BAB V. Simpulan dan Saran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ANALISIS KESALAHAN PERUBAHAN KEIYOUSHI PADA SISWA KELAS XII BAHASA SMAN 1 PAGAK - KABUPATEN MALANG SKRIPSI OLEH DWI AYU ARIASTUTI NIM

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO (KATA SERAPAN) PADA SISWA KELAS BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG SKRIPSI. Oleh : RIA MA RIFATUN NISA

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

BAB 2. Landasan Teori

KESALAHAN PENGGUNAAN I-KEIYOUSHI DAN NA- KEIYOUSHI PADA MAHASISWA ANGKATAN 2013 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI.

BJ システムについて Mengenai BJ System

KESALAHAN PENGGUNAAN KEIGO PADA MAHASISWA SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: AULIA ALFARABI ANESTYA NIM

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

KONFLIK ANTARKLAN DALAM NOVEL TAIRA NO MASAKADO KARYA EIJI YOSHIKAWA (KAJIAN STRUKTURAL) SKRIPSI

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

PERGESERAN MAKNA GAIRAIGO DALAM BAHASA IKLAN MAJALAH Q TO JAPON VOLUME 13 TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH: ENNIS FAUZIA

BAB 2. Tinjauan Pustaka

PRAANGGAPAN ANTARA PENUTUR DENGAN PETUTUR DALAM DRAMA: NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO SKRIPSI

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

KONFLIK EKSTERNAL PADA TOKOH SUGURO DALAM NOVEL SUKYANDARU KARYA SHUSAKU ENDO SKRIPSI OLEH ANDHIKA FITRIYANA NIM

EFEKTIVITAS STRATEGI QUICK ON THE DRAW DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

Dhiar Rachma Diyanthi, Melia Dewi Judiasri 1, Dianni Risda 2. Abstrak

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

UPAYA MEMPERTAHANKAN BASIS EKONOMI OLEH KAUM KAPITALIS DALAM NOVEL KANI KOSEN KARYA KOBAYASHI TAKIJI SKRIPSI OLEH AHMAD JAMALUDIN

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PERCAKAPAN ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI MALANG

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. di kutip maupun yang di rujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nim :

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

PENGGUNAAN SUFIKS KA, SHA, IN DAN SHI YANG BERMAKNA PROFESI DALAM YOMIURI SHINBUN SKRIPSI. Oleh David Setyawan

KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BANTU RASHII DAN MITAI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

PELESAPAN SUBJEK DAN OBJEK TINJAUAN MAKNA PREDIKAT DALAM DRAMA HUNGRY! KARYA MOTOHASHI KEITA SKRIPSI OLEH: PUTRI NUZULAILI

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

PEGGUNAAN RAGAM BAHASA HORMAT (KEIGO) DALAM DRAMA ATTENTION PLEASE KARYA SATO YUICHI

DIALEK OKAYAMA YANG TERDAPAT DALAM NOVEL BOKKE, KYOUTE KARYA SHIMAKO IWAI SKRIPSI OLEH ELFI RAHMA

BAB V. Simpulan dan Saran. pertanyaan yang diungkapkan di BAB 1 mengenai kesalahan apa saja yang muncul

GAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM

WAKAMONO KOTOBA DALAM DRAMA MY BOSS MY HERO SKRIPSI OLEH AGENG GINANJAR SASMITO NIM

ANALISIS KESALAHAN PENGUCAPAN INTONASI JODOUSHI でしょう PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA KARYA ILMIAH

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

KATA PENGANTAR. Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-nya, penulisan skripsi yang berjudul

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE

PEMBENTUKAN IDENTITAS ANAK MUDA PADA TOKOH KOYUKI DALAM FILM BECK KARYA SHIORI KUTSUNA SKRIPSI. Oleh ALFA RODHY E.S NIM

Margaretha Argadian Asmara, 2015

Bab 2. Tinjauan Pustaka

GAMBARAN KEHIDUPAN SAMURAI PASCA KERUNTUHAN PEMERINTAHAN SHOGUN DALAM FILM RUROUNI KENSHIN KARYA SUTRADARA OTOMO KEISHI SKRIPSI

