IDENTIFIKASI PEDAGANG PASAR DAN INVENTARISASI BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IDENTIFIKASI PEDAGANG PASAR DAN INVENTARISASI BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA"

Transkripsi

1 MODUL 3 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA IDENTIFIKASI PEDAGANG PASAR DAN INVENTARISASI BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA Pengarah : Drs. Suratmono, M.P Drs. Mustofa, Apt., M.Kes Penulis: Prof. Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si Desty Gitapratiwi, S.TP, M.Si Dian Herawati, S.TP, M.Si Drs. Bosar Pardede, Apt.,M.Si Dra.Asnelia,Apt Dra. Ani Rohmaniyati, Apt., M.Si Dra. Yayan Cahyani, Apt Ratminah,S.Si, Apt., M.P Sondang W.E, S.Si, Apt.,M.Kes Rinova Ria Susanti, S.Farm,Apt 2015

2 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menjamin keamanan pangan bagi masyarakat Indonesia, Badan POM RI menyelenggarakan Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. Salah sat strategi implementasi program penyelenggaraan pasar aman dari bahan berbahaya adalah Program Pengawasan Keamanan Pangan Pasar. Bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mendukung program ini adalah: 1. Identifikasi pasar tradisional untuk pengendalian bahan berbahaya 2. Identifikasi pedagang pasar dan inventarisasi bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya 3. Pengambilan contoh (sampling) bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya 4. Pengujian dan pelaporan hasil pengujian bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya 5. Monitoring dan evaluasi Identifikasi pedagang pasar dan inventarisasi bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya merupakan tahap kegiatan lanjutan yang harus segera dilaksanakan setelah suatu pasar tradisional ditetapkan sebagai pasar yang akan dikendalikan sebagai pasar aman dari bahan berbahaya Kegiatan identifikasi pedagang pasar dan inventarisasi bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya ini bertujuan untuk a. Melakukan pendataan identitas pedagang di pasar yang diduga menjual produk bahan berbahaya dan pangan yang mengandung bahan berbahaya b. Inventarisasau produk yang dijual oleh setiap pedagang pasar yang diduga sebagai bahan berbahaya dan/pangan yang mengandung bahan berbahaya c. Memudahkan fasilitator/petugas yang berwenang untuk Sampling untuk pengujian Ketertelusuran Monitoring dan evaluasi Tindak lanjut 1.2 Tujuan Modul Identifikasi pedagang pasar dan inventarisasi bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya ini disusun sebagai panduang yang dapat

3 2 digunakan oleh para stakeholder khususnya fasilitator atau petugas yang berwenang untuk mengidentifikasi pedagang pasar dari inventarisasi bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya 1.3 Ruang Lingkup Modul ini akan menjelaskan tahapan kegiatan yang harus dilaksanakan dalam mengidentifikasi pedagang pasar dan inventarisasi bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya. Tahapan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : a. Kerja sama antara Fasilitator Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya atau petugas yang berwenang dengan Kepala/Pengelola/Pengawas Pasar dari pasar yang menjadi target sebagai pasar aman dari bahan berbahaya b. Pendataan pedagang pasar yang diduga menjual bahan berbahaya dan pangan yang mengandung bahan berbahaya c. Pelaporan hasil pendataan pedagang pasar.

4 3 2 KERJA SAMA ANTARA FASILITATOR PROGRAM PSAR AMAN DANRI BAHAN BERBAHAYA DENGAN MANAJEMEN PASAR Kegiatan mengidentifikasi pedagang pasar dan inventarisasi bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya merupakan tanggung jawab dari fasilitator pasar aman dari bahan berbahaya atau petugas yang telah ditunjuk. Tahapan kegiatan ini diawali dengan menjalin kerjasama yang baik antara fasilitatpr atau petugas yang berwenang dengan manajemen pasar (Kepala/Pengelola/Pengawas Pasar) yang dijadikan target sebagai pasar yang aman dari bahan berbahaya. Melalui kerja sama tersebut diharapkan : a. Diperoleh izin untuk mendapatkan data umum psar dan informasi pedagang pasar b. Diperoleh izin untuk melakukan pendataan pedagang pasar yang diduga menjual bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya c. Kepala/Pengelola/Pengawas pasar dapat menjadi pendamping pada saat fasilitator melakukan pendataan pedagang pasar dan inventarisasi poduk pangan yang dijual oleh pedagang tersebut. d. Kepala/Pengelola/Pengawas pasar dapat membantu pelaksanaan pengambilan contoh dan pengujian e. Adanya kerja sama yang baik dalam monitoring penyelenggaraan program pasar aman dari bahan berbahaya f. Adanya kerja sama yang baik dalam tindak lanjut /pembinaan pedagang pasar.

5 4 3 PENDATAAN PEDAGANG PASAR YANG DIDUGA MENJUAL BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA Tahap kedua dari kegiatan identifikasi pedagang pasar dan inventarisasi bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya adalah melakukan pendataan pedagang pasar yang diduga menjual bahan berbahaya dan pangan yang mengandung bahan berbahaya. Pendataan pedagang pasar difokuskan kepada semua pedagang yang menjual produk pangan. Pendataan pedagang pasar bertujuan tidak hanya untuk memperoleh identitas pedagang pasar tetapi sekaligus untuk menginventarisasi jenis-jenis produk pangan yang dijual oleh masing-masing pedagang. Data identitas pedagang pasar dan produk yang dijualnya akan sangat bermanfaat sebagai basis data: a. Untuk menentukan pedagang pasar yang menjadi prioritas untuk dilakukan sampling produk untuk pengujian b. Ketertelusuran jika ditemukan adanya penyalahgunaan bahan berbahaya pada suatu produk pangan. Untuk dapat melakukan pendataan pedagang pasar ini, ada dua hal utama yang perlu diperhatikan oleh seorang fasilitator atau petugas yang berwenang adalah, yaitu: a. Mempunyai pengetahuan yang baik tentang bahan berbahaya (boraks, formalin, kuning metanil, dan rhodamin B) dan produk-produk pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya b. Mampu mengisi formulir pendataan pedagang pasar dengan baik dan benar. 3.1 Pengetahuan produk pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya Pada tabel 1 ditampilkan rekapitulasi informasu tentang bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya yang sering ditemukan di pasaran. Adapaun ciriciri beberapa jenis makanan yang mengandung bahan berbahaya boraks, formalin, Kuning Metanil, dan rhodamin B disajikan berturut-turut pada tabel 2, 3, 4, 5. Informasi yang lengkap tentang masing-masing bahan berbahaya dapat diperoleh di Modul Pengetahuan Bahan Berbahaya.

