VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA
|
|
- Glenna Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA 7.1. Analisis Fungsi Produksi Hasil pendataan jumlah produksi serta tingkat penggunaan input yang digunakan dalam proses budidaya belimbing dewa digunakan untuk menyusun suatu model fungsi produksi yang menggambarkan hubungan antara faktor-faktor produksi yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Faktor-faktor penduga produksi merupakan faktor input yang digunakan oleh petani dalam usahatani belimbing dewa dalam kurun waktu satu tahun. Analisis ini menggunakan dua waktu yang berbeda, yaitu tahun 2007 dan tahun Tahun 2007 sebagai tahun dimana petani responden belum mendapatkan kredit, sedangkan tahun 2010 adalah tahun dimana petani sudah memperoleh kredit. Belimbing merupakan tanaman tahunan dimana meningkatnya produktivitas dapat disebabkan oleh bertambahnya usia pohon sehingga pada analisis ini pun digunakan metode pembobotan. Fungsi produksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah fungsi produksi eksponensial dengan tujuh peubah bebas. Peubah bebas yang digunakan adalah pupuk kandang (X 1 ), pupuk NPK (X 2 ), pupuk urea (X 3 ), pupuk gandasil (X 4 ), pestisida (X 5 ), tenaga kerja (X 6 ),, dan dummy (D 1 ) yaitu petani sebelum menggunakan kredit dan sesudah menggunakan kredit, sedangkan peubah terikat yang digunakan adalah produksi belimbing dewa (Y) Model Penduga Fungsi Produksi Usahatani Belimbing Dewa Hasil output model penduga fungsi produksi eksponensial petani responden dapat dilihat pada Tabel 25. Untuk menguji ketepatan model untuk penelitian ini digunakan uji statistik, yaitu uji T, uji F dan koefisien determinasi (R 2 ). Berdasarkan hasil output tersebut, diperoleh koefisian determinasi (R 2 ) sebesar 76,6 persen dan koefisien determinasi terkoreksi (R 2 adj) sebesar 73,3 persen. Koefisien tersebut dapat diartikan bahwa 73,3 persen keragaman produksi belimbing dewa petani responden dapat dijelaskan oleh variasi faktor produksi yang digunakan dalam model. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 26,7 persen 75
2 dijelaskan oleh peubah lain yang tidak terdapat dalam model. Model fungsi produksi usahatani belimbing dewa petani responden dapat dituliskan sebagai berikut: Y = 5,234 X 0,024 1 X 0,060 2 X 0,006 3 X 0,003 4 X -0,019 5 X 0,486 0,042 6 D 1 Keterangan : Y : Produksi Belimbing Dewa (kg) X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 D 1 : Pupuk Kandang (kg) : Pupuk NPK (kg) : Pupuk Urea (kg) : Pupuk Gandasil (kg) : Pestisida (liter) : Tenaga Kerja (HOK) : Dummy: 2= sesudah kredit dan 1= sebelum kredit Pengaruh semua variabel bebas yang digunakan terhadap produksi dari model tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan uji F. Berdasarkan Tabel 25, P-value pada model fungsi produksi yang diduga adalah sebesar 0,000. P- value yang lebih besar dari α (0,10) menunjukkan bahwa semua faktor produksi yaitu pupuk kandang, pupuk NPK, pupuk urea, pupuk gandasil, pestisida, tenaga kerja, dan dummy kredit secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi belimbing dewa petani responden pada selang kepercayaan 90 persen atau sekurang-kurangnya ada satu variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Pengujian terhadap pengaruh nyata masing-masing variabel bebas secara parsial dilakukan dengan uji t. Hasil uji koefisian regresi secara parsial untuk petani responden dapat dilihat pada Tabel 25. Berdasarkan hasil uji tersebut diketahui bahwa variabel-variabel yang berpengaruh nyata (P-value< α = 10 persen) terhadap produksi belimbing dewa adalah pupuk kandang, pupuk NPK, pestisida, dan tenaga kerja. Sedangkan variabel bebas yang tidak berpengaruh nyata terhadap produksi adalah pupuk urea, pupuk gandasil dan dummy kredit. Pupuk kandang, pupuk NPK dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap 76
