USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

PENGUKURAN KEPUASAN DAN KETIDAKPUASAN PELANGGAN UNIT BISNIS

Mengukur Kualitas Layanan Dengan SERVQUAL

UPAYA MENCIPTAKAN KEPUASAN PELANGGAN DENGAN PENGELOLAAN SERVICE QUALITY (SERVQUAL)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup

Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan Rawat Inap Menggunakan Metoda Service Quality (Servqual) *

BAB 2 LANDASAN TEORI. Jasa merupakan pemberian kinerja atau tindakan tidak kasat mata yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Model Kualitas Pelayanan (SERVQUAL) Parasuraman et al. By Jacobus Rico Kuntag on August 25, 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu unggul dalam persaingan tersebut. perguruan Tinggi khususnya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. peta dunia karena berada di jalur yang ramai, hal ini dikarenakan letak geografis

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Jasa Pengiriman Paket Berdasarkan Hasil Pengukuran Menggunakan Metode Service Quality (Servqual) Di PT.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

Pengembangan Instrumen Antecedent Gap ServQual Antecedent Gap ServQual Instrument Development

Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan di Perguruan Tinggi X Dengan Menggunakan Metode Service Quality (Servqual) *

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DI STASIUN PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI II BANDUNG MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL *

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA

BAB I PENDAHULUAN. Industri restoran memang dapat dikatakan tidak pernah sepi, meskipun

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Service Kendaraan Bermotor Menggunakan Metode Service Quality Di Dealer Yamaha Cicadas*

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari hari dengan luas ruang penjualan ±

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

USULAN PENINGKATAN KUALITAS JASA PELAYANAN PESERTA TASPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY *

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT PADA KANTOR KELURAHAN DESA DEMA AN KUDUS

BAB II LANDASAN TEORI. Instruksi-instruksi tersebut berbentuk perangkat lunak (software).

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN. semakin ketat yang membuat berbagai rumah sakit berlomba-lomba dalam

STEFANUS YULIANTO E FAKULTAS TEKNIK INDUTRI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG INTISARI

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat

BAB 1 PENDAHULUAN. diperusahaan nasional maupun perusahaan asing. Perusahaan berlomba-lomba untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan yang merupakan salah satu industri

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kualitas pelayanan (service quality) dipandang sebagai salah satu alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN LAYANAN (STUDI KASUS DI PT BANK OCBC NISP CABANG PEMUDA SURABAYA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN SERVICE KENDARAAN BERMOBIL MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY DI PT SILOAM KIA BANDUNG

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN RESTORAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE DINESERV DAN SERVQUAL

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peran penting dalam era globalisasi saat ini. Pada era ini diperlukan

BAB II LANDASAN TEORI

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

perusahaan-perusahaan jasa. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TERAS BOYOLALI TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DI CAFE X DENGAN MENGGUNAKAN METODE DINESERV DAN SERVICE QUALITY (SERVQUAL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu

Evaluasi Kepuasan Konsumen terhadap Pelayanan (Farida Baroroh) 135

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pendidikan tinggi, menjadikan perguruan tinggi sebagai sektor strategis

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi P-ISSN X Volume 11, No 2, September 2016 E-ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, setiap orang semakin disibukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Bakpia Pathok 25 ingin menjadikan produknya sebagai market leader. bertahan dan memenangkan persaingan pasar yang ada.

Penentuan Strategi Manajemen terhadap Hasil Pemetaan Preferensi Pasar dan Posisi Jasa Travel Surabaya-Malang (Studi Kasus di Perusahaan Jasa Travel)

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan terhadap perusahaan yang dikelola tersebut. pengalaman pelanggan yang menyenangkan.