6 5 Tabel 1. Bahan berbahaya dan produk-produk pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya No Bahan berbahaya Nama umum di pasaran 1 BORAKS Boraks murni : Pijer Boraks yang diformulasi: Bleng, Tjetitet, Bubuk gendar, Air Ki, Cap Jago, Cap Wayang 2 FORMALIN Formalin Air Super Contoh produk pangan Kerupuk Gendar, Kerupuk Puli, Kerupuk Karak, Lontong, Ketupat, Bakso, Mie Basah, Empek-empek, Kecap, Siomay, Cilok, Otak-otak Tahu, Ayam potong, Ikan segar, Ikan basah, Mie basah 3 PEWARNA KUNING METANIL 4 PEWARNA RHODAMIN B Sepuhan kuning; Teres; Sumbo atau Kesumbo dengan merk Cap kodok, Cap Kalkun, Cap Hanoman, dan Cap Kuda Terbang Sepuhan warna merah; Teres; Sumbo atau Kesumbo dengan merk Cap Kodok, Cap Kalkun, Cap Hanoman, dan Cap Kuda Terbang Kerupuk warna kuning, Mie basah, Sirup atau Minuma ringan warna kuning, Jelly warna kuning, Tahu warna kuning Kerupuk warna merah, Sirup atau minuman ringan warna merah, Cabe giling, Cenil warna merah, Kue Ku, Arumanis, Terasi Warna Merah Tabel 2. Ciri ciri makanan yang diduga mengandung boraks Jenis Makanan 1 1 Mie basah Ciri - ciri Tekstur mie kenyal Tampilan fisik mie lebih mengkilap, tidak lengket, dan tidak mudah putus 1 Ilustrasi gambar diperoleh dari dokumentasi Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, BPOM RI

7 6 2 Bakso Tekstur bakso sangat kenyal, warna cenderung putih 3 Lontong Tekstur lontong sangat kenyal rasanya sangat gurih 4 Kerupuk gendar Tekstur renyah dan menimbulkan rasa getir di lidah Tabel 3. Ciri-ciri makanan yang diduga mengandung formalin Jenis makanan 1 Tahu 1 Ciri-ciri Tekstur tahu lebih kenyal dan tidak mudah hancur Umur simpan tahu lebih lama Ada aroma yang cukup menyengat 2 Mie basah 2 Tampilan mie lebih berminyak dan mengkilap Umur simpan mie lebih lama dan tidak cepat basi Ada aroma yang cukup menyengat 2 Ilustrasi gambar diperoleh dari

8 7 3 Ayam potong 3 Jika diraba, kulit ayam terasa kesat Warna daging ayam lebih putih dan cerah 4 Ikan segar 4 Warna ikan putih bersih Tekstur ikan daging kenyal Insang berwarna merah tua, tidak merah segar Lebih awet dan tidak busuk 5 Ikan asin 5 Produk tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan jika disimpan pada suhu ruang (25 o C); Warna produk bersih dan cerah Tidak berbau khas ikan asin Tekstrunya tidak mudah hancur Tabel 4. Ciri-ciri makanan yang diduga mengandung kuning metanil Jenis makanan Ciri-ciri 1 Kerupuk berwarna kuning 6 Secara keseluruhan, ciri-ciri makanan yang diduga mengandung kuning metanil adalah sebagai berikut Produk berwarna kuning cerah mengkilap dan berpendar Tampak ada titik-titik warna kuning 2 Mie basah 7 yang tidak merata pada produk karena pewarna menggumpal Jika dikonsumsi muncul sedikit rasa pahit dan gatal di tenggorokan Jika dipegang warna kuning akan menempel di kulit 3 Ilustrasi gambar diperoleh dari 4 Ilustrasi gambar diperoleh dari 5 Ilustrasi gambar diperoleh dari 6 Ilustrasi gambar diperoleh dari 7 Ilustrasi gambar diperoleh dari

9 8 3 Tahu Kuning 8 4 Bandeng bumbu kuning 9 Tabel 5. Ciri-ciri makanan yang diduga mengandung rhodamin B Jenis makanan Ciri-ciri 1 Kerupuk berwarna merah Secara keseluruhan, ciri-ciri makanan yang diduga mengandung rhodamin B adalah sebagai berikut Produk berwarna merah cerah mengkilap dan berpendar Tampak ada titik-titik warna merah yang tidak merata pada produk karena pewarna menggumpal Jika dikonsumsi muncul sedikit rasa pahit dan gatal di tenggorokan 2 Terasi 10 Jika dipegang warna kuning akan menempel di kulit 8 Ilustrasi gambar diperoleh dari 9 Ilustrasi gambar diperoleh dari dokumentasi Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, BPOM RI 10 Ilustrasi gambar diperoleh dari

