LEMBAR PENGESAHAN JURNAL 1
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS III SDN 12 BOTUMOITO KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO rahma@gmail.com Lukman AR. Laliyo, Meylan Saleh, dan Rahmawati Hamzah 1 ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Benda melalui Metode Eksperimen di Kelas III SDN 12 Botumoito Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo. Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu, Tahap persiapan, Tahap pelaksanaan tindakan, Tahap pemantauan dan evaluasi, Tahap analisis dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen dalam pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas III SDN 2 Botumoito. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata kegiatan siklus 1 pada tiga aspek yaitu: Menyebutkan berbagai gerak benda (berputar, menggelinding, memantul, jatuh, meluncur, mengalir), Menyebutkan contoh dari berbagai gerak benda yang terjadi dalam kehidupan seharihari, serta menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran mencapai 46.15 atau 12 orang berada pada kategori tuntas meningkat pada kegiatan siklus II dengan hasil capaian 84.62 atau 22 orang berada pada kategori tuntas. Dengan demikian hipotesis penelitian, Jika guru menggunakan metode eksperimen, maka hasil belajar siswa materi gerak benda Kelas III SDN 12 Botumoito Kabupaten Boalemo tentu akan meningkat. Telah terbukti dan dapat diterima. Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Eksperimen 1 Lukman AR. Laliyo, S.Pd, M.Pd selaku dosen pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo; Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd; dan Rahmawati Hamzah selaku Mahasiswa Program PPKHB S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Fakultas Ilmu Pendidikan. 2
Mengingat pentingnya IPA untuk pendidikan sejak siswa SD maka perlu dicarikan solusi yaitu suatu cara mengelola proses belajar mengajar IPA di SD, sehingga mata pelajaran IPA dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Dalam upaya pengelolaan proses belajar IPA di SD diperlukan suatu strategi tertentu salah satunya adalah dengan menggunakan metode eksperimen. Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam mendukung pembelajaran IPA sehingga penyampaian konsep lebih bermakna yaitu tersedianya sarana dan prasarana berupa ruang laboratorium dan alat peraga (alat praktek) yang sesuai. Tapi yang menjadi catatan bahwa laboratorium bukanlah sesuatu yang mutlak harus ada dalam melakukan aktivitas percobaan apalagi bagi sekolah yang masih baru dan belum mampu dari segi finansial. Akan tetapi alat peraga harus tersedia walaupun nantinya melakukan aktivitas percobaan di ruang kelas reguler (bukan laboratorium). Metode Eksperimen adalah metode yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran IPA. Melalui eksperimen membantu memudahkan memahami suatu konsep secara tidak langsung bahkan digunakan secara langsung untuk membentuk suatu konsep. Sedemikian pentingnya metode eksperimen dalam pembelajaran IPA sudah sepantasnya pihak guru berupaya semaksimal mungkin menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran yang selama menjadi harapan adalah terjadinya kegiatan belajar yang melibatkan seluruh aspek yang dimiliki siswa melalui keaktifan fisik dan mental. Dari perpaduan ini menghasilkan kematangan berpikir serta penyerapan materi yang lebih efektif bagi siswa. Kegiatan ilmiah dengan menggunakan metode eksperimen adalah wujud perpaduan konsep abstrak dengan dunia nyata sehingga nampak korelasi yang semakin jelas, hal ini akan memantapkan pengetahuan siswa dan menumbuhkan apresiasi positif terhadap sesuatu yang telah didapatkan di kelas. Aktivitas praktikum dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA secara khusus dan secara umum terhadap mata pelajaran lain. 3
Namun jika melihat kondisi realitas yang ada yaitu tidak tersedianya alat peraga yang memadai di sekolah membuat harapan guru terhadap pembelajaran IPA yang agar lebih menarik menjadi sirna. Tidak adanya aktivitas praktikum atau eksperimen memaksa guru harus mengajarkan materi dasar saja melalui metode yang monoton membuat kondisi kelas lebih bersifat pasif bahkan tak mampu mengembangkan dan memperdalam materi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang membutuhkan banyak praktik karena tak memiliki alat peraga yang memadai. Mahalnya harga sebagian besar alat praktek IPA menambah deretan kendala pihak sekolah. Untuk mengatasi masalah yang dikemukakan di atas maka perlu dipikirkan sebuah solusi yang dapat menjadi alternatif salah satunya adalah Metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen menjadi alternatif yang sangat relevan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari gerak benda kelas III. Metode eksperimen merupakan kegiatan guru dalam pembelajaran yang melibatkan unsur praktikum atau percobaan dalam mengajarkan materi sehingga siswa dapat lebih memahami, sehingga berimbas pada meningkatnya hasil belajar. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada siswa Kelas III di SDN 12 Botumoito Kecamatan Mananggu pada bulan februari, pada umumnya kurang materi gerak benda. Di mana dari 26 orang siswa Kelas III di SDN 12 Botumoito yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan, diperoleh data hanya 8 orang siswa (30.77 %) yang mampu memahami gerak benda dengan baik, sedangkan 18 orang siswa lainnya dianggap belum mampu menguasai materi gerak benda tersebut Untuk itu diharapkan melalui penelitian tindakan ini, siswa Kelas III di SDN 12 Botumoito yang mampu mengidentifikasi gerak benda ini dapat meningkat sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan guru dengan metode eksperimen. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis termotivasi melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi 4
