STUDI DAN HUBUNGAN ARUS TERHADAP SEBARAN DAN FLUKTUASI NUTRIEN (N DAN P) DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENGARUH KONSENTRASI NITRAT TERHADAP KLOROFIL-A DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN SPASIAL FISIKA KIMIA PERAIRAN ULUJAMI KAB. PEMALANG

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Sebaran Nutrien dan Oksigen Terlarut (DO) di Teluk Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas budidaya. Air yang digunakan untuk keperluan budidaya

Gambar 4. Peta Rata-Rata Suhu Setiap Stasiun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Parameter Oseanografi pada Calon Daerah Kawasan Konservasi Perairan Laut Kabupaten Luwu Utara

PENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan

ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN ABSTRAK

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi

TINJAUAN PUSTAKA. Laut Belawan merupakan pelabuhan terbesar di bagian barat Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

FENOMENA UPWELLING DAN KAITANNYA TERHADAP JUMLAH TANGKAPAN IKAN LAYANG DELES (Decapterus Macrosoma) DI PERAIRAN TRENGGALEK

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Tahunan Ke-V Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang s

KAJIAN SEBARAN SPASIAL PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN PADA MUSIM TIMUR DI PERAIRAN TELUK SEMARANG

Mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura 2

PARAMETER KUALITAS AIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Pengaruh Air Laut Terhadap Air Tanah Di Wilayah Pesisir Surabaya Timur

JENIS SEDIMEN PERMUKAAN DI EKOSISTEM TERUMBU KARANG PULAU GILI LABAK KABUPATEN SUMENEP

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA PROFIL VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Gambar 1. Diagram TS

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DISTRIBUSI NITRAT, OKSIGEN TERLARUT, DAN SUHU DI PERAIRAN SOCAH-KAMAL KABUPATEN BANGKALAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15

III. METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Juli 2014 untuk

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

SEBARAN NITRAT DAN FOSFAT DI PERAIRAN MUARA SUNGAI PORONG KABUPATEN SIDOARJO

STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 45 hari dengan menggunakan 4 perlakuan yakni perlakuan A (Perlakuan dengan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Materi Uji

Profil Vertikal Fosfat di Waduk Bandar Kayangan Lembah Sari Kelurahan Lembah Sari Kabupaten Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru.

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di :

FORMASI SPASIAL PERAIRAN PULAU 3S (SALEMO, SAGARA, SABANGKO) KABUPATEN PANGKEP UNTUK BUDIDAYA LAUT Fathuddin dan Fadly Angriawan ABSTRAK

STUDI SEBARAN KONSENTRASI NITRAT DAN FOSFAT DI PERAIRAN TELUK UJUNGBATU JEPARA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK DAN PENGARUH ARUS TERHADAP AKUMULASI LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA SEDIMEN DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Salinitas pada Indomix Cruise

I. PENDAHULUAN. Perairan Lhokseumawe Selat Malaka merupakan daerah tangkapan ikan yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar Salinitas, Oksigen Terlarut,..Kepulauan Seribu-Provinsi DKI Jakarta (Dumarno, D & T. Muryanto)

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Amonia (N-NH3) Nitrat (N-NO2) Orthophosphat (PO4) mg/l 3 Ekosistem

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

Lampiran 1. Pengukuran Konsentrasi Logam Sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

F. MIPA. UNDIP. ABSTRAK

Kandungan Logam Berat Pb dalam Muatan Padatan Tersuspensi dan Terlarut di Perairan Pelabuhan Belawan dan sekitarnya, Provinsi Sumater Utara

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KONSENTRASI NITRAT DAN SILIKAT PADA KONDISI PASANG DAN SURUT DI PERAIRAN MOROSARI KABUPATEN DEMAK

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON

BAB III BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

FITOPLANKTON : DISTRIBUSI HORIZONTAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN PARAMETER FISIKA KIMIA DI PERAIRAN DONGGALA SULAWESI TENGAH

Gerakan air laut yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari adalah nomor

