BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena dia berhenti bekerja. Sedangkan perencanaan pensiun (pension plan)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. baik di dalam maupun di luar hubungan kerja (KBBI,2000). Sedangkan menurut

BAB III MENENTUKAN EKSPEKTASI IURAN PENSIUN CACAT BESERTA VARIANSNYA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENYESUAIAN KURS VALUTA ASING

PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Devni Prima Sari dan Sudianto Manullang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan oleh aktuaris dari masing-masing perusahaan berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERHITUNGAN SUPPLEMENTAL COST DENGAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT)

PERHITUNGAN BIAYA PENSIUN MENGGUNAKAN METODE ATTAINED AGE NORMAL PADA DANA PENSIUN

BAB II KAJIAN TEORI. dalam memahami materi yang ada dalam bab-bab selanjutnya. Teori-teori yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Program dana pensiun merupakan bentuk balas jasa pemerintah terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup. Tujuan tersebutlah yang menjadikan seseorang harus

Penerapan Metode Projected Unit Credit dan Entry Age Normal pada Asuransi Dana Pensiun (Studi Kasus : PT. Inhutani I Cabang Kabupaten Berau)

PERHITUNGAN BIAYA TAMBAHAN DENGAN METODE PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI SKRIPSI. Disusun Oleh : SITI NURLATIFAH JURUSAN STATISTIKA

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT)

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai atau karyawan adalah orang yang bekerja dengan menerima

PERHITUNGAN PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE ATTAINED AGE NORMAL DAN PROJECTED UNIT CREDIT

Perhitungan Dana Pensiun untuk Pensiun Normal Berdasarkan Metode Constant Dollar; Studi Kasus: PT. Taspen Palembang

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Pensiun Definisi Program Pensiun

PERHITUNGAN ASURANSI DANA PENSIUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya. Penghasilan tetap yang diperoleh saat bekerja tidak diperoleh lagi

PERHITUNGAN DANA PENSIUN UNTUK PENSIUN NORMAL BERDASARKAN METODE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus : PT. Taspen Persero Pekanbaru) TUGAS AKHIR

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN UNIT CREDIT COST METHOD (ACCRUED BENEFIT) MAKALAH

ABSTRAK. Kata Kunci :PBCM, Benefit, Pensiun Normal, Pension Plan, Kurs Valuta Asing.

S y S x. Perlu dicatat bahwa kita hanya memerlukan rasio S y dapat diskala kembali.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Republik Indonesia No.11 Tahun Prinsip dari Dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Retirement Planning. Irni Rahmayani Johan, SP, MM. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB

Prosiding Matematika ISSN:

PERHITUNGAN AKTUARIA KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA

PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN

BAB III PEMBAHASAN. A. Penentuan nilai suku bunga menggunakan metode Cox Ingersoll Ross

BAB II KAJIAN TEORI. hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai. itu menyusun kejadian, maka probabilitas kejadian

PENGGUNAAN METODE INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN PENDETA DI SINODE GEREJA KRISTEN JAWA SKRIPSI. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus kehidupan seseorang ada tiga tahapan kehidupan yang harus

SKRIPSI. Disusun Oleh: YULI ANITA NIM

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 137

METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR UNTUK PENGHITUNGAN DANA PENSIUN MENGGUNAKAN SUKU BUNGA MODEL VASICEK TUGAS AKHIR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang menginginkan kehidupan layak dan menyenangkan


ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai batas usia yang telah ditentukan, ada beberapa penyebab lain seorang

BAB III PENETAPAN HARGA PREMI PADA KONTRAK PARTISIPASI ASURANSI JIWA ENDOWMEN DENGAN OPSI SURRENDER

BAB III PEMBAHASAN. penggunaan metode benefit prorate constant dollar dengan suku bunga model

KAITAN PROGRAM DANA PENSIUN DENGAN PENERAPAN PSAK NO. 24 (REVISI 2004) PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

UU No. 13/2003 Ketenagakerjaan Perkiraan Beban Pendanaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

