SISTEM KEAMANAN AKSES INTERNET SEBAGAI UPAYA UNTUK MELINDUNGI REMAJA TERHADAP PORNOGRAFI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. informasi bagi mereka peserta didik. Tapi ada materi-materi yang tidak baik

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Optimalisasi Keamanan Jaringan Menggunakan Pemfilteran Aplikasi Berbasis Mikrotik

METODELOGI PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah mengoptimalkan baik dari segi keamanan maupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, penggunaan internet telah merasuk pada hampir semua

BAB 1 PENDAHULUAN. yang rata-rata masih usia sekolah telah melakukan hubungan seksual tanpa merasa

a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMU e. Perguruan tinggi II. Pertanyaan tentang Pengetahuan 1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan internet?

I. PENDAHULUAN. Pemanfaatan teknologi jaringan sebagai media komunikasi data terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu

MEMBANGUN LAYANAN KAMPUNG INTERNET SEBAGAI ALTERNATIF USAHA BAGI LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

JISSN : PENGGUNAAN MIKROTIK ROUTER SEBAGAI JARINGAN SERVER

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. MikroTikls atau yang lebih di kenal dengan Mikrotik didirikan tahun 1995

BAB I PENDAHULUAN. saat ini semakin meningkat, terutama pada jaringan internet (interconection

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. demonstrasi di International Computer Communication Conference (ICCC) pada

Kata Kunci: Pengertian internet, manfaat internet, dampak positif negatif internet

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI NETWORK ACCESS PROTECTION PADA JARINGAN WIRELESS ABSTRAK

DESAIN DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCING JARINGAN LOKAL PADA CV. SUKSES MAKMUR MANDIRI PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut. masyarakat untuk bersaing dengan apa yang dimilikinya di era

Laporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal itu bisa dirasakan dengan semakin banyaknya ditemukan sistem yang berbasiskan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. bertujuan untuk mempermudah pengelompokan sampel. Adapun analisis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, internet sangat berperan besar. Internet digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Banyak pelajar. bersosialisasi maupun mencari informasi misalnya pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA CACHE PROXY SERVER ANTARA METODE PROXY INTERNAL DAN EXTERNAL

Your Logo Here. FIQI NUARI, S.Kom SMK ALMADANI PONTIANAK THE ROUTER. Media presentasi ini menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. muatan ilmu pengetahuan, tetapi secara negatif juga bermuatan materi pornografi

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif maupun dampak negatif. Salah satu hal yang dihasilkan oleh. perkembangan tersebut adalah internet.

BAB I PENDAHULUAN. Penyebaran pornografi saat ini erat hubunganya dengan perkembangan teknologi,

Kebutuhan atas penggunaan bersama resources yang ada dalam jaringan baik. tingginya tingkat kebutuhan dan semakin banyaknya pengguna jaringan yang

SEMINAR BAHAYA PORNOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum.

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan dengan orang lain di beda tempat (Dyah, 2009). Remaja

Makalah PERANCANGAN JARINGAN NIRKABEL DI DINAS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH ( BKD )

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. desain atau tahapan penelitian, model pengembangan sistem serta alat dan bahan

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat

Menurut Lani Sidharta, internet adalah suatu interkoneksi sebuah jaringan komputer yang dapat memberikan layanan informasi secara lengkap.

WARUNG INTERNET (WARNET) P R O P O S A L

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Dalam masa ini remaja mengalami pubertas, yaitu suatu periode

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi adalah internet. Menurut (Porter, 2005) internet membuat

BAB I PENDAHULUAN I.1. Gambaran Umum

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN JARINGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ACL (ACCESS CONTROL LIST)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 15 KEAMANAN JARINGAN DENGAN FIREWALL

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi teknologi informasi dan komunikasi merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. jaringan internal tersambung dengan jaringan internet yang disebut dengan

Simulasi Jaringan Komputer dengan Cisco Packet Tracer

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

ANALISIS PENGEMBANGAN BANDWIDTH PADA JARINGAN INTERNET MENGGUNAKAN PENDETEKSIAN JENIS KONEKSI

Design of Computer Network, Politeknik Negeri Ujung pandang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Kegiatan Kerja Praktek 3.2 Cara/Teknik Kerja Praktek

PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum.

