PENILAIAN HASIL BELAJAR. Dr. Wuri Wuryandani,M.Pd. Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BENTUK-BENTUK TES fungsinya

PERKULIAHAN 4: EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA ALAT EVALUASI (LANJUTAN)

Instructional Design

BAB 11 TES TERRULIS UNTUK PRESTASI BELAJAR

BAB VI SIFAT,TEKNIK DAN RAGAM ALAT EVALUASI PENDIDIKAN

MENGEMBANGKAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR

TEKNIK EVALUASI DAN INSTRUMEN EVALUASI HASIL BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN

LISAN TULISAN OBSERVASI SKALA PENILAIAN SOSIOMETRI STUDI KASUS CHECKLIST

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

PENGEMBANGAN KOMPONEN PEMBELAJARAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 14 MENSKOR DAN MENILAI

Quality Control Hasil Pendidikan Melalui Standar Penilaian Dalam Kurikulum 2013 Oleh: Dra Singgih Trihastuti, M.Pd Widyaiswara LPMP D.I.

KONSTRUKSI TES SEBAGAI ALAT UKUR HASIL BELAJAR DI SEKOLAH DASAR. Oleh: Mohammad Harijanto

TIPS MEMBUAT SOAL YANG BAIK

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

ALAT-ALAT PENILAIAN PENDIDIKAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mata Kuliah/Kode/ SKS : Evaluasi Pembelajaran TE/ EL501/2(dua) Semester/Program Studi : Teknik Tenaga Elektrik (TTE) : Dra. Tuti Suartini, M.

TEKNIK PENILAIAN NON TES

Tes dan Persyaratannya

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai; tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman penyelengg

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada setiap akhir semester 2, sekolah selalu menyelenggarakan ujian

Kegiatan Belajar. Mengembangkan tes. A. TES OBJEKTIF 1. Benar-salah 2. Menjodohkan 3. Pilihan ganda

E-LEARNING MANAGEMEN SYSTEM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Evaluasi Pembelajaran. a. Evaluasi. Evaluasi menurut Cross (Sukardi, 2011 : 1) merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian

PEMBUATAN TES TERTULIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Perubahan tingkah laku dapat berupa hasil belajar siswa dalam sebuah

MENDESAIN DAN MELAKSANAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Kamaliyah

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP

Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1

Validitas Isi Instrumen Tes Uas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIT 7 STRATEGI PEMBELAJARAN Suwarna, dkk PENDAHULUAN

Lanjutan Persyaratan Tes

Mahasiswa mampu. Tes DASAR. Modul: 1 6 PENILAIAN. menjelaskan hakikat. Suryanto, DALAM. penilaian, asesmen, Adi. (2009).

TEKNIK MENYUSUN ALAT EVALUASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-ISLAM DAN BAHASA ARAB 1 Oleh: Hujair AH. Sanaky 2 1. EVALUASI HASIL BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN

INDIKATOR dan INSTRUMEN PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Pendekatan Saintifik Kelas IV SD Muatan IPA pada Subtema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tah

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan. Menurut Rusman, pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri

Penilaian Pembelajaran

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Menyusun Tes Multiple Choice. ujian atau percobaan, dalam bahasa Arab Imtihan

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. materi perkuliahan, kegiatan perkuliahan, dan asesmen. Asesmen merupakan

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengetahuan Prosedural Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan

PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN HASIL BELAJAR BERDASARKAN KURIKULUM 2013 UNTUK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA JENJANG SMP

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar menunjukkan ketidakmampuan menjawab soal-soal ujian

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesinya sebagai seorang

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KUALITAS TES PILIHAN GANDA (MULTIPLE-CHOICE) SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK PROSES BERFIKIR MAHASISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tujuannya untuk mengetahui kekurangan yang terjadi agar kegiatan yang

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI PENINGKATAN MUTU PROSES DAN EVALUASI PEMBELAJARAN. ( As ari Djohar )

MENYUSUN SOAL TES OBJEKTIF: BENTUK PILIHAN GANDA (CONSTRUCTING OBJECTIVE TEST ITEMS: MULTIPLE-CHOICE FORM)

