BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan selama kehidupannya. Menurut
|
|
- Susanto Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan selama kehidupannya. Menurut Maslow (dalam Robbins, 1998) kebutuhan manusia dibagi menjadi lima bagian, yakni kebutuhan fisiologis (makan, minum, sex, dan sebagainya), kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, kebutuhan untuk dihargai, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Selanjutnya Maslow menyampaikan bahwa kebutuhan bergerak dari kebutuhan tingkat rendah, yang disebut dengan kebutuhan order rendah (fisiologis, rasa aman, dan sosial) menuju kebutuhan tingkat tinggi, yang disebut dengan kebutuhan order tinggi (penghargaan dan aktualisasi diri). Sebelum kebutuhan yang rendah terpenuhi, atau setidaktidaknya cukup terpenuhi, maka seseorang tidak akan bergerak ke kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut Glasser (dalam Jatman, 1985), setelah terpenuhi semua kebutuhan dasarnya, orang pun mulai bertanya tentang makna kehidupan. Yalom (dalam Theresia, 1998) mengemukakan bahwa salah satu sumber makna pribadi adalah keyakinan bahwa manusia seharusnya berjuang keras untuk mengaktualisasikan diri mereka, yaitu dengan membaktikan diri mereka dan merealisasikan potensi-potensi yang mereka miliki. 1
2 2 Menurut Maslow (dalam Schultz, 1993), aktualisasi diri merupakan keinginan seseorang untuk memenuhi dirinya dengan menggunakan kapasitaskapasitas dan kualitas diri secara penuh. Selanjutnya Maslow menyampaikan bahwa aktualisasi diri juga dapat diartikan sebagai keinginan atau kemauan seseorang untuk memperbaiki kekurangannya. Kekurangan dapat menimbulkan perasaan sakit dan tidak enak, baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis. Hal tersebut merupakan dorongan untuk mencapai sesuatu yang kurang pada dirinya. Rogers (dalam Schultz, 1993 ) mengemukakan bahwa aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dengan mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Orang yang mengaktualisasikan diri selalu berusaha mencintai dirinya dengan meningkatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya, sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Aktualisasi diri oleh Maslow (dalam Koeswara, 1991) diartikan sebagai kebutuhan individu untuk mewujudkan dirinya sesuai dengan kemampuannya. Pengaktualisasian diri menunjukkan pada upaya masing-masing orang untuk menjadi yang terbaik sesuai dengan bidang dan potensi yang dimilikinya. Kecenderungan aktualisasi diri dapat dipahami sebagai hasrat individu untuk menjadi seseorang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya, atau diartikan sebagai suatu hasrat untuk menyempurnakan diri melalui pengungkapan segenap potensi yang dimiliki (Theresia, 1998). Rogers (dalam Schultz, 1993) mengungkapkan bahwa aktualisasi diri merupakan suatu keinginan untuk mengungkapkan kapasitas-kapasitas yang dimiliki seseorang, agar tujuannya tercapai. Dalam memenuhi kebutuhan
3 3 aktualisasi diri, seseorang harus mampu memahami dan mengerti akan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya, agar kekurangan yang ada pada dirinya bukanlah suatu penghambat. Rogers (dalam Schultz, 1993) menyampaikan bahwa aktualisasi diri merupakan keinginan seseorang untuk mencapai tujuannya sesuai dengan kapasitas-kapasitas yang dimilikinya. Individu yang memahami akan kemampuannya mampu menyadari akan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Seorang pekerja seni rupa mempunyai keinginan dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri, sama seperti individu yang lain. Seorang pekerja seni rupa biasanya memiliki keahlian dalam menciptakan karya-karya seni, seperti lukisan, patung, dan kriya logam/kayu, tetapi untuk menciptakan karya seni tersebut, seorang pekerja seni rupa membutuhkan ruang dan waktu yang kondusif agar dapat mengekspresikan ide-ide kreatifnya lebih maksimal, sehingga kebutuhan aktualisasi dirinya terpenuhi. Linton (dalam Sukardi, 1993) mengatakan bahwa seorang pekerja seni rupa untuk mengekspresikan ide-ide kreatifnya dalam sebuah karya seni dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain : sarana dan prasarana, lingkungan yang kondusif, masalah pribadi, pengalaman dan kemampuan di bidang seni, dan masalah waktu. Dari hasil survei yang dilakukan oleh penulis, ditemukan bahwa sebanyak 66,7 % para pekerja seni rupa mengalami hambatan untuk menyalurkan ide-ide kreatifnya dalam sebuah karya seni. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas karya seni dan penerimaan dari pencinta seni, sehingga kebutuhan aktualisasi dirinya kurang terpenuhi.