BAB I PENDAHULUAN. internet tidak dapat dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global. Di zaman

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KUALITAS PELAYANAN DAN KENAIKAN HARGA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. piranti lunak (software), kebutuhan perangkat keras (hardware) dan kebutuhan

Pengaruh Internet Terhadap Kepribadian Siswa Siswi SMA Negeri 1 Randudongkal Tahun Pelajaran 2015/2016

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan bisnis di Indonesia secara khusus dan di dunia secara umum

PERANCANGAN PROXY SERVER DENGAN MENGGUNAKAN SQUID DI CV. NUSANTARA GEOTECH MAKASSAR. Rosihan Aminuddin 1, Moch. Apriyadi HS 2

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. beserta perangkat kerasnya. Secara langsung ataupun tidak, teknologi informasi telah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi merupakan istilah yang umum digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan, bahkan di bidang bisnis sekalipun. Dimana banyak perusahaan yang


BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI. Melakukan Survey. Mengidentifikasi Masalah & Menganalisis Kebutuhan User. Perancangan Jaringan Hotspot

Perancangan Jaringan LAN dan WLAN Berbasis Mikrotik Pada Sekolah Menengah Kejuruan

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi

LAMPIRAN. 3. Apakah Anda terbiasa mencari informasi menggunakan internet? a. Ya b. Tidak

PEMELIHARAAN JARINGAN LAN DI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON

Transkripsi:

SISTEM KEAMANAN AKSES INTERNET SEBAGAI UPAYA UNTUK MELINDUNGI REMAJA TERHADAP PORNOGRAFI Eko Purwanto, Marginingsih Teknik Informatika, STMIK Duta Bangsa email: ekopurwanto_stmik@yahoo.co.id, Rahmanovi88@gmail.com ABSTRAK Pengguna internet di Indonesia kebanyakan remaja, seperti sering di informasikan bahwa Internet merupakan salah satu alat yang sangat strategis dan penting di era informasi dan globalisasi mendatang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dari beberapa warnet di wilayah Tipes Surakarta menunjukkan bahwa rata-rata warnet di wilayah Tipes Surakarta dibuka lebih dari 21 jam, sekitar 60% pengelola warnet belum mengunakan perangkat router serta belum menerapkan proxy, artinya warnet masih sangat mudah sekali digunakan untuk mengakses situs-situs yang mengandung unsur pornografi karena tidak adanya router maupun belum menerapkan proxy. Sekitar 80% pengelola warnet juga belum menerapkan pemblokiran situs-situs pornografi dikarenakan pengelola warnet kurang memahami sistem keamanan akses internet. Sekitar 45 % pengguna warnet berumur kurang dari 15 tahun, 35 % pengguna warnet berumur 15 20 tahun, 15 % berumur 20-25 tahun, 3% berumur 25-30 tahun dan 2% berumur diatas 30 tahun. Dalam dalam hal mengakses hasil penelitian bahwa 35% pengguna warnet tidak pernah membuka situs pornografi, 30% pengguna warnet jarang membuka situs pornografi, 20% pengguna warnet lumayan sering membuka situs pornografi dan 15% pengguna warnet sering membuka situs pornografi. Sistem keamanan akases internet yang dapat diterapkan di warnet di wilayah tipes Surakarta adalah dengan pemfilteran pada router masing-masing warnet yang telah menggunakan Router sedangkan warnet yang belum mempunyai routerborad maka sistem keamanan akases internet dapat menggunakan aplikasi browser sistem keamanan akses internet yang telah penulis desain Keyword : Sistem, Keamanan, Internet, pemfilteran, routerboard, Pornografi Duta.com ISSN : 2086-9436 Volume 7 Nomor 2 September 2014