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

STUDI DAN HUBUNGAN ARUS TERHADAP SEBARAN DAN FLUKTUASI NUTRIEN (N DAN P) DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP Wiwid Prahara Agustin 1, Agus Romadhon 2, Aries Dwi Siswanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Trunojoyo Madura 2 Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Trunojoyo Madura ABSTRAK Perairan Kalianget merupakan perairan dengan tingkat aktifitas pelayaran padat yang secara tidak langsung mempengaruhi kondisi lingkungan baik fisika maupun kimia. Salah satu unsur fisika dan kimia yang terpengaruh adalah pola arus dan nutrien. Nutrien yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu nitrat dan fosfat, dimana perubahan kedua unsur hara ini diduga berkaitan dengan pola arus yang terdapat di perairan tersebut. Mengingat pentingnya kondisi ini maka penelitian dilaksanakan untuk mengetahui pola arus perairan Kalianget, fluktuasi dan sebaran nitrat dan fosfat serta hubungan pola arus terhadap kedua nutrien tersebut. Stasiun penelitian terbagi menjadi 12 stasiun dengan metode random sampling. Pengambilan sampel air dilakukan 3 kali dengan interval 7 hari, sedangkan data arus diperoleh dari BMKG. Hubungan arus terhadap kedua nutrien tersebut didapatkan dari perhitungan statistik korelasi. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, dapat diketahui bahwa pola arus selama tiga minggu di Perairan Kalianget bergerak menuju ke arah Barat Daya dengan kecepatan arus berkisar antara 0,0439-0,1317 m/det. Konsentrasi nitrat dan fosfat berfluktuatif dengan adanya perubahan setiap minggunya. Konsentrasi nitrat pada minggu pertama berkisar 0,0023-0,0956 mg/l, pada minggu kedua 0,0012-0,0115 mg/l dan pada minggu ketiga berkisar 0,0256-0,0347 mg/l. Konsentrasi fosfat di Perairan Kalianget pada minggu pertama berkisar 0,1350-0,3857 mg/l, pada minggu kedua 0,2120-0,3228 mg/l, dan pada minggu ketiga berkisar 0,0969-0,1688 mg/l. Hasil penelitian di Perairan Kalianget ini menunjukkan bahwa tidak adanya korelasi antara arus terhadap nutrien. Kata Kunci : Arus, Nitrat, Fosfat, Perairan Kalianget. PENDAHULUAN Perairan Kalianget terletak di ujung paling timur Pulau Madura tepatnya di Kabupaten Sumenep. Perairan ini banyak terdapat aktifitas pelayaran nelayan maupun pelayaran kapal antarpulau. Aktifitas di perairan Kalianget serta pola aliran arusnya mempengaruhi kandungan zat hara dan sebarannya. Kandungan zat hara di suatu perairan tergantung pada keadaan sekeliling, seperti sumbangan dari daratan dan aktifitas biota laut lainnya. Zat hara termasuk nitrat dan fosfat mempunyai pengaruh terhadap proses dan perkembangan hidup organisme fitoplankton. Kedua zat hara ini berperan penting dalam proses fotosintesis dan terhadap sel jaringan jasad hidup organisme (Ulqodry et al 2010). Tinggi rendahnya konsentrasi nitrat dan fosfat di perairan dipengaruhi oleh aktivitas kegiatan.manusia yang berasal dari perairan itu sendiri melalui proses-proses pelapukan, penguraian ataupun dekomposisi tumbuh-tumbuhan, sisa-sisa organismeyang mati dan buangan limbah, baik limbah daratan seperti pertanian, domestik, industri, dan limbah peternakan ataupun sisa pakan dengan adanya bantuan bakteri terurai menjadi zat hara. Menyadari akan arti pentingnya parameter fisika dan kimia perairan, maka diperlukan adanya penelitian tentang pola arus, sebaran dan fluktuasi nutrien serta hubungan antara arus dengan nutrient. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2015 di Perairan Kalianget Kabupaten Sumenep dengan 4 tahapan penelitian yaitu (1) Survei lokasi pengamatan, (2) Pengambilan sampel (3) Analisa sampel (4) Pengolahan data. 120