4 4 Proses pencapaian aktualisasi diri, mempunyai faktor pendukung dan faktor penghambat. Banyak pekerja seni rupa mengalami hambatan dalam penciptaan karya sebagai wujud pengaktualisasian diri. Untuk mencapai kebutuhan akan aktualisasi diri, seorang pekerja seni rupa diharapkan mampu mengatasi hambatan-hambatan yang ada di dalam dirinya maupun di lingkungan tempat tinggalnya, salah satunya adalah dengan memiliki kepribadian yang dapat mendukung profesinya sebagai pekerja seni rupa yaitu kepribadian artistik dan entrepreneurship yang tinggi (Koeswara, 1991). Dengan memiliki kepribadian artistik dan entrepreneurship yang tinggi, seorang pekerja seni rupa akan lebih mudah mengatasi hambatan-hambatannya untuk menyalurkan ide-ide kreatifnya ke dalam sebuah karya seni yang bagus dan berkualitas agar karya seninya tersebut dapat diterima oleh para pencinta seni, sehingga kebutuhan akan aktualisasi dirinya terpenuhi. Menurut Murray (dalam Sukardi, 1993), kebutuhan pribadi dan tuntutan lingkungan merupakan suatu gambaran yang bermanfaat dalam merumuskan ideide kreatif. Pada tingkat kebutuhan tertinggi seseorang telah mampu mengerti dirinya sendiri, mengarahkan dan meningkatkan kualitas dirinya sebagai pribadi yang matang. Sebagai seorang pekerja seni rupa dituntut dapat menyesuaikan dirinya dengan baik di lingkungan masyarakatnya, agar terciptanya hubungan timbal balik antara lingkungan dengan dirinya. Dengan demikian, seorang pekerja seni rupa diharapkan mampu menghadapi hambatan-hambatan yang ada di lingkungan sekitarnya agar dapat mengembangkan daya imajinasinya dalam sebuah karya seni, yaitu dengan memiliki kepribadian artistik.
5 5 Menurut Holland (1985), seorang pekerja seni rupa yang memiliki kepribadian artistik biasanya lebih menyukai aktivitas yang tidak sistematis, bebas, dan tidak jelas (ambigius), memanipulasi benda, verbal, ataupun manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk atau produk seni. Selanjutnya disampaikan bahwa seseorang yang memiliki kepribadian artistik tidak menyukai aktivitas yang teratur, sistematik, dan eksplisit. Perilaku-perilakunya cenderung dilakukan untuk menguasai kemampuan-kemampuan di bidang artistik seperti bahasa, seni, musik, drama, menulis dan menolak kemampuan-kemampuan di bidang klerikal atau yang bersifat konvensional. Orang model ini menilai dirinya ekspresif, orisinil, intuitif, tidak ikut-ikutan, introspektif, independen, tidak teratur, dan memiliki kemampuan artistik dan musik. Holland (dalam Sukardi, 1993) menyatakan, bahwa seorang pekerja seni rupa yang memiliki kepribadian artistik, cenderung menguasai lingkungan sosial dan fisiknya dengan menggunakan perasaan, emosi, kata hati (intuisi) dan imajinasi untuk menciptakan produk dan bentuk-bentuk seni. Kemampuan untuk menguasai lingkungan melalui perasaan dan emosi yang dimiliki seorang pekerja seni rupa, sangat diperlukan dalam mengekspresikan dirinya kedalam sebuah karya seni, sehingga ia dapat menghasilkan dan menciptakan karya seni yang bagus dan berkualitas. Bagi seorang pekerja seni rupa, pemecahan masalah adalah dengan cara melibatkan ekspresi imajinasi dan perasaan dalam mengerjakan sebuah karya seni yang akan direncanakannya.
