BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

Belajar Investasi Masa Depan * Kata Kunci : Motivasi, Belajar, Masa depan.

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK

BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL JAMES S. COLEMAN DAN TEORI. KEBUTUHAN PRESTASI DAVID McCLELLAND. dianggap relevan untuk mengkaji permasalahan tersebut.

PERSPEKTIF TEORI MOTIF DAN MOTIVASI

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan jasa pendidikan bagi peserta didik sebagai pelanggannya.

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah karyawan yang relatif banyak dan memiliki karakteristik pola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR. pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

DEFINISI MOTIVASI. Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan

Motif Technopreneur Sukses by: AGB

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

PENGARUH ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEMAMPUAN MENJUAL ADAPTIF TERHADAP PRESTASI PENJUALAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan globalisasi serta perubahan-perubahan lain yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

LANDASAN TEORI. Menurut Rivai (2004:455) motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan selama kehidupannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun luas serta

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawannya untuk melakukan jenis-jenis perilaku tertentu. Perilaku seseorang

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang kita amati dan meramalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian, perilaku yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2000). Sedangkan pengertian kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan

Psikologi Industri & Organisasi

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7

LANDASAN SOSIOLOGIS. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang :

Kadang-kadang motivasi itu jelas, tak jelas, tak nampak, atau merupakan gabungan dari beberapa motif. Kita dapat mengetahui motivasi seseorang dari:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL. juga tata letak teori dalam pembahasan dengan judul Industri Rumah

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

Motif Ekstrinsik. Motif yang timbul dari rangsangan luar. Contoh : pemberian hadiah jika seseorang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

Manusia makhluk sosial sehingga membutuhkan interaksi dengan manusia lain. Kemampuan manusia berinteraksi menjadi tolak ukur keberhasilan penyesuaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adanya dorongan dalam diri manusia sebagai usaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

MOTIVASI. Kemampuan manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahan sangat menentukan efektifitas manajer.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi mahasiswa menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa,

BAB I PENDAHULUAN. kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa

Motivasi penting dikarenakan :

BAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Motivasi merupakan suatu dorongan yang dapat membantu seseorang. melakukan dan mencapai sesuatu aktivitas yang diinginkannya, jadi

T H E S I S. Oleh : SUNDAHYANI. NIM : Q Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Struktural Fungsional Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang fungsionalisme struktural dalam sosiologi (Sztompka, 2000;Tiryakin, 1991). Merton menjelaskan bahwa analisis struktural fungsional memusatkan perhatian bahwa setiap objek dapat dijadikan sasaran analisis struktural fungsional. Di dalam pikiran Merton, sasaran studi struktural fungsional antara lain adalah peran sosial, pola institusional, proses sosial, pola kultur, emosi yang terpola secara kultural, norma sosial, organisasi kelompok, struktur sosial, perlengkapan untuk pengendalian sosial dan sebagainya (Merton, 1949/1968:104). Perhatian analisis struktur fungsional mestinya lebih dipusatkan pada fungsi sosial ketimbang pada motif individual. Dari ketiga postulat yang dikeluarkan oleh Merton yang menyatakan bahwa tidak semua struktur, adat, gagasan, kepentingan dan sebagainya mempengaruhi fungsi positif. Menurut merton, fungsi di defenisikan sebagai konsekuensi konsekuensi yang dapat diamati dan menimbulkan adaptasi atau penyesuaian dari sisi tertentu. Tetapi, jelas ada bias idiologis bila ada orang yang hanya memusatkan perhatian pada adaptasi dan penyesuaian diri, karena adaptasi selalu mempunyai akibat positif. Perlu diperhatikan bahwa suatu faktor sosial dapat mempunyai akibat negatif terhadap faktor sosial lain. Untuk meralat kelalaian serius dalam fungsionalisme struktural awal ini, merton mengembangkan gagasan tentang