10 9 3 Sirup dan arumanis warna merah Pengisian formulir pendataan pedagang pasar Panduan umum pelaksanaan pendataan pedagang pasar Pendataan pedagang pasar bersifat sengaja (purposive) yakni hanya mendata pedagang yang menjual bahan/produk pangan Pendataan pedagang pasar dan inventarisasi produk yang dijual harus dilakukan oleh fasilitator program pasar aman dari bahan berbahaya atau petugas yang berwenang Fasilitator/petugas yang berwenang harus langsung mengunjungi lokasi pedagang/kios pasar untuk melakukan pendataan pedagang pasar Pendataan pada setiap pedagang pasar dilakukan dengan cara : a. Wawancara informal dengan menggunakan bahasa dan tutur kata yang baik dan sopan b. Pengamatan (observasi) yang cermat terhadap produk-produk yang dijual oleh pedagang tersebut Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan pada saat melakukan pendataan pedagang pasar antara lain : a. Menetapkan dan menginformasi waktu pelaksanaan untuk pendataan pedagang pasar dengan pihak manajemen pasar yang bersangkutan b. Mempersiapkan formulir pendataan pedagang pasar sejumlah pedagang yang akan didata di pasar tersebut c. Pemilihan waktu (jam) untuk pendataan pedagang pasar perlu diperhatikan Apabila pendataan pedagang dilakukan pada pagi hari, pedagang pasar umumnya sibuk melayani para pembeli, namun barang dagangan yang dijual masih relatif lengkap Apabila pendataan pedagang dilakukan di siang hari, pedagang pasar relatif tidak sibuk melayani pembeli, tetapi barang dagangan yang dijual memungkinan sudah berkurang atau bahkan telah habis terutama para pedagang produk segar (daging, ayam potong dan ikan segar). 11 Ilustrasi gambar diperoleh dari dokumentasi Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, BPOM RI

11 10 d. Formulir pendataan setiap pedagang pasar harus diisi secara lengkap, baik dan benar e. Pendataan pedagang pasar sebaiknya dilakukan secara sistematis,; selesaikan pendataan pedagang pada satu zona/area pasar yang lain f. Hindari melakukan wawancara apabila seorang pedagang pasar sedang sibuk melayani pembeli Panduan teknis pengisian formulir pendataan pedagang pasar Formulir pendataan pedagang pasar (Lampiran 1) terdiri dari dua (dua) data utama, yaitu : I. Identitas pedagang pasar II. Inventarisasi produk yang dijual Identitas pedagang pasar Identitas pedagang pasar yang perlu diketahui a. Nama pedagang/kios b. Lokasi kios c. Nomor telepon d. Nama pasar dan alamatnya Inventarisasi produk yang dijual Produk yang dijual oleh setiap pedagang pasar dibedakan ke dalam 2 (dua) kelompok yaitu: a. Kelompok nahan yang diduga sebagai bahan berbahaya b. Kelompok pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya Kelompok bahan yang yang diduga sebagai bahan berbahaya Bahan yang dimaksud adalah bahan berbahaya seperti Boraks, Formalin, Kuning Metanil, dan Rhodamin B Bahan bahan ini seharusnya dijual di zona khusus untuk bahan berbahaya dan bercun yang terpisah dari zona penjualan pangan Yang harus diperhatikan: Bahan-bahan berbahaya tersebut mempunyai nama-nama lain yang umum maupun khusus di pasaran Bahan-bahaya berbahaya tersebut dapat dijual dengan berbagai emrk dagang atau dikemas eceran tanpa merk yang diberi label pengawet makanan, pengenyal makanan, atau pewarna makanan kuning/merah Kelompok pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya Kelompok pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya dibedakan ke dalam 3 (tiga) bagian, yaitu: i. Daging/ayam potong dan produk olahannya, contoh : karkas daging/ayam, ayam potong, bakso, nugget, sosis ii. Ikan segar dan produk olahannya, contoh : ikan segar, ikan asin, kaki naga, siomay, otakotak, empek-empek.

12 11 iii. Produk selain daging, ayam, dan ikan (termasuk makanan siap saji), contoh: tahu, kerupuk gendar/puli, kerupuk karak, lontong, ketupat, mie basah, kecap, cilok, kerupuk warna kuning/merah, sirup atau minuman ringan warna kuning/merah, jelly warna kuning/merah, tahu warna kuning, cabe giling, cenil warna merah, kue ku, arumanis, terasi warna merah Petunjuk teknis pengisian formulir pendataan pedagang pasar dapat dibaca pada lampiran I Berikut contoh pengisian formulir pendatan pedagang padar.

13 12 Form P02 FORMULIR PENDATAAN PEDAGANG PASAR Nomor urut : 01 Tanggal Pendataan : 06 Maret 2016 I. IDENTITAS PEDAGANG 1 Nama Pedagang/kios.. : Ibu Parni 2 Lokasi kios/los : Los Grabadan 3 Telepon : 0815xxx-xxxx 4 Nama & Alamat Pasar : Pasar Nongko Solo II. INVENTARISASI PRODUK YANG DIJUAL A. Kelompok Bahan yang Diduga Sebagai Bahan Berbahaya No Jenis Produk Dikemas/Tidak dikemas Izin edar (Ya/Tidak) 1 Bleng Merk Semar Tidak ada 2 Catatan B. Kelompok Pangan yang Diduga mengandung Bahan Berbahaya i. Kelompok daging/ayam potong dan produk olahannya No Jenis Produk Dikemas/Tidak Sumber Izin edar Catatan dikemas (Ya/Tidak) 1 Baso ayam Dikemas CV. Jaya Ya No.izin P-IRT xxxxx

14 13 ii Kelompok ikan segar dan produk olahannya No Jenis Produk Dikemas/Tidak dikemas Sumber Izin edar (Ya/Tidak) Catatan iii Kelompok selain daging, ayam dan ikan (termasuk makanan siap saji) No Jenis Produk Dikemas/Tidak dikemas Sumber Izin edar (Ya/Tidak) 1 Gula jawa Tidak Pasar Legi Tidak 2 Karak Tidak Pasar Legi Tidak Catatan

15 14 4. PELAPORAN HASIL PENDATAAN PEDAGANG PASAR DAN INVENTARISASI PRODUK YANG DIJUAL Seluruh data pedagang pasar dan inventarisasi produk yang dijual oleh pedagang tersebut yang berasal dari satu pasar yang sama dilaporkan ke dalam satu tabel rekapitulasi pelaporan hasil pendataan pedagang pasar dan inventarisasi yang dijual (Lampiran 2). Tabel rekapitulasi ini sekaligus bertuuan untuk menghitung peluang risiko setiap pedagang pasar, yakni nilai yang menunjukan seberapa besar kemungkinan seorang pedagang menjual bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya Perhitungan peluang resiko setiap pedagang pasar berguna untuk menentukan pedagang pasar mana yang diprioritaskan untuk dilakukan sampling produk untuk pengujian Semakin besar nilai peluang resiko seorang pedagang pasar maka semakin besar peluang dirinya untuk di-sampling produknya untuk pengujian Berikut contoh pelaporan hasil pendataan pedagang pasar dan inventarisasi produk yang dijual.