PENDAHULUAN Pengguna internet di Indonesia kebanyakan remaja, internet merupakan salah satu alat yang sangat strategis dan penting di era informasi dan globalisasi mendatang. Intenet dapat diibaratkan sebuah pisau yang tajam, internet akan menjadi sangat fatal bagi penggunanya apabila tidak mengetahui teknik pemanfaatan dan penggunaanya dengan baik dan benar. Banyak sekali kasus yang tidak baik di Internet, mulai dari, masalah pornografi baik berupa foto ataupun video dan gambar, kekerasan, perjudian, penipuan, bahkan sampai pencemaran nama baik samapi dengan kasus penculikan yang bisa berakhir dengan mengenaskan, dan yang lebih memprihatinkan lagi kasus tersebut hampir 90 % terjadi pada kaum remaja. Peran utama orangtua dalam keluarga tidak akan bisa tergantikan oleh berbagai jenis piranti lunak yang ada. Edukasi orangtua, keluarga, guru serta lingkungan komunitas sosial agar tidak menjadi gagap teknologi dan mampu membimbing anak dan peserta didik menggunakan internet yang sehat, jauh lebih ampuh ketimbang sekedar membuat regulasi yang mengarah pada pelarangan-pelarangan tanpa memberikan kemampuan dan edukasi pada masyarakat khususnya bagi kelompok sebaya. (www.internetsehat.org). Penerapkan internet sehat dikalangan remaja untuk melindungi dari pornografi dengan cara membangun suatu sistem keamanan untuk akses internet, merupakan upaya melindungi remaja terhadap akses pornografi?. KAJIAN LITERATUR Kajian Pustaka Berdasarkan hasil Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang dirilis awal Mei 2010, sebanyak 97 persen siswa sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas pernah menonton atau mengakses situs pornografi. Menurut Tafatul dampak mengakses situs porno, sebanyak 92,7 persen responden siswa menengah mengakui pernah melakukan aktivitas mengarah seksual berupa ciuman, bercumbu dan seks oral. Sebanyak 62 persen dari 4.500 responden tersebut mengaku pernah melakukan hubungan badan dan sisanya 21,2 persen yang merupakan siswi SMA pernah melakukan pengguguran kandungan. Penelitian sebelumnya Imam Riadi, 2011 yang berjudul Optimalisasi Keamanan Jaringan Menggunakan Pemfilteran Aplikasi Berbasis Mikrotik yang berisi Pengguna jaringan komputer harus mengeluarkan investasi yang tidak sedikit untuk mengakses Internet. Internet telah memberikan pengaruh yang sangat besar pada penyebaran informasi, sehingga semakin banyak orang yang mengakses data melalui Internet. Permasalahan tersebut dapat diatasi menggunakan MikroTik sebagai pengatur lalu lintas data Internet serta melakukan pemfilteran beberapa aplikasi yang dapat mengganggu konektifitas jaringan komputer sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Penelitian ini dilakukan menggunakan beberapa tahapan antara lain : analisis proses untuk menentukan alur lalulintas yang melewati proses pemfilteran menggunakan firewall, desain untuk mendapatkan cara yang paling efektif dan efisien mengimplementasikan router, implementasi serta pengujian yang dilakukan dengan metode stress test. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan aplikasi router menggunakan MikroTik yang di hasilkan dapat memenuhi kebutuhan sistem khususnya dalam melakukan pemfilteran aplikasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Internet Bagi Remaja Internet adalah jaringan global antarkomputer untuk berkomunikasi dari suatu lokasi ke lokasi lain di belahan dunia. Dalam internet terdapat berbagai macam informasi, baik yang baik maupun yang buruk, yang benar maupun yang tidak. Semua informasi itu dapat diakses lewat internet. Penggunaan internet berkembang dengan pesat. Kini masyarakat dapat dengan mudah mengakses internet di warnet atau melalui laptop dengan modem ataupun wireless-connected, bahkan lewat HP. Jumlah pengguna internet pun terus bertambah. Berdasarkan perhitungan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) terdapat sekitar 25 juta pengguna internet. Peningkatan pengguna internet diprediksi akan terus meningkat sekitar 25 persen setiap tahunnya. Departemen Komunikasi dan Informatika mengemukakan, sekitar 50% penduduk Indonesia pada tahun 2015 yang diperkirakan berjumlah 240 juta jiwa, atau sebanyak 120 juta jiwa, diharapkan sudah terhubung dan mampu menggunakan internet. Harapan tersebut sesuai dengan deklarasi World Summit On Informastion Society (WSIS) tahun 2003, dengan point terpentingnya adalah pada tahun 2015 sekitar 50% penduduk dunia harus memiliki akses informasi yang terhubung dan mampu menggunakan internet. Sebuah data menunjukkan bahwa dari jumlah pengguna internet di atas, rata-rata pengguna internet di perkotaan 60% adalah di bawah 30 tahun. Artinya, para pengguna itu adalah anak-anak dan remaja. Internet pun lalu berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan mereka, khususnya para remaja. Manfaat Internet bagi Remaja a. Manfaat Umum Berdasarkan suvey di Amerika Serikat membuktikan jika berselancar di dunia maya, bermain game online, dan bermain situs jejaring sosial justru baik bagi perkembangan remaja. Digital Youth Project yang disponsori MacArthur Foundation selama tiga tahun berhasil membuktikan internet baik bagi perkembangan remaja. Proyek yang dilakukan selama tiga tahun itu melibatkan 800 remaja dan orang tua untuk mengetahui peningkatan kemampuan teknologi remaja. Hal ini juga mematahkan anggapan para orangtua yang menyatakan bermain internet hanya membuang waktu saja. b. Manfaat Internet Dalam Pendidikan Internet merupakan sebuah layanan yang memudahkan kita menambah wawasan, berkomunikasi, dan juga memudahkan kita untuk mencari suatu bahan yang mungkin sulit dicari secara nyata. melalui akses dunia maya internet ini, kita dapat menambah wawasan, berkomunikasi jarak jauh dan juga mencari informasi yang sangat kita butuhkan. Dalam dunia pendidikan internet dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswa terutama dengan mereka yang berjauhan tempat tinggalnya. c. Dampak Negatif Internet, kata yang tidak asing di telinga setiap orang, terutama para remaja yang senantiasa bergaul dengan mewahnya dunia yang berteknologi, mewah, dan praktis, Internet bisa didapatkan dimanapun kita berada, dengan bermodalkan telepon selular yang memiliki koneksi internet, internet dapat diakses dengan mudahnya melalui telepon selular dimanapun kita berada, atau jika tidak, di setiap sudut kota pasti terdapat sebuah warung yang menjual jasa internet atau yang biasa disebut dengan warnet, dengan adanya internet, akses atau jalan terhadap penyampaian informasi-informasi yang ada didunia ini dapat diambil dengan

