II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN TAHUNAN PPM PNPM MANDIRI PERKOTAAN WILAYAH I (Satu) Periode Januari Desember 2011

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

Thn Thn Thn Thn JUMLAH 91

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

III. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup dan Kategori Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

Proses pengaduan yang telah selesai ditangani dan terdapat penyelesaian penanganan pengaduan terjadi di Provinsi Jawa Barat.

Pengaduan secara akumulatif mencapai aduan yang terdiri

I. PENDAHULUAN PENYIM DANA DANA KEMBALI PROVINSI

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan informatif dan masalah

I. Bagasi tenghpendahuluan

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM

masyarakat dominan pada pelaksanaan kegiatan sosialisasi, ekonomi dan Tabel 1.1. Pengaduan Status Proses di masing-masing Provinsi

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

Pengaduan tiap provinsi

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

Status Pengaduan bulan Juni 2016

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

Pengelolaan Pengaduan Bulan Juni 2017

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

Perkembangan PPM Bulan Februari 2017

Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Bulan Agustus 2017

Status Pengaduan bulan Sept 16

masyarakat. System yang dibangun ini tidak hanya dipegang dan dikendalikan oleh konsultan tetapi dikendalikan dan dimonitoring oleh pemerintah daerah.

QS PENGENDALIAN PELATIHAN MASYARAKAT PPMK 2014 Rekap Nasional Periode Laporan (Minggu ke 4) 30 April 2015

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

mengalami perubahan status. Kasus tersebut terdapat di Kota Pematang siantar Provinsi Sumatera Utara.

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

Perkembangan Pengelolaan Pengaduan Bulan Mei 2017

Perkembangan PPM Bulan April 2017

Capaian pengaduan tiap provinsi

Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Bulan November 2017

Laporan Akhir PPM (Maret 2014)

Perkembangan PPM Bulan Maret 2017

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Desember Wilayah II. (OC 5 s/d OC 9)

Perkembangan PPM bulan Desember 2016

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan (di Wilayah Ex P2KP 2, Ex KMW Provinsi, Ex P2KP 3, OC 6, OC 7 dan OC 8) Periode Nopember 2009

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Maret Wilayah II. (OC 5 s/d OC 9)

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Agustus 2010 Wilayah I (OC 5 s/d OC 9)

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Juli 2014 Wilayah II (OSP 5, OSP 6, OSP 7, OSP 8, OSP 9, OSP 10)

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

I. Capaian Pengaduan status April 2016

Perkembangan PPM bulan Januari 2017

JUSTIFIKASI TEKNIS PENAMBAHAN TENAGA ASISTEN MANAJEMEN DATA DI KMW DAN KOORDINATOR KOTA UPP2-2

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

Tingkat Kemiskinan Per Provinsi Wilayah Sumatera Tahun 2014

Kerangka Acuan PELATIHAN ASMANDAT SENIOR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHAP II

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012

PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

Pertanyaan Penelitian & Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender

DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : MEI 2015

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : MARET 2015

PENILAIAN KINERJA PROPINSI TINGKAT KAB./KOTA. Triwulan 2 - Tahun 2012

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode April 2015 Wilayah II (OSP 5, OSP 6, OSP 7, OSP 8, OSP 9, OSP 10)

LAPORAN PERKEMBANGAN PENINGKATAN PENGHIDUPAN MASYARAKAT BERBASIS KOMUNITAS (PPMK)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : SIM MK SEPTEMBER 2016

Yogyakarta, 13 Desember 2013

ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011

10/9/09. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA

Historical cakupan lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan

Gambaran Informan Kunci!