Perhitungan Dana Pensiun menggunakan Bunga Model Cox Ingersoll Ross dan Vasicek

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI WEB PERHITUNGAN MANFAAT DAN IURAN NORMAL DANA PENSIUN DENGAN PROJECTED BENEFIT COST METHOD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORI. Anggraeni (2003) melakukan penelitian dengan judul The Foreign

PENGGUNAAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN

PENDUGAAN NILAI ASET PENDANAAN PENSIUN DENGAN DUA JENIS PEMULUSAN: STUDI KASUS DATA MORTALITAS INDONESIA 2011 AYUB PRISNA WARDANA

Sedangkan pengertian Pensiun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003; 850) adalah :

SKRIPSI APLIKASI METODE ACCRUED BENEFIT UNTUK BERBAGAI PROGRAM PENSIUN: NORMAL, DIPERCEPAT, DITUNDA, DAN CACAT

Perhitungan Iuran Normal Program Pensiun dengan Asumsi Suku Bunga Mengikuti Model Vasicek

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang

PERSATUAN AKTUARIS INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. yang salah satunya berkaitan dengan proses penyusunan voucher. Pelaksanaan

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK. 06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENENTUAN MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN KOMPETENSI TERAPAN SKRIPSI LIA JENITA JURUSAN MATEMATIKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. makin menjamurnya perusahaan-perusahaan asuransi baik yang dikelola oleh

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 343/KMK.017/1998 TENTANG IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PREMI TUNGGAL BERSIH ASURANSI JIWA BERJANGKA DENGAN FAKTOR PENEBUSAN

UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2003: KETENAGAKERJAAN DAN PSAK NO. 24: IMBALAN KERJA

BAB II URAIAN TEORTIS

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

METODE CONSTANT PERCENT OF SALARY DALAM MENENTUKAN BENEFIT DAN IURAN NORMAL PROGRAM PENSIUN NORMAL DAN DIPERCEPAT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. tergantung rata-rata kenaikan gaji dan tingkat pajak. Semakin kecil ratarata

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/SEOJK.05/2016 TENTANG

2 Untuk memberikan derajat kehidupan yang layak bagi Peserta dan keluarganya yang memasuki Usia Pensiun, Pemerintah menetapkan program Jaminan Pensiun

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PENENTUAN BESARNYA ANUITAS HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN NILAI ASUMSI PADA DISTRIBUSI SISA USIA

TUGAS PELAPORAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan adanya jaminan sosial bagi pekerja atau pegawai tersebut.

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA PADA PT AVIA AVIAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pensiun adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak memiliki pendapatan karena dia berhenti bekerja. Sedangkan perencanaan pensiun (pension plan) adalah suatu upaya yang bertujuan untuk memberikan jaminan kesinambungan penghasilan bagi seseorang pada saat memasuki masa pensiun. Program perencanaan pensiun ini berfungsi untuk menyediakan pendapatan bagi pegawai di saat pensiun. Pegawai yang masih aktif bekerja akan menghadapi masa pensiun yang disebabkan oleh berbagai kemungkinan seperti pensiun karena meninggal, cacat (disable), keluar (vested), pensiun dini (withdrawl) ataupun pensiun normal (retirement). Ada beberapa peraturan dasar pendanaan pensiun, diantaranya adalah : 1. Peraturan dasar yang berkaitan dengan keanggotaan, berkaitan dengan mendapatkan manfaat (uang pensiun). 2. Peraturan dasar yang berkaitan dengan besarnya manfaat. Sedangkan, ada 2 metode evaluasi pendanaan pensiun, yaitu ; 1. Metode Iuran Pasti (Defined Contribution) atau PBCM (Projektiv Benefit Cost Method) yaitu cara atau metode pendanaan pensiun yang mana iuran peserta (Normal Cost) di hitung terlebih dahulu, lalu manfaatnya ditentukan kemudian. 8

