PENGETAHUAN BAHAN BERBAHAYA

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL5 PENGUJIAN BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA

MODUL 4 PENGAMBILAN CONTOH (SAMPLING) BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA

MODUL 3 IDENTIFIKASI PEDAGANG PASAR DAN INVENTARISASI BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA

MODUL6 MONITORING DAN EVALUASI PENGAWASAN PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA

MODUL 2 IDENTIFIKASI PASAR TRADISIONAL UNTUK PENGENDALIAN BAHAN BERBAHAYA

PEDOMAN IMPLEMENTASI PROGRAM PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA

PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN BAHAN BERBAHAYA YANG DISALAHGUNAKAN DALAM PANGAN

MODUL 4 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA

Solo 26 Maret 2018 BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI SEMARANG

PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR: 246/510/2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Republik Indonesia No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan, keamanan

MONITORING DAN EVALUASI PENGAWASAN PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

Motto: SAFE FOOD FOR ALL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara Hukum, hal ini termaktub jelas pada

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

PEWARNA ALAMI; Sumber dan Aplikasinya pada Makanan & Kesehatan, oleh Dr. Mutiara Nugraheni, S.T.P., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan makanan jajanan di Indonesia yang berbasis home industry

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat keamanan dan dapat membahayakan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mikrobiologisnya. Secara visual faktor warna yang tampil terlebih dahulu terkadang

BAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Stevia, Pemanis Alami Baru untuk Industri Pangan Diposting oleh admin pada tanggal 14 April 2015

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan

IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO. Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan terpenuhi. Menurut UU No.7 tahun 1996 menyebutkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,

I. PENDAHULUAN. dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. makanan makhluk hidup dapat memperoleh zat-zat yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak bermotif ekonomi, artinya kegiatan yang dilakukan didasarkan profit

Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal

PEWARNA ALAMI UNTUK PANGAN

Gambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor

I. PENDAHULUAN. Makanan tradisional Indonesia mempunyai kekayaan ragam yang luar. biasa. Baik macam, bentuk, warna, serta aroma sesuai dengan budaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

KEAMANAN PANGAN DI KANTIN SEKOLAH

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya dan aman dikomsumsi karena

I. PENDAHULUAN. Keamanan produk perikanan merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan dalam

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

IDENTIFIKASI PEDAGANG PASAR DAN INVENTARISASI BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pesatnya pembangunan Indonesia di bidang ekonomi telah memicu

BAB I PENDAHULUAN. dan pembinaan dari pemerintah. Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross

Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan

Riati Anggriani, SH, MARS., M.Hum Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan 6 Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi

ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK IMPOR YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan ( 2013)

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI

BAB I PENDAHULUAN. Makanan selalu dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Cara penyajian

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen makanan sering menambahkan pewarna dalam produknya. penambahan

SOSIALISASI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) YANG AMAN DI SDN 8 LANGKAI KOTA PALANGKARAYA.

Assalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari ( )

BAB I PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi saat ini, penggunaan zat warna alami semakin

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Ketidaktaatan pelaku..., Bosar M. Pardede, FISIP UI, 2009

yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, khususnya makanan basah dibutuhkan oleh manusia. Namun, ketika isu formalin dan bahan-bahan kimia

balado yang beredar di Bukittinggi, dalam Majalah Kedokteran Andalas, (vol.32, No.1, Januari-juni/2008), hlm. 72.

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya di dalam setiap masakan makanan yang akan dimakan. juga sesuai dengan selera mereka masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa makan dan minum yang

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan L

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB I PENDAHULUAN. fokus terhadap peraturan teman, namun orangtua masih berpengaruh dalam. memberikan arahan untuk anak (Santrock, 2008; Wong, 2009).

Strategi Pengembangan dan Riset Jagung untuk Diversifikasi Pangan

Transkripsi:

MODUL 1 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA PENGETAHUAN BAHAN BERBAHAYA Direktorat Pengawasan Produk & Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat & Makanan Republik Indonesia bekerja sama dengan Southeast Asian Food and Agricultural Science& Technology (SEAFAST) Center, Institut Pertanian Bogor 2015

MODUL 1 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA PENGETAHUAN BAHAN BERBAHAYA Pengarah: Drs. Suratmono, M.P Drs. Mustofa,Apt.,M.Kes Penulis: Prof.Dr.Ir. Nuri Andarwulan, M.Si Desty Gitapratiwi, S.TP, M.Si Dian Herawati, S.TP, M.Si Drs.Bosar Pardede,Apt.,M.Si Dra. Asnelia,Apt. Dra.Ani Rohmaniyati,Apt.,M.Si Dra. Yayan Cahyani,Apt. Ratminah,S.Si,Apt.,M.P Sondang W.E,S.Si,Apt.,M.Kes Rinova Ria Susanti,S.Farm,Apt. 2015