mudahnya seraya membalikkan tangan atau mengejapkan mata, banyak ilmu pengetahuan yang begitu melimpah disana, informasi mengenai apapun dapat kita temukan di jagat internet ini, para remaja tidak luput dengan yang namanya informasi dan ilmu pengetahuan, internet ini adalah media yang paling efektif dan mudah untuk didapatkan dan diakses oleh siapa saja dimanapun, walaupun tak dapat dipungkiri bahwa karena adanya kebebasan ini dapat terjadi pula penyalahgunaan fasilitas internet sebagai sarana untuk kriminalitas atau asusila. Para pelajar yang baru mengenal internet biasanya menggunakan fasilitas ini untuk mencari hal yang aneh-aneh. Seperti gambar-gambar yang tidak senonoh, atau video-video aneh yang bersifat asusila lainnya yang dapat mempengaruhi jiwa dan kepribadian dari siswa itu sendiri, sehingga siswa terpengaruh dan mengganggu konsentrasinya terhadap proses pembelajaran disekolah, namun demikian tidak semua siswa melakukan hal yang demikian, hanya segelintir pelajar yang usil saja yang dapat melakukannya karena kurang memiliki rasa tanggungjawab terhadap diri pribadi dan sekitarnya, namun pada umumnya internet digunakan oleh setiap pelajar untuk mencari atau mendapatkan informasi. Remaja yang kesehariannya bergaul dengan internet akan lebih tanggap terhadap perubahan informasi disekitarnya karena ia terbiasa dan lebih mengetahui tentang informasiinformasi tersebut sehingga dia lebih daripada yang lainnya. Tetapi selain itu, remaja yang memiliki kecenderungan pada hal yang negatif justru sebaliknya, dia akan nampak pasif karena hanya diperbudak oleh kemudahan dan kayaan informasi dari internet tersebut. (http://duniabaca.com). Filtering Firewall adalah sebuah sistem atau kelompok sistem yang menerapkan sebuah access control policy terhadap lalu lintas jaringan yang melewati titik-titik akses dalam jaringan. Tugas firewall adalah untuk memastikan bahwa tidak ada tambahan diluar ruang lingkup yang diizinkan. Firewall bertanggung jawab untuk memastikan bahwa acces control policy yang diikuti oleh semua pengguna di dalam jaringan tersebut. Firewall sama seperti alat-alat jaringan lain dalam hal untuk mengontrol aliran lalu lintas jaringan. Namun, tidak seperti alat-alat jaringan lain, sebuah firewall harus mengontrol lalu lintas network dengan memasukkan faktor pertimbangan bahwa tidak semua paket-paket data yang dilihatnya adalah apa yang seperti terlihat. Firewall digunakan untuk mengontrol akses antara network internal sebuah organisasi Internet. Sekarang ini firewall semakin menjadi fungsi standar yang ditambahkan untuk semua host yang berhubungan dengan network (Purbo, 2000). METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Pembuatan prototyping sistem aplikasi akses internet di lakukan di Labaratorium Teknik Komputer STMIK Duta Bangsa Surakarta, sedangkan untuk pengambilan data secara observasi di lakukan di jasa layanan akses internet atau warnet yang ada di wilayah Kecamatan Tipes Kota Surakarta.