9 2. Metode Manfaat pasti atau ABCM (Accrued Benefit Cost Method) yaitu cara atau metode pendanaan pensiun yang mana penyelenggara menetapkan terlebih dahulu manfaat pensiun yang diinginkan, sedangkan iurannya ditentukan kemudian. Metode pendanaan pensiun yang akan di bahas pada penelitian kali ini adalah metode ABCM yang merupakan program pensiun manfaat pasti. Ada beberapa teori pendukung yang menjadi dasar pemahaman untuk memecahkan masalah dalam penentuan iuran menggunakan metode ABCM. Berikut ini akan dibahas mengenai teori-teori pendukungnya. 2.2 Asumsi Aktuaria Dalam perhitungan aktuaria yang berkaitan dengan perhitungan biaya pensiun (pensiun cost) terdapat beberapa asumsi maupun keadaan atau kondisi pada masa yang akan datang, berikut ini adalah uraiannya : a) Asumsi Penurunan Populasi Dalam pension plan, penurunan atau pengurangan jumlah anggota yang masih aktif dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, antara lain kematian, cacat karena kecelakaan, pengunduran diri maupun pengunduran diri karena usia. Sedangkan dari populasi yang memiliki anggota tidak aktif (pensiun) penurunan jumlah diakibatkan karena meninggal (single decrement). Oleh karena itu, sistem penurunan populasi pada permasalahan pendanaan pensiun dikatakan sebagai penurunan ganda (multiple decrement).

10 Distribusi Masa Hidup Bila X menyatakan suatu variabel acak yang merupakan usia seseorang pada saat meninggal, dan menyatakan nilai dari variabel acak tersebut, maka : F( ) P( X ), 0. (2.1) adalah peluang seseorang meninggal sebelum atau pada saat usia dan s( ) 1 F ( ) P( X ), 0. (2.2) adalah peluang seseorang dapat bertahan hidup sampai dengan usia atau akan meninggal setelah usia. s( ) disebut distribusi masa hidup (Survival Distribution). Melalui penggunaan hukum peluang, dapat diperhatikan bahwa peluang sesorang akan meninggal pada usia antara dan z, dimana z, adalah P( X z) F( z) F( ) s( ) s( z). (2.3) Sedangkan peluang bersyarat seseorang akan meninggal pada usia antara dan z, bila diketahui ia hidup sampai dengan usia adalah F( z) F( ) P( X z X ) 1 F( ) s( ) s( z). s( ) (2.4) Bila merupakan notasi untuk orang yang sekaran berusia dan T() sebagai sisa waktu dari sebelum meninggal, dengan gambaran sebagai berikut :

11 Maka dengan pengertian gambar di atas peluang akan meninggal dalam waktu t tahun mendatang t q adalah sebagai berikut : t, 0. q P T t t (2.5) dan p 1 q P T t, t 0. (2.6) t t diartikan sebagai peluang akan hidup selama t tahun lagi dengan t q adalah fungsi distribusi dari T dan t hal khusus, pada usia 0 ( 0), p merupakan fungsi kehidupan untuk. Dalam T (0) X dan s p0 s( ), 0. (2.7) Secara umum bila diketahui masih hidup t tahun lagi, maka peluang ia akan meninggal dalam watu t u untuk ( u 0) adalah q P t T( ) t u t u q q tu t p p. t tu (2.8) Berdasarkan (2.3) dan (2.6) maka seseorang yang saat ini berusia dapat dituliskan sebagai t q, t p dan t u q dalam perumusan berikut ini :

12 t q P X t X s( t) 1. s( ) (2.9) p 1 q t t s( t) s( ) t p p 0 0. (2.10) t u q s( t) s( t u) s( ) s( t) s( t) s( t u) s( ) s( t) p q, t 0, u 0. t u t (2.11) Misalkan z, menurut persamaan (2.3) F( ) F( ) P X X 1 F( ) (2.12) f ( ). 1 F( ) dimana f ( ) F '( ) merupakan fungsi densitas (f.d) dari X dan f ( ) 1 F( ) merupakan fungsi densitas bersyarat dari usia X pada usia, bila ia masih hidup pada usia tersebut, dan f.d bersyarat ditulis sebagai. Dengan demikian, f ( ) s'( ). 1 F( ) s( ) (2.13) disebut dengan laju penurunan sesaat (force of decrement).