6 6 Menurut Holland (dalam Robbins, 2001), kepribadian artistik adalah pribadi yang lebih menyukai kegiatan kembar arti dan tidak sistematis, yang memungkinkan ungkapan kreatif. Selanjutnya disampaikan bahwa orang yang berkepribadian artistik biasanya juga memiliki karakteristik seperti : imajinatif, tidak tertib, idealis, emosional dan tidak praktis. Hal-hal yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa seorang pekerja seni rupa merupakan orang yang kreatif, sehingga memiliki daya imajinasi yang tinggi. Orang yang imajinatif mempunyai pemikiran yang luas dan pandai dalam menyikapi masalah kehidupan. Daya imajinasinya yang tinggi membuat seorang pekerja seni rupa lebih bebas dalam mengekspresikan perasaan dan pikirannya melalui karya seni yang dihasilkan. Pengungkapan perasaan dan pikiran yang bebas, membuat seorang pekerja seni rupa lebih mudah untuk mencapai aktualisasi diri. Menurut Holland (dalam Sukardi, 1993), seorang pekerja seni rupa untuk menyelesaikan tugas-tugasnya memerlukan interpretasi atau kreasi dalam bentuk artistik melalui cita rasa, perasaan dan imajinasi. Ide-ide kreatif yang dihasilkan oleh seorang pekerja seni rupa diduga merupakan hasil dari interaksi sosial, pengalaman hidup dan permasalahan yang dihadapi. Hal tersebut merupakan perasaan dan pemikiran yang matang dalam mengungkapkan sebuah karya seni agar dapat menghasilkan karya seni yang bagus dan berkualitas. Selain memiliki kepribadian artistik, seorang pekerja seni rupa diharapkan memiliki kepribadian entrepreneurship, agar dapat merealisasikan dan mengaktualisasikan dirinya dengan lebih optimal. Menurut McClelland (dalam Longenecker dkk, 2001), orang yang telah menjadi wirausaha, rata-rata
7 7 mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi bila dibandingkan orang-orang lain pada umumnya. Menurut Schumpeter (dalam Winardi, 2003), seorang entrepreneur berupaya untuk merubah atau menghasilkan sebuah penemuan baru. Hal tersebut dilaksanakan melalui pemanfaatan bahan baku, atau sebuah jalur pemasaran baru untuk produk-produk yang dihasilkan. Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu proses dinamis untuk menciptakan kesejahteraan tambahan. Kesejahteraan tersebut diciptakan oleh individu yang mengasumsikan sebuah resiko besar dalam sebuah keseimbangan, waktu dan komitmen kerja untuk menghasilkan produk atau jasa yang bernilai. Hal terpenting adalah mengerahkan dan mengalokasikan sumber-sumber dan ketrampilan yang dibutuhkan ( Ronstandt, 1984). Banyak peneliti yang telah melakukan penelitian-penelitian guna mendapatkan gambaran jelas tentang kepribadian entrepreneurship. Menurut Zimmerer, dkk. (2002), kepribadian entrepreneurship adalah kepribadian yang berusaha untuk menciptakan sebuah bisnis baru, dengan menghadapi resiko dan ketidakpastian, yang bertujuan untuk mencapai laba serta pertumbuhan melalui pengidentifikasian peluang- peluang, melalui kombinasi sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mendapatkan manfaatnya. Selanjutnya disampaikan bahwa seseorang yang memiliki kepribadian entrepreneurship memiliki tanggung jawab atas profesi yang ditekuni, preferensi untuk menghadapi resiko moderat, keyakinan untuk meraih keberhasilan, keinginan untuk mencapai umpan balik, energi tingkat tinggi, orientasi ke depan, membangun sebuah