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Parameter yang menjadi bahan dari penelitian ini ada dua yaitu arus dan nutrien nitrat dan fosfat. Pola arus diperoleh dari data BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Surabaya sedangkan nutrient (N dan P) diperoleh dari pengambilan sampel yang kemudian dianalisa di Laboratorium. Parameter pendukung adalah data kualitas air yang terdiri dari suhu, salinitas, DO, ph, dan kecerahan. Pengukuran parameter pendukungnya merupakan jenis contoh sesaat yaitu contoh yang diambil secara langsung di lokasi. Data arus yang diperoleh dari BMKG Surabaya merupaka data arus permukaan. Sampel air yang diteiti diambil secara horizontal di permukaan perairam yang disimpan di dalam botol gelap dahulu kemudian dianalisa di Laboratorium Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura. Analisa Data Pola Arus dilakukan dengan mengolah data arus menggunakan aplikasi WR.Plot untuk mengetahui arah arus yang bergerak. Visualisasi arah arus menggunakan aplikasi ARCGIS. Konsentrasi nitrat dan fosfat diambil di perairan secara horizontal. Metode analisa nitrat dan fosfat sesuai dengan ketentuansni-06-6989.31-2004. Konsentrasi nitrat diperoleh dari rumus sebagai berikut: Keterangan As = Absorbansi sampel Ast = Absorbansi standart Ab = Absorbansi blangko Vs = Volume sampel Vst = Volume Standart Cst = Konsentrasi standart NO3 = 1000 x As x Cst x Vst Vs x ( Ast x Ab ) 121

Konsentrasi fosfat diperoleh dari rumus: Keterangan As = Absorbansi sampel Ast = Absorbansi standart Ab = Absorbansi blangko F = Faktor korelasi PO4 = (As-Ab) x F 3 F = Ast-Ab Pola sebaran nutrien diperoleh dengan cara mengolah data konsentrasi nutrien menggunakan aplikasi Surfer. Visualisasi ini memudahkan pembacaan sebaran nutrien dengan pola warna yang berbeda sesuai tinggi rendahnya konsentrasi nutrien. Hubungan arus dengan nutrien dapat diketahui dengan menggunakan uji statistik menggunakan korelasi. - H0 = Tidak adanya korelasi antara arus dengan fluktuasi dan sebaran nutrien (N dan P). - H1 = Adanya korelasi antara arus dengan fluktuasi dan sebaran nutrien (N dan P). - Jika r hitung < r tabel maka terima H0 - Jika r hitung > r tabel maka tolak H0 atau terima H1 HASIL DAN PEMBAHASAN Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terbentuk akibat angin yang bertiup lama, ombak yang membentuk pantai secara miring, dapat pula disebabkan oleh gelombang yang datang menuju garis pantai (Loupatty 2013). Kecepatan arus yang terjadi di perairan Kalianget cenderung mengalami peningkatan disetiap minggunya. Kecepatan arus pada minggu pertama menunjukkan nilai antara 0.0439 0,046 m/det, dengan kecepatan arus rata-rata 0,0450 m/det. Kecepatan arus pada minggu kedua yang ditimbulkan berkisar antara 0,06 0,063 m/det. Arus pada minggu ini memiliki kecepatan rata-rata sebesar 0,0614 m/det. Kecepatan arus yang dihasilkan di perairan Kalianget pada minggu ketiga menunjukkan nilai sebesar 0,11 0,1317 m/det dengan kecepatan rata-rata 0,1230 m/det. Menurut Mason dalam Mandasari (2014) kecepatan arus cepat berkisar 0,5-1 m/det dan lambat 0,01 0,25 m/det, sehingga dapat dikatakan bahwa kecepatan arus pada perairan Kalianget termasuk dalam katagori lambat. Gambar 2. Peta Arah Arus 122