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA TAHUN

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan

METODE PENGAJARAN MENULIS Sudjianto (Universitas Pendidikan Indonesia)

BAB 2 LANDASAN TEORI

GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI. OLEH : Chandra Maulanna NIM

PENGGUNAAN MEDIA FOTO SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT KOSAKATA NOMINA BAHASA JEPANG

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMISIF DALAM ANIME SENGOKU BASARA: JUDGE END EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: FAUZIAH AINI NIM

ANALISIS KONTRASTIF MAKNA IDIOM BAHASA JEPANG DENGAN BAHASA INDONESIA YANG TERBENTUK DARI KATA ME (MATA) SKRIPSI OLEH DYAH RETNO WIGATI NIM

STRATEGI UNGKAPAN PENOLAKAN BAHASA JEPANG DALAM DRAMA SERIAL NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO EPISODE 1-12 SKRIPSI

REGISTER OTAKU IDOL GROUP 48 FAMILY DALAM KOMUNITAS RINGO 48 DI MALANG SKRIPSI OLEH: M. RIAN WIJAYANTO NIM

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

STRATEGI PENGGUNAAN TUTURAN MEMINTA MAAF DALAM BAHASA JEPANG PADA FILM KIMI NI TODOKE KARYA NAOTO KUMAZAWA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

Bab 2. Landasan Teori. Dalam metode pengajaran, perlu diketahui konsep yang melatarbelakangi

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam

BAB 2. Landasan Teori

Vina Pebriani 1, Dedi Sutedi 2, Nuria Haristiani 3

PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG

難民認定申請書 ( 再申請用 ) Permohonan Untuk Memperoleh Status Pengungsi (Untuk Permohonan Ulang)

PENGGUNAAN KONJUNGSI SOSHITE, SOREKARA, DAN SORENI DALAM MAJALAH NIPPONIA SKRIPSI OLEH LINA SUSANTI NIM

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

Agustina, Haristiani, Sudjianto, Application of the Student Facilitator

ANALISIS ALIH KODE CAMPUR KODE DALAM ANIME " DANSEI KOUKOUSEI NO NICHIJOU Ep.1 dan 3. Carla Amelia Iarr

Bab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori

Nadila Sholeha, Linna Meilia R., S.Pd., M.Pd. 1, Dr. Wawan Danasasmita, M.Ed. 2

ANALISIS PSIKOLOGI TIPE INTROVERT TOKOH YUICHI TANABE DALAM NOVEL KITCHEN

PERSEPSI REMAJA USIA TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA

MAKNA IMPERATIF YANG TERKANDUNG DALAM TULISAN IKLAN KOSMETIK BERBAHASA JEPANG Tinjauan Sosiopragmatik. Oleh:

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

Transkripsi:

BAB V Simpulan dan Saran 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data pada penelitian ini dan mengacu pada pertanyaan dalam rumusan masalah BAB 1 mengenai apa saja kesalahan sintaktis yang ditemukan pada hasil terjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Jepang dalam terjemahan laporan bulanan di salah satu perusahaan Jepang dan apa saja faktor penyebab kesalahan itu terjadi, maka berdasarkan hasil analisa data, berikut adalah jawaban yang dapat disimpulkan. 1. Kesalahan yang muncul dalam terjemahan laporan bulanan salah satu perusahaan Jepang dipilah kedalam : Tabel 5.1 Kategorisasi kesalahan Kategorisasi Kesalahan Frekuensi Persentase Kesalahan partikel 24 36% Kesalahan kata 15 23% Kesalahan struktur bahasa jepang 11 17% Kesalahan ungkapan 11 17% Kesalahan secara keseluruhan 5 8% Jumlah 66 kesalahan 100% Untuk kesalahan partikel, penulis mengkategorikan kembali kesalahan partikel berdasarkan jenis partikel tersebut. Dengan hasil analisa sebagai berikut : 79