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNIK PERAKITAN SOAL-SOAL ULANGAN HARIAN DAN SEMESTER

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS TES PILIHAN GANDA

Disusun oleh: Heribertus Agus Purwaka

BAB III METODE PENELITIAN. Setelah menelaah dan didasari teori yang telah ada dipaparkan pada bab B. DEFENISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

BAB 10 PENYUSUNAN TES

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

Pengembangan Tes Bentuk Uraian

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis

ASSESSMENT TRADISIONAL *

Jenis dan Karakteristik Soal. Oleh : Toto Fathoni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut arti leksikal Hasil adalah sesuatu yang diadakan. 10 Sedangkan belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

Transkripsi:

PENILAIAN HASIL BELAJAR Dr. Wuri Wuryandani,M.Pd. Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Penilaian Proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

Mengapa Penting? Untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Untuk membantu peserta didik mengetahui capaian pembelajaran (learning outcomes) (Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan)

Tujuan Penilaian Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan dan/atau semester berikutnya. Memetakan mutu satuan pendidikan

Apa? Capaian pembelajaran peserta didik dalam ranah sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan dilakukan secara terencana dan sistematis.

Sasaran Sikap (Spiritual dan Sosial) (Sumber: Olahan dari Krathwohl dkk.,1964) TINGKATAN SIKAP Menerima nilai Menanggapi nilai Menghargai nilai Menghayati nilai Mengamalkan nilai DESKRIPSI Kesediaan menerima suatu nilai dan memberikan perhatian terhadap nilai terebut. Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa puas dalam membicarakan nilai tersebut Menganggap nilai tersebut baik; menyukai nilai tersebut; dan komitmen terhadap nilai tersebut Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari sistem nilai dirinya Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri dirinya dalam berpikir, berkata, berkomunikasi, dan bertindak (karakter)

Dimensi Pengetahuan (Andersen,2001) PENGETAHUAN Faktual Konseptual Prosedur Metakognitif DESKRIPSI Pengetahuan tentang istilah, nama orang, nama benda, angka tahun, dan hal-hal yang terkait secara khusus dengan suatu mata pelajaran, nilai. Pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, keterkaitan antara satu kategori dengan lainnya, hukum kausalita, definisi, teori Pengetahuan tentang Prosedur dan proses khusus dari suatu mata pelajaran seperti algoritma, teknik, metoda, dan kriteria untuk menentukan ketepatan penggunaan suatu prosedur. Pengetahuan tentang cara mempelajari pengetahuan, menentukan pengetahuan penting dan bukan (strategic knowledge), pengetahuan yang sesuai dengan konteks tertentu, dan pengetahuan diri (self-knowledge).

Dimensi Keterampilan KEMAMPUAN BELAJAR Mengamati DESKRIPSI Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati Menanya Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik) Mengumpulkan informasi Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Lanjut Dimensi Keterampilan (Dyers, 2010) KEMAMPUAN BELAJAR Menalar/mengasosiasi Mengomunikasikan DESKRIPSI Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori, mensintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antar berbagai jenis fakta-fakta/konsep/teori/pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru,argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber. Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalambentuk tulisan,grafis, media elektronik, multi media danlain-lain.

Siapa? Guru

Bagaimana? Menggunakan teknik yang tepat authentic assesment.

Ciri-Ciri Tes yang Baik Memiliki: Validitas Reliabilitas Objektivitas Praktikabilitas Ekonomis

Pengetahuan Tes : Uraian Isian Melengkapi True-false test Multiple choice Menjodohkan (matching test)

Sikap dan Keterampilan Non test: Wawancara Angket Skala sikap Penialaian proyek Penilaian antar peserta didik Observasi Penilaian proyek

TES URAIAN Karakteristik Tes Uraian (Subjective test) : 1. Berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian atau paparan kalimat (umumnya cukup panjang). 2. Perintah menuntut kepada testee untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan, membedakan, dsb.

PETUNJUK OPRASIONAL PENYUSUNAN TES SUBJEKTIF 1. Diusahakan agar butir soal yang dibuat mencakup ide-ide pokok materi yang diajarkan atau telah diperintahkan kepada testee untuk mempelajarinya 2. Susunan kalimat soal hendaknya berlainan dengan yang terdapat dalam buku atau bahan lain yang diminta untuk dipelajari 3. Setelah soal dibuat, segera pula dibuat kunci jawaban atau setidaknya ancar-ancar jawaban, sehingga subyektivitas dapat dikurangi.