Modul Pengetahuan Bahan Berbahaya Modul ini disusun atas kerja sama antara Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan POM Rl dan Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center, LPPM, Institut Pertanian Bogor. Cetakan I: Juli 2015 17 halaman, 14,85 cm x 21 cm ISBN978-979-1269-38-4 Diterbitkan oleh: Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan POM Rl Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta 10560 Indonesia Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa ijin tertulis dari penerbit.

Pengetahuan Bahan Berbahaya SAMBUTAN Bahan berbahaya yang sering disalahgunakan dalam pangan mudah didapat dan diperjualbelikan di pasar secara bebas. Hal ini berpotensi pada kemungkinan peningkatan praktek penyalahgunaan bahan berbahaya dalam pangan. Salah satu strategi Badan Pengawas Obat dan Makanan Rl untuk merespon masalah peredaran bahan berbahaya di pasar adalah dengan menginisiasi Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. Program ini bertujuan memberdayakan komunitas pasar untuk dapat melakukan pengawasan bahan berbahaya termasuk pangan yang berpotensi mengandung bahan berbahaya secara mandiri dan berkesinambungan. Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya tahun 2015-2019, Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya akan menghasilkan 201 Pasar Contoh yang tersebar di 31 propinsi pada akhir tahun 2019. Pasar Contoh tersebut diharapkan menjadi model yang dapat direplikasi oleh Pemda dan pelaku usaha yang memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan sosial kemasyarakatan, untuk mendukung pengembangan Pasar Contoh baru di wilayahnya. Salah satu strategi yang harus dijalankan dalam implementasi Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya adalah Pelatihan Fasilitator Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan partisipasi fasilitator pasar dalam mewujudkan pasar aman dari bahan berbahaya. Untuk itu, Badan POM Rl melalui Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya bekerja sama dengan SEAFAST Center Institut Pertanian Bogor menyusun Modul Pelatihan Fasilitator Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya yang berjumlah 6 (enam) modul. Penggunaan modul pelatihan ini diharapkan dapat mencetak fasilitator pasar aman yang handal dan profesional.

Pengetahuan Bahan Berbahaya KATA PENGANTAR Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai komoditi termasuk bahan berbahaya yang sering disalahgunakan dalam pangan. Bahan berbahaya yang disalahgunakan dalam pangan ditemukan dijual secara bebas di los/kios penjual pangan di pasar. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil sampling dan pengujian terhadap pangan yang beredar di pasar, masih ditemukan produk pangan yang positif mengandung bahan berbahaya. Bahan berbahaya tersebut antara lain boraks, formalin, pewarna tekstil rhodamin B dan methanil yellow. Dalam rangka mencegah dan mereduksi peredaran bahan berbahaya di pasar maka perlu ada peran aktif dari lintas sektor terkait. Untuk itu, Badan POM Rl membuat suatu gagasan berupa Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. Sesuai dengan Pedoman Implementasi Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya yang telah diterbitkan pada tahun 2014, perlu diadakan suatu program pelatihan bagi fasilitator (pembina, manager/ penanggung jawab program di daerah). Untuk itu telah disusun 6 (enam) Modul Pelatihan untuk Fasilitator Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya yaitu Modul Pengetahuan Bahan Berbahaya; Modul Identifikasi Pasar Tradisional untuk Mengendalikan Bahan Berbahaya;Modul Identifikasi Pedagang Pasar dan Inventarisasi; Modul Pengambilan Contoh (Sampling) dan Pengujian; Modul Pengujian Bahan Berbahaya, dan Modul Monitoring dan Evaluasi. Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca/pengguna sangat diperlukan untuk perbaikan ke depan. Semoga modul ini bermanfaat dan peredaran bahan berbahaya dan pangan yang mengandung bahan berbahaya di pasar dapat dikendalikan.