Tabel 5.2. Kesalahan Partikel Item Frekuensi Persentase 1. Kesalahan partikel の 2. Kesalahan partikel を 3. Kesalahan partikel は 4. Kesalahan partikel が 5. Kesalahan partikel に 6. Kesalahan partikel で 7. Kesalahan partikel へ 6 3 3 6 4 1 1 25% 13% 13% 25% 17% 4% 4% Total Kesalahan 24 100% Berdasarkan hasil analisis data, kesalahan penggunaan partikel yang dibagi dalam 7 subkategori kesalahan yaitu partikel no, o, wa, ga, ni, de dan e, ditemukan frekuensi kesalahan dari yang tertinggi ke yang terendah yaitu kesalahan penggunaan parikel no dan partikel ga adalah yang tertinggi sebanyak 6 buah (25%), terbesar kedua setelah partikel no adalah partikel ni sebanyak 4 buah (13%), kemudian kesalahan partikel wa dan partikel wo sebanyak 3 item (13%), partikel de dan e masing-masing sebanyak 1 item (4%). Tabel 5.3. Kesalahan kata Item Frekuensi Persentase 1. Kesalahan karena penambahan (addition) 2. Kesalahan bentuk missformation 7 8 46.67% 53.3% Total Kesalahan 15 100% Kesalahan kata yang ditemukan disebabkan oleh penambahan (addition) sebanyak 7 kalimat (46.67%) dan kesalahan karena kesalahbentukan (missformation) sebanyak 8 kalimat 80

(53.3%). Item Tabel 5.4. Kesalahan struktur bahasa jepang Frekuensi Persentase 1.Kesalahan Addition 2.Kesalahan Omission 3.Kesalahan Missformation 4.Kesalahan Missordering 0 1 8 2 0% 9% 73% 18% Total Kesalahan 11 100% Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan banyak kesalahan berdasarkan struktur bahasa jepang. Kesalahan struktur bahasa jepang yang ditemukan dalam penelitian ini sebanyak 11 kesalahan dan yang paling banyak muncul adalah kesalahbentukan (missformation) bahasa jepang sebanyak 8 kesalahan (73%). Diikuti oleh kesalahan akibat salah urutan sebanyak 2 kesalahan (18%) dan kesalahan karena penanggalan (omission) sebanyak 1 kesalahan (9%). Tabel 5.5. Kesalahan Ungkapan Item Frekuensi Persentase 1.Kesalahan missformation 11 100% Total Kesalahan 11 100% Kesalahan ungkapan yang ditemukan semuanya berupa kesalahan bentuk struktur (missformation). Kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan bentuk struktur ini terutama pada penerjemahan bentuk intransitif dan kata kerja berawalan di~ yang diterjemahkan ke dalam bentuk ~rareru dalam bahasa Jepang. Kesalahan tersebut dikategorikan sebagai 81

kesalahan interlingual yaitu adanya pengaruh bahasa ibu atau pada proses language transfer dalam bahasa perantara. Dilihat dari efek komunikasi kesalahan tersebut dikategorikan sebagai kesalahan lokal. Tabel 5.6. Kesalahan Kalimat secara menyeluruh Item 1.Kesalahan karena penambahan (addition) 2.Kesalahan karena penanggalan (omission ) Frekuensi Persentase 4 1 80% 20% Total Kesalahan 4 100% Kesalahan kalimat secara menyeluruh maksudnya adalah ketidakmampuan penerjemah dalam melakukan penerjemahan sehingga kalimat dalam bahasa sumber gagal diterjemahkan. Hal ini disebabkan penambahan kalimat dan penghilangan kalimat sebagai strategy yang dilakukan penerjemah untuk mengatasi kesulitan. Ketidakmampuan ini disebabkan bukan karena belum diperolehnya kompetensi bahasa kedua tetapi dikarenakan faktor lain seperti kurang percaya diri,kurang perhatian, dan kelehahan. Hal ini bisa terlihat pada penambahan kalimat yang tidak ada dalam bahasa sumber, penulisan kanji yang salah, dan penulisan 2 partikel secara berdampingan. Berdasarkan taksonomi efek komunikasi, maka untuk masing-masing kategori diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 5.7 Efek komunikasi No Jenis Kesalahan Global % Local % 82