8 8 perusahaan dari titik nol, seakan-akan menyusun sebuah gambaran penuh likuliku teka-teki, lebih dipentingkannya peraihan prestasi dibandingkan dengan upaya mendapatkan uang. Menurut Schermerhorn (1999), kepribadian entrepreneurship merupakan perilaku dinamik, menerima resiko, kreatif serta berorientasi pada pertumbuhan. Selanjutnya disampaikan bahwa seseorang yang berkepribadian entrepreneurship memiliki karakteristik seperti : internal locus of control, tingkat energi tinggi, kebutuhan tinggi akan prestasi, toleransi terhadap ambiguitas, kepercayaan diri, berorientasi pada tindakan. Ciri-ciri tersebut menunjukkan bahwa seorang pekerja seni rupa diharapkan memiliki kepribadian entrepreneurship yang tinggi agar dapat meningkatkan kualitas hasil karya seninya dengan memperluas wawasan dan pengetahuannya di bidang seni, mempunyai kepekaan dalam merespon suatu stimulus serta mengembangkan interaksi sosialnya dengan mengikuti acara-acara tertentu, seperti pameran. Dengan memiliki wawasan yang luas, mempunyai kepekaan dalam merespon suatu stimulus dan sering mengikuti pameran-pameran akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi bagi pekerja seni rupa, sehingga ia tetap terus berkarya dalam mengembangkan dan menciptakan ide-ide kreatifnya menjadi sebuah karya seni yang berkualitas dan dapat diterima oleh para pencinta seni, dengan demikian kebutuhan aktualisasi dirinya terpenuhi. Dari uraian di atas diketahui bahwa seorang pekerja seni rupa yang memiliki kepribadian artistik yang tinggi, mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui hasil karya seni yang berkualitas, sehingga kebutuhan
9 9 aktualisasi dirinya terpenuhi. Hal tersebut harus didukung dengan berwirausaha dengan cara sering mengikuti pameran-pameran, agar dapat dikenal oleh masyarakat luas, sehingga karya seninya tersebut dapat diterima dan dihargai oleh para pencinta seni. Seorang pekerja seni rupa yang memiliki kepribadian entrepreneurship yang tinggi, senantiasa berusaha menjadi efisien dan lebih baik agar tujuannya tercapai. Dengan demikian, seorang pekerja seni rupa untuk mencapai aktualisasi diri diharapkan memiliki kepribadian artistik dan entrepreneurship yang tinggi. Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah seberapa besar peran kepribadian artistik dan entrepreneurship terhadap tingkat aktualisasi diri pada pekerja seni rupa? B. Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kepribadian artistik dan entreprenership terhadap tingkat aktualisasi diri pada pekerja seni rupa. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan relatif dan efektif pada masing-masing variabel atau pun secara bersama-sama, yaitu kepribadian artistik, kepribadian entrepreneurship dan aktualisasi diri pada pekerja seni rupa. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu :
10 10 1. Manfaat Teoritis Dapat memberikan tambahan informasi khususnya dalam bidang Psikologi Kepribadian & Psikologi Industri dan Organisasi tentang peran kepribadian artistik dan entrepreneurship terhadap tingkat aktualisasi diri pada pekerja seni rupa. 2. Manfaat Praktis Apabila penelitian ini terbukti, maka dapat digunakan oleh para pekerja seni rupa lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta sebagai dasar untuk menghasilkan karya seni yang berkualitas, yaitu dengan memiliki kepribadian artistik dan entrepreneurship pada pekerja seni rupa. Caranya dengan mensosialisasikan hasil penelitian ini kepada para pekerja seni rupa, agar mereka menjadi sadar akan pentingnya kepribadian artistik dan entrepreneurship, sehingga kebutuhan aktualisasi dirinya terpenuhi.
11 11 TUGAS E-LEARNING-1 Tulisan Makalah tersebut di atas adalah BAB I dari skripsi seorang mahasiswa. Tugas Saudara adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dan dikumpulkan pada pertemuan tatap muka Seminar PIO minggu berikutnya. Pertanyaan: 1. Tuliskan Judul dari Skripsi tersebut. 2. Jelaskan apa fokus permasalahan penelitian tersebut. 3. Jelaskan apa pentingnya penelitian tersebut. 4. Apa Variabel bebas dari penelitian tersebut. 5. Apa aspek dari variabel tergantung dan bebasnya ooo...
MATERI TAMBAHAN KEWIRAUSAHAAN PTIK
MATERI TAMBAHAN KEWIRAUSAHAAN PTIK Etika, hubungannya dengan norma agama dan budaya: Etika adalah sebuah studi tentang moralitas yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dipilih oleh individu.