Konsentrasi nitrat (mg/l) Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016 Berdasarkan Gambar 2 diatas dapat diketahui bahwa arus yang terjadi pada minggu pertama sampai minggu ketiga memiliki pola yang sama yaitu bergerak menuju arah Barat Daya. Arah arus perairan Kalianget ke Barat Daya ini diduga disebabkan oleh arah angin. Arah arus lautan tidak sama dengan arah angin, akibat adanya pembelokkan arah aliran air yang disebut Gaya Coriolis. Menurut Martono (2009) di bagian Bumi Selatan angin yang seharusnya bertiup lurus dibelokkan ke kiri oleh Gaya Coriolis, sehingga menyebabkan arah arus yang terjadi di Perairan Kalianget bergerak menuju arah Barat Daya. Konsentrasi nitrat di Perairan Kalianget selama 3 minggu dapat dilihat pada gambar 3 berikut: 0.1200 0.1000 0.0800 0.0600 0.0400 0.0200 Minggu I Minggu II Minggu III 0.0000 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 Stasiun Gambar 3. Grafik Konsentrasi Nitrat di Perairan Kalianget Konsetrasi nitrat secara umum mengalami penurunan konsentrasi pada minggu kedua dibandingkan dengan minggu pertama dan mengalami kenaikan konsentrasi pada minggu ketiga. Perbedaan konsentrasi pada tiap minggu diduga disebabkan karena perbedaan suplai bahan organik yang mengandung senyawa nitrat dari daratan ke dalam perairan, dilihat dari indikator kualitas perairannya. Berdasarkan Gambar 4 gradasi warna menunjukkan adanya variasi pada pola sebaran nitrat di perairan Kalianget. Pola sebaran nitrat di minggu pertama dapat diketahui bahwa adanya perbedaan konsentrasi nitrat di setiap stasiun penelitian. Pola distribusi horizontal konsentrasi nitrat di permukaan menunjukkan kecenderungan konsentrasi yang rendah di sebelah selatan semakin meningkat ke arah tenggara dekat dengan perbatasan Pulau Talango. Kecenderungan ini memperlihatkan bahwa daratan mempunyai pengaruh yang besar terhadap konsentrasi nitrat. Hal ini diduga karena adanya dua daratan yang berdekatan menyebabkan penumpukkan nutrien dan arus yang tidak menyebar sehingga pada stasiun yang dekat dengan Pulau Talango memiliki konsentrasi nitrat yang lebih tinggi. Tingginya nitrat disebabkan adanya aktifitas manusia di dekat penyeberangan yang mengakibatkan pengkayaan zat hara nitrat di sekitar wilayah tersebut. Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Tarigan (2013) bahwa adanya kegiatan manusia di perairan tersebut mengakibatkan konsentrasi nitrat tinggi di suatu perairan. 123

Konsentrasi fosfat (mg/l) Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016 (a) (b) (c) Gambar 4. Pola Sebaran Konsentrasi Nitrat Fluktuasi konsentrasi fosfat di Perairan Kalianget selama 3 minggu ditampilkan pada gambar 5 berikut: 0.4500 0.4000 0.3500 0.3000 0.2500 0.2000 0.1500 0.1000 0.0500 0.0000 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 Stasiun Minggu I Minggu II Minggu III Gambar 5. Grafik Konsentrasi Fosfat di Perairan Kalianget 124

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa konsentrasi fosfat secara umum mengalami kenaikan pada minggu kedua dibandingkan dengan minggu pertama, sedangkan mengalami penurunan pada minggu ketiga. Perbedaan konsentrasi pada tiap minggu disebabkan karena perbedaan masuknya fosfat anorganik dari tanah dan batuan yang terkikis terbawa oleh air tawar masuk ke perairan. Konsentrasi fosfat yang tinggi dapat diakibatkan karena meningkatnya pengadukan dasar perairan oleh ombak menjelang musim penghujan. Menurut Simanjuntak (2007) pengaruh musim barat yang bertepatan dengan musim hujan sangat berpotensi untuk meningkatkan kadar fosfat yang berasal dari daratan sehingga terangkatnya kandungan fosfat dari dasar perairan ke lapisan permukaan. (a) (b) (c) Gambar 7. Pola Sebaran Konsentrasi Fosfat Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap sampel air di perairan Kalianget ditunjukkan pada Gambar 7 yaitu pola sebaran fosfat di perairan Kalianget. Konsentrasi fosfat pada setiap stasiun di perairan ini menunjukkan nilai yang bervariasi. Sebaran fosfat yang terlihat memiliki kadar yang tinggi terdapat pada stasiun dekat dengan perbatasan Pulau Talango. Kondisi stasiun yang dekat dengan pelabuhan memiliki pengaruh yang besar terhadap pasokan zat hara fosfat di perairan Kalianget, karena fosfat dari daratan akan menyebar ke perairan dengan bantuan arus perairan. Lebih lanjut Patty (2013) menjelaskan bahwa banyaknya pasokan zat organik yang mengandung zat hara fosfat yang masuk ke perairan terbawa arus menyebabkan kadar fosfat di perairan tinggi. 125