Metode Penelitian Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode antara lain : a. Metode Literatur Mengumpulkan referensi dari buku, jurnal, modul buku ajar dan artikel ilmiah yang menunjang pembuatan sistem keamanan akses internet. b. Metode Observasi Menyebarkan kuisioner yang dilakukan di beberapa jasa layanan akses internet atau warnet kecamatan Tipes Kota Surakarta Observasi ini digunakan untuk menentukan desain sistem keamanan akses internet dari pornografi terhadap remaja. Dalam penyebaran kuisioner yang dilakukan penulis responden yang diambil adalah para pengguna internet di warnet serta pengelola warung internet kecamatan Tipes Kota Surakarta. 1. Penyebaran kuisioner kepada pengelola warung internet Penyebaran kuisioner ini dilakukan untuk mengetahui apakah warung internet tersebut sudah menerapkan sistem keamanan akases internet terhadap situs yang mengandung unsur pornografi serta untuk mengetahui apakah pengelola warnet sudah menggunakan hardware atau software yang dapat menjaga akases internet. 2. Penyebaran kuisioner kepada pengguna warung internet Penyebaran kuisioner ini dilakukan untuk mengetahui layanan internet apa saja yang diakses oleh pengguna warung internet, serta untuk mengetahui seberapa banyak pengguna internet yang mengakses situs yang mengandung unsur pornografi. c. Metode Prototyping Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi serta penyebaran kuisioner dengan responden pengelola warnet serta pengguna warnet, maka dapat dilakukan desain sistem dalam bentuk prototyping sistem keamanan akses internet, baik pengelola warnet yang sudah terdapat hardware atau software yang dapat digunakan untuk menjaga keamanan akses internet maupun yang belum ada. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengumpulan Data Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi langsung serta menyebarkan kuisioner yang dilakukan dibeberapa warung internet yang ada di wilayah Kecamatan Tipes Surakarta. Data Pengelola warnet Berdasarkan hasil penelitian dengan observasi serta penyebaran kuisioner dengan warnet yang ada di wilayah Kecamatan Tipes Surakarta jumlah responden pengelola warnet sebanyak 10 (sepuluh) responden pengelola warnet. a. Lama warung internet dibuka dalam sehari