BAB II URAIAN TEORITIS. Krisviyanti (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN ASURANSI KENDARAAN DI PT.X DENGAN METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL)

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN JASA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DI EDULAB CABANG JALAN KALIMANTAN BANDUNG *

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN LITERATUR

ANALISIS PENYEBAB PENURUNAN KUNJUNGAN PASIEN BERDASARKAN MODEL SERVICE QUALITY GAPS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang word of mouth

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN LAYANAN JASA MELALUI METODE SERVICE QUALITY

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG)

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN RUMAH SAKIT X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penulisan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY Dwi Novirani 1), Hendang Setyo R 2), Ali Muchtar 3) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional 1,2,3) Jl. P.H.H. Mustofa No 23 Bandung Telepon (022) 7272215 ekst 137 E-mail: dwinov@itenas.ac.id 1) Abstrak Tujuan dari survey adalah untuk mengidentifikasi tingkat Kepuasan dan Ketidakpuasan, serta faktorfaktor penyebab Kepuasan dan Ketidakpuasan melalui layanan yang dirasakan pelanggan. Selain itu juga dilakukan identifikasi terhadap harapan pelanggan serta saran dan rekomendasi yang diharapkan dapat meningkatkan performansi pelayanan, guna mengantisipasi pertumbuhan pesaingpesaing yang bergerak dibidang ticketing khususnya di kota Bandung. Metode yang digunakan dalam pengukuran kepuasan layanan ini adalah dengan menggunakan metode ServQual yang dikembangkan oleh Valarie A. Zeithaml, A. Parasuraman. dan Leonard L. Berry (1990), yang mempunyai 5 (lima) dimensi utama yaitu TERRA yang terdiri dari Tangibles, Empathy, Reliability, Responsiveness, dan Assurance dengan melakukan survey terhadap pelanggan. Atribut yang di dapat sebanyak 39 butir, dilakukan pengukuran tingkat kepentingan, persepsi pelanggan, ekpektasi pelanggan, persepsi manajemen, standar performance, service delivery, service promises, kuesioner tambahan gap 1 dan gap 2 dan kesioner tambahan gap 3 dan gap 4. Usulan perbaikan diantaranya: peningkatan orientasi riset pemasaran mengenai harapan pelanggan dengan cara mengumpulkan informasi-informasi yang tepat mengenai harapan pelanggan, dan riset pemasaran dilakukan secara berkala, komitmen pada kualitas layanan jasa, berdasarkan lima dimensi ServQual yang sudah disepakati, membuat proses-proses formal pada layanan ticketing, standarisasi tugas pada layanan ticketing, yang diharapkan dapat meningkatkan kulaitas layanan perusahaan. Kata kunci: kualitas layanan, perbedaan persepsi, ServQual, GAP 1. Pendahuluan Kondisi persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, sehingga untuk menghadapi situasi dan keadaan yang demikian, pengusaha harus mampu dengan cepat dan tepat mengambil keputusan, agar perusahaan yang didirikan dapat berkembang dengan baik. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing, menuntut perusahaan untuk selalu mempertahankan kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan cara memberikan layanan yang berkualitas. Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Kualitas layanan yang baik akan membuat perusahaan mampu bertahan dan mampu memenangkan persaingan. PTR merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa layanan pembelian tiket pesawat baik domestik maupun internasional, yang mempunyai banyak pesaing yang berdomisili khususnya di kota Bandung, yang perlu merespon setiap perkembangan dengan langkah yang tepat agar dapat memberikan layanan yang berkualitas bagi pelanggannya. Kualitas merupakan salah satu langkah agar dapat memenangkan persaingan. Layanan yang berkualitas, dapat menumbuhkan loyalitas pelanggan yang pada akhirnya dapat membantu kelangsungan hidup perusahaan, sehingga harus diketahui variabel-variabel yang harus diperbaiki untuk meningkatkan kualitas layanan dan memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Tuntutan ini mutlak agar tercipta suatu loyalitas pelanggan yang akan menjadi asset yang berharga bagi perusahaan. B6-1