13 Variabel K ( ) merupakan bilangan bulat terbesar yang lebih kecil dari T ( ). K k K T K Pr K T ( ) K 1 Pr ( ) Pr ( ) 1 k l k q q k p q k. (2.14) Multiple Decrement Decrement dapat diartikan bahwa berkurangnya suatu populasi akibat dari terjadinya berbagai penyebab. Dalam konteks asuransi jiwa, multiple decrement diartikan sebagai penyebab seseorang meninggal sehingga dia akan memperoleh benefit/santunan. Namun dalam konteks pension plan, multiple decrement diartikan sebagai penyebab seseorang berhenti bekerja (pensiun) sehingga dia akan menerima manfaat pensiun. Dalam hal sistem penurunan ganda (multiple decrement), misalkan terdapat m buah factor penyebab penurunan. Dari populasi, terdapat,,..., (1) (2) ( m) ad ad ad yang menyatakan besarnya penurunan populasi dalam satu tahun oleh penyebab (1), (2,),,(m). Maka : Demikian halnya dengan : m ( k ) ( ) 1 ( ). k 1 al al ad (2.15) w ( k ) ( k ) ( al) ( ad ) t. t0 (2.16)

14 w (1) (1) ( al) ( ad ) t. t0 (2.17) dengan : ( al ) k : banyaknya orang yang masih bekerja pada usia yang nantinya akan ( ) keluar dari populasi kerja karena penyebab ke-k. Berkaitan dengan pension plan, maka akan dipergunakan sedikitnya 5 jenis tabel penurunan masing-masing adalah : ( m) q : Mortality rate (peluang seseorang pensiun karena meninggal) ( w) q : Withdrawl rate (peluang seseorang pensiun karena pensiun dini) ( d ) q : Disability rate (peluang seseorang pensiun karena terjadi kecelakaan) ( r) q : Retirement rate (peluang seseorang pensiun karena pensiun normal) ( v) q : Vested rate (peluang seseorang pensiun karena pensiun keluar) b) Asumsi Pendapatan yang akan datang Benefit atau manfaat dari pension plan dan kontribusinya biasanya bergantung pada besaran gaji. Oleh karena itu, sering kali harus dilakukan penaksiran terhadap gaji yang akan datang dari seseorang yang saat ini akan bekerja. Sedikitnya ada 3 faktor yang menentukan besaran taksiran gaji, yaitu:

15 1. Kenaikan gaji karena jasa, masa kerja dan peningkatan keterampilan (morit). Kenaikan gaji seseorang karyawan yang dihubungkan pada jasa dan kemampuan, biasanya sangat bergantung pada kemampuan yang ditunjukkan atau rasa tanggung jawab yang telah diberikan. Untuk penyederhanaan biasanya aktuaris mengasumsikan bahwa besarnya kenaikan dikaitkan dengan usia. Besarnya kenaikan biasanya dinyatakan dengan skala gaji (salary scale), yaitu perbandingan gaji antara tahun ini dengan tahun yang lalu. 2. Kenaikan gaji yang disebabkan oleh produktivitas karyawan yang naik. Kenaikan yang dihubungkan dengan produktivitas sangat bervariasi, mengingat keuntungan dan sumbangan karyawan yang telah diberikan untuk mendapat keuntungan tersebut. Agar lebih sederhana, komponen produktivitas dianggap konstan yaitu sebesar 1% per tahun. 3. Kenaikan gaji karena adanya inflasi. Komponen yang sangat kuat pengaruhnya pada kenaikan gaji adalah inflasi. Sangat wajar apabila turunnya daya beli yang disebabkan oleh inflasi diimbangi dengan kenaikan. Jika mungkin, kenaikan ini disamakan dengan laju inflasi.