16 15 Form P03 TABEL REKAPITULASI PELAPORAN HASIL PENDATAAN PEDAGANG PASAR DAN INVENTARISASI PRODUK YANG DIJUALNYA No Nama pedagang Nama/Lokasi los/kios 1 Painah Daging, ayam, ikan 2 Supartini Daging, ayam, ikan 3 Muji Lestari 4 Bu Sri Murtini Kelompok bahan yang diduga sebagai BB Jenis produk 1. Nama Pasar : Pasar Nongko 2. Alamat Pasar : Jl. RM Said Solo 3. Jumlah Kios/Pedagang : 150 kios/pedagang 4. Periode Pendataan : Maret 2014 Kelompok pangan yang diduga mengandung BB Daging/ayam & produk olahannya Ikan segar dan produk olahannya Produk opangan, selain daging, ayam dan ikan Peluang resiko per kelompok produk Klp 1 Klp 2 Klp 3 Klp 4 DBB Jenis Jenis Jenis DBB DBB produk produk produk DBB Klp 1 Klp 2 Klp 3 Klp 4 Daging B 1 1 ayam Usus B 1 1 ayam matang Daging, ayam, ikan Tahu A 2 2 Los bawah Roti sisir C 1 1 Total peluang risiko per pedagang

17 16 5 Bu Ratmi Los bawah Teri nasi B Bu Los bawah Krupuk D 2 2 Wagiyem Mie basah B 7 Bu Los bawah Teri asin B 1 1 Warsiti Balur B Teri tawar B 8 Bu Solihin Basement Getuk D 1 9 Bu Laksmi Basement Sum bo/teres C,D Karak B Pak Karno Ceriping Basement Ikan asin A Tahu kepel C B Keterangan: *DBB = dugaan bahan berbahaya yang mungkin terkandung di dalam setiap jeis produk dalam kelompok produk (A = Boraks; B = Formalin; C = kuning metanil; D = Rhodamin B).

18 17 LAMPIRAN

19 18 Lampiran 1. Formulir pedataan pedagang pasar Terminologi Form P02 Kelompok produk adalah pengelompokkan jenis-jenis produk yang dijual oleh pedagang pasar ke dalam 4 (empat) kelompok: a. Kelompok bahan yang diduga sebagai bahan berbahaya (Kelompok 1) b. Kelompok pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya i. Kelompok daging/ayam potong dan produk olahannya (kelompok 2) ii. Kelompok ikan segar dan produk olahannya (kelompok 3) iii. Kelompok selain daging, ayam, dan ikan dan produk olahannya (Kelompok 4). Jenis produk adalah nama bahan berbahaya atau nama produk pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya yang teridentifikasi pada suatu kelompok produk Petunjuk Pengisian : 1. Formulir ini dipertuntukan untuk data satu pedagang saja 2. Kunjungi langsung lokasi pedagang/kios pasar yang akan didata 3. Isilan nomor urut dan tanggal setiap kali melakukan pendataan pedagang pasar 4. Lakukan wawancara langsung ke pedagang pasar untuk memperoleh data identitas pedagang (nama pedagang/kios, lokasi kios.ios, telepon, dan nama &alamat pasar) 5. Amati dengan cermat jenis-jenis produk yang dijual oleh pedagang pasar yang didata 6. Identifikasi dan catat jenis produk yang dijual oleh pedagang ke dalam salah satu dari empat kelompok produk yang ada 7. Catat informasi/keterangan dari masing-masing jenis produk pada kolom-kolom tabel yang tersedia 8. Isilah informasi/keterangan penting lainnya dari masing-masing jenis produk pada kolom catatan.

20 19 Lampiran 1. Formulir pendataan pedagang pasar (lanjutan) FORMULIR PENDATAAN PEDAGANG PASAR Nomor urut Tanggal Pendataan :.. :.. III. IDENTITAS PEDAGANG 1. Nama Pedagang/Kios :. 2. Lokasi Kios/Los :. 3. Telepon :. 4. Nama & Alamat Pasar :. IV. INVENTARISASI PRODUK YANG DIJUAL C. Kelompok Bahan yang Diduga Sebagai Bahan Berbahaya No Jenis Produk Dikemas/Tidak dikemas Izin edar (Ya/Tidak) Catatan D. Kelompok Pangan yang Diduga Mengandung Bahan Berbahaya i. Kelompok daging/ayam potong dan produk olahannya No Jenis Produk Dikemas/Tidak dikemas Sumber Izin edar (Ya/Tidak) Catatan

21 20 ii. Kelompok ikan segar dan produk olahannya No Jenis Produk Dikemas/Tidak dikemas Sumber Izin edar (Ya/Tidak) Catatan iii. Kelompok selain daging, ayam, dan ikan (termasuk makanan siap saji) No Jenis Produk Dikemas/Tidak dikemas Sumber Izin edar (Ya/Tidak) Catatan

