METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

dokumen-dokumen yang mirip
III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

1 atm selama 15 menit

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

Transkripsi:

29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung dan Laboratorium Afiliasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. B. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah water batch Precisterm, neraca analitik Wiggen Houser, spektrofotometer UV-VIS Varian Cary 100, autoklaf Kleinfeld-Germany HV-L25, laminar air flow ESCO AVC4A1, Kromatografi gas GC-2010 AF Shimadzu, blender Philips, oven, mortar, alat sentrifuge, ph meter, cawan petri, jarum ose, dan alat-alat yang umum digunakan di laboratorium. Bahan yang digunakan adalah umbi talas taro, yakni umbi primer dan umbi sekunder, H 2 SO 4 pekat, glukosa, fenol, K 2 Cr 2 O 7 0,05M, DNS, NaOH, akuades, pati, larutan Fehling A dan B, NaOH, Na-K tartarat, larutan iodium 0,01N, pati murni, Na 2 SO 3, Saccharomyces cerevisiae, air kelapa, serbuk kulit kayu raru, nira, buffer phospat ph 5, NaCl 0,85%, kertas saring, dan alumunium foil.

30 C. Prosedur Penelitian 1. Preparasi Tepung Umbi Talas Sampel umbi talas yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung, yang dihasilkan dari umbi yang sudah dipreparasi. Preparasi umbi talas dilakukan dengan mengupas kulit talas dan dicuci, lalu umbi yang sudah bersih dihaluskan hingga menjadi bubur, dan dikeringkan dalam oven pada suhu 100 o C selama 24 jam. Sampel dihaluskan kembali dengan cara ditumbuk dalam mortar, kemudian disimpan dalam wadah kedap udara agar tidak ditumbuhi mikroorganisme. 2. Penentuan Kadar Pati Kadar pati umbi talas taro ditentukan dengan metode spektrofotometer UV-Vis menggunakan pereaksi iodium. Kurva standar dibuat terlebih dahulu dengan menggunakan pati standar. Pembuatan kurva standar dilakukan dengan mensuspensikan pati dengan massa yang berbeda, yakni 0,01; 0,1; 0,2; dan 0,3 gram pati standar dalam 15 ml akuades. Ke dalam campuran kemudian ditambahkan larutan iodium 0,01 N sebanyak 1,5 ml, lalu diaduk hingga terjadi perubahan warna menjadi biru keunguan. Sampel kemudian disentrifuge dan filtratnya dianalisis dengan sepektrofotometer UV-Vis, dengan mencatat absorbansi pada nm dan absorbansi yang terukur yakni absorbansi I 3 sisa. Selain itu, dilakukan juga pengukuran absorbansi iodium yang tidak direksikan dengan pati standar. Iodium yang bereaksi didapat dari pengurangan absorbansi iodium yang tidak direksikan dengan absorbansi I 3 sisa. Dari pengukuran ini dibuat kurva standar, dengan mengalurkan konsentrasi pati standar terhadap

31 absorbansi iodium yang bereaksi untuk mendapatkan persamaan garis linier yang menghubungkan kadar pati dan absorbansi. Untuk menentukan kadar pati dalam sampel, sebanyak 0,2 g sampel disuspensikan dalam 15 ml akuades dan diperlakukan sama dengan pati standar. Filtrat sampel lalu dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis dengan cara yang sama seperti standar, kadar pati dalam sampel dihitung menggunakan persamaan garis yang didapatkan dari kurva standar, yaitu y = a + bx, dimana y adalah absorbansi sampel dan x adalah kadar pati. Kadar pati dalam % dapat dihitung berdasarkan rumus berikut: Kadar pati = x 100% 3....Hidrolisis Umbi Talas Taro Dalam penelitian ini, serangkaian percobaan hidrolisis dilakukan untuk mempelajari pengaruh tiga variabel, yakni ph, waktu, dan suhu dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi optimum berdasarkan nilai optimum dari masingmasing variabel dan berdasarkan kadar gula reduksi yang dihasilkan dari masingmasing percobaan. 3.1. Penentuan ph Optimum Untuk tujuan ini, percobaan hidrolisis dilakukan pada ph yang berbeda, yakni 2, 3, 4, dan 5. Untuk pelaksanaan percobaan, sebanyak 20 gram tepung umbi talas disuspensikan dalam 250 ml akuades, yang ph nya sudah diatur terlebih dahulu sesuai dengan yang ditentukan. Sampel lalu dihidrolisis pada suhu tetap, yakni