3 produksi pada taraf nyata satu persen. Sedangkan pestisida berpengaruh nyata terhadap produksi belimbing dewa pada taraf nyata sepuluh persen. Tabel 25. Hasil Pendugaan Parameter Model Fungsi Produksi Belimbing Dewa Sebelum dan Sesudah Menerima Kredit Variabel Koefisien t-hitung P-Value VIF Konstanta 5,234 11,42 0,000** Pupuk kandang (X 1 ) 0,024 4,66 0,000** 1,209 Pupuk NPK (X 2 ) 0,060 4,87 0,000** 1,628 Pupuk Urea (X 3 ) -0,006-0,86 0,395** 1,450 Pupuk Gandasil (X 4 ) 0,003 0,46 0,646** 1,366 Pestisida (X 5 ) -0,019-1,78 0,081** 3,204 Tenaga Kerja (X 6 ) 0,486 5,32 0,000** 1,427 Kredit PKBL (Dummy) 0,042 0,33 0,739** 2,906 R 2 = 76,6 % R 2 (adj) = 73,3 % ANOVA Source DF SS MS F P Regression 7 5, , , Residual Error 481, ,03544 Total 557,29910 Durbin-Watson statistic = 1,82243 Keterangan: ** = berpengaruh nyata pada taraf nyata 1% * = berpengaruh nyata pada taraf nyata 10% Selain itu, dalam membuat suatu persamaan regresi linear berganda diperlukan beberapa asumsi mendasar yang perlu diperhatikan, yaitu normalitas, autokorelasi, multikolinieritas, dan heterokedastisitas. 1. Normalitas, plot garis dari standarized residual cumulative probability menunjukkan bahwa sebaran data berada pada garis normal. Selain itu, P- value> α (0,150 > 0,1) maka dapat dikatakan bahwa data menyebar normal. Berdasarkan hasil uji, dapat dikatakan bahwa data penelitian ini memiliki sebaran yang normal (Lampiran 6). 2. Autokorelasi, melalui uji Durbin-Watson diperoleh nilai d = 1,82243 (mendekati nilai d= 2) sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat 77
4 autokorelasi pada komponen error sehingga hasil uji T dan uji F adalah valid (Tabel 25). 3. Multikolinieritas, berdasarkan hasil VIF (Variance Inflation Factors) diketahui bahwa nilai VIF dari seluruh variabel bebas adalah lebih kecil dari 10 (Tabel 25). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada multikolinier pada variabel bebas atau tidak terdapat hubungan yang kuat diantara variabelvariabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. 4. Heterokedastisitas, plot antara standardized residual dengan variabel terikat memperlihatkan bahwa tidak terdapat suatu pola dalam plot tersebut sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut homogeni atau komponen error tidak heterokedastisitas. Hal ini juga dapat diperjelas dengan hasil Test for Equal Variance for Residual (Lampiran 6). Jika P-value Bartlett s test dan Levene s test lebih besar dari nilai α, maka data tersebut homogen atau komponen error tidak heterokedastisitas. Pada hasil output dapat dilihat pada hasil Bartlett s test (Normal Distribution), P-value yang dihasilkan adalah 0,307 dan pada hasil Levene s test (Any Continuous Distribution), P-value yang dihasilkan adalah 0,255 sehingga dapat dikatakan bahwa data yang diuji pada penelitian ini homogen atau tidak terdapat heterokedastisitas pada komponen error. Hasil pendugaan fungsi produksi eksponensial pada petani responden secara statistik telah memenuhi asumsi OLS. Oleh karena itu, model fungsi produksi tersebut dapat digunakan untuk menduga hubungan antara faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usahatani belimbing dewa petani dengan produksi belimbing dewa yang dihasilkan oleh petani Analisis Elastisitas Faktor Produksi Nilai koefisien regresi yang terdapat pada model penduga fungsi produksi juga menunjukkan besaran elastisitas dari faktor produksi. Besaran elastisitas tersebut juga merupakan tingkat besaran return to scale. Ukuran returns to scale dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai elastisitas pada model fungsi produksi dari masing-masing petani. Penjumlahan dari nilai elastisitas tersebut digunakan untuk mengetahui keadaan skala usaha. Jumlah nilai elastisitas dalam model 78