Bab 5. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN P2KP BERBASIS WEBSITE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

HASIL MASUKAN DISKUSI TIM KAJIAN PERAN PEMDA 10 SEPTEMBER 2009

PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT DIPA TA. 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

Kerangka Acuan Kerja

DATA INSPEKTORAT JENDERAL

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Tata Cara Pelaksanaan Pengelolaan Pengaduan Masyarakat (PPM) Di Tingkat Kelurahan/Desa

INDONESIA Percentage below / above median

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Berdasarkan progress capaian pengaduan pada periode Maret 2012 jumlah pengaduan yang masuk sebanyak 801 pengaduan dan secara akumulatif sampai dengan bulan Maret 2012 jumlah pengaduan yang masuk sebanyak 16.857 pengaduan. Pengaduan bersifat informatif sebanyak 15.863 pengaduan dengan status proses sebanyak 126 pengaduan dan pengaduan bersifat masalah sebanyak 994 pengaduan dengan status proses sebanyak 69 pengaduan. Progress pengaduan selama kurun waktu triwulan I di tahun 2012 dengan status proses pengaduan terbanyak terdapat di bulan Maret 2012 mencapai 39 pengaduan. Pengaduan dengan status proses terbanyak terdapat di Propinsi Sumatra Utara dengan total pengaduan yang proses terdapat 59 pengaduan. Pengaduan tersebut belum terselesaikan dan bahkan sebagian besar merupakan pengaduan yang bersifat informatif. Pengaduan seluruhnya yang masih berstatus proses selama kurun waktu Januari Maret 2012 sebanyak 86 pengaduan. Dari 86 pengaduan yang berstatus proses tersebut sebanyak 58 pengaduan merupakan pengaduan informatif dimana pengaduan tersebut seharusnya telah selesai dalam kurun waktu 7 hari/ seminggu. Fasilitasi pengaduan informatif yang lambat kurang respon yang terjadi di beberapa propinsi lebih disebabkan oleh kurang sigapnya pihak konsultan dalam merespon setiap pengaduan yang disampaikan atau ada pula yang disebabkan karena ketidak-pahaman pengelola pengaduan baik, di tingkat KMW maupun korkot kota/ kabupaten di dalam merekam seluruh pengaduan yang masuk. 1

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah Pengaduan informatif pada periode Maret 2012 berjumlah pengaduan dengan 779 pengaduan telah selesai dan 32 pengaduan dalam proses. Jumlah pengaduan proses mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya sebesar 36 pengaduan. Pengaduan informatif yang paling banyak pada periode ini berupa pertanyaan sebanyak 518 pengaduan (69,34%). Propinsi dengan pengaduan informatif tertinggi 181 pengaduan (22,60%)terdapat di Propinsi Sumatra Barat. Pengaduan informatif sampai dengan periode Maret 2012 (secara akumulatif) berjumlah 15.863 pengaduan dengan pengaduan selesai sebanyak 15.737 (9,20%) dan sedang proses sebanyak 186 pengaduan (1,17%). Pengaduan informatif terbanyak pada periode Maret 2012 terdapat di Propinsi Sumatra Barat dengan jumlah pengaduan sebanyak 179 pengaduan. Pengaduan masalah terbanyak pada periode ini terdapat di Propinsi Sumatra Utara dengan jumlah pengaduan sebanyak 5 pengaduan. Propinsi Informatif Masalah Grand Total NAD 67 67 SUMUT 112 5 117 SUMBAR 179 2 181 RIAU 28 28 JAMBI 2 4 6 SUMSEL 11 2 13 LAMPUNG 31 1 32 BABEL 20 3 23 KEPRI 41 41 DKI 62 62 JABAR 105 2 107 BANTEN 38 3 41 KALBAR 83 83 Grand Total 779 22 801 2

Pengaduan informatif secara akumulatif sampai dengan periode Maret 2012 masih pada kategori pertanyaan dengan persentase pengaduan mencapai 68%. Dan pengaduan terbanyak kedua adalah pada kategori kritik dengan capaian 20% dan terakhir pada kategori saran sebanyak 12%. Pengaduan masalah pada periode Maret 2012 sebanyak 22 pengaduan, dengan pengaduan yang telah selesai sebanyak 15 pengaduan dan proses sebanyak 7 pengaduan. Pengaduan masalah pada periode ini dalam penanganan masalahnya cukup lambat padahal masalah yang masuk meningkat sehingga terdapat fasilitasi yang kurang intensif terhadap penanganan masalah. Secara akumulatif sampai dengan periode Maret 2012 jumlah pengaduan yang bersifat masalah sebanyak 994 pengaduan dengan pengaduan yang telah selesai ditangani sebanyak 925 pengaduan (93,05%) dan yang dalam proses sebanyak 69 pengaduan (6,94%). Pengaduan dengan kategori Penyalahgunaan mekanisme dan prosedur yang paling dominan dengan capaian sebesar 40%. 3