32 70 o C selama 3 jam. Setelah percobaan, sampel lalu disaring dan kadar gula reduksi yang terkandung dalam filtrat ditentukan dengan metode Fehling untuk analisis kualitatif, dan metode DNS untuk analisis kuantitatif. Dari percobaan ini didapatkan ph optimum yang selanjutnya digunakan untuk penentuan suhu dan waktu optimum. Sebagai kontrol, sebanyak 20 gram tepung umbi talas disuspensikan dalam 250 ml akuades diaduk kemudian disaring, dan gula reduksi dianalisis dengan cara yang sama. 3.2. Penentuan Waktu Optimum Untuk menentukan waktu optimum, percobaan hidrolisis dilakukan pada ph optimum yang didapatkan dari percobaan sebelumnya dan suhu 70 o C, dengan waktu hidrolisis yang berbeda, yakni 1, 3, 5, dan 7 jam. Percobaan dilakukan dengan tahapan seperti pada percobaan 3.1 di atas. Dari percobaan ini didapatkan waktu optimum yang selanjutnya digunakan dalam percobaan untuk penentuan suhu optimum. 3.3. Penentuan Suhu Optimum Untuk menentukan suhu optimum, percobaan hidrolisis dilakukan pada ph dan waktu optimum yang didapatkan dari percobaan sebelumnya, dengan suhu hidrolisis yang berbeda, yakni 70, 80, dan 90 o C. Percobaan dilakukan seperti pada percobaan 3.1. di atas. Dari percobaan ini didapatkan suhu optimum yang selanjutnya digunakan untuk analisis kadar gula reduksi.

33 4. Analisis Kadar Gula Pereduksi 4.1. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif dilakukan dengan metode Fehling. Untuk tujuan ini ke dalam sebuah tabung reaksi dimasukkan larutan Fehling A dan Fehling B masing-masing sebanyak 1 ml. Ke dalam tabung kemudian ditambahkan 2 ml sampel dan dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 10 menit. Adanya gula reduksi ditunjukkan dengan terbentuknya endapan Cu 2 O berwarna merah bata. 4.2. Analisis Kuantitatif 4.2.1. Pembuatan Reagen DNS Sebanyak 1 gram asam 3,5-dinitrosalisilat dilarutkan dalam 20 ml akuades, dimasukkan dalam labu ukur 100 ml, lalu dihomogenkan. Ke dalam labu ukur ditambahkan 1 gam NaOH; 0,2 gam fenol; 0,05 gam Na 2 SO 3, dan 1 ml NaK tartarat 40%, kemudian ditambahkan akuades sampai batas miniskus dan dihomogenkan. 4.2.2. Pembuatan Kurva Standar Pembuatan kurva standar dilakukan menggunakan larutan glukosa dengan konsentrasi 200, 400, 600 dan 1.000 mg/l dari larutan stok 10.000 mg/l. Untuk pembuatan kurva standar, sebanyak 0,5 ml larutan glukosa standar dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 0,5 ml akuades dan 2 ml reagen DNS. Tabung reaksi ditutup dengan alumunium foil dan dipanaskan dalam waterbath selama 10 menit pada suhu 100 o C. Sampel kemudian

34 didinginkan hingga suhu kamar, lalu ditambahkan akuades sebanyak 12 ml dan dihomogenkan. Sampel lalu dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis, dan absorbansi sampel pada panjang gelombang 510 nm dicatat. Dari pengukuran semua larutan standar, dibuat kurva dengan cara mengalurkan konsentrasi terhadap absorbansi, untuk mendapatkan persamaan garis linier yang menghubungkan konsentrasi dan abosrbansi. 4.2.3. Penentuan Gula Reduksi dalam Sampel Untuk menentukan kadar gula reduksi dalam sampel, sebanyak 0,5 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 0,5 ml akuades dan 2 ml reagen DNS. Tabung reaksi ditutup dengan alumunium foil dan dipanaskan dalam waterbath selama 10 menit pada suhu 100 o C. Sampel kemudian didinginkan hingga suhu kamar, lalu ditambahkan akuades sebanyak 12 ml dan dihomogenkan. Sampel lalu dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis untuk mendapatkan absorbansi pada panjang gelombang 510 nm. Kadar gula reduksi dalam sampel dihitung menggunakan persamaan garis yang didapatkan dari kurva standar, yaitu y = a + bx, dimana y adalah absorbansi sampel (nm), x konsentrasi sampel (mg/l), a merupakan intersep, dan b adalah slope. 5. Fermentasi Alkohol 5.1. Fermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae Tahap awal sebelum fermentasi dilakukan sterilisasi semua bahan dan alat menggunakan autoklaf pada suhu 121 o C dan tekanan 1 atm selama 2 jam, kecuali Sacccharomyces cerevisiae, kemudian didinginkan di dalam laminar air flow