5 fungsi produksi adalah 0,59. Hal ini menggambarkan bahwa usahatani belimbing dewa yang dilakukan petani responden berada pada skala decreasing returns to scale. Hal ini menandakan bahwa, jika input yang digunakan petani secara bersama-sama ditambah sebesar satu persen, maka output yang diproduksi akan bertambah sebesar kurang dari satu persen, yakni 0,59 persen. Elastisitas produksi adalah persentase perubahan output sebagai akibat persentase perubahan input. Berdasarkan model fungsi produksi yang digunakan dapat dilihat nilai elastisitas input, sehingga dapat diketahui sejauh mana pengaruh input-input tersebut terhadap output. Input yang digunakan oleh petani responden adalah pupuk kandang, pupuk NPK, pupuk urea, pupuk gandasil, pestisida, tenaga kerja, dan dummy kredit (sebelum dan sesudah kredit). Elastisitas tiap-tiap faktor produksi dijelaskan sebagai berikut: 1. Pupuk Kandang Pupuk kandang merupakan salah satu pupuk yang digunakan dalam budidaya belimbing oleh petani responden. Penggunaan pupuk kandang berfungsi untuk menambah dan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Hasil pendugaan model fungsi produksi menunjukkan pengaruh nyata dari faktor produksi pupuk kandang. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang menyatakan bahwa pupuk kandang berpengaruh positif terhadap produksi belimbing dewa. Pengaruh ini dapat dilihat dari nilai elastisitas pupuk kandang adalah sebesar 0,024. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan pupuk kandang sebesar satu persen, maka akan meningkatkan jumlah produksi belimbing sebesar 0,024 persen. Penggunaan pupuk kandang berada pada daerah rasional karena memiliki nilai elastisitas yang positif yaitu antara nol dan satu. Nilai elastisitas pupuk kandang yang terlalu kecil dapat disebabkan oleh dosis penggunaan pupuk kandang yang digunakan oleh petani responden belum sesuai dengan SOP yang berlaku. Dosis penggunaan pupuk kandang yang digunakan oleh petani dalam satu kali pemupukan berkisar antara kilogram per pohon yang diberikan dalam kurun waktu enam bulan sekali atau satu tahun sekali. Penentuan dosis penggunaan pupuk kandang tergantung dari sumberdaya yang dimiliki petani pada saat pemupukan. Pemberian pupuk kandang ini tidak sesuai dengan SOP yang berlaku. Dosis penggunaan pupuk kandang yang 79
6 dianjurkan adalah kilogram per pohon yang diberikan setiap empat bulan sekali. Menurut hasil wawancara, petani responden tidak merasa khawatir hasil produksinya akan menurun karena pengunaan pupuk kandang yang diberikan tidak sesuai SOP. Karena menurut petani dengan pemberian pupuk kandang dalam jumlah minim pun hasil buah belimbing yang diproduksi tidak akan jauh berbeda. Hal yang terpenting menurut petani adalah kegiatan pencegahan dan pengendalian HPT yang dapat mengurangi risiko turunnya produksi Belimbing Dewa. Jika terjadi serangan hama khususnya lalat buah maka petani Belimbing Dewa akan terancam gagal panen. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulistia (2009). Pada penelitian Yulistia (2009), penggunaan input pupuk kandang tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil produksi belimbing. 2. Pupuk NPK Pupuk NPK juga merupakan salah satu pupuk yang digunakan oleh petani responden. Hasil pendugaan fungsi produksi menunjukkan bahwa pupuk NPK berpengaruh nyata pada produksi belimbing dewa. Hasil pendugaan ini sesuai dengan hipotesis awal penelitian. Nilai elastisitas pupuk NPK pada hasil output adalah 0,060. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan pupuk NPK sebesar satu persen dan semua faktor produksi dianggap konstan, maka akan meningkatkan jumlah produksi belimbing sebesar 0,060 persen. Penggunaan pupuk NPK berada pada daerah rasional karena memiliki nilai elastisitas yang positif yaitu antara nol dan satu. Penggunaan dosis pupuk NPK oleh petani responden adalah sebesar 0,85-1 kilogram per pohon. Penggunaan dosis ini telah sesuai dengan SOP yang berlaku yaitu satu kilogram per pohon per sekali setiap empat bulan sekali. Hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian Zamani (2008) namun berbeda dengan hasil penelitian Yulistia (2009). Dalam penelitiannya, Yulistia (2009) menyatakan bahwa pupuk NPK tidak berpengaruh nyata karena pemberian pupuk NPK menurut Yulistia (2009) berfungsi untuk menambah kadar gula dalam buah belimbing sehingga tidak mempengaruhi jumlah produksi belimbing dewa. 80
7 3. Pupuk Urea Pupuk urea juga merupakan salah satu pupuk yang digunakan oleh petani responden dalam budidaya belimbing. Namun sebenarnya penggunaan pupuk ini tidak terdapat dalam SOP belimbing dewa. Petani responden menggunakan pupuk urea dalam budidaya belimbing dikarenakan hal ini sudah menjadi hal yang biasa dilakukan sejak dulu. Penggunaan pupuk urea pada budidaya belimbing dewa sudah lama dilakukan oleh petani responden sebelum penetapan SOP belimbing dewa di Kota Depok. Sehingga petani tetap menggunakan pupuk urea dalam budidaya meski pupuk urea bukan merupakan pupuk yang dianjurkan dalam SOP belimbing dewa. Hasil pendugaan fungsi produksi yang digunakan menunjukkan bahwa pupuk urea tidak berpengaruh nyata terhadap produksi belimbing dewa. Pupuk urea tidak berpengaruh terhadap produksi belimbing dewa diduga karena penggunaan pupuk urea yang dilakukan oleh petani responden tidak sesuai dengan SOP penggunaan jenis pupuk yang ditetapkan oleh Dinas Pertanian Kota Depok. Berdasarkan hasil wawancara dengan PPL, penggunaan pupuk urea tidak dianjurkan dalam SOP belimbing dewa dikarenakan fungsi dari pupuk ini sudah dapat dipenuhi oleh pupuk NPK. Pada dasarnya, pupuk urea mengandung 47 persen nitrogen dalam setiap gramnya sedangkan komposisi pupuk NPK yang ditetapkan dalam SOP adalah pupuk NPK dengan kandungan nitrogen sebanyak 15 persen per gram. Sehingga penambahan penggunaan pupuk urea akan membuat tanaman kelebihan unsur nitrogen sehingga dapat mengurangi daya serap akar. 4. Pupuk Gandasil Penggunaan pupuk gandasil oleh petani responden bertujuan untuk merangsang pertumbuhan bunga. Namun, berdasarkan hasil pendugaan fungsi produksi menyatakan bahwa pupuk gandasil tidak berpengaruh nyata terhadap produksi belimbing dewa. Hasil pendugaan fungsi produksi ini tidak sesuai dengan hasil hipoteis awal penelitian yang menyatakan bahwa pupuk gandasil berpengaruh positif terhadap produksi belimbing dewa. Pupuk gandasil tidak berpengaruh terhadap produksi belimbing dewa karena banyak petani yang mengalami gagal panen akibat bunga yang akan 81
8 menjadi bakal buah gugur dikarenakan faktor angin dan hujan. Hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian Zamani (2008), namun berbeda dengan penelitian Yulistia (2009). Dalam penelitian Yulistia (2009), pupuk gandasil berpengaruh nyata terhadap produksi belimbing. 5. Pestisida Pestisida yang digunakan oleh petani responden adalah pestisida curacron dan decis. Kedua jenis pestisida ini berfungsi untuk mengatasi HPT pada tanaman belimbing dewa yaitu ulat daun dan kutu putih. Curacron juga dapat digunakan untuk mengatasi serangan lalat buah. Dalam analisis penggunaan faktor produksi ini, nilai kedua jenis pestisida tersebut diakumulasikan. Hasil analisis fungsi produksi menyatakan bahwa penggunaan pestisida memiliki pengaruh nyata terhadap produksi. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal penelitian, yaitu pupuk gandasil berpengaruh nyata terhadap produksi belimbing dewa. Nilai elastisitas untuk pestisida adalah sebesar -0,019, hal ini dapat diartikan bahwa jika penggunaan pestisida ditambah sebesar satu persen sedangkan faktor produksi lain dianggap tetap, maka prduksi belimbing dewa yang dihasilkan akan berkurang sebesar 0,019 persen. Penggunaan pestisida berada pada daerah irrasional karena nilai elastisitasnya lebih kecil dari nol (negatif). Berkurangnya jumlah produksi belimbing dewa akibat pemakaian pestisida diduga karena petani responden mencampur kedua jenis pestisida ini dalam satu adukan. Sedangkan menurut SOP penggunaan pestisida sebaiknya disesuiakan dengan hama yang terjasi pada saat penyemprotan dilakukan. 6. Tenaga Kerja Berdasarkan hasil pendugaan, faktor produksi tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi belimbing dewa. Nilai elastisitas faktor produksi tenaga kerja adalah sebesar 0,486. Hal ini berarti setiap penambahan tenaga kerja sebesar satu persen sementara semua faktor produksi lain dianggap konstan, akan meningkatkan produksi belimbing sebesar 0,486 persen. Penggunaan tenaga kerja berada pada daerah rasional karena nilai elastisitasnya berada diantara nol dan satu. Nilai koefisien tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi belimbing dewa. 82
9 Jika dilihat dari nilai koefisien dari faktor produksi tenaga kerja, tenaga kerja memiliki nilai koefisien yang paling tinggi diantara faktor produksi lainnya. Hal ini disebabkan tenaga kerja banyak dibutuhkan dalam kegiatan budidaya belimbing dewa terutama di saat melakukan kegiatan pembungkusan dan penjarangan buah. Kegiatan pembungkusan dan penjarangan buah tidak boleh dilakukan terlambat. Karena hal ini dapat menghindari petani dari serangan lalat buah sedini mungkin. Semakin cepat pengerjaan kegiatan pembungkusan buah, akan semakin banyak tenaga kerja yang dibutuhkan dan akan semakin kecil risiko serangan lalat buah. Tidak hanya pada kegiatan pembungkusan dan penjarangan saja, budidaya belimbing dewa membutuhkan tenaga kerja untuk kegiatan lain seperti pemupukan, pemangkasan, sanitasi kebun, penyemprotan pestisida dan pemanenan. 7. Dummy Kredit Nilai elastisitas Dummy kredit untuk petani responden adalah sebesar 0,042. Karena Dummy kredit tidak berpengaruh nyata pada produksi belimbing dewa maka penambahan atau pengurangan kredit tidak berpengaruh terhadap peningkatan atau penurunan produksi belimbing dewa. Hasil pendugaan dummy kredit tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang menyatakan bahwa kredit berpengaruh nyata terhadap produksi belimbing dewa. Pengaruh kredit yang tidak nyata terhadap produksi belimbing dewa diakibatkan oleh penggunaan kredit yang menyimpang. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, banyak petani yang menggunakan dana kredit untuk keperluan lain seperti keperluan rumah tangga dan usaha lain yaitu perikanan dan usaha kebutuhan sehari-hari. Proporsi penggunaan dana kredit untuk usahatani hanya sebesar 60,49 persen. Hal ini yang diduga menyebabkan kredit tidak berpengaruh nyata terhadap produksi belimbing dewa petani responden. 83
VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA
VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA
BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA 6.1. Analisis Fungsi Produksi Model fungsi produksi yang digunakan adalah model fungsi Cobb- Douglas. Faktor-faktor produksi yang diduga
Lebih terperinciVI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI
VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI 6.1 Analisis Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat dijelaskan ke dalam fungsi produksi. Kondisi di lapangan menunjukkan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tugu Kelapa Dua Kecamatan Cimanggis Kota Depok dengan memilih Kelompok Tani Maju Bersama sebagai responden.