22 21 Lampiran 2. Tabel rekapitulasi pelaporan pendataan pedagang pasar dan inventarisasi produk yang dijualnya Form P03 TABEL REKAPITULASI PELAPORAN HASIL PENDATAAN PEDAGANG PASAR DAN INVENTARISASI PRODUK YANG DIJUALNYA Terminologi Kelompok adalah pengelompokkan jenis-jenis produk yang dijual oleh pedagang pasar ke dalam 4 (empat) kelompk : a. Kelompok bahan yang didiuga sebagai bahan berbahaya (kelomok 1) b. Kelompok pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya i. Kelompok daging/ayam potong dan produk olahannya (kelompok 2) ii. Kelompok ikan segar dan produk olahannya (kelompok 3) iii. Kelompok selain daging, ayam, dan ikan dan produk olahannya (kelompok 4) Jenis produk adalah nama bahan berbahaya atau nama produk pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya yang teridentifikasi pada suatu kelompok produk Dugaan bahan berbahaya adalah jenis bahan berbahaya yang diduga terkandung pada jenis produk Jenis bahan berbahaya yang dimaksud adalah : Boraks, dengan kode A Formalin dengan kode B Kuning metanil dengan kode C Rhodamin B dengan kode D Peluang resiko adalah nilai yang menunjukan seberapa besar peluang/kemungkinan seorang pedagang menjual jenis-jenis produk yang diduga sebagai bahan berbahaya dan pangan yang mengandung bahan berbahaya Petunjuk pengisian 1. Isilah data hasil pendataan pedagang dan inventarisasi bahan/produk pangan yang dijual dari setiap pedagang pasar yang berasal dari satu pasar yang sama ke dalam kolom-kolom yang sesuai pada tabel rekapitulasi. 2. Identifikasi dugaan bahan berbahaya yang mungkin terkandung pada masing-masing jenis produk. Satu jenis produk dapat diduga mengandung lebih dari satu bahan berbahaya 3. Isilah hasil identifikasi jenis dugaan bahan berbahaya pada kolom DBB 4. Hitung peluang resiko dari setiap kelompok produk yang dijual oleh setiap pedagang pasar. Perhitungan peluang resiko (PR) = kelompok produk x jumlah jenis DBB pada satu kelompok produk

23 22 5. Hitung total peluang resiko dari setiap pedagang pasar dengan cara menjumlahkan nilai peluang resiko dari keempat kelompok produk Nilai maksimum total peluang resiko per pedagang adalah 16 (4 kelompok produk x 4 jenis bahan berbahaya) 6. Urutkan seluruh pedagang pasar pasa mulai dari nilai total peluang resiko terbesar hingga terkecil 7. Semakin besar nilai total peluang resiko seorang pedagang pasar, maka semakin berpeluang pedagang tersebut untuk di sampling produk yang dijualnya untuk pengujian

24 23 TABEL REKAPITULASI PELAPORAN HASIL PENDATAAN PEDAGANG PASAR DAN INVENTARISASI PRODUK YANG DIJUAL Form P03 1. Nama Pasar : 2. Alamat Pasar : 3. Jumlah kios/pedagang 4. Periode Pendataan : No Nama pedagang Nama/Lokasi los/kios Kelompok bahan yang diduga sebagai BB Jenis produk Kelompok pangan yang diduga mengandung BB Daging/ayam & produk olahannya Ikan segar dan produk olahannya Produk opangan, selain daging, ayam dan ikan Klp 1 Klp 2 Klp 3 Klp 4 Jenis Jenis Jenis DBB DBB DBB produk produk produk DBB Klp 1 Peluang resiko per kelompo produk Klp 2 Klp 3 Klp 4 Total peluang risiko per pedagang Keterangan: *DBB = dugaan bahan berbahaya yang mungkin terkandung di dalam setiap jeis produk dalam kelompok produk (A = Boraks; B = Formalin; C = kuning metanil; D = Rhodamin B).

MODUL 4 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA

MODUL 4 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA MODUL 4 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA PENGAMBILAN CONTOH (SAMPLING) BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA Pengarah : Drs. Suratmono, M.P Drs. Mustofa,

Lebih terperinci

MODUL 3 IDENTIFIKASI PEDAGANG PASAR DAN INVENTARISASI BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA

MODUL 3 IDENTIFIKASI PEDAGANG PASAR DAN INVENTARISASI BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA MODUL 3 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA IDENTIFIKASI PEDAGANG PASAR DAN INVENTARISASI BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA Direktorat Pengawasan Produk

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI PENGAWASAN PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA

MONITORING DAN EVALUASI PENGAWASAN PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA MODUL 6 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA MONITORING DAN EVALUASI PENGAWASAN PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA Pengarah : Drs. Suratmono, M.P Drs. Mustofa, Apt., M.Kes Penulis: Prof.

Lebih terperinci

MODUL 2 IDENTIFIKASI PASAR TRADISIONAL UNTUK PENGENDALIAN BAHAN BERBAHAYA

MODUL 2 IDENTIFIKASI PASAR TRADISIONAL UNTUK PENGENDALIAN BAHAN BERBAHAYA MODUL 2 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA IDENTIFIKASI PASAR TRADISIONAL UNTUK PENGENDALIAN BAHAN BERBAHAYA Direktorat Pengawasan Produk & Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat & Makanan

Lebih terperinci

MODUL5 PENGUJIAN BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA

MODUL5 PENGUJIAN BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA MODUL5 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA PENGUJIAN BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA Direktorat Pengawasan Produk & Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat

Lebih terperinci

MODUL 4 PENGAMBILAN CONTOH (SAMPLING) BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA

MODUL 4 PENGAMBILAN CONTOH (SAMPLING) BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA MODUL 4 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA PENGAMBILAN CONTOH (SAMPLING) BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA Direktorat Pengawasan Produk & Bahan Berbahaya,

Lebih terperinci

PENGETAHUAN BAHAN BERBAHAYA

PENGETAHUAN BAHAN BERBAHAYA MODUL 1 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA PENGETAHUAN BAHAN BERBAHAYA Direktorat Pengawasan Produk & Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat & Makanan Republik Indonesia bekerja sama dengan

Lebih terperinci

MODUL6 MONITORING DAN EVALUASI PENGAWASAN PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA

MODUL6 MONITORING DAN EVALUASI PENGAWASAN PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA MODUL6 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA MONITORING DAN EVALUASI PENGAWASAN PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA Direktorat Pengawasan Produk & Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat & Makanan