1 Partikel 6 26% 18 42% 2 Kata 3 13% 12 28% 3 Struktur 6 26% 5 12% 4 Ungkapan 5 22% 6 14% 5 Kalimat secara keseluruhan 3 13% 2 5% Total 23 100.0% 43 100.0% Hasil analisa tentang kesalahan dilihat dari taksonomi efek komunikasi, menunjukkan bahwa kesalahan yang berdampak secara lokal lebih banyak dari kesalahan yang berdampak global. Sekalipun dampak secara global lebih sedikit tetapi selisih antara kesalahan lokal dan global sangat tipis sehingga dapat dikatakan hasil terjemahan masih beresiko menimbulkan kegagalan dalam menyampaikan pesan dari bahasa sumber. Terutama terlihat jelas pada ketidakmampuan menerjemahkan kalimat intransitif yang diterjemahkan ke dalam bentuk pasif. Dilihat dari penyebab terjadinya kesalahan mengacu pada teori chuukangengo Sakoda, maka diketahui penyebab kesalahan sebagai berikut : Tabel 5.8 Penyebab Kesalahan 83

a. 言語転移 (Language Transfer)merupakan pengaruh bahasa ibu terhadap bahasa kedua yang dipelajari sehingga menimbulkan kesalahan berbahasa. Kesalahan sintaktis yang disebabkan oleh faktor Language Transfer pada penelitian kali ini jumlahnya adalah 12 kesalahan (18.2%) dari total jumlah kesalahan. Hal ini terjadi karena penerjemah saat mengalihbahasakan ke dalam bahasa sasaran (bahasa Jepang) menyusunnya kembali ke dalam kaidah-kaidah bahasa sumber (bahasa Indonesia) baik dari cara mengurutkan kalimat ataupun melalukan pemilihan kata. Kesalahan tersebut banyak ditemukan pada pemakaian partikel dan pemilihan kosakata. b. 過剰一般化 ( Overgeneralization)merupakan kesalahan yang disebabkan oleh ketidakmampuan penerjemah dalam menguasai aturan-aturan bahasa kedua (bahasa target). Sehingga melakukan pemberlakukan secara umum kaidah-kaidah yang dipahaminya ke dalam bentuk kalimat yang seharusnya lebih spesifik. 84

Kesalahan karena overgeneralisasi ini menjadi penyebab tertinggi dari total kesalahan yaitu sebanyak 38 kesalahan (58%). Kesalahan yang diakibatkan oleh overgeneralisasi banyak terdapat pada kesalahan partikel dan struktur. c. 訓練上の転移 ( Transfer of Training ) merupakan kesalahan yang terjadi dikarenakan pengaruh negatif yang muncul ketika pengajar menyampaikan materi dengan dua bahasa yang berbeda. Kesalahan yang ditimbulkan karena transfer of training ditemukan sebanyak 0 kesalahan (0%). Tidak seorangpun dari penerjemah yang mengemukakan bahwa ketidakmampuannya dalam menerjemahkan sebagai hasil dari kesalahan dalam strategy pengajaran mata kuliah terjemahan. d. 学習ストラテジー (Learning Strategy)berhubungan dengan metode pembelajaran yang salah menimbulkan kesalahan dalam berbahasa. Kesalahan yang disebabkan oleh learning strategy sebanyak 10 kesalahan (15.2%). Kesalahan akibat dari learning strategy disebabkan karena penerjemah belum memahami kaidah-kaidah menerjemahkan, sehingga cenderung melakukan alih bahasa secara langsung per bagian dalam kalimat tanpa melakukan identifikasi kalimat sumber dan memahami terlebih dahulu sepenuhnya maksud kalimat sumber. e. コミュニケーションストラテジー ( Communication Strategy ):Kesalahan yang didasarkan pada kurangnya pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi atau keadaan saat tidak bisa mengucapkan kata atau ungkapan tertentu maka diganti dengan kata lain dalam berkomunikasi hanya ditemukan 6 kesalahan (9.1%). 85