Lebih terperinciKewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer
Modul ke: Kewirausahaan I Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Fakultas Fakultas Ilmu Komputer Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Hakikat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangkitkan imajinasi berpikir siswa dalam berkarya. Pelajaran menggambar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni Budaya adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mata pelajaran Seni Budaya tersebut mencakup seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga anak usia enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan dalam upaya mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan mampu bersaing diera globalisasi. Pendidikan mempunyai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep. 1. Pengertian Novel. Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kini telah menjadi suatu kebutuhan. Berbagai literature dan laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat disangkal bahwa pendidikan musik anak di Indonesia kini telah menjadi suatu kebutuhan. Berbagai literature dan laporan penelitian tentang pengaruh
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanak- kanak. TK adalah tempat anak belajar, anak berkembang lewat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Belajar pada masa awal dalam pendidikan formal didapatkan di Taman Kanak- kanak. TK adalah tempat anak belajar, anak berkembang lewat permainan. Dunia anak adalah dunia
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI
176 BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI terhadap prestasi belajar siswa b) pengaruh kemampuan guru SKI dalam mengelola kelas terhadap prestasi belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atur dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 1989 Bab III. memperoleh Pendidikan, kemudian pada pasal 6 berbunyi:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari hari manusia dan tidak terbatas oleh usia. Pendidikan tidak hanya didapat dari pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Struktural Fungsional Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang fungsionalisme struktural dalam sosiologi (Sztompka, 2000;Tiryakin, 1991). Merton menjelaskan
Lebih terperinciNURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG NURUL ILMI FAJRIN_11410126 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai
Lebih terperinciA. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA
A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA B. ANALISIS SITUASI Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian PT. Advantage SCM. Yang beralamat di Jl. Cideng Barat No. 48-49 Jakarta Pusat 10150. 3.2 Desain Penelitian Penelitian McClelland terhadap para
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola 1. Pengertian Motivasi Berprestasi Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu usaha pada tiap individu dalam
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Masalah. kawasan Asia terutama yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997
1 BAB I A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat, mengharuskan perusahaan untuk menyusun rencana strategis sehingga dapat tetap bertahan dalam bisnis dan menjalankan fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wirausaha menurut bahasa adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asstia Rachmawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Globalisasi yang berkembang dengan sangat cepat menuntut ketersediaan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas tinggi dalam bidang fashion. Kebutuhan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kewirausahaan pada pemilik percetakan Sinar Pandawa. kebebasan, nilai-nilai pribadi, pengalaman.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong kewirausahaan pada pemilik percetakan Sinar Pandawa. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan non fisik. Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir sampai enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penulis mengangkat teori Atribusi dari Kelley dan teori motivasi berprestasi dari David McClelland sebagai grand theory. Penemuan fakta lapangan akan didukungan pula dengan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan angkatan tahun 2007-2008, mayoritas berada dalam usia remaja akhir. Usia ini memasuki masa dewasa dini yang masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karir merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan dewasa, oleh karena itu perlu adanya persiapan saat seseorang berada pada usia remaja yaitu, terkait dengan
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII E SMP Negeri 3 Patebon Kendal Pokok Bahasan Balok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa depannya
Lebih terperinciPengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati
Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006 Oleh : Rini Rahmawati NIM K 7402135 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Manusia dalam kehidupannya dewasa ini tidak dapat memenuhi kebutuhan tanpa bantuan orang lain, baik kebutuhan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. masa dewasa, dan ini berarti merupakan masa menuju dunia pekerjaan atau karier
BAB I LATAR BELAKANG A. LATAR BELAKANG MASALAH Masa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan masa transisi menuju ke masa dewasa, dan ini berarti merupakan masa menuju dunia pekerjaan atau karier yang sebenarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi kedalam kehidupan. Visi ini
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kewirausahaan merupakan kekuatan atau kemampuan seseorang untuk mendirikan, mengelola, mengembangkan usaha dan melembagakan perusahannya sendiri. Selain itu kewirausahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perusahaan menyadari akan pentingnya sumber daya manusia. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya yang ada di dalamnya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Bekerja 1. Pengertian Motivasi Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar adalah motif ( motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan sebelum anak memasuki jenjang pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era globalisasi ini kompetisi antar bank menjadi sangat ketat. Perkembangan bisnis yang baik
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING (Studi Kasus di BA Aisyiyah Nur Qomariyah, Kenokorejo, Polokarto, Sukoharjo) SKRIPSI
0 PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING (Studi Kasus di BA Aisyiyah Nur Qomariyah, Kenokorejo, Polokarto, Sukoharjo) SKRIPSI Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi merupakan pelaksana pendidikan sekaligus ujung tombak pelaksana tujuan pendidikan. Peranan sekolah sebagai pelaksana pendidikan tidak lepas
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.