2. Metodologi Penelitian Peningkatan kualitas layanan ticketing menyangkut banyak aspek. Adanya keterbatasan sumber daya mengharuskan perusahaan melakukan skala prioritas untuk perbaikan kualitas layanan dengan metode Service Quality. Metode Service Quality menganalisis kesejangan layanan dengan menggunakan analisis gap. Analisis Gap adalah suatu metode/alat untuk membantu suatu perusahaan membandingkan performansi aktual dengan performansi potensi. Berikut ini digambarkan kesenjangan-kesenjangan (gap) pada Gambar 1 yang sering terjadi pada dunia usaha yang bergerak dibidang jasa. CUSTOMER Word-of-Mouth Communication Personal Needs Past Experience Expected Service Gap 5 PROVIDER Perceived Service Gap 1 Gap 3 Service Delivery Gap 4 External Communications to Customer Service Quality Specifications Gap 2 Management Perceptions of Customer Expectations Gambar 1. Model Konseptual Service Quality Keterangan Gambar 1 dijelaskan pada poin-poin berikut ini: a. Gap-1: merupakan suatu kesenjangan yang terjadi antara harapan konsumen dengan persepsi pihak manajemen suatu perusahaan pelayanan jasa. b. Gap-2: merupakan kesenjangan yang terjadi antara persepsi manajemen mengenai harapan pelanggan dengan spesifikasi kualitas pelayanan. c. Gap-3: merupakan kesenjangan yang terjadi antara spesifikasi kualitas pelayanan dengan pelayanan yang diberikan pada pelanggan (service delivery). d. Gap-4: merupakan kesenjangan yang terjadi antara pelayanan jasa yang diberikan kepada pelanggan dengan komunikasi eksternal. e. Gap-5: merupakan kesenjangan yang terjadi antara pelayanan yang diterima oleh pelanggan (persepsi pelanggan) dengan pelayanan yang diharapkan pelanggan (harapan pelanggan). Gap 5 ini muncul karena terjadinya satu atau lebih gap-gap sebelumnya (gap 1 sampai gap 4). 3. Hasil dan Analisa Secara teori, gap 5 terjadi karena adanya gap 1, gap 2, gap 3 dan gap 4. Rekapitulasi nilai gap tiap dimensi yang terjadi dapat dilihat dari Gambar 2. B6-2

PELANGGAN Komunikasi dari Mulut Ke Mulut Kebutuhan Pridadi Pengalaman Masa lalu Jasa yang Diharapkan Tangible : -0,023 Empathy : -0,018 Reliability : -0,017 Responsiveness : -0,010 Assurance : -0,008 Rata-rata : -0,015 Gap 5 Jasa yang Dipersepsikan PEMASARAN Reliability :-0,940 Responsiveness :-0,200 Empathy : 0,855 Tangible : 1,020 Assurance : 1,300 Rata-rata : 0,407 Tangible :-0,767 Empathy :-0,515 Reliability :-0,486 Responsiveness :-0,305 Assurance :-0,282 Rata-rata :-0,467 Gap 1 Gap 3 Penyampaian Jasa Spesifikasi Kualitas Jasa Gap 2 Persepsi Manajemen Atas Harapan Pelanggan Gap 4 Responsiveness :-0,450 Reliability :-0,023 Tangible : 0,140 Empathy : 0,164 Assurance : 0,267 Rata-rata : 0,019 Reliability : -1,200 Responsiveness : 0,000 Empathy : 0,600 Tangible : 0,800 Assurance : 1,000 Rata-rata : 0,240 Komunikasi Ekternal Kepada Pelanggan Gambar 2. Rekapitulasi Nilai Gap Tiap Dimensi 3.1. Analisis Service Quality (Servqual) Tiap Dimensi Analisis gap Service Quality dilakukan dari permasalahan yang utama yaitu gap 5. Penyebab terjadinya gap 5 karena adanya gap 1, gap 2, gap 3 dan gap 4. Tahapan proses analisis gap dapat dilihat pada Gambar 3. B6-3