disfungsi. Sebagaimana struktur atau institusi dapat menyumbangkan pemeliharaan bagian bagian dari sistem sosial, struktur, atau institusi pun dapat menimbulkan akibat negatif terhadap sistem sosial. Pemikiran Merton tersebut dijadikan sebagai landasan teori dalam penulisan ini. Sebagaimana yang menjadi bahasan dalam penulisan ini mengenai penggunaan fasilitas WiFi pada mahasiswa, dimana sistem pendidikan sekarang sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas institusi pendidikan tersebut. Wifi sebagai salah satu infrastruktur yang ada dikampus memungkinkan mahasiswanya dapat mengakses berbagai kebutuhan akademik mahasiswa yang mampu mendorong/meningkatkan prestasi belajar mereka. Namun Internet juga menimbulkan dampak yang negatif apabila tidak diiringi dengan kontrol sosial yang kuat dalam sistem pendidikan tersebut. Untuk itu peneliti melihatnya dari aspek fungsional dan disfungsional. Adapun manfaat Internet sebagai media yang memberikan kemudahan khususnya bagi mahasiswa dalam mengerjakan tugas - tugas kuliah, mengembangkan jaringan dan juga untuk membuat tulisan/karya ilmiah. Namun, penggunaan fasilitas Internet tidak selalu memberikan dampak yang positif. Disamping penggunaannya yang mudah dan praktis, Internet juga dapat membawa dampak yang negatif bila digunakan dalam hal hal yang menyimpang seperti membuka situs situs terlarang, maupun untuk maksud kejahatan (kriminalitas). Apalagi saat ini Internet banyak digunakan oleh mahasiswa, sehingga apabila penggunaanya bersifat negatif maka akan terjadi penyimpangan dikalangan generasi muda bangsa terhadap sikap maupun perilaku individu.

2.2 Teori Motivasi Berprestasi (Need For Achievment) Dalam hidup ini setiap orang memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tentunya untuk mencapai tujuan tersebut seseorang harus memiliki motivasi. Masing-masing individu memiliki motivasi yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan penggerak atau dorongan terhadap seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik dari dalam diri (intrinsik) maupun dari luar diri (ekstrinsik). Motivasi diperlukan seseorang sebagai kekuatan dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan, kesuksesan, dan keberhasilan. Seberapa besar kuat motivasi yang dimiliki seseorang akan sangat menentukan kualitas perilaku dan sikap yang ditunjukkan dalam kegiatan sehari-hari, contohnya pada saat ia belajar atau bekerja. McClelland dan Atkinson (1987) menyebutkan setiap orang mempunyai tiga motivasi yakni motivasi berprestasi (achievement motivation), motif bersahabat (affiliation motivation), motif bersahabat (affiliation motivation) dan motif berkuasa (power motivation). Dari ketiga motif itu dalam penelitian ini akan difokuskan pada teori motivasi berprestasi dalam kegiatan proses belajar mahasiswa. Pengertian motivasi berprestasi menurut McClelland (1987) adalah suatu daya Kemampun mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya. Teori ini mengatakan bahwa seseorang yang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik daripada yang lain dalam banyak situasi. Dari McClelland dikenal tentang teori motivasi untuk

mencapai prestasi atau Need for Acievemnt (n-ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan berprestasi. Dalam teorinya McClelland mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia. Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi untuk mencapai kesuksesan. Oleh karena itu seseorang akan berusaha mencapai prestasi tertingginya yang bersifat realistis, dan akan menimbulkan kemajuan dalam pekerjaannya. Dan seseorang yang telah berprestasi perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut. Seseorang yang mendapat pengakuan berprestasi akan merasa bahwa dirinya dihargai serta akan merasa bangga atas keberhasilan yang telah dicapainya selama ini. Motivasi seperti ini akan menimbulkan semangat lebih maju dalam bekerja, lebih memacu seseorang menimbulkan ide-ide cemerlang yang bagus bagi kemajuan organisasi tersebut. Apabila yang menjadi tujuan itu telah tercapai, maka akan menimbulkan kepuasan pribadi atas kerja kerasnya tersebut. Sekali lagi ditekankan dalam Teori motivasi dari McClelland ini, umpan balik akan sangat diperlukan karena merupakan suatu ukuran prestasi atau keberhasilan seseorang. McClelland (1987) mengatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan kecendrungan seseorang dalam mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku untuk mencapai suatu standar prestasi. Pencapaian standar prestasi digunakan oleh mahasiswa untuk menilai kegiatan yang pernah dilakukan. Mahasiswa yang menginginkan prestasi yang baik akan menilai apakah kegiatan yang dilakukannya

telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ahli lain yakni Gellerman (1963:67) menyatakan bahwa orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan sangat senang kalau ia berhasil memenangkan suatu persaingan. Ia berani menanggung segala resiko sebagai konsekuensi dari usahannya untuk mencapai tujuan. Adapun ciri-ciri orang yang memiliki motivasi yang tinggi menurut Gellerman antara lain : Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif Mencari feedback tentang perbuatannya Memilih resiko yang sedang di dalam perbuatannya Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannya Menurut McClelland (1987), Sebuah tindakan dapat dikatakan memiliki motivasi tinggi, jika perilaku itu menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Individu menunjukkan tanggapan yang menggejolak dengan bentuk-bentuk tanggapan-tanggapan yang bervariasi 2. Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi dengan kekuatan determinan 3. Motivasi mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu 4. Pengaruh positif menyebabkan suatu perilaku tertentu cenderung untuk diulang-ulang

5. Kekuatan perilaku akan melemah, bila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak mengenakkan Reksohasidiprodjo dan Handoko (1989 : 256) mendefenisikan bahwa motifasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Pola motivasi didefenisikan sebagai sikap yang mempengaruhi cara-cara orang memandang pekerjaan dan menjalani kehidupan mereka (Keith dan Newstorm, 1996). Menurut Keith dan Newstorm (1996), motivasi prestasi (archievement motivation) adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan. Dengan demikian dalam hubungannya dengan penelitian ini maka peneliti menyimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu doronga, hasrat, ataupun energi penggerak yang ada dalam diri mahasiswa untuk dapat memperoleh indeks prestasi mahasiswa. Motivasi berprestasi tersebut akan berkembang terus sesuai dengna pengalaman, pengetahuan interaksi serta tindakan seseorang untuk mencapai tujuannya. Berbagai keinginan atau kebutuhan untuk mencapai suatu prestasi akan memunculkan dorongan. Dorongan merupakan desakan yang dialami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan merupakan kecendrungan untuk mempertahankan hidup. Pencapaian suatu prestasi tergantung dari tindakan yang dilakukan seseorang. Namun terkadang tidak semua orang melakukan cara atau tindakan yang tepat dalam mencapai suatu prestasi. Adakala tindakan yang dilakukan untuk mencapai suatu prestasi mengarah pada bentuk perilaku yang menyimpang.

Dalam kegiatan/proses belajar tentunya mahasiswa membutuhkan banyak bahan / referensi literatur perkuliahan. Adanya kehadiran fasilitas wifi memberikan kemudahan dan efisiensitas bagi mahasiswa pada saat mencari bahan-bahan perkuliahannya. Hal ini menimbulkan suatu motivasi dan dorongan bagi mahasiswa untuk terus dapat meningkatkan prestasi seperti yang diharapkannya. Dengan demikian fasilitas wifi sebagai salah satu sub sistem dalam institusi pendidikan diharapkan membawa dampak positif atau dengan kata lain memudahkan para generasi mudah khususnya mahasiswa untuk menggali kemampuan intelektualitasnya serta menjadi individu-individu yang berwawasan luas namun tetap berada pada norma-norma positif. Diharapkan kehadiran fasilitas pendorong sistem belajar yakni wifi tersebut dapat memunculkan semangat motivasi berprestasi di kalangan mahasiswa dan mampu menciptakan manusia-manusia yang berwawasan luas dan memiliki potensi untuk memajukan negara dan bangsa ditingkat nasional maupun internasional. 2.3. Teori Kebutuhan Manusia memiliki banyak sekali kebutuhan untuk hidupnya. Pada waktu tertentu kebutuhan manakah yang mereka coba untuk dipenuhi. Maslow mengemukakan hierarki atau tingkatan kebutuhan yang terdiri atas dua bagian utama, yaitu, kebutuhan dasar yang berada pada hierarki paling bawah berturut-turut terdiri dari : 1. Kebutuhan fisiologis 2. Kebutuhan akan rasa aman (lebih banyak dapat menjadi besar)