KARAKTERISTIK PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. SUB POKOK BAHASAN MEMAHAMI KARAKTERISTIK CIRI-CIRI UMUM NILAI-NILAI HAKIKI CARA BERPIKIR KREATIF DALAM SIKAP DAN KEPRIBADIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seni sudah sejak lama menjadi salah satu bidang kajian yang diajarkan baik pada pendidikan formal maupun non formal. Dalam pendidikan formal, seni tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun. Usia dini merupakan usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Dalam masa tumbuh
Lebih terperinciURAIAN MATERI A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
URAIAN MATERI A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN Menurut Geoffrey G.Meredith (dalam sukardi,2009) wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan usaha (bisnis), mengumpulkan
Lebih terperinciPROFESIONALITAS GURU SENI TARI: ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN. Abstrak Oleh: Wenti Nuryani
PROFESIONALITAS GURU SENI TARI: ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN Abstrak Oleh: Wenti Nuryani Pendidikan seni sebagai bagian dari pendidikan dalam keseluruhannya, berfungsi dan memiliki tujuan untuk menumbuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia kerja semakin menuntut manusia untuk lebih mampu bersaing dari kompetitornya, sehingga tidak mudah untuk memperoleh pekerjaan yang layak sesuai yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Hakim Matondang dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Kerangka teori merupakan kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori teori yang mendukung permasalahan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sesuai dengan permasalahan yang dikaji, maka hasil penelitian ini dapat
119 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Sesuai dengan permasalahan yang dikaji, maka hasil penelitian ini dapat dirumusakan dalam beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Gambaran umum kreativitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang yang kemudian lahir sebuah karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan
Lebih terperinciUmmun Wafiah F
KOMITMEN ORGANISASI DAN KREATIVITAS KARYAWAN EVENT ORGANIZER DITINJAU DARI PERBEDAAN LOCUS OF CONTROL SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sorotan oleh pemerintah. Saat ini pemerintah mengupayakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam proses perkembangan suatu bangsa, sehingga kualitas pendidikan sekarang ini menjadi sorotan oleh pemerintah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Pendidikan mengatur siswa untuk menjadi manusia seutuhnya. Mampu menjadi makhluk yang secara individu
Lebih terperinciWIRAUSAHA DI BIDANG KECANTIKAN. Disusun oleh: Yuswati FT UNY
WIRAUSAHA DI BIDANG KECANTIKAN Disusun oleh: Yuswati FT UNY yuswati@uny.co.id entrepreneur Seorang wirausaha atau entrepreneur menurut Schumpeter (Winardi, 2005: 22-26) adalah seseorang yang selalu berupaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan kita. Pendidikan merupakan salah satu fasilitas kita sebagai manusia dan pendidik untuk merangsang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manusia kebutuhan konsumen merupakan dasar bagi semua pemasaran modern. Kebutuhan merupakan intisari dari konsep pemasaran. Kunci bagi kelangsungan hidup perusahaan,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan maka diperoleh simpulan sebagai berikut: Komitmen Afektif guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa mayoritas tergolong
Lebih terperinci2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen dari proses pembelajaran yang kehadirannya akan sangat menentukan tingkat keberhasilan dari pembelajaran yang dilakukan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman
1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia bukan hanya merupakan negara yang sedang berkembang melainkan juga negara yang sedang membangun. Dalam usaha untuk membangun itu dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap individu. Sejak lahir, setiap individu sudah membutuhkan layanan pendidikan. Secara formal, layanan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan merupakan wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan jabaran dari kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Sastra merupakan salah satu seni yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa tidak hanya didukung oleh pemerintah yang baik dan adil, melainkan harus ditunjang pula oleh para generasi penerus yang dapat diandalkan.
Lebih terperinciModul 3 PPG-Konten Kurikulum 1
C. Hakikat Seni Anak Usia Dini Seni mewakili perasaan dan persepsi tentang dunia anak. Seorang anak menggambar dan menulis untuk mengatur gagasan dan membangun makna dari pengalamannya (Baghban, 2007).