Gambar 3. Flowchart Analisis Gap B6-4

Gambar 3. Flowchart Analisis Gap (lanjutan) 1. Pada gap 5 yaitu jasa yang dipersepsikan pelanggan dengan jasa yang diharapkan pelanggan, memiliki nilai negatif terbesar pada dimensi: a. Tangible (-0,023) artinya pelanggan belum puas dengan daya tarik fasilitas fisik, peralatan, material komunikasi dan penampilan karyawan. b. Empathy (-0,018) artinya pelanggan belum puas akan perusahaan yang memahami masalah pelanggan, bertindak demi pelanggan dan memberikan perhatian secara individu. c. Reliability (-0,017) artinya pelanggan belum puas akan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang segera, akurat dan memenuhi janji secara akurat dan andal. d. Rata-rata gap 5 (-0,015), sehingga dapat disimpulkan bahwa pelanggan belum puas dengan layanan yang diberikan, sehingga perlu dicari penyebab gap 5 pada gap 1, gap 2, gap 3 dan gap 4. Setelah dilakukan analisis hasil pengolahan data, penyebab terjadinya gap 5 adalah pada gap 1 yaitu persepsi manajemen mengenai harapan pelanggan terhadap harapan pelanggan, memiliki kecenderungan menjadi penyebab utama kesenjangan antara jasa yang dipersepsikan pelanggan dengan jasa yang diharapankan pelanggan terhadap layanan di berikan. B6-5

2. Pada gap 1 yaitu persepsi manajemen mengenai harapan pelanggan terhadap harapan pelanggan, memiliki nilai negatif terbesar pada dimensi: a. Tangible (-0,767) artinya manajemen dalam melakukan orientasi riset pemasaran mengenai daya tarik fasilitas fisik, peralatan, material komunikasi dan penampilan karyawan, manajemen dalam mengmpulkan informasi mengenai harapan pelanggan tidak secara akurat. b. Empathy (-0,515) artinya manajemen dalam melakukan orientasi riset pemasaran mengenai cara memahami masalah pelanggan, bertindak demi pelanggan dan memberikan perhatian secara individu, manajemen dalam mengumpulkan informasi mengenai harapan pelanggan tidak secara akurat. c. Reliability (-0,486) manajemen dalam melakukan orientasi riset pemasaran mengenai pelayanan yang segera, akurat dan memenuhi janji secara akurat dan andal, manajemen dalam mengmpulkan informasi mengenai harapan pelanggan tidak secara akurat. d. Rata-rata keseluruhan gap 1 (-0,467), hal tersebut menyatakan bahwa pihak manajemen mempersepsikan harapan pelanggan tidak secara akurat. 3. Pada gap 2 yaitu persepsi manajemen mengani harapan pelanggan dan spesifikasi kualitas jasa, a. Reliability (-1,200), artinya bahwa manajemen dalam menetapkan standar mengenai pelayanan yang segera, akurat dan memenuhi janji secara akurat dan andal tidak sesuai dengan harapan pelanggan. b. Rata-rata gap 2 (0,240), hal tersebut menyatakan bahwa standar yang ditetapkan manajemen sudah sesuai dengan persepsi manajemen, tetapi standar yang ditetapkan tidak formal (tidak disampaikan secara lugas). Dari hasil analisis diatas bahwa gap 3 dan 4 bukan penyebab terjadinya gap 5. Tetapi penyebab terjadinya gap 5 pada gap 1 dan gap 2 yaitu manajemen dalam mempersepsikan harapan pelanggan tidak sesuai dengan harapan pelanggan dan manajemen dalam menetapkan standar kualitas jasa tidak formal (tidak lugas), sehingga perlu dicari penyebab terjadinya gap 1 pada kuesioner tambahan untuk gap 1 dan gap 2 yang dapat dilihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat diketahui penyebab terjadinya gap 1 dan gap 2 yang mempengaruhi terjadinya gap 5, yaitu sebagai berikut: 1. Pada orientasi riset pemasaran (marketing research orientation), yaitu manajemen mengumpulkan informasi mengenai harapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan tidak tepat. 2. Pada komitmen manajemen pada kualitas jasa (management commitment to service quality), yaitu manajemen dalam menjalankan bisnis ticketing lebih mengutamakan peningkatan jumlah pembelian tiket daripada memperhatikan kualitas pelayanan yang seharusnya di berikan ke pelanggan. 3. Pada penetapan tujuan (goal setting), yaitu dalam mencapai tujuan perusahaan adalah memberikan pelayanan yang berkualitas, tidak di dasari dengan proses-proses pelayanan yang formal yang akan dijalankan oleh karyawan. 4. Pada standarisasi tugas (task standardization), yaitu manajemen PTR dalam menggunakan otomatisasi untuk mencapai konsistensi dalam melayani pelanggan kurang efektif, sehingga peningkatan produktivitas kualitas pelayanan tidak tercapai. B6-6