16 2.3 Fungsi Gaji Jika benefit dalam pension plan dengan gaji (salary) pegawai, maka diperlukan rumusan notasi gaji dan prosedur untuk mengestimasi gaji di masa yang akan datang. Gaji saat ini untuk pegawai berusia dinotasikan dengan Gaji Kumulatif sampai dengan 1 dinotasikan dengan S. Maka : s. S 1 s, untuk y. (2.18) t y t Estimasi gaji pegawai di usia berdasarkan gaji saat usia y adalah sebagai berikut : ( SS) y s sy 1 I P, ( SS) y (2.19) dengan : s y : gaji saat usia y ( SS ) : skala gaji pada usia I P : rate inflasi : rate produktivitas yang tergambar dalam kenaikan gaji pegawai 2.4 Fungsi Manfaat Pensiun Fungsi manfaat pensiun (benefit function) berfungsi untuk menentukan besarnya manfaat (benefit) yang akan di terima pegawai pada saat pensiun.

17 Misalkan b menyatakan benefit accrual yang dibayarkan pada setiap tahun untuk jangka waktu sampai dengan 1, maka jumlah dari manfaat-manfaat pensiun (benefit pensiun) yang disebut dengan accrued benefit seseorang dari sejak usia masuk y sampai dengan usia dalah : B 1 bt. t y (2.20) Untuk merumuskan manfaat pensiun, digunakan perumusan satuan manfaat yaitu rumusan untuk menentukan besarnya manfaat untuk setiap tahun masa kerja yang dilakukan. Pada dasarnya ada tiga rumus untuk hal tersebut, yaitu: 1. Flat Benefit (Manfaat Tetap) Flat Benefit (Manfaat Tetap) merupakan jumlah benefit accrual yang dibayarkan sama dalam setiap tahunnya, sehingga benefit accrual kumulatifnya (accrued) hanya merupakan perkalian dari masa kerja dengan benefit accrual-nya. Perumusannya adalah sebagai berikut : B ( y) b. (2.21) 2. Career Average (Rata-rata Karier) Career Average (Rata-rata Karier) adalah jumlah benefit accrual yang dibayarkan setiap tahunnya berdasarkan persentase tetap dari rata-rata gaji pegawai dalam satu tahun. Berikut ini adalah perumusan untuk benefit accrual-nya : b k s. (2.22)

18 Perumusan di atas adalah perumusan untuk benefit accrual pada metode career average, sedangkan perumusan untuk accrued benefitnya adalah sebagai berikut : 1 B k s t y k k 1 t y S s t, t (2.23) dengan : k : koefisien proporsional yang merupakan proporsi gaji setiap tahun yang dibayarkan sebagai benefit accrual (0 k 1) s : gaji pada saat usia S : jumlah gaji dari usia y sampai dengan usia -1 3. Final Average (Rata-Rata Penghasilan Terakhir) Cara tersebut bertujuan untuk lebih mengoptimalkan manfaat pensiun karena secara fakta gaji seseorang pada n tahun terakhir sebelum pensiun akan lebih besar dibandingkan rata-rata gajinya selama bekerja. Berikut ini adalah perumusan untuk benefit accrued : 1 1 B k( y) st n t y 1 k( y) ( S Sn), n (2.24)

19 dengan n merupakan jumlah tahun untuk perhitungan rata-rata gaji terakhir. Untuk menekan laju kenaikan biaya, dalam perhitungannya dilakukan suatu modifikasi. Ada 2 macam modifikasi benefit accrual, yaitu : 1. Modifikasi Costant Amount (CA) Merupakan pengembangan dari flat benefit, yang nilainya ditentukan menggunakan nilai yang sama pada setiap waktunya. Dalam modifikasi ini, b ditransformasikan ke dalam prorateshare dari projected benefit, yang dirumuskan dengan ; CA Br b,. r y (2.25) Modifikasi di atas memberikan CA b yang bernilai tetap dan tidak bergantung pada dan besarnya accrued benefit adalah : CA y B Br,, r y (2.26) dengan CA B adalah total benefit yang akan di terima dengan menggunakan modifikasi Constant Amount. 2. Modifikasi Constant Percentage of Salary (CS) Merupakan perkembangan dari fungsi benefit career average, di mana pensiun benefit ditentukan berdasarkan persentase dari gaji. Dalam modifikasi ini, b ditransformasi menjadi nilai yang setara dengan