Lebih terperinci

yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, khususnya makanan basah dibutuhkan oleh manusia. Namun, ketika isu formalin dan bahan-bahan kimia

yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, khususnya makanan basah dibutuhkan oleh manusia. Namun, ketika isu formalin dan bahan-bahan kimia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari sekarang ini tidak jarang kita khawatir untuk mengkonsumsi makanan, hal ini akibat banyaknya pangan (makanan) yang mengandung bahan-bahan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari ( )

Assalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari ( ) Assalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari (08312244013) PRODI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 2012 DEFINISI BTP Bahan Tambahan Pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang di konsumsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu isi dari dasar-dasar pembangunan kesehatan di Indonesia adalah adil dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang

Lebih terperinci

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB 2 DATA & ANALISA 3 BAB 2 DATA & ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi yang digunakan untuk mendukung kampanye STOP Makan Sembarangan ini diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut: 1. Literatur Pencarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjual makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk

BAB I PENDAHULUAN. penjual makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Medan, pada tahun 2010 terdapat 28.501 TPUM (Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan), salah satunya adalah pusat makanan jajanan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ikan laut yang dicampur dengan bahan-bahan, seperti cabe kering yang dihaluskan

BAB 1 PENDAHULUAN. ikan laut yang dicampur dengan bahan-bahan, seperti cabe kering yang dihaluskan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otak-otak merupakan makanan khas Kota Tanjungpinang yang terbuat dari ikan laut yang dicampur dengan bahan-bahan, seperti cabe kering yang dihaluskan kemudian dicampur

Lebih terperinci

Dra.Ida Marlinda Loenggana, Apt Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

Dra.Ida Marlinda Loenggana, Apt Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Keamanan Produk Makanan Yang Beredar oleh Dra.Ida Marlinda Loenggana, Apt Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Dibawakan di acara,, Ancaman Kualitas Makanan terhadap Kesehatan menyambut Rakernas Majelis

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO Prosiding BPTP Karangploso No. - ISSN: - PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H UNIVERSITAS SEBELAS MARET I.

Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H UNIVERSITAS SEBELAS MARET I. Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H.0604041 UNIVERSITAS SEBELAS MARET I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerupuk adalah salah satu makanan ringan

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG MAKANAN YANG MENGANDUNG BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN MABAR KECAMATAN MEDAN DELITAHUN

Lebih terperinci

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH CONTOH KARYA TULIS ILMIAH KARYA TULIS ILMIAH BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN KATA PENGANTAR Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak bermotif ekonomi, artinya kegiatan yang dilakukan didasarkan profit

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak bermotif ekonomi, artinya kegiatan yang dilakukan didasarkan profit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Aktivitas penyelenggaraan kehidupan ada yang bermotif ekonomi dan ada yang tidak bermotif ekonomi, artinya kegiatan yang dilakukan didasarkan profit oriented atau motif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern sekarang ini banyak terjadi perkembangan di bidang industri makanan dan minuman yang bertujuan untuk menarik perhatian para konsumen. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI

PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, merupakan bab dimana memberikan suatu gambaran umum mengapa topik atau judul tersebut diambil dan disajikan dalam karya ilmiah bagian pendahuan menguraikan mengenai latar

Lebih terperinci

>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT

>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT >> PENDAHULUAN Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik di Pasar Tradisional adalah acuan yang digunakan dalam melakukan kegiatan ritel pangan di pasar tradisional dan dalam rangka pengawasan keamanan pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerupuk mie merupakan salah satu makanan ringan yang paling banyak diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan renyah saat dimakan, maka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan, pendengaran, sentuhan, perasa dan pembau. Dunia visual menggunakan indra penglihatan yang biasanya

Lebih terperinci

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa adalah suatu usaha yang dirancang secara khusus untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kesehatan adalah salah satu komponen kualitas manusia,

Lebih terperinci

PEDOMAN IMPLEMENTASI PROGRAM PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA

PEDOMAN IMPLEMENTASI PROGRAM PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA PEDOMAN IMPLEMENTASI PROGRAM PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Bekerja sama dengan Southeast Asian Food

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan tindakan Guru Sekolah Dasar terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolang-kaling merupakan hasil produk olahan yang berasal dari perebusan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolang-kaling merupakan hasil produk olahan yang berasal dari perebusan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolang-kaling merupakan hasil produk olahan yang berasal dari perebusan endosperm (makanan cadangan yang terdapat di dalam biji tumbuhan) biji buah aren yang masih

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. sanitasi. Banyaknya lingkungan kita yang secara langsung maupun tidak lansung. merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. sanitasi. Banyaknya lingkungan kita yang secara langsung maupun tidak lansung. merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan pangan (food safety) merupakan hal yang penting dari ilmu sanitasi. Banyaknya lingkungan kita yang secara langsung maupun tidak lansung berhubungan dengan

Lebih terperinci

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia berbahaya pada makanan sering kita temui pada berbagai jenis produk seperti makanan yang diawetkan, penyedap rasa, pewarna makanan,

Lebih terperinci

MENGENAL BAHAYA FORMALIN, BORAK DAN PEWARNA BERBAHAYA DALAM MAKANAN

MENGENAL BAHAYA FORMALIN, BORAK DAN PEWARNA BERBAHAYA DALAM MAKANAN MENGENAL BAHAYA FORMALIN, BORAK DAN PEWARNA BERBAHAYA DALAM MAKANAN Formalin Formalin merupakan larutan 40 % formaldehid, termasuk golongan senyawa aldehid atau alkanal, yang mengandung satu atom karbon.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia yang diciptakan sebagai makhluk hidup yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia yang diciptakan sebagai makhluk hidup yang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia yang diciptakan sebagai makhluk hidup yang memiliki akal dan pikiran, tentu saja berbeda dengan makhluk hidup lain yang tidak memiliki akal dan pikiran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Makanan mempunyai peran yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus masyarakatlah yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROTEIN SERTA ORGANOLEPTIK PADA BAKSO DAGING SAPI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

ANDA BERTANYA, APOTEKER MENJAWAB. Diasuh oleh para Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Apakah Pantangan Makanan Ibu Hamil?