2. Pengaduan Lingkup Administratif dan Keuangan Pengaduan lingkup administratif sampai dengan Maret 2012 sebanyak 660 (86,50%) pengaduan dari total pengaduan 763 pengaduan, dengan pengaduan tertinggi pada lingkup administratif tersebut terdapat di Propinsi Sumatra Barat sebanyak 156 pengaduan (23,63%), Propinsi Jawa Barat sebanyak 98 pengaduan (14,84%),Propinsi Kalbar sebanyak 83 pengaduan (12,57%). Propinsi Admin Keu Grand Total NAD 62 5 67 SUMUT 81 5 86 SUMBAR 156 24 180 RIAU 24 5 29 JAMBI 6 6 SUMSEL 13 13 LAMPUNG 26 6 32 BABEL 18 2 20 KEPRI 23 18 41 DKI 38 24 62 JABAR 98 8 106 BANTEN 32 6 38 KALBAR 83 83 Grand Total 660 103 763 Pengaduan lingkup keuangan pada periode Maret 2012 mencapai 103 pengaduan (13,49%), dengan jumlah pengaduan terbanyak terdapat di Propinsi Sumatra Barat dan DKI Jakarta dengan jumlah pengaduan masing-masing sebanyak 24 pengaduan. 4

Berdasarkan pada grafik diatas jumlah pengaduan yang dominan pada masing-masing propinsi pada periode Maret 2012 pada lingkup administratif. Propinsi yang tidak ada pengaduan masalahnya terdapat di Propinsi Jambi, Sumatra Selatan dan Kalbar. 3. Pengaduan Berdasarkan Derajat Masalah Propinsi Kelurahan Kecamatan Kabupaten /Kota Provinsi Pusat Grand Total NAD 64 3 67 SUMUT 86 86 SUMBAR 176 1 1 2 180 RIAU 29 29 JAMBI 6 6 SUMSEL 10 3 13 LAMPUNG 27 1 2 2 32 BABEL 18 2 20 KEPRI 40 1 41 DKI 13 3 26 20 62 JABAR 95 5 6 106 BANTEN 20 9 1 8 38 KALBAR 83 83 Grand Total 667 10 51 27 8 763 Pada periode Maret 2012 yang tertinggi berada pada derajat tingkat kelurahan dengan jumlah pengaduan 667 pengaduan (87,41%). Sedangkan pengaduan tertinggi pada tingkat kelurahan terdapat di Propinsi Sumatra Barat sebesar 176 pengaduan (26,38%) dari total pengaduan 667 pengaduan. Pengaduan terbanyak pada derajat kecamatan terdapat di Propinsi Jawa Barat sejumlah 5 pengaduan (50%). Pada tingkat kota/ kabupaten pengaduan terbanyak terdapat di Propinsi DKI Jakarta dengan jumlah pengaduan 26 pengaduan (50,98%). Lalu pada tingkat Propinsi jumlah pengaduan terbanyak terdapat di Propinsi DKI Jakarta sebanyak 20 pengaduan (74,07%). Sedangkan pengaduan yang sering masuk ke pusat terbanyak terdapat di Propinsi Banten dengan pengaduan 8 pengaduan (100%). Pengaduan pada tingkat pusat yang sering dilaporkan oleh Propinsi Banten berkaitan dengan pengaduan yang bersifat masalah. 5