20 persentase gaji yang konstan setiap tahunnya, sehingga rumusan accruel benefit-nya sebagai berikut : CS b B S r r s. (2.27) Sehingga perumusan untuk accrued benefit-nya sebagai berikut : CS B B S r r S. (2.28) 2.5 Pension Plan Pension plan merupakan suatu program jangka panjang yang berintikan perpaduan antara risiko dan tabungan yang menyangkut pengelolaan kesejahteraan karyawan dan keluarganya. Pegawai yang masih aktif bekerja akan menghadapi pensiun yang disebabkan oleh berbagai kemungkinan seperti pensiun karena meninggal, cacat (disable), keluar (vested), pensiun dini (withdrawl), ataupun pensiun normal (retirement). 2.5.1 Metode Pendanaan Pensiun Pada dasarnya, prinsip pendanaan program pensiun yaitu adanya keseimbangan antara apa yang dibayarkan oleh peserta program pensiun dengan apa yang akan dikeluarkan oleh suatu badan pengelolaan dana pensiun berkaitan dengan adanya klaim dari peserta program pensiun. Artinya, besarnya iuran yang dibayarkan peserta harus dapat menutupi seluruh manfaat pada saat pensiun

21 sampai peserta tersebut meninggal dunia. Gambaran umum program pendanaan pensiun pada pensiun normal dapat dilihat seperti pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Prinsip Pendanaan Program Pensiun Normal Berkenaan dengan pensiun, terdapat beberapa penyebab terjadinya pensiun diantaranya adalah pensiun karena usia, pensiun karena cacat, pensiun dini, pensiun keluar dan pensiun karena meninggal. Dalam pensiun karena usia, disebabkan sesorang tersebut pensiun karena batas umur yang telah ditentukan. Dalam Pegawai Negeri Sipil (PNS), batas usia seorang pegawai pensiun karena usia adalah 56 tahun. Dalam pensiun dini, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dapat mengajukan pensiun dini mulai umur 50 tahun hingga 55 tahun. Pensiun keluar adalah pensiun yang disebabkan oleh keluarnya seorang pegawai dari

22 pekerjaannya karena alasan tertentu. Pensiun karena cacat ini disebabkan karena terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan orang tersebut cacat, sehingga tidak memungkinkan lagi yang bersangkutan untuk bekerja secara normal. Sedangkan pensiun meninggal, disebabkan oleh sesorang tersebut meninggal sehingga manfaat pensiun akan di terima oleh keluarganya. Dalam penelitian ini, akan di bahas mengenai pensiun cacat (disability). Prinsip pendanaan pensiun cacat pun, hampir sama dengan prinsip pensiun normal. Namun pada pensiun cacat, dimisalkan peserta pendanaan pensiun mengalami kecelakaan pada usia, sehingga tidak dapat lagi melakukan pekerjaan seperti sedia kala. Maka orang tersebut harus mengalami pensiun cacat. Berikut ini adalah gambaran umum program pendanaan pensiun pada pensiun cacat dapat dilihat seperti pada gambar 2.2. Gambar 2.2 Prinsip Pendanaan Program Pensiun Cacat

