinya variabel curahan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi domba. Hasil uji t-hitung variabel inovasi pemberian pakan adalah 1,21 sehingga t-hitung < t-tabel. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pakan penguat tidak berpengaruh nyata terhadap produksi domba. Hasil t-hitung variabel kepemilikan ternak adalah 1,39 sehingga t-hitung < t-tabel. Artinya variabel kepemilikan ternak tidak berpengaruh nyata terhadap produksi domba. Berdasarkan pengujian didapatkan bahwa fungsi produksi yang digunakan sudah memenuhi persyaratan yaitu tanpa adanya autokorelasi dan multikolinearitas. Hasil uji autokorelasi dan multikolinearitas dapat dilihat pada lampiran. Analisis Return To Scale (RTS). Kondisi RTS dapat dilihat dari hasil penjumlahan tiap-tiap koefisien elasitisitas faktor produksi (koefisien βi). Hasil penjumlahan masing -masing koefisien regresi adalah 0,96 dimana hasil tersebut mendekati 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan faktor produksi yang diberikan berada pada kondisi constant return to scale. Kondisi RTS ini perlu diuji statistik menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk membuktikan hasil penjumlahan koefisien β supaya dapat menduga keadaan return to scale (Gujarati dan Porter, 2010). Hasil uji-t hitung adalah -0,01 sehingga t-hitung < t-tabel. Berdasarkan hipotesis jika t-hitung < t-tabel maka terima H 0, artinya bahwa βi = 1, sehingga kondisi penggunaan faktor produksi di KPSU Riung Mukti secara bersama-sama adalah constant return to scale. Keadaan ini menunjukkan bahwa peternak anggota KPSU Riung Mukti sudah efisien dalam menggunakan faktor produksi secara keseluruhan, artinya penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan produksi yang

diperoleh. Keadaan constant return to scale ini menandakan bahwa jika semua input ditingkatkan dua kali, maka output akan meningkat dua kali. (Soekartawi, 2 003). Berdasarkan hal tersebut tindakan memperbesar input atau memperbesar skala usaha akan menguntungkan peternak jika harga output relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga input, namun sebaliknya jika peningkatan skala usaha dilakukan saat harga input lebih tinggi dibandingkan dengan harga output, maka peternak akan mengalami kerugian. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hubungan fungsional antara input dan output secara eksplisit adalah dengan koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,62 sehingga 62% variasi produksi ternak mampu dijelaskan oleh ketiga faktor produksi dan tingkat inovasi pemberian pakan. 2. Output usahaternak domba (kilogram bobot hidup pertahun) memberikan respon yang signifikan terhadap faktor produksi hijauan (P<0,05), dengan elastisitas 0,521, artinya setiap penambahan pemberian hijauan sebesar satu persen, maka produksi domba yang dihasilkan sebesar 0,521 persen. 3. Tingkat penggunaan faktor produksi pada usahaternak domba di KPSU Riung Mukti, berada pada kondisi constant return to scale ( =1). Pada kondisi ini setiap peningkatan semua faktor produksi secara simultan, akan meningkatkan output secara proporsional. Daftar Pustaka Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.2013. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2013. Kementrian Pertanian RI, Jakarta. 59 Duldjaman, M. 2004. Penggunaan ampas tahu untuk meningkatkan gizi pakan domba lokal. Med. Pet. 27:89-91. Gujarati, D.N. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika Jilid I. Erlangga. Jakarta. Gujarati, D.N., dan D.C. Porter. 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika Jilid 1. Penerjemah Eugenia Mardanugraha, dkk Edisi 5.Mc Graw-Hill Education (Asia) dan Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Parakkasi, A. 1995. Ilmu Nutrisi Ruminansia Pedaging. Departemen Ilmu Pakan Ternak. Fakultan Pertanian IPB. Bogor.

Paturrochman, M. (2012).Penentuan Jumlah dan Teknik Pengambilan Sampe.Unpad Press. Bandung. Rasyaf, M. 2010. Manajemen Peternakan Ayam Kampung. Penebar Swadaya. Jakarta Hal: 54; 57.