PengBtahuan Bahan Berbahaya Daftar Isi SAMBUTAN... i KATA PENGANTAR... ii 1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan... 2 1.3 Ruang Lingkup... 3 2 KEAMANAN PANGAN... 4 3 BAHAN BERBAHAYA... 6 3.1 Boraks... 6 3.1.1 Deskripsi produk boraks...6 3.1.2 Bahaya boraks... 9 3.2 Formalin...9 3.2.1 Deskripsi produk formalin... 9 3.2.2 Bahaya formalin... 10 3.3 Kuning Metanil(Methanyl Yellow)...11 3.3.1 Deskripsi produk kuning metanil...11 3.3.2 Bahaya kuning metanil...12 3.4 Rhodamin B...13 3.4.1 Deskripsi produk rhodamin B...13 3.4.2 Bahaya rhodamin B... 14

Pengetahuan Bahan Berbahaya 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 472/Menkes/Per/V/1996 tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan, yang dimaksud dengan bahan berbahaya adalah bahan kimia baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif, dan iritasi. Bahan kimia berbahaya sesungguhnya penting dan sangat dibutuhkan dalam peningkatan kesejahteraan manusia bilamana digunakan dengan baik dan benar sesuai peruntukkannya. Hal yang perlu diwaspadai yaitu penyalahgunaan sejumlah bahan kimia berbahaya tersebut pada pangan. Hasil pengawasan dan pengujian sampel pangan yang beredar di pasaran masih menemukan pangan yang mengandung bahan berbahaya, seperti Boraks, Formalin, Kuning Metanil (Methanil Yellow) dan Rhodamin B. Berdasarkan Peraturan Bersama antara Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. 43 tahun 2013 dan No. 2 Tahun 2013 tentang Pengawasan Bahan Berbahaya Yang Disalahgunakan dalam Pangan terdapat sejumlah bahan berbahaya yang diawasi peredarannya antara lain Asam Borat, Boraks, Formalin (larutan formaldehid), Paraformaldehid (serbuk dan tablet paraformaldehid), Pewarna Merah Rhodamin B, Pewarna Merah Amaranth, Pewarna Kuning Metanil (Methanil Yellow), dan Pewarna Kuning Auramin. Bahan berbahaya tersebut adalah bahan kimia yang penggunaannya dilarang untuk pangan karena dapat memberikan gangguan kesehatan. Bahan-bahan tersebut mudah diperoleh dan dijual secara bebas dengan harga yang relatif murah. Disamping itu, bahan berbahaya tersebut memiliki fungsi yang efektif dalam mengawetkan dan atau fungsi lain yang diinginkan. Hal ini menyebabkan produsen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab memanfaatkannya untuk

Pengetahuan Bahan Berbahaya memproduksi dan/atau mendistribusikan produk pangannya demi memperoleh keuntungan yang besar. Produk pangan juga dikatakan mengandung bahaya kimia apabila Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang digunakan melebihi batas maksimum yang diizinkan. Pengetahuan para pelaku usaha pangan yang masih rendah akan penggunaan bahan tambahan pangan yang benar juga menjadi faktor penyebab masih beredarnya pangan olahan yang tidak aman. Pemerintah terus berusaha mengatasi permasalahan ini dengan melakukan pengendalian peredaran bahan berbahaya dan pangan yang berpotensi mengandung bahan berbahaya, serta melakukan pembinaan dan pengawasan penggunaan BTP dalam pangan. Saat ini, Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Rl sedang menggalakkan program Revitalisasi Pasar Tradisional menjadi Pasar Sehat. Program tersebut tidak hanya mengutamakan fisik bangunan dan lingkungan yang mencerminkan kondisi pasar yang bersih, aman dan sehat, tetapi juga penyediaan pangan yang dijual di pasar pun harus aman, bermutu dan bergizi. Sejalan dengan program Kementerian Kesehatan Rl tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan Rl memprakarsai Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya dengan tujuan menjamin keamanan pangan di pasar bagi masyarakat Indonesia. Sebagai pelaksana yang terlibat dalam Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai bahan-bahan kimia berbahaya yang sering ditemukan terkandung di dalam pangan. 1.2 Tujuan Modul Pengetahuan Bahan Berbahaya ini disusun sebagai bahan bacaan khususnya Fasilitator Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya dan petugas pengelola pasar untuk mengerti dan memahami karakteristik dari bahan-bahan berbahaya, yaitu Boraks, Formalin, Kuning Metanil (Methanil Yellow) dan Rhodamin B.

Pengetahuan Bahan Berbahaya 1.3 Ruang Lingkup Di dalam modul ini dijelaskan mengenai: a. Keamanan pangan b. Pengetahuan bahan-bahan kimia berbahaya yang seringkali disalahgunakan dalam produk pangan, yaitu Boraks, Formalin, Kuning Metanil (Methanyl Yellow) dan Rhodamin B.