23 Terdapat dua jenis metode pendanaan program pensiun yaitu metode Projected Benefit Cost Method (Metode Iuran Pasti) dan Accrued Benefit Cost Method (Metode Manfaat Pasti). Berikut ini adalah uraian kedua metode tersebut : 1. Projected Benefit Cost Method (PBCM) PBCM merupakan metode pendanaan pensiun dimana pihak penyelenggara dana pensiun terlebih dahulu menetapkan iuran (normal cost/kontribusi) yang diinginkan. Sedangkan benefit ditentukan kemudian. Umunya ada 2 metode/rumusan yang berkaitan dengan metode pembiayaan, masing-masing yaitu : a. CA PBCM yang dipergunakan bilamana iuran normal (normal cost) bernilai konstan selama masa kerja peserta pendanaan pensiun. b. CS PBCM, bilamana iuran normal (normal cost) merupakan persentase yang konstan terhadap gaji pekerja tersebut. 2. Accrued Benefit Cost Method (ABCM) Metode ABCM atau yang lebih di kenal dengan metode manfaat pasti yaitu suatu metode pendanaan pensiun yang memiliki prinsip bahwa pihak penyelenggara menetapkan terlebih dahulu total manfaat pensiun yang akan di terima peserta pada saat pensiun, selanjutnya besaran tersebut (accrued benefit) akan diakumulasi ke tiap-tiap masa kerja sampai masa pensiun, alokasi ini yang dinamakan sebagai iuran normal/normal cost. Dalam metode ini, suatu badan pengelola pendanaan pensiun menetapkan terlebih dahulu manfaat pensiun yang dikehendaki, sedangkan kontribusi/iuran

24 peserta ditentukan kemudian. Besarnya manfaat pensiun terdiri dari benefit dan tabungan hari tua (THT). Berdasarkan ketetapan pemerintah telah mengatur bahwa besarnya benefit setahun adalah : dengan : B 12 2,5% Gaji Dasar Pensiun MK. (2.29) w MK : masa kerja pegawai terhitung mulai saat mengikuti program pendanaan pensiun sampai mencapai usia pensiun. Gaji Dasar Pensiun : Gaji dasar tahun terakhir bekerja. Selain benefit, peserta akan mendapatkan tabungan hari tua (THT) yang dibayarkan sekaligus pada awal tahun pensiun, dengan rumusan sebagai berikut : 1 1 2 2 1 w THTr h y 0.60 MI P 0.60 MI P P. (2.10) dengan : MI 1 : Masa iuran sejak mulai jadi peserta sampai berhenti MI 2 : Masa iuran sejak tanggal tahun 2001 sampai berhenti P 1 : Penghasilan terakhir sebulan sesuai tabel gaji pokok tahun 1997 P 2 : Penghasilan terakhir sebulan sesuai tabel gaji pokok tahun 2001 Berdasarkan manfaat pensiun tersebut, maka besarnya kontribusi untuk jenis pensiun cacat (disability) adalah ekspektasi dari manfaat dan present value, dengan rumusan sebagai berikut :

25 d k 1 NC 2 E bv a k 1 2. (2.30) Berdasarkan gambar diatas, maka dapat dihitung besarnya iuran normal untuk pensiun cacat. Berikut ini adalah perumusannya : d 1 1 2 d 2 d 1 1 0 1 1 2 1 2 2 NC g v b a p q g v b a p q... r 1 d k 1 2 ( ) ( d ) k 1 k 1 k 1 k 1 k 2 2 2 2 NC b g v a p q. (2.31) (2.32) dengan d NC : Normal Cost / iuran normal pada saat usia untuk pensiun karena cacat (disability). b : Accrual benefit yang dibayarkan pada setiap tahun untuk k 1 2 jangka waktu sampai dengan +1. g : persentase besarnya pensiun pada saat terjadi kecelakaan k v ak 1 1 2 (kebijakan dari perusahaan). : faktor diskonto dari usia hingga k. : present value dari anuitas hidup pada usia k+1, atau pada ( ) k p saat pensiun karena cacat. : peluang seseorang masih bekerja. q : peluang orang pensiun karena terjadi kecelakaan yang ( d ) k menyebabkan cacat. Sedangkan besarnya risiko dari iuran normal pensiun cacat adalah simpangan bakunya, yang dihitung melalui variansnya. Berikut ini adalah risiko iuran normalnya sebagai berikut :