Tabel 1. Identifikasi Gap 1 dan Gap 2 Usulan perbaikan yang seharusnya dilakukan pihak manajemen perusahaan adalah: 1. Tingkatkan orientasi riset pemasaran mengenai harapan pelanggan dengan cara mengumpulkan informasi-informasi yang tepat mengenai harapan pelanggan, dan sebaiknya orientasi riset pemasaran secara berkala. 2. Lebih berkomitmen pada kualitas layanan jasa, yaitu tidak hanya meningkatkan jumlah penjulan tiket tetapi harus memperhatikan kualitas layanan yang berdasarkan 5 dimensi servqual yang sudah disepakati dengan pihak manajemen yaitu pada prioritas utama dan prioritas kedua. 3. Proses-proses formal dibuat pada layanan ticketing agar tujuan perusahaan dapat tercapai yaitu meningkatnya kualitas layanan. 4. Standarisasi tugas pada layanan ticketing, sehingga manajemen mudah dalam menentukan standar layanan yang akan dijalankan oleh karyawan 4. Kesimpulan Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data serta analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi gap 5 yang di pengaruhi oleh gap 1 dan gap 2 dengan usulan perbaikan kualitas layanan yang harus dilakukan pihak manajemen, sebagai berikut: B6-7

a. Tingkatkan orientasi riset pemasaran mengenai harapan pelanggan dengan cara mengumpulkan informasi-informasi yang tepat mengenai harapan pelanggan, dan manajemen PTR sebaiknya orientasi riset pemasaran secara berkala. b. Lebih berkomitmen pada kualitas layanan jasa. c. Proses-proses formal dibuat pada layanan ticketing, serta standarisasi tugas pada layanan ticketing. d. Informasi diberikan dengan jelas mengenai istilah penerbangan kepada pelanggan. e. Diberikan informasi mengenai biaya pengembalian (refund) yang jelas dan jumlah nominal uang pengembalian yang akan diterima oleh pelanggan. f. Server tambahan disediakan untuk melayani pelanggan khusus yang membeli via telepon. g. Tempatkan karyawan pada bagian costumer service, serta sediakan kotak saran bagi pelanggan untuk menyampaikan keluhannya. h. Tetapkan tujuan yang jelas dengan membuat proses pelayanan formal. i. Standarisasi tugas pada layanan ticketing, sehingga manajemen mudah dalam menentukan standar layanan yang akan dijalankan oleh karyawan. Daftar Pustaka [1] Kotler, P, Manajemen Pemasaran, Edisi VI Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005. [2] Ratih Murriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Komsumen. Bandung: Penerbit CV.ALFABETA,2005. [3] Uyanto, Stanislaus S, Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Edisi III. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2009 [4] Tjiptono, F, Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2008. [5] Tjiptono, F. and Chandra G, Service, Quality, and Satisfaction. Yogyakarta: Penerbit ANDI 2005. [6] Valarie A. Zeithaml dan A. Parasuraman, Delivering Quality Service. The Free Press, A Division of Macmillan, Inc. New York,1990. [7] Zeithaml, V.A, Parasuraman. A, dan Berry, L.L, Delivering Quality Service : Balancing Customer Perception & Expectation, New York, 1990. B6-8