Lebih terperinciVI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA
VI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA 6.1 Analisis Fungsi produksi Padi Sawah Varietas Ciherang Analisis dalam kegiatan produksi padi sawah varietas ciherang
Lebih terperinciVII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR
VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 7.1. Karakteristik Umum Responden Responden penelitian ini adalah anggota Koperasi Baytul Ikhtiar yang sedang memperoleh
Lebih terperinciVI ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAGUNG MANIS
VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAGUNG MANIS Analisis risiko produksi jagung manis dilakukan dengan menggunakan metode risiko produksi yang telah dikembangkan oleh Just dan Pope. Pendekatan analisis risiko
Lebih terperinciVII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI GANYONG DI DESA SINDANGLAYA
VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI GANYONG DI DESA SINDANGLAYA 7.1. Analisis Fungsi Produksi Analisis untuk kegiatan budidaya ganyong di Desa Sindanglaya ini dilakukan dengan memperhitungkan
Lebih terperinciVI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI
VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI 6.1. Analisis Fungsi Produksi Model fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi Cobb Douglas. Faktor-faktor
Lebih terperinciVII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI
VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 7.1. Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier 7.1.1. Pendugaan Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui penyusunan model regresi linier berganda dari variabel-variabel input dan
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Model Fungsi produksi Cobb-Douglas untuk usaha tanaman kedelai diperoleh melalui penyusunan model regresi linier berganda dari variabel-variabel input dan output
Lebih terperinciBAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR
BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR Penelitian dilakukan di Propinsi Jawa Timur selama bulan Juni 2011 dengan melihat hasil produksi
Lebih terperinciVIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI
VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 8.1. Analisis Produksi Stochastic Frontier Usahatani Kedelai Edamame Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis fungsi produksi Cobb-Douglas
Lebih terperinciVII ANALISIS PENAWARAN APEL
VII ANALISIS PENAWARAN APEL 7.1 Analisis Penawaran Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Pada penelitian ini penawaran apel di Divisi Trading PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dijelaskan dengan
Lebih terperinciVII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG
VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Komoditas pertanian erat kaitannya dengan tingkat produktivitas dan efisiensi yang rendah. Kedua ukuran tersebut dipengaruhi oleh
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga
53 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga Analisis ini dilakukan dengan memasukkan variabel-variabel independen yang diduga memengaruhi variabel dependen (tabungan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi jagung manis dilakukan di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor.
Lebih terperinciIV METODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cigedug, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai merah keriting ini dilakukan di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak
24 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yang diamati yaitu pengaruh aplikasi teknologi pakan, kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan
37 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan Semadam dan Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara Propinsi Aceh Dimana
Lebih terperinciVI ANALISIS EFISIENSI TEKNIS
VI ANALISIS EFISIENSI TEKNIS Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi usahatani paprika hidroponik di lokasi penelitian adalah model fungsi Cobb-Douglas dengan pendekatan Stochastic Production
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder hasil survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh BPS
Lebih terperinciVIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least
VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU 8.1. Pendugaan dan Pengujian Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi dapat dimodelkan ke
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEPOK VARIETAS DEWA-DEWI (Averrhoa carambola L)
ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEPOK VARIETAS DEWA-DEWI (Averrhoa carambola L) Oleh : AKBAR ZAMANI A. 14105507 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN
Lebih terperinciVI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN
VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN Penilaian risiko produksi pada caisin dianalisis melalui penggunaan input atau faktor-faktor produksi terhadap produktivitas caisin. Analisis risiko produksi menggunakan