Kesalahan yang dikarenakan oleh communication strategy muncul pada ungkapan dan kosakata, dimana penerjemah mencari solusi nya sendiri untuk 3.Upaya perbaikan untuk menanggulangi masalah Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada 9 orang penerjemah, mengenai kesan menerjemahkan, semua penerjemah (100%) menyatakan kesan sulit dalam menerjemahkan. Kesulitan ini sebagaian besar dikarenakan penerjemah belum memiliki pengalaman dalam proses penerjemahan, disamping itu para penerjemah juga tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang materi yang akan diterjemahkan. Materi yang dimaksud adalah pengetahuan dasar tentang area pekerjaan yang akan diterjemahkan dan istilah-isitilah yang sering muncul pada wacana terjemahan. Kesulitan tersebut menjadi salah satu latar belakang timbulnya kesalahan, tepatnya termasuk ke dalam kesalahan pascasistematis (post-systematicerrors) yakni kesalahan yang dibuat si terdidik ketika mempraktekan bahasa. Kemudian, 9 orang penerjemah tersebut mengemukakan bahwa kesulitan terbesar terletak pada pemilihan dan pemakaian kata dan diantaranya sebanyak 2 orang diantaranya merasa sulit dalam menggunakan pola kalimat dan ungkapan yang tepat. Untuk mengatasi kesulitan saat menerjemahkan, semua penerjemah mengatakan bahwa cara yang dilakukan adalah dengan mencari padanan kata yang diketahuinya saja atau bentuk kalimat yang sudah biasa digunakan. Ini menunjukkan alasan mengapa overgeneralisasi menjadi penyebab tertinggi. 5.2. Saran Pada penelitian kali ini, penulis belum membahas lebih jauh mengenai strategy 86

seperti apa yang harus diberikan dalam pengajaran penerjemahan yang dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ditemukan pada pembahasan di atas. Penulis berharap akan ada penelitian selanjutnya yang mampu melakukan tindak lanjut kepada penelitian ini seperti penelitian tentang strategy pemerolehan kompetensi penerjemah di perusahaan Jepang oleh lembaga tinggi pendidikan bahasa Jepang, tentunya setelah melakukan analisa lebih mendalam terhadap strategy pembelajaran penerjemahan yang ada saat ini dan mengatasi gap yang ditemukan dalam proses pengajaran dan praktik dilapangan. Pada proses penerjemahan di lingkungan pekerjaan di perusahaan Jepang yang melibatkan para penerjemah yang juga adalah alumni dari lembaga-lembaga tinggi penyelenggara bahasa Jepang, perlu dilakukan proses training baik training pengenalan area kerja yang menjadi objek penerjemahan, training pemahaman istilah-istilah dalam bahasa Jepang yang digunakan di tempat kerja, serta training keahlian dalam melakukan transfer bahasa. Saat ini disadari bahwa banyak perusahaan Jepang yang melakukan perekrutan penerjemah tanpa melalui proses training yang memadai dan proses assesment untuk memperoleh standarisasi kompetensi penerjemah. Proses training ini memang memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk memperoleh kesamaan pemahaman dan kompetensi penerjemah, maka dari itu perlu dibuat sebuah perencanaan kebutuhan manpower dengan kompetensi bahasa jepang yang lebih awal dan pembuatan program training untuk para penerjemah yang efektif dan efisien di setiap perusahaan. Khususnya di perusahaan Jepang sebagai tempat objek penelitian pada kali ini, diperlukan suatu program training jangka pendek untuk para penerjemah baru seperti pengenalan area kerja, pengenalan istilah-istilah di tempat kerja, dan on job training seperti memberikan kesempatan bagi penerjemah baru 87