Berdasarkan sebaran fosfat selama tiga minggu seperti yang terlihat pada gambar di atas menunjukkan adanya perubahan pada konsentrasi fosfat di perairan Kalianget. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi fosfat di perairan mudah mengalami perubahan karena berbagai faktor. Hal ini seperti yang telah disebutkan oleh Simanjuntak (2012) bahwa fosfat merupakan zat hara dengan kondisi yang tidak stabil karena mudah mengalami proses pengikisan, pelapukan dan pengenceran. Hubungan Arus dengan Nutrien Pola arus diduga dapat menentukan adanya sebaran pada badan air yang mengandung zat hara. Sirkulasi terbentuknya arus diduga memungkinkan adanya pengadukan yang akan mempengaruhi sebaran dan fluktuasi konsentrasi nutrien. Koefisien korelasi antara arus dengan nutrien yaitu nitrat sebesar -0,16257 dan fosfat -0,25772 sedangkan r tabel dengan df: (α, n-2) sebesar 0,339. Koefisien korelasi atau r hitung arus dengan nitrat (-0,16257) < r tabel (0,339) dan r hitung arus dengan fosfat (-0,25772) < r tabel (0,339) maka hipotesis yang diambil adalah terima H0 artinya tidak ada korelasi antara arus dengan sebaran dan fluktuasi nutrien (N dan P). KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan : 1. Pola arus di perairan Kalianget bergerak menuju ke arah yang sama yaitu barat daya yang disebabkan adanya topografi lokasi penelitian, pulau-pulau disekitar dan Gaya Coriolis. Kecepatan arus yang dihasilkan yaitu kisaran 0,0439-0,1317 m/det. 2. Konsentrasi nitrat dan fosfat di perairan Kalianget berfluktuatif. Konsentrasi nitrat pada minggu pertama 0,0023-0,0956 mg/l, minggu kedua 0,0012-0,0115 mg/l, dan pada minggu ketiga 0,0256-0,0347 mg/l. Sedangkan konsentrasi fosfat pada minggu pertama 0,1350-0,3857 mg/l, minggu kedua 0,2120-0,3228 mg/l, dan minggu ketiga 0,0969-0,1688 mg/l. 3. Arus tidak berkorelasi terhadap sebaran dan fluktuasi nutrien (N dan P). DAFTAR PUSTAKA Loupatty, G. (2013). Karakteristik Energi Gelombang dan Arus Perairan di Provinsi Maluku. Jurnal Barekeng, 7 (1), 19-22. Mandasari, M. (2014). Hubungan Kondisi Padang Lamun dengan Sampah Laut di Pulau Barranglompo. Skripsi Universitas Hasanuddin Makassar. Martono (2009). Karakteristik dan Variabilitas Bulanan Angin Permukaan di Perairan Samudera Hindia. Makara Sains. 13(2), 157-162. Patty, S. I. (2013). Kadar Fosfat, Nitrat, dan Oksigen Terlarut di Perairan Pulau Talise Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax,1(4). Simanjuntak, M. 2007. Kadar Fosfat, Nitrat, dan Silikat di Teluk Jakarta. Jurnal Perikanan (j. Fish Sci.) IX (2): 274-287 ISSN: 0853-6384. Simanjuntak, M. (2012). Kualitas Air Laut Ditinjau dari Aspek Zat Hara, Oksigen Terlarut dan ph di Perairan Banggai, Sulawesi Tengah. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 4(2), 290-303. Ulqodry, T. Z., Yulisaman, Syahdan, M., & Santoso (2010). Karakteristik dan Sebaran Nitrat, Fosfat dan Oksigen Terlarut di Perairan Karimunjawa Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Sains, 13(1). 126