70% 0% 0% 30% 0% < 4 Jam 4-8 Jam 9-12 Jam 13-20 Jam 21-24 Jam Gambar 1 Grafik lama penggunaan warnet dalam sehari Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa warung internet dalam sehari 70 % warnet dibuka selama 21-24 Jam sehari. b. Penggunaan Perangkat Router 60% 40% Sudah Belum Gambar 2 Grafik penggunaan perangkat router Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengelola warnet 60% sudah menggunakan perangkat router serta 40 % belum menggunakan perangkat router. c. Penerapan Proxy 60% 40% Sudah Belum Gambar 3 Grafik penerapan proxy Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan proxy 60 % pengelola warnet belum menerapkan proxy dan 40 % sudah menerapkan proxy. d. Memblokir situs pornografi

80% 20% Sudah Belum Gambar 4 Grafik pemblokiran situs pornografi Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemblokiran situs yang mengandung pornografi 80 % pengelola warnet belum menerapkan dan 20% pengelola warnet sudah menerapkan. e. Pemahaman pengelola warnet mengenai sistem keamanan akses internet 0% 0% Sangat Paham 20% Paham Kurang paham 80% Sangat kurang paham Tidak tahu sama sekali Gambar 5 Grafik pemahaman sistem keamanan akses internet Berdasarkan hasil penelitian bahwa 80 % pengelola warnet kurang paham mengenai sistem keamanan akses internet dan 20 % pengelola warnet paham mengenai sistem keamanan akses internet. Data Pengguna Warnet Berdasarkan hasil penelitian dengan observasi serta penyebaran kuisioner dengan jumlah responden 100 orang dari warnet yang ada di wilayah Kecamatan Tipes Surakarta. a. Jenis Kelamin 13% 87% Pria Wanita Gambar 6 Grafik prosentase jenis kelamin pengguna warnet

Berdasarkan hasil penelitian bahwa 87 % pengguna warnet adalah pria serta 13 % adalah wanita. b. Usia pengguna warnet 3% 2% 15% 45% 35% < 15 Tahun 15-20 Tahun 20-25 Tahun 25-30 Tahun > 30 Tahun Gambar 7 Grafik prosentase usia pengguna warnet Berdasarkan hasil peneitian bahwa pengguna warnet 45 % pengguna warnet berumur kurang dari 15 tahun, 35 % pengguna warnet berumur 15 20 tahun, 15 % berumur 20-25 tahun, 3% berumur 25-30 tahun dan 2% berumur diatas 30 tahun. c. Keperluan akses internet 10% 45% 0% 10% Gambar 8 Grafik prosentase keperluan akses warnet Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengguna warnet memanfaatkan warnet 45% untuk bermain game, 35% untuk browsing, 10% untuk belajar, 10% untuk download dan 0% untuk lainnya. d. Seberapa sering membuka situs pornografi 35% Belajar Browsing Bermain game download lainnya 35% 0% 15% 20% 30% Sangat sering Sering Lumayan sering Jarang Tidak pernah Gambar 9 Grafik prosentase membuka situs pornografi