Lebih terperinciPENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak khususnya anak usia dini merupakan masa yang paling optimal untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan melakukan apapun untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada manusia yang disebabkan oleh perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap. Proses belajar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahanperubahan dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI OPTIMISME MASA DEPAN PADA SISWA SMP N 2 JENAWI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI OPTIMISME MASA DEPAN PADA SISWA SMP N 2 JENAWI TESIS Oleh : ANTON FAJAR HIDAYAT Q 100 040 087 PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas, serta akan berdampak langsung
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN:
KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN: Wirausaha adalah seseorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya system ekonomi perusahaaan yang bebas. Karir kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat, menghasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. upaya pengajaran dan pelatihan. Secara umum pendidikan dapat diartikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar BelakangMasalah Pendidikan menjadi pilar utama dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sebagai pengubah sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna serta mandiri. Selain itu, pendidikan sangat
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A
PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK PROBING DALAM KELOMPOK KECIL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA SISWA (PTK Pembelajaran Matematika di kelas VII D MTs Negeri Sukoharjo Pada Pokok Bahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga pendidikan, idealnya harus mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga pendidikan, idealnya harus mampu memberikan pengetahuan dasar dan sejumlah keterampilan khusus serta pelatihan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Apalagi dengan adanya kebijakan wajib belajar 9 tahun dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pendidikan tinggi sudah menjadi hal yang sangat dibutuhkan, bagi masyarakat. Apalagi dengan adanya kebijakan wajib belajar 9 tahun dan program pendidikan
Lebih terperinciKONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D
KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D 1. Dwi Putri Esthirahayu ( 105030201111006 ) 2. Shella Ekawati L ( 105030200111015 ) 3. Rizkya Haerani ( 105030201111001 ) 4. Nela
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang, baik berupa studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam hidup, karena pendidikan mempunyai peranan penting guna kelangsungan hidup manusia. Dengan
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memainkan peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas serta berdaya saing guna menghadapi berbagai
Lebih terperinci2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa fundamental anak ditentukan dari 0-6 tahun (masa anak usia dini). Menurut Sujiono (2009, hlm. 6) anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan pesat dalam kehidupan manusia. Pekerjaan yang dikerjakan oleh. kehidupan, termasuk juga dalam dunia pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa perubahan pesat dalam kehidupan manusia. Pekerjaan yang dikerjakan oleh manusia secara manual bisa digantikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini ( PAUD ) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang sekolah dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu serta secara lebih luas bagi pembangunan suatu bangsa dan negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kewirausahaan mempunyai kaitan yang sangat erat dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Kewirausahaan mampu membuat suatu negara maju dan makmur karena kewirausahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah usaha untuk merekam isi jiwa sastrawannya yang berupa ungkapan pribadi manusia yang terdiri dari dari pengalaman, pemikiran, perasaan, ide
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesiapan Kerja. mempraktekkan sesuatu. Pendapat yang hampir sama dikemukakan Kartono dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesiapan Kerja 1. Pengertian Kesiapan Kerja Kesiapan (readiness) menurut Kamus Psikologi adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk
Lebih terperinciBAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran
BAB II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran A. Kajian Teori 1. PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) Menurut buku panduan PPL FKIP UNPAS (2017, h. 1) PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) merupakan kegiatan akademik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan kita telah berhasil menghasilkan lulusan dengan tanda lulus belajar untuk masuk ke pasar kerja namun sayangnya kenaikan jumlah lapangan kerja kalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha sadar, terprogram
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha sadar, terprogram sistematis terarah dan berkesinambungan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan guna
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Sikap Suprapti (2010:135) mendefinisikan sikap sebagai suatu ekspresi perasaan seseorang yang merefleksikan kesukaan atau ketidaksukaannya
Lebih terperinciMOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh
MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS Minggu ke tujuh MOTIVASI Dalam melaksanakan fungsi penggerakan (actuating) seorang manajer harus memotivasi para bawahannya agar mau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari peran para pengusaha swasta besar, menengah maupun kecil. Wirausaha (enterpreneurs)
Lebih terperinci