Lanjutan. 4. Diusahakan agar pertanyaan jangan dibuat seragam, melainkan dibuat secara bervariasi 5. Soal hendaknya ditulis secara ringkas, padat, dan jelas sehingga cepat dipahami dan tidak menimbulkan kebingungan bagi testee dalam menjawabnya 6. Dikemukakan pedoman tentang cara mengerjakan atau menjawab butir-butir soal.

TES OBYEKTIF Dikenal juga dengan istilah tes jawaban pendek (short answer test),tes ya-tidak (yes-no test), tes model baru (new type test). Definisi: Salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu di antara kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing items,atau mengisikan jawaban berupa kata-kata atau simbol tertentu pada tempat yang telah disediakan.

BENTUK TES OBYEKTIF 1. Benar salah (True-False Test) 2. Menjodohkan (Matching Test) 3. Melengkapi (Completion Test) 4. Isian (Fill in Test) 5. Pilihan Ganda (Multiple Choice Item Test)

TES BENAR-SALAH (TRUE-FALSE TEST) Soal yang diajukan berupa pernyataan (statement), yang berupa pernyataan benar dan salah. Tugas testee membubuhkan tanda (simbol) tertentu Jadi, tes ini bentuknya adalah kalimat atau pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban: benar atau salah, dan testee diminta menentukan pendapatnya mengenai pernyataan tersebut sesuai petunjuk yang ada dalam soal.

KEUNGGULAN TES BENAR-SALAH 1. Pembuatannya mudah 2. Dapat digunakan berulangkali 3. Dapat mencakup bahan pelajaran yg. Luas 4. Tidak terlalu banyak lembaran kertas 5. Bagi testee, cara mengerjakannya mudah 6. Bagi tester, cara mengoreksinya mudah

KELEMAHAN TES BENAR-SALAH 1. Membuka peluang bagi testee untuk berspekulasi dalam memberikan jawaban 2. Sifatnya terbatas, hanya mengungkap daya ingat dan pengenalan kembali 3. Pada umumnya reliabilitasnya rendah 4. Dapat terjadi bahwa butir soal jenis ini, tidak dapat dijawab dengan dua kemungkinan saja, benar atau salah.

PETUNJUK OPERASIONAL PENYUSUNAN TES BENAR-SALAH 1. Seyogyanya tuliskan B-S di depan pernyataan, jangan di belakangnya 2. Jumlah soal hendaknya berkisar antara 10 sampai 20 butir 3. Jumlah soal yang benar sebaiknya sama atau seimbang dengan jumlah soal yang salah 4. Urutan soal yang jawabannya B dan S hendaknya jangan dibuat ajeg, tapi buatlah dengan selang-seling

TES MENJODOHKAN (MATCHING TEST) Ciri-ciri tes menjodohkan: 1. Tes terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban 2. Tugas testee adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban yang tersedia, sehingga sesuai atau cocok atau merupakan pasangan atau merupakan jodoh dari pertanyaannya.

KELEBIHAN TES MENJODOHKAN 1. Pembuatannya mudah 2. Dapat dinilai dengan mudah, cepat dan obyektif 3. Apabila tes ini dibuat dengan baik, maka faktor menebak praktis dapat dihilangkan 4. Tes jenis ini sangat berguna untuk menilai berbagai hal, misal: antara problem dan penyelesaiannya, sebab dan akibatnya, istilah dan definisinya, singkatan dan kata-kata lengkapnya, dll.

KELEMAHAN TES MENJODOHKAN 1. Cenderung lebih banyak mengungkap aspek hafalan atau daya ingat saja 2. Acapkali dijadikan pelarian bagi pengajar, karena mudah disusun 3. Kurang baik untuk mengevaluasi pengertian dan kemampuan membuat tafsiran (interpretasi) 4. Tanpa disengaja, sering menyelinap atau masuk hal-hal yang sebenarnya kurang perlu untuk diujikan.