untuk secara bergilirian melakukan latihan penerjemahan di berbagai area baik saat meeting ataupun proses penerjemahan di gemba (lapangan). Selain itu, perlu dilakukan study banding dengan perusahaan induk yang berada di Jepang dalam pembuatan kamus digital yang khusus dibuat untuk kebutuhan semua pihak dalam perusahaan tentang berbagai macam istilah di berbagai area pekerjaan yang dimaksudkan untuk mempermudah setiap pihak dalam melakukan penerjemahan ke dalam bahasa Inggris atau sebaliknya. Hal ini tentunya harus didukung oleh semua pihak yang terlibat sebagai user bagi para penerjemah. Selain upaya perbaikan dalam menciptakan sarana pengadaan manpower yang berkompetensi memadai untuk menjadi penerjemah, sebagai lanjutan dari penelitian ini, perlu adanya penelusuran lebih lanjut tentang penyebab timbulnya kesalahan. Pada penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa overgeneralisasi sebagai strategy terbanyak yang dilakukan oleh penerjemah dalam mengatasi kesulitan penerjemahan.terhadap kesimpulan tersebut maka perlu penelusuran lebih lanjut mengenai penyebab banyaknya strategy overgeneralisasi, contoh kasus, dan cara penanggulangannya. Dengan penelitian lebih lanjut diharapkan dapat meminimalisasi gap yang ada dan menghasilkan para alumni yang memiliki kompetensi memadai untuk siap diterjunkan sebagai penerjemah di perusahaan Jepang. 88

Daftar Pustaka Dahidi,A. (2001). Analisis Kesalahan. Sebuah Modul dalam Matrikulasi. Bandung, PPS UPI. Tidak diterbitkan. Dahidi,A. (2002). Handout Seputar Penerjemahan. Sebuah Modul dalam Perkuliahan Mata Kuliah Honyakuhoo. Bandung,PPS UPI. Tidak diterbitkan. Hartono,Rudi.2009. Teori Terjemahan (A Handbook for translator).semarang:cipta Prima Nusantara. 89

橋本学 2006 第二言語学習者の誤用に関する分析を第二言語教育に活かすための予備的考察 岩手大学人文社会科学部紀要 第 78 号 105-113 Indihadi Dian. Analisis Kesalahan Berbahasa. BBM. Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah. Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik Edisis III. Jakarta : PT Gramedia. Larson Mildred. L.1988. Penerjemahan Berdasarkan Makna : Pedoman untuk Pemadanan Antar Bahasa (Alih Bahasa oleh Kencanawati Taniran). Jakarta: Arcan. Manaf, Ngusman Abdul. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang: Sukabina Press. 2009. 成瀬武史 1995 翻訳の諸相: 理論と実際 東京 開文社出版 Pateda,Mansoer.1989.Analisis Kesalahan.Nusa Tenggara Timur:Nusa Indah. Purwati, Kunkun.2011.Analisis Kesalahan Menerjemahkan Dalam Pembelajaran Honyaku Tingkat Dasar. Bandung:UPI. 迫田久美子 2002 日本語教育に生かす: 第二言語習得研究 東京 アルク Safrina,Rd (2001). Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra. Vol.1. no.1. Bandung,FPBS UPI. Sakri,Ajat.1985.Ihwal Menerjemahkan.Bandung:Penerbit ITB. Simatupang, Maurits D.S.2000. Pengantar Teori Terjemahan.Jakarta:DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi Department Pendidikan Nasional. Sudjianto dan Dahidi, Ahmad. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc. Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora. 90

Sutedi,Dedi.2009.Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang.Bandung:Humaniora. Syamsuddin,AR dan Damaianti,S Vismaia.2007.Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.Bandung:Rosda. Sadtono,E.1985. Pedoman Penerjemahan.Jakarta:Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Simatupang, M.D.S. (2000). Pengantar Teori Terjemahan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Department Pendidikan Nasional. Soeparman, Meiky.2009. Analisis Kesaalahan Leksikal dan Gramatikal Terjemahan Mahasiswa Program Study Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Manado. Bandung:UPI Suryawinata,Z. dan Hariyanto,S. (2003). Translation (Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan).Yogyakarta:Kanisius. Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa.Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur dan Tarigan, Djago.1995.Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung:Angkasa. Tarigan, Henry Guntur.1984.Pengajaran Sintaksis.Bandung:Angkasa. Widyamartaya,A.1989.Seni Menerjemahkan:Yogyakarta:Kanisius. Lampiran A. Kalimat-kalimat hasil terjemahan sebagai objek penelitian : 1. TS 1 : サプライヤーに問題が発生するたびの早急な対策として毎日の日報を作った 91