35 hingga suhu ruang. Untuk fermentasi, sebanyak 100 ml hidrolisat dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, lalu ditambahkan nutrient yaitu 5 ml air kelapa. ph campuran kemudian diatur menjadi 5, lalu ditambahkan buffer fosfat ph 5 sebanyak 5 ml, dan 0,1 gram Sacccharomyces cerevisiae dilarutkan ke dalam 10 ml larutan NaCl 0,85%, lalu campuran diinkubasi terlebih dahulu selama 1 jam. Mulut erlenmeyer lalu disumbat dengan kapas yang digulung dalam kain kasa, lalu dibungkus dengan aluminium foil supaya sistem menjadi anaerob, kemudian dibiarkan pada suhu 30 o C selama 72 jam. Untuk analisis bioetanol, cairan pada sampel di bagian atas dipipet, kemudian kadar bioetanol dianalisis dengan metode spektrofotometer UV-Vis. Analisis sampel juga dilakukan dengan kromatogafi gas, menggunakan sampel hasil fermentasi. 5.2. Fermentasi dengan Serbuk Kulit Kayu Raru Semua bahan dan alat yang digunakan disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 o C dan tekanan 1 atm selama 2 jam, kecuali serbuk kulit kayu raru, kemudian didinginkan di dalam laminar air flow hingga suhu ruang. Setelah itu, sebanyak 100 ml hidrolisat dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, lalu ditambahkan nira 5 ml. ph campuran kemudian diatur menjadi 5, lalu ditambahkan buffer fosfat ph 5 sebanyak 5 ml. Ke dalam campuran kemudian ditambahkan serbuk kulit kayu raru sebanyak 5 gram. Sebelum digunakan, kulit kayu raru terlebih dahulu disiapkan dengan cara dihaluskan. Tahapan fermentasi dan analisis bioetanol selanjutnya dilalukan dengan cara yang sama seperti yang dilakukan dengan Saccharomyces cerevisiae.

36 6. Analisis Bioetanol 6.1. Penentuan Kadar dengan Metode Spektrofotometer UV-Vis. Analisis ini didasarkan pada reaksi antara etanol dengan K 2 Cr 2 O 7, dimana etanol akan teroksidasi menjadi aldehid, dan ion Cr 6+ akan tereduksi menjadi ion Cr 3+ yang berwarna hijau dan memiliki panjang gelombang maksimum 414 nm. Untuk analisis kadar bioetanol dilakukan dengan membuat kurva standar hasil oksidasi etanol dengan menggunakan K 2 Cr 2 O 7 0,05M, konsentrasi larutan etanol yang digunakan adalah 5, 10, 20, 30, 40, 50, dan 60%. Sebanyak 1 ml masing-masing larutan standar ditambahkan dengan 1 ml larutan K 2 Cr 2 O 7 dalam suasana asam dengan mencampurkannya dengan H 2 SO 4 pekat dalam perbandingan 1:1. Masing-masing campuran dipanaskan selama 10 menit, kemudian didinginkan dan diukur absorbansi pada panjang gelombang 414 nm, kemudian dibuat kurva standar dengan cara mengalurkan konsentrasi terhadap absorbansi, untuk mendapatkan persamaan garis linier yang menghubungkan konsentrasi dan absorbansi. Analisis kadar bioetanol dalam sampel umbi talas hasil fermentasi dilakukan dengan tahapan yang sama seperti pada percobaan larutan standar. Untuk perhitungan kadar bioetanol, absorbansi sampel disubsitusi ke dalam persamaan garis yang diperoleh dari kurva standar. 6.2. Analisis dengan Kromatogafi Gas Analisis kadar bioetanol dilakukan dengan metode kromatogafi gas merujuk pada penelitian Najafpour et al. (2004). Analisis ini dilakukan untuk memastikan bahwa alkohol yang terdapat dalam hasil fermentasi sampel adalah bioetanol. Sebagai standar, digunakan etanol murni dan bioetanol hasil fermentasi diambil

37 sebanyak 1 µl dinjeksikan ke dalam kolom kromatogafi gas. Kromatogram yang didapatkan dibandingkan dengan standar berdasarkan waktu retensi.