ANDA BERTANYA, APOTEKER MENJAWAB. Diasuh oleh para Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Apakah Pantangan Makanan Ibu Hamil? ANDA BERTANYA, APOTEKER MENJAWAB Diasuh oleh para Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Andalas Apakah Pantangan Makanan Ibu Hamil? Pertanyaan: Malam. Maaf mengganggu. Saya Linda orang Padang tinggal di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan bahan dasar makanan harus mengandung zat gizi untuk memenuhi fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan terpenuhi. Menurut UU No.7 tahun 1996 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan terpenuhi. Menurut UU No.7 tahun 1996 menyebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas hidup manusia akan meningkat jika kualitas pangan, pendidikan dan ilmu pengetahuan terpenuhi. Menurut UU No.7 tahun 1996 menyebutkan bahwa kriteria yang harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bakso Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan penambahan bumbu-bumbu dan bahan kimia lain sehingga dihasilkan produk yang strukturnya kompak atau

Lebih terperinci

Total. Warung/ Kios. Pedagang Kaki Lima

Total. Warung/ Kios. Pedagang Kaki Lima 1 bahan tambahan perlu diatur, baik jenis maupun jumlahnya yang digunakan pada pengolahan makanan. Hanya bahan yang telah diuji keamanannya yang diizinkan untuk digunakan, dan mutunya harus memenuhi standar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan di Laboratorium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan di Laboratorium BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan di Laboratorium Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo melalui uji kandungan formalin dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang berusia tahun. Masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang berusia tahun. Masa remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah individu yang berusia 10-19 tahun. Masa remaja merupakan proses perubahan perilaku, sikap, ataupun fisik dari masa anak ke masa dewasa (Depkes, 2001).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jajan merupakan suatu kebiasaan yang telah lama tertanam dalam diri setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam Taryadi (2007), jajanan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging merupakan salah satu hasil dari ternak yang memiliki kandungan gizi lengkap yang disukai oleh masyarakat. Daging yang dikonsumsi oleh manusia dapat berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan menentukan kemajuan suatu bangsa di masa depan. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh anggota masyarakat tanpa kecuali adalah konsumen makanan itu sendiri. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak dan jajanan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Anak-anak pada umumnya akan membeli aneka jajan terutama saat mereka sedang istirahat di sekolah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai

I. PENDAHULUAN. dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di 1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di sektor industri menengah dan industri kecil atau industri rumah tangga. Perkembangan industri

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS OLEH KHAS MAGELANG

LINGKUNGAN BISNIS OLEH KHAS MAGELANG LINGKUNGAN BISNIS OLEH OLEH KHAS MAGELANG Nama : Mumpuni Widyawati Kelas : S1TI- 2L NIM : 10.11.4442 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 / 2011 ABSTRAKSI Pada jaman penjajahan Jepang, beras merupakan barang langka

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT 65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd

Lebih terperinci

PEMBERIAN CHITOSAN SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA BAKSO UDANG

PEMBERIAN CHITOSAN SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA BAKSO UDANG PEMBERIAN CHITOSAN SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA BAKSO UDANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan atau juga dikenal sebagai street food adalah jenis makanan yang dijual di kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, dipasar, tempat pemukiman serta lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan makanan juga semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan muncul berbagai produk makanan dengan berbagai variasi agar

Lebih terperinci

B T M = ZAT BERACUN? Oleh : Estien Yazid, M.Si Dosen Biokimia Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik

B T M = ZAT BERACUN? Oleh : Estien Yazid, M.Si Dosen Biokimia Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik B T M = ZAT BERACUN? Oleh : Estien Yazid, M.Si Dosen Biokimia Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik T http://mandirinews.com/?p=4726 Juni 2015 anpa sadar, sebenarnya kita sering memasukkan zat

Lebih terperinci

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

KERUPUK UDANG ATAU IKAN KERUPUK UDANG ATAU IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan (www.yayasan.amalia.org, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan (www.yayasan.amalia.org, 2013) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas adalah satu masa usia anak yang sangat berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan atau street foods adalah jenis makanan yang dijual kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, tempat pemukiman, serta lokasi yang sejenis. Jenis

Lebih terperinci

PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI

PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan di sekolah menyita waktu terbesar dari aktifitas keseluruhan anak sehari hari, termasuk aktifitas makan. Makanan jajanan di sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan setiap insan baik secara fisiologis, psikologis, sosial maupun antropologis. Pangan selalu terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produksi daging sapi di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 523.927 ton, hasil tersebut meningkat dibandingkan produksi daging sapi pada tahun 2014 yang mencapai 497.670

Lebih terperinci

Written by Administrator Sunday, 06 September :45 - Last Updated Sunday, 06 September :56

Written by Administrator Sunday, 06 September :45 - Last Updated Sunday, 06 September :56 Variasi Kue Kering Yang Tak Ada Habisnya (1) Kue kering sudah akrab di lidah penikmatnya karena kue mungil yang satu ini sudah sangat mudah dan bahkan sering kita jumpai baik di toko-toko kue atau bakery

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahan tambahan atau zat aditif pada makanan semakin meningkat, terutama setelah adanya penemuan-penemuan termasuk keberhasilan dalam mensintesis bahan kimia

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL ) DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL ) Diterbitkan : Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Grobogan Jl. A. Yani No.

Lebih terperinci

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hal yang menjadi kebiasaan anak sekolah, terutama anak sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan dengan jajanan sekolah dikarenakan

Lebih terperinci

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah.