4. Pengaduan Berdasarkan Media Penyampaian. Pengaduan melalui Media tatap langsung masih menjadi pilihan utama dari masyarakat yang ingin menyampaikan pengaduannya baik berupa, pengaduan bersifat informatif dan pengaduan masalah. Pengaduan tatap langsung pada periode Maret 2012 telah mencapai jumlah 15.130 pengaduan (93,23%). Pengaduan terbanyak kedua pada media SMS sebanyak 322 pengaduan, surat sebanyak 296 pengaduan dan telephone sebanyak 299 pengaduan. 5. Penyimpangan Dana. Pengaduan yang berkaitan dengan penyimpangan dana yang masuk pada periode Maret 2012 sebanyak 1 pengaduan dari Propinsi Sumatra Utara. Sedangkan pengaduan penyimpangan dana secara akumulatif sampai dengan periode Maret 2012 sebanyak 126 pengaduan, dengan pengaduan status proses sebanyak 20 pengaduan (15,87%). Penyimpangan dengan status proses terbanyak terdapat di Propinsi Sumut sebanyak 7 pengaduan (38.09%), Propinsi Sumatra Selatan sebanyak 6 pengaduan juga (38.09%), Propinsi DKI 1 pengaduan dan Propinsi Jawa Barat sebanyak 6 pengaduan dari 25 pengaduan. Jumlah penyimpangan dana hasil tindak-lanjut temuan BPKP di wilayah I telah berkurang dari temuan sebesar Rp. 1.574.900.359 telah kembali sebesar Rp. 1.386.370.779 dan dana yang belum kembali sebesar Rp. 188.529.580. Penyimpangan dana yang ditemukan berdasarkan hasil laporan dari masyarakat sebesar Rp. 764.551.469 dengan dana telah kembali sebanyak Rp. 387.836.875 dan sisa dana belum kembali sebesar Rp.376.714.584. 6

6. Pengaduan Pada Pelaksanaan Siklus Pemanfaatan BLM Pada pelaksanaan siklus pemanfaatan BLM baik kegiatan infrastruktur, ekonomi dan sosial, pengaduan yang dominan disampaikan oleh masyarakat dihampir seluruh propinsi pada kegiatan pelaksanaan infra-struktur. Namun terdapat perbedaan sedikit di Propinsi Sumatra Barat dimana pengaduan yang agak dominan terdapat pelaksanaan kegiatan ekonomi. 7

III. Progress Pengaduan di masing-masing OC 1. Progress Pengaduan di wilayah OC-1 Progress pengaduan di wilayah OC-1 selama kurun waktu Januari Maret 2012 terjadi peningkatan di masing-masing Propinsi. Namun peningkatan yang cukup besar terdapat di Propinsi Sumatra Utara antara bulan Februari Maret 2012 dan pengaduan tertinggi di Bulan Maret. Pengaduan di Propinsi Kepulauan Riau dan Riau peningkatan data pengaduan tidak terlalu besar dan sebagai besar selesai. Sedangkan Pengaduan di Propinsi Sumatra Barat dan NAD masih terdapat pengaduan informatif yang masih dalam status proses. 2. Progress Pengaduan di Wilayah OC-2 Progress pengaduan di wilayah OC-2 dalam kurun waktu Januari Maret 2012 dengan pengaduan cukup dominan peningkatannya terdapat di Propinsi Lampung dengan status pengaduan selesai semua. Sedangkan 8

pengaduan dengan peningkatan yang cukup rendah terdapat di Propinsi Bengkulu dan Jambi. 3. Progress Pengaduan di Wilayah OC-3 Pengaduan progress di wilayah OC-3 selama kurun waktu triwulan I di tahun 2012 yang menunjukkan peningkatan data pengaduan cukup besar terdapat di Propinsi Kalbar. Sedangkan peningkatan pengaduan yang rendah terdapat di Propinsi Banten. 4. Progress Pengaduan di Wilayah OC-4 Progess pengaduan di wilayah OC-4 Propinsi Jawa Barat pada triwulan I di tahun 2012 mengalami penurunan di bulan Maret 2012 dimana pengaduan yang masuk masih belum diselesaikan seluruhnya. 9