PETUNJUK OPERASIONAL PENYUSUNAN TES MENJODOHKAN 1. Jumlahnya tidak kurang dari 10 dan jangan lebih dari 15 butir soal 2. Pada tiap kelompok item hendaknya ditambah 20 % kemungkinan jawab 3. Daftar yang berada di sebelah kiri hendaknya dibuat lebih panjang 4. Diatur sedemikian rupa sehingga soal dan jawaban berada dalam satu lembar kertas 5. Petunjuk mengerjakan dibuat seringkas dan setegas mungkin.

TES ISIAN (FILL IN) Tes bentuk ini biasanya berbentuk cerita atau karangan. Kata-kata penting dalam cerita atau karangan beberapa di antaranya dikosongkan (tidak dinyatakan) Tugas testee adalah mengisi bagian-bagian yang telah dikosongkan itu.

KELEBIHAN TES ISIAN 1. Masalah yang diujikan tertuang secara keseluruhan dalam konteksnya 2. Butir-butir item tes ini berguna sekali untuk mengungkap pengetahuan testee secara bulat mengenai suatu bidang 3. Cara penyusunan itemnya mudah.

KELEMAHAN TES ISIAN 1. Cenderung lebih banyak mengungkap aspek penegetahuan atau pengenalan saja 2. Umumnya banyak memakan tempat, karena berbentuk rangkaian cerita 3. Sifatnya kurang komprehensif, sebab hanya mengungkap sebagian bahan saja 4. Terbuka peluang bagi testee untuk bermain tebak terka.

PETUNJUK OPERASIONAL PENYUSUNAN TES ISIAN 1. Agar dapat digunakan secara efektif, jawaban ditulis pada lembar terpisah 2. Cerita hendaknya disusun secara ringkas dan padat, untuk menghemat kertas dan waktu penyusunannya 3. Diusahakan selain mengungkap aspek pengetahuan juga mengungkap taraf kompetensi lain yang lebih mendalam 4. Jika memungkinkan soal dapat dituangkan dalam bentuk gambar, peta,dsb.

TES MELENGKAPI (COMPLETION TEST) Tes obyektif yang mempunyai ciri-ciri: 1. Terdiri atas susunan kalimat yang bagianbagiannya sudah dihilangkan (dihapuskan) 2. Bagian-bagian yang dihilangkan diganti dengan titi-titik (.) 3. Titik-titik harus diisi atau dilengkapi atau disempurnakan oleh testee, dengan jawaban telah dihilangkan oleh tester

KELEBIHAN TES MELENGKAPI 1. Mudah dalam penyusunannya 2. Jika dibandingkan dengan fill in test lebih menghemat tempat (kertas) 3. Karena bahan yang disajikan cukup banyak dan beragam maka tes ini lebih komprehensif 4. Dapat mengukur berbagai taraf kompetensi, tidak sekedar aspek pengenalan dan hafalan saja.

KELEMAHAN TES MELENGKAPI 1. Tester lebih cenderung menggunakan tes ini untuk mengungkap daya ingat atau hafalan saja 2. Dapat terjadi butir-butir item tes ini kurang relevan untuk diujikan 3. Karena pembuatannya mudah, tester kurang berhati-hati dalam menyusun kalimat-kalimat soalnya (asal jadi).

TES PILIHAN GANDA Bentuk tes obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai,untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu (atau lebih) dari beberapa kemungkinan jawaban. Terdiri atas dua bagian: 1. Item atau soal, dapat berbentuk pertanyaan atau pernyataan 2. Option atau alternatif, yaitu kemungkinankemungkinan jawaban yang dapat dipilih oleh testee

Option atau alternatif terdiri atas dua bagian: 1. Satu jawaban betul, yang biasa disebut kunci jawaban 2. Beberapa pengecoh atau distraktor, yang jumlahnya berkisar antara dua sampai lima buah

Contoh soal berbentuk pertanyaan Pada tanggal berapakah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dibacakan oleh Soekarno- Hatta? A. 17 Agustus 1945 B. 16 Agustus 1945 C. 15 Agustus 1945 D. 14 Agustus 1945 E. 13 Agustus 1945

Contoh soal berbentuk pernyataan Orang yang menggantikan puasa Ramadhandengan memberi makan kepada fakir miskin, disebut membayar A. Jariyah B. Fidiyah C. Shadaqah D. Hibbah E. Wakaf