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah. MODUL 7 STICK IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat stick ikan yang gurih, renyah dan enak. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna

Lebih terperinci

No. Responden : Universitas Sumatera Utara

No. Responden : Universitas Sumatera Utara PENELITIANPENGARUH METODE ROLEPLAY TERHADAP PERILAKU PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 060933 KECAMATAN MEDAN JOHOR KOTA MEDAN TAHUN 2016 No. Responden : A. Identitas (Responden) 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daging merupakan salah satu bahan pangan sumber protein hewani. Daging

BAB I PENDAHULUAN. Daging merupakan salah satu bahan pangan sumber protein hewani. Daging BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daging merupakan salah satu bahan pangan sumber protein hewani. Daging mempunyai asam amino essensial yang lebih lengkap bila dibandingkan dengan protein yang

Lebih terperinci

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber) KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber) KASUS SEPUTAR DAGING Menghadapi Bulan Ramadhan dan Lebaran biasanya

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.

Lebih terperinci

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan. MODUL 2 NUGGET IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah nugget ikan yang bertekstur kenyal, lembut dan bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA TERHADAP OPTIMALISASI JAJANAN SEHAT PADA TUMBUH KEMBANG ANAK

PERAN ORANG TUA TERHADAP OPTIMALISASI JAJANAN SEHAT PADA TUMBUH KEMBANG ANAK PERAN ORANG TUA TERHADAP OPTIMALISASI JAJANAN SEHAT PADA TUMBUH KEMBANG ANAK Siti Aimah 1), Yuliana Noor Setia Ulvie 2) 1) Fakultas Bahasa dan Budaya Asing, Universitas Muhammadiyah Semarang Siti.aimah@unimus.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak sekali makanan dan minuman yang beredar di masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak sekali makanan dan minuman yang beredar di masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini banyak sekali makanan dan minuman yang beredar di masyarakat yang dalam proses pembuatannya telah dicampur dengan bahan kimia. Bahan kimia tersebut beraneka

Lebih terperinci

Bab 1.Pengenalan MP ASI

Bab 1.Pengenalan MP ASI Bab 1.Pengenalan MP ASI Apa sih MPASI itu? MPASI adalah singkatan dari Makanan Pendamping ASI. Pendamping ASI, jadi ASI tetap diberikan kepada bayi ya... Hal pertama yang harus kita ingat adalah usia bayi,

Lebih terperinci

: Laila Wahyu R NIM :

: Laila Wahyu R NIM : Nama : Laila Wahyu R NIM : 11.11.568 Kelas : 11-S1TI-15 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 211/212 I. ABSTRAKSI Produk olahan krupuk ikan tenggiri merupakan produk pangan yang dapat digunakan sebagai makanan ringan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup pangan yang bergizi dan aman dikonsumsi (Kemenkes, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup pangan yang bergizi dan aman dikonsumsi (Kemenkes, 2011). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena pangan merupakan salah satu kebutuhan primer, selain sandang dan papan. Oleh karena itu manusia membutuhkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN

PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN Oleh : Eddy Afrianto Evi Liviawaty i DAFTAR ISI PENDAHULUAN PROSES PENURUNAN KESEGARAN IKAN PENDINGINAN IKAN TEKNIK PENDINGINAN KEBUTUHAN ES PENGGUNAAN ES

Lebih terperinci

Motto: SAFE FOOD FOR ALL

Motto: SAFE FOOD FOR ALL Motto: SAFE FOOD FOR ALL Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI@2015 Direktur Surveilan dan Penyuluhan KP Dra. Mauizzati Purba, Apt., M.Kes Kasubdit Surveilan dan Penanggulangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kerupuk karak merupakan produk kering dari proses penggorengan,

BAB I PENDAHULUAN. Kerupuk karak merupakan produk kering dari proses penggorengan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerupuk karak merupakan produk kering dari proses penggorengan, berbentuk lempengan tipis, bundar atau persegi panjang, yang terbuat dari bahan dasar beras dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting bagi umat manusia. Pangan juga tak lepas dari kaitannya sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting bagi umat manusia. Pangan juga tak lepas dari kaitannya sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan pokok yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia dan harus dilengkapi manusia tiap harinya. Manusia tidak hanya membutuhkan

Lebih terperinci

Alternatif Penggati Bleng Dalam Pembuatan Makanan Dengan Menggunakan Rumput Laut. Oleh Dwi Sayekti

Alternatif Penggati Bleng Dalam Pembuatan Makanan Dengan Menggunakan Rumput Laut. Oleh Dwi Sayekti Alternatif Penggati Bleng Dalam Pembuatan Makanan Dengan Menggunakan Rumput Laut Oleh Dwi Sayekti Abstrak Kesehatan merupakan dambaan bagi semua orang berbagai upaya dilakukan untuk menjaga kesehatan salah

Lebih terperinci

Harryara Sitanggang

Harryara Sitanggang IV. Hasil Pengamatan & Pembahasan Penanganan pasca panen bukan hanya berlaku untuk produk pangan yang berasal dari tumbuhan atau biasa disebut produk nabati. Pemanenan dari komoditas hewani juga perlu

Lebih terperinci

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2012 DAFTAR ISI 1. Apa Kandungan gizi dalam Daging ayam? 2. Bagaimana ciri-ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupannya, makhluk hidup membutuhkan makanan, karena dari makanan manusia mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh untuk dapat bekerja dengan optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa. Hal ini mempengaruhi segi iklim, dimana Indonesia hanya memiliki 2 musim

Lebih terperinci

ANALISIS BORAKS DAN UJI ORGANOLEPTIK PADA BERBAGAI IKAN ASIN YANG DIJUAL DI PASAR

ANALISIS BORAKS DAN UJI ORGANOLEPTIK PADA BERBAGAI IKAN ASIN YANG DIJUAL DI PASAR ANALISIS BORAKS DAN UJI ORGANOLEPTIK PADA BERBAGAI IKAN ASIN YANG DIJUAL DI PASAR Nafia Umaroh dan Ani Sulistyarsi Program Studi Pendidikan Biologi, FPMIPA, IKIP PGRI MADIUN Email : Fialala18@Gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan yang aman, bermutu, bergizi, beragam dan tersedia secara cukup merupakan prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakso merupakan salah satu produk olahan daging khas Indonesia, yang banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat dan mempunyai nilai gizi yang tinggi karena kaya akan

Lebih terperinci