3. Kebutuhan untuk dicintai 4. Kebutuhan untuk dihargai, dan 5. Kebutuhan tumbuh, yang berada di atas kebutuhan dasar, berturutturut dari bawah terdiri dari : a. Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami b. Kebutuhan keindahan, dan c. Kebutuhan aktualisasi diri. Menurut Teori Kebutuhan Maslow, kebutuhan yang berada pada hierarki lebih paling bawah tidak harus dipenuhi sebagian sebelum seseorang akan mencoba untuk memiliki kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya. Sebagai contoh, seorang yang lapar atau seorang yang secara fisik dalam bahaya tidak begitu menghiraukan untuk mempertahankan konsep diri positif (gambaran terhadap diri sendiri sebagai orang baik) dibandingkan untuk mendapatkan makanan atau keamanan. Namun begitu, orang yang tidak lagi lapar atau tidak lagi dicekam oleh rasa takut, kebutuhan akan harga diri menjadi penting. Satu konsep penting yang diperkenalkan Maslow adalah perbedaan antara kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh. Kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, cinta dan penghargaan) adalah kebutuhan yang penting untuk kebutuhan fisik dan psikologis dan kebutuhan ini harus dipenuhi. Sekali kebutuhan ini dipenuhi, motivasi seseorang untuk memenuhi kebutuhan ini surut. Sebaliknya, kebutuhan tumbuh, seperti kebutuhan untuk mengetahui dan memahami sesuatu, menghargai keindahan atau menumbuhkan dan mengembangkan apresiasi (penghargaan) dari orang lain, tidak pernah dapat dipenuhi seluruhnya. Dalam kenyataannya, semakin orang dapat

memenuhi kebutuhan mereka untuk mengetahui dan memahami dunia di sekeliling mereka, motivasi belajar mereka dapat menjadi semakin besar dan kuat. Kebutuhan individu saat ini, khususnya mahasiswa terhadap Internet sebagai media yang menyediakan berbagai fitur yang memudahkan mahasiswa dalam mencari dan menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya, merupakan hal tidak bisa terelakkan lagi. Adanya fasilitas yang memudahkan manusia dalam mengakses segala informasi dunia menjadikan Internet sebagai suatu subsistem yang tidak bisa dipisahkan lagi dari mobilitas manusia. Siapapun orangnya, dimanapun tempatnya dan apapun pekerjaannya pasti akan selalu membutuhkan Internet. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Internet saat ini merupakan bagian dari kebutuhan aktualisasi diri individu ( manusia ). 2.4. Teori Pilihan Rasional Pada dasarnya, teori pilihan rasional memusatkan perhatian pada aktor. Aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau mempunyai maksud. Artinya aktor mempunyai tujuan dan tindakannya tertuju pada upaya mencapai tujuan itu. Aktor pun dipandang mempunyai pilihan. Teori pilihan rasional tak menghiraukan apa yang menjadi pilihan atau apa yang menjadi sumber pilihan aktor. Yang penting adalah kenyataan bahwa tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan/pilihan aktor tersebut. Teori Pilihan Rasional Coleman tampak jelas dalam gagasan dasarnya bahwa tindakan perseorangan mengarah pada suatu tujuan dan tujuan itu ditentukan oleh nilai atau pilihan, tetapi selain Coleman menyatakan bahwa untuk maksud yang sangat teoritis, ia memerlukan konsep yang lebih tepat mengenai aktor rasional yang