Gerak Benda melalui Metode Eksperimen di Kelas III SDN 12 Botumoito Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: a. Hasil belajar siswa rendah b. Siswa kurang aktif dalam Kelas Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dalam penelitian ini akan dikemukan rumusan masalah yaitu : Apakah dengan menggunakan Metode Eksperimen di Kelas III SDN 12 Botumoito dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi gerak benda? Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Benda melalui Metode Eksperimen di Kelas III SDN 12 Botumoito Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo. Hasil digunakan untuk menentukan seberapa jauh tujuan dari setiap fungsi utama yang dicapai dari output suatu aktivitas telah memenuhi keinginan yang dituju. Kaitannya dengan hasil belajar siswa, sangat erat hubungannya dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, karena untuk mencapai hasil belajar siswa yang baik sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru sebagai perancang belajar mengajar. Selanjutnya E. Ground (dalam Nasrah, 2004:77) mengatakan hasil belajar sangat berguna baik bagi siswa maupun bagi guru pengelola pendidikan. Hasil belajar dapat disumbangkan untuk meningkatkan belajar siswa dengan cara : (1) Menjelaskan hasil belajar yang dimaksud; (2) Melengkapi tujuan pendek untuk waktu yang akan datang; (3) Memberikan umpan balik terhadap kemajuan belajar; (4) Memberikan informasi tentang kesulitan belajar, sehingga dapat dipergunakan untuk memilih pengalaman belajar akan datang. Keller dalam Nasrah (2004:77) memandang hasil belajar sebagai keluaran dari berbagai masukan. Berbagai masukan 5
tersebut menurut Keller dapat dibedakan menjadi dua kelompok, masukan pribadi (personal input) dan masukan yang berasal dari lingkungan (environmental input). Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri adalah suatu proses dalam diri seseorang yang berusaha memperoleh sesuatu dalam bentuk perubahan tingkah laku yang relatih menetap. Perubahan tingkah laku dalam belajar sudah ditentukan terlebih dahulu, sedangkan hasil belajar ditentukan berdasarkan kemampuan siswa. Roestiyah (2001:80) mengartikan eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatannya itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. bahwa: Terkait dengan pendapat tersebut, Popham & Baker (2003:89) mengartikan Metode eksperimen ialah metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih melakukan proses secara mandiri, sehingga siswa sepenuhnya terlibat untuk menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, merencanakan eksperimen dan memecahkan masalah yang dihadapi secara nyata melalui eksperimen siswa tidak menelan begitu saja sejumlah informasi yang diperolehnya tetapi akan berusaha untuk mengelola perolehannya dengan membandingkan tahap fakta yang diperolehnya dalam percobaan yang dilakukan. Sementara Sagala (2006:220) mengartikan eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan ke dalam metode pembelajaran. Metode Eksperimen menurut Trianto, (2010:64) adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah. Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu 6
yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu. Menurut Schoenherr (dalam Palendeng, 2003:81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsepkonsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya. Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk belajar konsep IPA sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran. Pendapat tersebut mengandung maksud bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Dari pengertian yang dikemukakan tersebut, dapat dikatakan bahwa penggunaan metode eksperimen mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan 7
menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-perosalan yang dihadapi dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut : a. Percobaan awal, Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari. b. Pengamatan merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. c. Hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. d. Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. Aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. e. Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan. Menurut Sagala (2006:220) Penggunaan Metode Eksperimen ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau 8
persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Dalam proses blajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, atau mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Oleh karena itu menurut Sagala (2006:220) peran guru dalam metode eksperimen ini sangat penting, khususnya berkaitan dengan ketelitian dan kecermatan sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam memaknai kegiatan belajar ini menjadi faktor penentu berhasil atau gagalnya metode eksperimen. Metode penelitian ekperimen memiliki tujuan tertentu, seperti diungkapkan oleh Trianto (2010:45) tujuan metode penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan kausalitas (sebab akibat) dan berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. Tujuan lainnya, yaitu menguji hipotesis dan menemukan hubunganhubungan kausal yang baru, atau efek atau akibat sesuatu. Sementara, dilihat dari kegunaannya, metode eksperimen memiliki kegunaan,yaitu memungkinkan terkendali untuk mengetahui kemungkinan akibat yang timbul sebelum melakukan perubahan terhadap sebuah sistem. Penelitian sangat bermanfaat dengan catatan jika menyangkut sebuah sistem yang besar, semisal sistem pelayanan kesehatan atau pendidikan (Basuki, 2006:117). Kegunaan lainya, yaitu dapat mengubah teori-teori yang telah using. Metode Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan kelas III SDN 12 Botumoito Kecamatan Mananggu Kabupaten Pohuwato pada minggu pertama bulan Januari 2014, diawali dengan observasi awal kemudian dilanjutkan dengan dua siklus yang akan 9
dilaksanakan pada bulan April 2014, di mana untuk setiap siklus dua kali pemberian tindakan yaitu siklus I dan siklus II Subjek penelitian adalah siswa Kelas III di SDN 12 Botumoito, yang berjumlah 26 orang siswa terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Para siswa berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda pula Adapun prosedur penelitian terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pemantauan dan evaluasi serta tahap analisis dan refleksi. Data dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan beberapa instrumen pengumpul data yang terdiri dari observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Analisis data dilaksanakan secara kualitatif dan kuantitatif pada setiap akhir siklus pembelajaran.data yang dianalisis meliputi observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa serta data hasil belajar siswa. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, mulai dari kegiatan observasi awal, pelaksanaan pembelajaran siklus I maupun siklus II, pelaksanaan kegiatan meningkatkan pemahaman siswa tentang materi gerak benda melalui metode eksperimen telah memberikan perubahan yang berarti bagi peningkatan hasil belajar tentunya berimbas pada peningkatan hasil belajarnya pada materi tersebut. Pemahaman siswa Kelas III SDN 12 Botumoito Kecamatan Mananggu dalam Menyebutkan berbagai gerak benda (berputar, menggelinding, memantul, jatuh, meluncur, mengalir), Menyebutkan contoh dari berbagai gerak benda yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan memberi contoh materi gerak benda tersebut semakin baik, sehingga metode eksperimen ini dinilai sangat relevan dan berhasil digunakan dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang materi gerak benda. Peningkatan pemahaman siswa Kelas III SDN 12 Botumoito Kecamatan Mananggu tentang materi gerak benda ini diukur dengan melihat perolehan nilai dari hasil evaluasi yang dicapai siswa pada setiap pertemuan proses pembelajaran dari 10
kegiatan observasi awal, pelaksanaan pembelajaran siklus 1 maupun siklus 2 melalui lembar pengamatan yang dibuat. Dari hasil pelaksanaan Pada siklus I ini hasil belajar yang dicapai 26 orang siswa Kelas III SDN 12 Botumoito yang tidak tuntas dalam Menyebutkan berbagai gerak benda (berputar, menggelinding, memantul, jatuh, meluncur, mengalir), Menyebutkan contoh dari berbagai gerak benda yang terjadi dalam kehidupan seharihari, serta Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran berdasarkan aspek yang dinilai yaitu berada pada kisaran nilai rata-rata 68.35 atau berada pada kategori tidak tuntas, dengan rincian masing-masing aspek yang diamati yaitu: (1) Menyebutkan berbagai gerak benda (berputar, menggelinding, memantul, jatuh, meluncur, mengalir) berada pada kategori cukup tuntas dengan nilai 62.25; (2) Menyebutkan contoh dari berbagai gerak benda yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari pada kategori cukup tuntas dengan nilai 68.65; (3) Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran berada pada kategori cukup tuntas dengan nilai 68.19. Adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata dari hasil pengamatan kegiatan siswa yang dicapai pada siklus 1 tersebut, yaitu berkisar pada rentang nilai 68.35 atau berada pada kategori tidak tuntas, jika dibandingkan dengan hasil perolehan nilai rata-rata yang dicapai siswa pada kegiatan observasi awal yaitu berada pada kisaran rentang nilai 52.12 atau sama-sama berada pada kategori tidak tuntas namun demikian sudah mengalami peningkatan. Pada siklus 2 ini hasil belajar yang dicapai 26 orang siswa Kelas III SDN 12 Botumoito yang telah tuntas dalam Menyebutkan berbagai gerak benda (berputar, menggelinding, memantul, jatuh, meluncur, mengalir), Menyebutkan contoh dari berbagai gerak benda yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, serta Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran berdasarkan aspek yang dinilai yaitu berada pada kisaran nilai rata-rata 76.38 atau berada pada kategori tuntas, dengan rincian masing-masing aspek yang diamati yaitu: 11