Lebih terperinciVI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING
VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING 6.1. Model Permintaan Rumah Tangga Terhadap Cabai Merah Keriting Model permintaan rumah tangga di DKI Jakarta
Lebih terperinciVII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS
VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS 7.1. Karakteristik Responden Responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 38 responden yang menjadi mitra
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Dana Pihak Ketiga Bank BCA Syariah Dana Pihak Ketiga adalah komponen dana yang paling penting, besarnya keuntungan (profit) yang akan dihasilkan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisis Rasio Likuiditas BCA Syariah Rasio likuiditas ini mengukur kemampuan perusahaan atau bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Persentase BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisis Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia Profitabilitas merupakan kemampuan bank dalam mencari keuntungan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV. Trias Farm yang berlokasi di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan dengan
Lebih terperinciBAB IV. METODE PENELITIAN
BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Tani Bersama Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara
Lebih terperinciOleh : Fuji Rahayu W ( )
Oleh : Fuji Rahayu W (1208 100 043) JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012 Indonesia sebagai negara maritim Penduduk Indonesia
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa 4.1.1. Pendapatan Pelabuhan Pendapatan yang diterima Pelabuhan Sunda Kelapa sejak tahun 2004 sampai tahun 2010 menunjukkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perdagangan, Jasa Dan Investasi Di Daftar Efek Syariah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di lakukan dikantor Dinas Pendapatan Pengelolaan
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini di lakukan dikantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Gorontalo. Penelitian ini dimulai dengan
Lebih terperinciVII. PENGARUH PROGRAM ITTARA TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN
VII. PENGARUH PROGRAM ITTARA TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN 7.1. Pengaruh Program ITTARA terhadap Produksi Ubi Kayu Fungsi produksi meliputi Wilayah A (Model I), Wilayah B (Model 11), Wilayah C (Model
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN Persero Cabang Pekanbaru
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN Persero Cabang Pekanbaru yang beralamat di Jl. Sutomo, No. 69 Pekanbaru. Penelitian lini dimulai sejak bulan
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.
Lebih terperinciVII. ANALISIS REALISASI KUR DI BRI UNIT TONGKOL
VII. ANALISIS REALISASI KUR DI BRI UNIT TONGKOL 7.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Realisasi KUR Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi KUR dapat dimodelkan kedalam suatu fungsi permintaan.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Peranan Kredit dalam Kegiatan Usahatani Ada dua sumber permodalan usaha yaitu modal dari dalam (modal sendiri) dan modal dari luar (pinjaman/kredit).
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Asumsi Klasik Pengujian hipotesis pada penelitian ini diguakan model regresi linear berganda. Sebelum model regresi linear berganda ini di gunakan sebagai
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN IV.1 Analisis Deskriptif IV.1.1 Gambaran Mengenai Return Saham Tabel IV.1 Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Saham 45 2.09-0.40
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah tabel statistik deskriptif. Tabel
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisis Deskripsi Inflasi Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Inflasi Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Inflasi 36 3.35 8.79 6.5892 1.44501
Lebih terperinciVI. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI
VI. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI 6.1. Analisis Faktor-Faktor Risiko Produksi Pada penelitian ini dilakukan pada peternak ayam broiler yang bekerja sama dengan pihak perusahaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014
43 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014 dengan objek penelitian PT. Indosat Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Bogor (PSP3 IPB) dan PT. Pertani di Propinsi Jawa Timur tahun 2010.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dari survey rumah tangga petani dalam penelitian Dampak Bantuan Langsung Pupuk dan Benih
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil yang telah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi rasio ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. September). Data yang dikumpulkan berupa data jasa pelayanan pelabuhan, yaitu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data sekunder dengan jenis data bulanan mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2011 (bulan September).