26 Risiko 1 2 ( NC ) Var b. g k 1. v. a 1. k k 2 2 (2.33) Pada penelitian ini akan digunakan metode ABCM. Metode ABCM digunakan untuk memecahkan masalah karena besar iuran normal meningkat seiring dengan adanya pertambahan usia, diikuti dengan peningkatan besarnya gaji setiap tahun, dimana laju kenaikan gaji lebih besar dibandingkan dengan laju kenaikan iuran normal. Jadi besar iuran normal semakin meningkat, persentase iuran normal dari gaji tiap tahun akan semakin menurun, sehingga beban peserta setiap tahun akan menurun. 2.6 Kurs Valuta Asing Pertukaran suatu mata uang dengan mata uang lainnya disebut transaksi valas, atau foreign echange transaction. Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya disebut kurs atau nilai tukar mata uang/echange rate. Kurs valuta asing dapat didefinisikan sebagai harga mata uang suatau Negara dalam suatu Negara dalam unit komoditas (seperti mata uang dapat diartikan sebagai perbandingan nilai mata uang). Kurs menunjukkan harga suatu mata uang, jika dipertukaran dengan mata uang lain. 2.7 Sistem Nilai Kurs Sistem nilai kurs adalah sebuah kebijakan yang diambil oleh suatu Negara dalam mengontrol nilai mata uangnya terhadap pergerakan nilai mata uang asing. Penggunaan sistem nilai tukar yang tepat akan sangat membawa dampak

27 terhadap maju mundurnya perekonomian dalam suatu Negara. Pada prinsipnya, setiap Negara dapat menggunakan satu dari tiga sistem nilai kurs yang ada. Hal ini tergantung dari kebijakan dan kekuatan ekonomi dari masing-masing Negara. Adapaun ketiga sistem nilai kurs yang saat ini dipakai adalah sebagai berikut : 1. Sistem Nilai Kurs Terpatok (Pagged Currency Regimes) Merupakan sistem nilai kurs yang dapat dipakai oleh otoritas keuangan suatu Negara, yang dapat membuat nilai mata uang suatu Negara memiliki nilai tukar yang tetap terhadap nilai mata uang Negara lainnya yang menjadi partner bisnis utamanya, atau yang menjadi parameter utama dalam sistem perekonomian yang dianutnya. 2. Sistem Nilai Kurs Mengambang Terkendali (Managed Floating Currency Regtimes) Merupakan sistem nilai kurs yang memberikan sedikit peluang kepada mata uang suatu Negara untuk berfluktuasi dalam batas kisaran tertentu yang sudah ditetapkan oleh otoritas keuangannya terhadap nilai mata uang Negara lain.

28 3. Sistem Nilai Kurs Mengambang Bebas (Independently Floating Currency System) Merupakan sistem nilai kurs yang memberikan kesempatan yang sebebas-bebasnya bagi mata uang suatu Negara yang berfluktuasi sesuai dengan mekanisme pasar. Sebelum menentukan sistem kurs mana yang dapat dipakai, sebuah Negara harus terlebih dahulu mengukur potensi ekonomi negaranya berdasarkan sumber daya alam yang dimiliki, kondisi perdagangan, dan parameter-parameter ekonomi lainnya, sehingga sistem nilai kurs yang dianutnya dapat lebih efektif dalam memacu perkembangan ekonomi dari Negara yang bersangkutan. Namun mengenai penentuan dari sistem nilai kurs mana yang cocok dibahas, tidak akan dibahas dalam skripsi ini. Sejak tahun 1970, Negara Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai kurs, diantaranya : a) Tahun 1970 hingga 1978 berlaku sistem nilai kurs terpatok b) Sejak tahun 1978 berlaku sistem nilai kurs mengambang terkendali c) Sejak tanggal 14 Agustus 1997 berlaku sistem nilai kurs mengambang bebas. Dengan diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang bebas pada bulan Agustus 1997 di Indonesia, maka nilai tukar rupiah sepenuhnya ditentukan oleh pasar sehingga kurs yang berlaku adalah benar-benar mencerminkan kekuatan permintaan dan penawaran.