(1) Menyebutkan berbagai gerak benda (berputar, menggelinding, memantul, jatuh, meluncur, mengalir) berada pada kategori cukup tuntas dengan nilai 76.73; (2) Menyebutkan contoh dari berbagai gerak benda yang terjadi dalam kehidupan seharihari pada kategori cukup tuntas dengan nilai 76.86; (3) Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran berada pada kategori cukup tuntas dengan nilai 75.58. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pada siklus II ini dari tiga aspek penilaian yaitu: Menyebutkan berbagai gerak benda (berputar, menggelinding, memantul, jatuh, meluncur, mengalir), Menyebutkan contoh dari berbagai gerak benda yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran, telah memenuhi target indikator yang ditetapkan, yaitu minimal rata-rata 80 % siswa yang hadir menguasai tiap aspek penilaian tersebut. Dengan demikian secara keseluruhan aspek penilaian yang telah dilakukan dari observasi awal, pelaksanaan pembelajaran siklus 1, dan siklus 2, melalui penerapan metode eksperimen, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 12 Botumoito secara maksimal terhadap materi gerak benda. Sehingga hipotesis yang berbunyi: Jika guru menggunakan metode eksperimen, maka hasil belajar siswa Kelas III SDN 12 Botumoito Kecamatan Mananggu tentang materi gerak benda akan meningkat dapat diterima, karena terbukti melalui penelitian tindakan kelas ini hasil belajar siswa Kelas III SDN 12 Botumoito terhadap materi gerak benda dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode eksperimen. Simpulan dan Saran Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Penggunaan metode eksperimen pada materi gerak benda dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas III SDN 2 Botumoito. Hal ini dapat dilihat dari perolehan 12
nilai rata-rata kegiatan siklus 1 pada tiga aspek yaitu: Menyebutkan berbagai gerak benda (berputar, menggelinding, memantul, jatuh, meluncur, mengalir), Menyebutkan contoh dari berbagai gerak benda yang terjadi dalam kehidupan seharihari, serta menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda mencapai 46.15 atau 12 orang berada pada kategori tuntas meningkat pada kegiatan siklus II dengan hasil capaian 84.62 atau 22 orang berada pada kategori tuntas. Metode eksperimen dinilai berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa Kelas III SDN 12 Botumoito Kecamatan Mananggu tentang materi gerak benda. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Bagi guru IPA di Sekolah Dasar hendaknya dapat menerapkan metode eksperimen ini, pada materi-materi berikutnya karena telah terbukti metode ini dapat meningkatkan pemahaman siswa dan dalam menerapkan metode eksperimen ini, guru perlu memperhatikan tujuan, kemampuan dan karakteristik siswa, materi yang diajarkan, media dan sumber belajar yang tersedia. 2. Bagi siswa, agar aktif dalam proses pembelajaran, sehingga dapat memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan, memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitarnya. 3. Bagi pihak sekolah khususnya di tingkat Sekolah Dasar, diharapkan untuk melakukan inovasi terutama dalam menyesuaikan konsep pembelajaran dengan praktiknya, agar lebih efektif dalam mencapai target yang diharapkan. 4. Bagi peneliti lanjut, diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian ini ke siklus untuk temuan yang lebih signifikan. 13
Daftar Pustaka Depdiknas, 2002. Pendekatan kontekstual (Teaching and learning ). Direktorat Jendral Pendidikan dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Jakarta : Depdiknas. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2011. Startegi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta Ibiyati, Yayat, dkk. 2004. Tangkas Sains. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nashar, H. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran, Cet. I; Jakarta: Delia Press. Popham, W. James, & Baker, L. Eva. 2003. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta Roestiyah, N.K 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengjar. Jakarta: Rineka Cipta. Sardiman A.M., 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Siagian, P. Sondang. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta Sriyono, dkk. 2004. Sains Untuk SD. Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka Sudjana, Nana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya. Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar Cet. II; Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, Moh. Uzer dan Lilis Setiawati, 2001. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Cet. II; Bandung: Remaja Rosdakarya 14