Berdasarkan hasil penelitian bahwa 35% pengguna warnet tidak pernah membuka situs pornografi, 30% pengguna warnet jarang membuka situs pornografi, 20% pengguna warnet lumayan sering membuka situs pornografi dan 15% pengguna warnet sering membuka situs pornografi. e. Kebutuhan sistem keamanan akses internet Sangat butuh 15% 15% 49% Butuh Biasa saja 2% 19% Kurang butuh Tidak butuh Gambar 10 Grafik prosentase kebutuhan sistem keamanan akses internet Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengguna warnet 49% sangat butuh sistem keamanan internet, 19% butuh sistem keamanan internet, 15% tidak butuh sistem keamanan internet, 15% kurang butuh sistem keamanan internet dan 2% biasa saja. f. Pemblokiran situs pornografi Sangat setuju 15% 15% 49% Setuju Biasa saja 2% 19% Kurang setuju Tidak setuju Gambar 11 Grafik prosentase pemblokiran situs pornografi Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengguna warnet 49% sangat setuju pemblokiran situs pornografi, 19% setuju pemblokiran situs pornografi, 15% tidak setuju pemblokiran situs pornografi, 15% kurang setuju pemblokiran situs pornografi dan 2% biasa saja. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dari beberapa warnet di wilayah Tipes Surakarta menunjukkan bahwa rata-rata warnet di wilayah Tipes Surakarta dibuka lebih dari 21 jam dalam sehari ini menunjukkan bahwa warnet memberikan waktu yang banyak terhadap pengguna warnet lebih lama dalam mengakses internet. Kemuadian sekitar 60%

pengelola warnet belum menngunakan perangkat router serta belum menerapkan proxy, artinya warnet masih sangat mudah sekali digunakan untuk mengakses situs-situs yang mengandung unsur pornografi karena tidak adanya router maupun belum menerapkan proxy. Sekitra 80% pengelola warnet juga belum menerapkan pemblokiran situs-situs pornografi dikarenakan pengelola warnet kurang memahami sistem keamanan akses internet. Hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukan bahwa pengguna warnet kebanyakan adalah pria, sekitar 87% pengguna warnet di wilayah Tipes Surakarta adalah pria, dan kebanyakan pengguna warnet adalah anak-anak usia kurang dari 15 tahun sekitar 45 % pengguna warnet berumur kurang dari 15 tahun, 35 % pengguna warnet berumur 15 20 tahun, 15 % berumur 20-25 tahun, 3% berumur 25-30 tahun dan 2% berumur diatas 30 tahun. Kemudian kebutuhan penguna warnet dalam memanfaatkan 45% untuk bermain game, 35% untuk browsing, 10% untuk belajar, 10% untuk download. Dalam dalam hal mengakses hasil penelitian bahwa 35% pengguna warnet tidak pernah membuka situs pornografi, 30% pengguna warnet jarang membuka situs pornografi, 20% pengguna warnet lumayan sering membuka situs pornografi dan 15% pengguna warnet sering membuka situs pornografi. Artinya bahwa kemungkinan pengguna warnet tertutama anak-anak sangat mungkin mereka sering membuka situs pornografi. Desain Prototyping Sistem Keamanan Akses Internet Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pengelola warnet 40% sudah menggunakan perangkat router dan 60% belum menggunakan perangkat router, dengan demikian solusi prototyping sistem keamanan akses internet yang penulis tawarkan adalah dengan bocking pada router dengan pemfilteran dengan router dengan cara mengaktifkan firewall pada router dan membuat browser sistem keamanan akses internet. Pemfilteran dengan firewall router mikrotik a. Alat dan Bahan Penelitian 1. Perangkat Lunak a) Microsoft Windows XP sebagai Client b) Mikrotik versi sesuai bawaan RouterBoard c) Linux Ubuntu 9.0 sebagai client 2. Perangkat Keras a) RouterBoard 750 b) Swich Hub c) PC Standar dengan terkoneksi Internet b. Hasil Analisis Pada penelitian ini proses analisis yang digunakan adalah proses untuk menentukan kebutuhan yang diperlukan dalam membangun jaringan komputer, dan pemfilteran beberapa aplikasi dalam jaringan. Rancangan jaringan yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti berikut :