Di KMW Propinsi Jawa Barat terdapat 6 pengaduan penyimpangan dana yang masih dalam proses dan 20 pengaduan lainnya yang statusnya sama masih proses dan bahkan bersifat informatif. IV. Isue-issue Strategis Issue strategis yang terjadi selama kurun waktu periode sampai Maret 2012 yaitu 1) Pelaksana fasilitasi pengelolaan pengaduan dan penanganan masalah dilakukan oleh asskot CD pada tingkat kota/kabupaten dan faskel CD untuk di tingkat kelurahan. 2) Penyimpangan dana fixed cost atau dana pelatihan masyarakat pelaku penyimpangan dana tersebut sudah mulai bergeser dari masyarakat/ KSM/ BKM menjadi faskel, asskot dan Korkot. Penyimpangan dana yang dilaporkan oleh masyarakat berkaitan dengan penggunaan dana BLM dan fixed cost perlu ada pengawasan khusus dari seluruh pihak stakeholder. 3) Selama periode Maret Desember 2011 masih terdapat pengaduan yang masih dalam status proses sebanyak 254 pengaduan. Ada kecenderungan proses penanganan pengaduan belum menjadi prioritas utama bagi pihak pelaku konsultan baik ditingkat propinsi, kota/kabupaten maupun kelurahan. 4) Keterlambatan gaji selama periode Agustus sampai dengan Desember 2011 berdampak pada progress dan keterlambatan laporan dari lapangan. Issue tersebut bergeser menjadi perbaikan sistem gaji, kenaikan gaji dan perbaikan kesejahteraan faskel yang telah mengabdi cukup lama. Persoalan tersebut apabila tidak segera disikapi akan berujung pada permasalahan yang lebih besar dan meluas karena siklus gaji tersebut berulang setiap tahun. 5) Pengaduan yang berkaitan dengan penyimpangan dana telah bergeser dari pelakunya anggota BKM, KSM atau masyarakat menjadi fasilitator dan Korkot. 6) Pengaduan melalui media tatap langsung merupakan pengaduan pendamping yang merupakan kewajiban yang harus disetorkan kepada pihak KMW. Sehingga terkesan dipaksakan adanya peningkatan jumlah pengaduan dibeberapa wilayah bukan karena optimalnya pelayanan pengaduan di masyarakat. 7) Masih terdapat kurangnya pemahaman pengelola data SIM PPM KMW dalam pengelolaan data pengaduan, seperti : Sumatra Utara, Sumatra Selatan dan Banten. 10

8) Unit Pengelola pengaduan baik di tingkat kelurahan, kota/kabupaten maupun propinsi belum berjalan optimal dan cenderung kurang aktif di dalam merespon permasalahan dan informasi yang disampaikan oleh masyarakat. 9) Sosialisasi media pengaduan dan unit pengelola pengaduan belum terdistribusi meluas di kalangan masyarakat maupun pemerintah sehingga keberadaan UPM belum diketahui oleh masyarakat. 10) Masyarakat lebih cenderung menggunakan media pengaduan melalui tatap langsung dan masyarakat sering menyampaikan pertanyaanpertanyaan tentang program langsung kepada pihak konsultan sehingga ada kecenderungan media tatap langsung/ pertemuan lebih memudahkan masyarakat di dalam mendapatkan respon yang cepat. 11) Respon terhadap pengaduan baik di tingkat KMW (propinsi),korkot (kota/kabupaten) kurang tanggap dan cepat di dalam penanganan masalah sehingga penyampaian respon ini terlambat disampaikan kembali kepada pengadu atau mediator pengaduan. 11

III. Rekomendasi Masalah lemahnya pendampingan fasilitator di tingkat masyarakat khusus pada pelaksanaan siklus pemberdayaan atau pengorganisasian masyarakat ditunjukkan dengan seringnya pengaduan tentang kegiatan dari masing-masing tahapan siklus masyarakat tersebut. Adanya kecenderungan penyimpangan dana pelatihan masyarakat yang dilakukan oleh pihak konsultan, harus menjadi perhatian serius dari seluruh pihak baik dari tingkat pusat maupun ke daerah. Serta harus diberikan sanksi yang tegas terhadap pelaku penyimpangan dana tersebut. Dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan pengaduan masyarakat baik yang dilakukan oleh BKM, pihak konsultan dan pemerintah daerah maka perlu dibentuk Unit pengaduan PPM yang dikelola bersama melalui Pokja TKPKD yang dikoordinir oleh pemerintah daerah melalui kegiatan KBP kota/kabupaten. Juga dalam peningkatan kontrol masyarakat dalam pengelolaan program perlu dibentuk Pusat Informasi Program (Pusinfo) dimana pengelolaannya dapat melalui Satuan Unit Bersama antara masyarakat, kelompok peduli dan pemerintah daerah. Demikian laporan progress pengaduan masyarakat ini disampaikan. Mohon saran dan masukan dalam perbaikan laporan ini sangat diharapkan. 12