2. TS 2 : 迅速な対策として毎回サプライヤーで問題が起こるの日報が作られた 3. TS 3 : もっと早い対策として業者に問題があるときに毎日のレポートが作られました. 4. TS 4 : 早めのスプライヤー問題解決するのは日報を作りました 5. TS 5 : 何か問題がサプライヤーで発生する時は早い対処のためには日報を作りました 6. TS-6 : サプラヤーに問題があるたびに 日報は解るように作った 7. TS-7 : 迅速な応答ため日時レポトをなされたとしても問題はサプライヤーで発生する 8. TS-8: サプライヤーで何か問題が発生するたびにもっと早い対策するよう日報をつくりました 9. TS-9 スプライヤーの問題を解決する為に日報を作りました 10. TS-10 HPPM に発送過程に問題があるかどうかを知る為の目的である. 11. TS-11 その目的は何の問題が HPPM への配信プロセスを影響する問題を知るためである 12. TS-12 それはその問題が HPPM への配達をに影響するかどうかを明らかになります 92

13. TS-13 その為に配送問題 HPPM へ ( ここが不明です ) に知っています 14. TS-14 HPPM への発送のプロセスを問題になるかどうかと言う目的で有ります 15. TS-15 理由はその問題は HPPM に配送の影響があるかを見分けること 16. TS-16 問題は 配信プロセスの HPPM に影響を与える事が起こるかどうかを調べることを目指します 17. TS-17 目標はこの発生した問題が HPPM のデリバリーに影響を与えるかどうかを知っているためです 18. TS-18 配送問題の影響を与えるかどうか確認します 19. TS-19 3NG 有する原因は線のカバーが開けられる 20. TS-20 原因はのカバーがはずしてあったから NG になる 3 本のワイヤである 21. TS-21 原因はケーブルのカバーが引き離されて三つのケーブルが NG 22. TS-22 ケーブルのカバーが外れたので 3 線が NG です 23. TS-23 原因は三つのケーブルの蓋が取れました 24. TS-24 NG の三つ配線はみはりつけるわけである 25. TS-25 3 線ケーブルが原因となります 26. TS-26 原因は三つのケーブルがケーブルカバーが外れ不良です 27. TS-27 3つのケーブル線が故障して交換するそしてコービー機が引っ越しします 93

28. TS-28 全部のされるイベントはオリンピック部門と家族の集いは労働者と会話中である 29. TS-29 部門オリンピアと家族の集いの予定のイベントは全部組合との相談中 30. TS-30 Olympiadept や Family Gathering という行われるイベントが労働組合と話中です 31. TS-31 全部開催されるイヘ ントはオリンヒ アート 部門と家族の集まりの事はまだ従業員と話し中です. 32. TS-32 全部のイベントされるはオリンピック部門と家族の集いは今はまだ組合の話の中である 33. TS-33 デパートのオリムピアドとあつめる家族などのイベントは労働組合と相談させています 34. TS-34 すべてのイベントを行う. それは olimpiade 部門と家族の集い今まだ労働組合と検討している段階 35. TS-35 オリンピアと家族イベントはまだ組合と話中です 36. TS-36 全開催されるイヘ ントはオリンヒ アート 部門と家族の集まりの事は従業員と話し中です 37. TS-37 最低ライーン計画以下に休暇をとる部門もあれば超える部門もある 38. TS-38 いくつかの部門は予定ターゲット以下休暇を取り 予定ターゲット以上休暇を取る部門もある 39. TS-39 いくつかの部が計画したターゲット下に休暇をとって 計画したターゲット上もあります 94

40. TS-40 いくつかの部門は予定されている有休計画よりもっと少なかったり 多かったりしました 41. TS-41 最低休暇プランより少ない取った部門が有る 超える部門も有る この事は別々の部門に注目になる 42. TS-42 科は予定した標的の以下で帰休を取って 予定した標的以下のを取る科もある 43. TS-43 数部門は決まった有給よりあまり使わな従業員がいれば決まった有給以上使う従業員もいる 44. TS-44 いくつかの部門が休暇ターゲットより以下であり 計画された休暇ターゲットより以上もあります 45. TS-45 いつかの部門が決められた休暇を取ってしまいます その為に取るの際は各部門が決定した休暇を合わせた方がいいです 95