Gambar 12 Rancangan Topologi Jaringan c. Perangkat Jaringan Dalam topologi jaringan yang digunakan dalam penelitian dibutuhkan perangkat jaringan PC, RouterBoard 750, Switch Hub. Perangkat jaringan tersebut mempunyai performance, kestabilan dan kehandalan yang cukup baik dalam implementasinya. d. Proses Filtering Dalam proses filtering adalah tahap untuk menenukan alur paket data yang melewati proses pemfilteran mengunakan firewall. Gambar 13 Proses Filtering e. Desain Filtering Dalam desain filtering untuk menentukan cara yang efektif dan efisien dalam mengimplementasikan sistem dengan bantuan data yang didapatkan dalam tahap analisis. Desain yang dilakukan seperti berikut : Gambar 14 Rute Paket Data ke Router

Gambar 15 Rute Paket Data dari Router Pemfilteran dengan Aplikasi Browser a. Alat dan Bahan Penelitian 1. Perangkat Lunak a) Software Microsoft Visual Basic untuk membuat aplikasi browser b) Microsoft Windows XP sebagai client 2. Perangkat Keras a) PC standar untuk membuat program aplikasi browser b) Switch Hub b. Desain Sistem Browser Keamanan Akses Internet Gambar 16 Desain Tampilan Aplikasi Browser Keamanan Akses Internet c. Desain Pemfilteran Situs

Gambar 17 Desain Filter atau Blokir Situs KESIMPULAN a. Warung internet di wilayah Tipes Surakarta rata-rata dibuka lebih dari 21 jam dalam sehari. b. Pengelola warnet sekitar 60% belum menggunakan perangkat router sebagai filtering dan blokir situs-situs pornografi, sedangkan 40% sudah menggunakan perangkat router namun belum dimanfaatkan untuk filtering dan blokir situs-situs pornografi. c. Pengguna warnet sebagian besar adalah anak-anak berumur kurang dari 15 tahun, sehingga memungkinkan anak-anak tersebut mengakses situs-situs yang mengandung pornografi di warnet. d. Sistem keamanan akases internet yang dapat diterapkan di warnet di wilayah tipes Surakarta adalah dengan pemfilteran pada routerboard masing-masing warnet yang telah menggunakan RouterBorad sedangkan warnet yang belum mempnyai routerborad maka sistem keamanan akases internet dapat menggunakan aplikasi browser sistem keamanan akses internet yang telah penulis desain. DAFTAR PUSTAKA Anonim,http://duniabaca.com/pengaruh-internet-manfaat-internet-serta-dampakpositif-dan-negatif-internet-bagi-penggunanya.html, tanggal akses 11 September 2013 Fauziah, dan A n d r ya n a, S epti, 2009 Hijacking Session Pada Sistem Keamanan Komputer Studi Kasus Pencegahan Virus Pada E-Mail, Jurnal Artificial, ICT Reserch Center UNAS Vol. 3 No. 1 Januari 2009 ISSN : 1978-9491 Imam Riadi, 2011 Optimalisasi Keamanan Jaringan Menggunakan Pemfilteran Aplikasi Berbasis Mikrotik, Jurnal JUSI Vol. 1 No. 1 Februari 2011 ISSN : 2087-8737

Syaripudin, Acep dkk. 2010. Internet Sehat, www. Internetsehat.orgm tanggal akses 11 September 2013. Vicky, 2012, Dampak Positif Internet Bagi Pelajar http://belajar-komputermu.com/dampak-positif-internet-bagi-pelajar/, tanggal akses 11 September 2011 Wahyudi W, T r i, dan S anjaya, A i d i l, 2008 Studi Sistem Keamanan Komputer, Jurnal Artificial, ICT Reserch Center UNAS Vol. 2 No. 2 Juli 2008 ISSN : 1978-9491 Tanutama, L. (1996), Jaringan Komputer, Jakarta: Elex Media Komputindo. Purbo, O. W. (2000), Linux Untuk Warung Internet, Jakarta: Elex Media Komputindo.