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data (N) yang digunakan dalam penelitian ini serta dapat
Lebih terperinciBAB III METODEPENELITIAN
BAB III METODEPENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Produksi merupakan suatu proses transformasi input menjadi output. Input dalam usahatani bawang merah adalah lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk organik,
Lebih terperinciPENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT
VIII PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT 8.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Produktivitas rata-rata gabah padi sehat petani responden sebesar 6,2 ton/ha. Produktivitas rata-rata
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. independent yaitu dana pihak ketiga, tingkat suku bunga SBI, tingkat Non
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Statistik Deskripsi variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi dari tiga variabel
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan studi kasus Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, variabel operasional, metode analisis data serta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
20 BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Sampel menggunakan metode purposive
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Saung Mirwan. Pemilihan PT Saung Mirwan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT Saung Mirwan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2011-2013. Teknik yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai data-data responden yang digunakan sebagai sampel yang diambil
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
60 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Untuk menguji validitas dan realiabilitas instrumen, penulis menggunakan analisis dengan SPSS. Berikut hasil pengujian validitas.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DATA. untuk mengetahui pengaruh modal perusahaan (X1), produktivitas tenaga kerja
75 BAB V ANALISIS DATA Analisis data dalam penelitiaan ini menggunakan regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh modal perusahaan (X1), produktivitas tenaga kerja (X2), upah tenaga kerja (X3),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Produktivitas usahatani padi dapat mengalami peningkatan maupun penurunan jumlah produksi. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh penggunaan faktor produksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kopi Robusta. Faktor-faktor produksi yang diduga mempengaruhi produksi kopi
15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Produksi kopi Robusta erat hubungannya dengan faktor-faktor produksi kopi Robusta. Faktor-faktor produksi yang diduga mempengaruhi produksi kopi Robusta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melakukan merger
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu perusahaan publik yang
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Kegiatan Usaha Budidaya Ikan Kerapu Macan. penjemuran jaring, pencucian ikan, pemanenan, dan pemasaran.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Kegiatan Usaha Budidaya Ikan Kerapu Macan Kegiatan usaha budidaya ikan kerapu macan meliputi pemilihan lokasi budidaya, pemasangan wadah pemeliharaan, penebaran bibit, pemberian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok
26 HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok Sistem manajemen perkebunan kelapa sawit pada umumnya terdiri atas Kebun (Estate) yang dikepalai oleh seorang Estate Manager. Seorang Estate Manager membawahi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Saham Syariah Saham syariah di Indonesia sebagian besar merupakan saham yang diterbitkan oleh emiten yang bukan merupakan entitas syariah. Saham syariah tersebut
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Alasan pemilihan Kabupaten
Lebih terperinciKUISONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG
LAMPIRAN Lampiran 1 KUISONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG 1. Keadaan Umum Responden 1.1. Identitas Responden 1. Nama : (L / P) 2. Umur : tahun 3. Alamat : RT /
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
46 A. Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masing-masing
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Panumbangan, Sindangkasih, dan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data
Lebih terperinciVII. PERMINTAAN LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR
VII. PERMINTAAN LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 7.1 Permintaan LPG Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Permintaan LPG pedagang
Lebih terperinciANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI
VI ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 6.1 Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier 6.1.1 Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Syarat model regresi linier (fungsi produksi) dikatakan baik jika
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pada deskripsi variabel penelitian akan dijelaskan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi pada masing-masing variabel penelitian,
Lebih terperinciLampiran 1. Kuisioner Wawancara Petani Pemilik Kebun
Lampiran 1. Kuisioner Wawancara Petani Pemilik Kebun PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SURVEI PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN KELAPA TERHADAP PERSENTASE SERANGAN Oryctes
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. komoditas tembakau merupakan bahan baku utama pada industri rokok. Usahatani
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usahatani tembakau dinilai memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena komoditas tembakau merupakan bahan baku utama pada industri rokok. Usahatani tembakau
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel-variabel yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bank adalah lembaga keuangan yang merupakan penggerak utama dalam pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia. Sebagai lembaga Intermediasi, bank memiliki
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 85 nasabah, yang akan disajikan gambaran karakteristik dari nasabah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Sampel Penelitian Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriftif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan data yang diinput dari Annual Report (2008-2012) maka dapat dihitung rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik tanaman padi yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi komponen hasil (jumlah malai per m 2, persen gabah isi, dan produktivitas) dan serapan hara (serapan total
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. B. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank
53 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank Indonesia selaku bank sentral berdasarkan pasal 4 ayat 1 UU RI No. 23 tahun
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisa Penelitian ini menggunakan data skunder berupa laporan keuangan audit yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian
Lebih terperinciModel Summary. Adjusted R Square. a. Predictors: (Constant), LNLOKASI, Suku Bunga, LNPENDAPATAN, LNUANGMUKA. ANOVA b
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.886 a.785.776.26478 a. Predictors: (Constant), LNLOKASI, Suku Bunga, LNPENDAPATAN, LNUANGMUKA ANOVA b Model Sum of Squares
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduannya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Lebih terperinci