berasal dari ilmu ekonomi, dimana memilih tindakan yang dapat memaksimalkan kegunaan atau yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka (Ritzer, 2004 : 394). Dalam membuat pilihan, individu diawali dengan adanya keinginan terhadap sesuatu dan keyakinan terhadap tujuan-tujuan tertentu yang disusun dalam suatu keyakinan. Keyakinan-keyakinan inilah yang pada akhirnya akan menciptakan pilihan rasional pada individu. Teori pilihan rasional pusatnya adalah aktor atau manusia yang mempunyai tujuan. Ada dua unsur utama dalam teori Coleman, yakni aktor dan sumber daya. Sumber daya adalah sesuatu yang menarik perhatian dan yang dapat dikontrol oleh aktor. Untuk itu diperlukan mekanisme pilihan pilihan yang berorientasi pada pemilihan rasional dan pada akhirnya akan menimbulkan gaya hidup masyarakat itu sendiri. Pilihan manusia dalam menggunakan media untuk mengemmbangkan dirinya merupakan bagian dari pilihan rasional. Menggunakan cara cara yang berbasis Hi- Tech mengindikasikan bahwa manusia membutuhkan IPTEK dalam kehidupannya. Telah ter integrasinya teknologi dalam kehidupan manusia merupakan pilihan aktor atau manusia dalam mencapai tujuan tujuannya. 2.5. Teori Gaya Hidup ( Life Style ) Menurut Adler (2000), seorang psikolog mengatakan bahwa masalah dalam kehidupan selalu bersifat sosial. Fungsi yang sehat bukan hanya mencintai dan bekerja, melainkan merasakan kebersamaan dengan orang lain dan mempedulikan kesejahteraan mereka. Beberapa prinsip penting dalam teori Adler adalah sebagai berikut.

1. Setiap orang berjuang untuk mencapai superioritas atau kompetensi personal. 2. Setiap orang mengembangkan gaya hidup dan rencana hidup yang sebagian disadarkan atau direncanakan dan sebagian tidak disadari. Gaya hidup seseorang mengindikasikan pendekatan yang konsisten pada banyak situasi. Rencana hidup dikembangkan berdasarkan pilihan seseorang dan mengarah pada tujuan yang diperjuangkan seseorang untuk dicapai. 3. Kualitas kepribadian yang sehat adalah kapasitas untuk mencapai fellow feeling atau gemeinschaft gefuhli, yang fokus pada kesejahteraan orang lain dan ia menyebutnya sebagai minat sosial. 4. Ego merupakan bagian dari jiwa yang kreatif. Menciptakan realitas baru melalui proses menyusun tujuan dan membawanya pada suatu hasil, disebut dengan Fictional Goals. WiFi, Intenet dan Laptop telah menjadi bagian dari gaya hidup ( Life Style ), apalagi di kalangan mahasiswa. Rutinitas kuliah yang mendekatkan mereka pada keberadaan WiFi, Internet dan Laptop sebagai sarana yang menyediakan kemudahan membuat mereka terdifusi ke dalam cengkraman fasilitas fasilitas tersebut. Tingginya intensitas mereka terhadap penggunaan fasilitas tersebut telah menrubah pola pembelajaran mahasiswa sekarang ini. Fasilitas WiFi sebagai media penghubung antara Internet dan Laptop dianggap lebih praktis dalam memenuhi kebutuhan pendidikan. Hal ini diperlihatkan dari menurunnya minat mahasiswa dalam membaca buku yang mereka anggap ribet dan sudah kuno sehingga beralih ke pola pembelajaran yang modern.