BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Didalam proses belajar mengajar diperlukan metode, pendekatan, tekhnik atau model pembelajaran yang tepat. Hal tersebut dimaksudkan agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Salah satu hal yang ikut menunjang tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran adalah model pembelajaran. Seperti dikemukakan dalam Katili (2009) Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Kardi dan Nur (dalam Nanih dkk, 2009) menyatakan bahwa istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut yaitu: a. rasional teoritis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya; b. landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar; c. tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; 7
8 d. diperlukan lingkungan belajar yang kondusif agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Nanih dkk (2009), salah satu model yang berkembang saat ini adalah pembelajaran berorientasi Konstruktivistik yang terdiri dari : (1) model pembelajaran langsung, (2) model pembelajaran kooperatif, (3) model pengajaran dan pembelajaran kontekstual, (4) model pembelajaran diskusi kelas, (5) model pembelajaran inkuiri, strategi belajar PQ4R, (6) strategi belajar peta konsep. Dari enam model pembelajaran tersebut peneliti memilih salah satu model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembeelajaran di kelas. Untuk memilih suatu model pembelajaran hendaknya didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang sangat matang. Misalnya pertimbangan tentang materi pembelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana fasilitas yang tersedia, sehingga diharapkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dengan demikian merupakan hal yang sangat penting bagi para pengajar untuk mempelajari dan menambah wawasan tentang model pembelajaran yang diketahui. Karena dengan menguasai beberapa model pembelajaran, maka seorang pendidik akan merasakan kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan tuntas sesuai yang diharapkan. 2.2 Pembelajaran Langsung 1. Pengertian Pembelajaran Langsung Model Pengajaran Langsung (Direct Intruction) merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari
9 keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan mengajar ini sering disebut Model Pengajaran Langsung (Safnowandi, 2012). Model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancangkan khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Istilah lain model pengajaran langusung (dalam Nanih dkk, 2009), antara lain training model, active teaching model, mastery teaching, explicit instruction. Pengajaran langsung, menrut Trianto (dalam Nanih dkk, 2009) dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktek dan kerja kelompok. Pengajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa. Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancangkan dengan tepat waktu yang digunakan. Pembelajaran langsung adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada guru, dan disajikan dalam 5 tahap yaitu: (1) penyampaian tujuan pembelajaran (orientasi); (2) mendemonstrasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan; (3) latihan terstruktur; (4) latihan terbimbing; (5) latihan mandiri. Pembelajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktek, dan kerja kelompok. Dalam menggunakan pembelajaran langsung, seorang guru juga dapat mengkaitkan dengan diskusi kelas dan belajar kooperatif.
10 2. Sintak Pembelajaran Langsung Pembelajaran langsung adalah suatu model pembelajaran yang pemusatannya pada guru yang disajikan dalam lima tahap, yaitu: (1) penyampaian tujuan pembelajaran; (2) mendemonstrasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan; (3) pemberian latihan terstruktur; (4) latihan terbimbing; (5) latihan mandiri. Fase Tabel 2.1 Fase-fase Model Pembelajaran Langsung Peran guru 1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Menjelaskan Tujuan, materi prasyarat, memotivasi siswa dan memper-siapkan siswa. 2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan Mendemonstrasikan ketrampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap 3. Membimbing pelatihan Guru memberikan latihan terbimbing 4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik 5. Memberikan latihan dan penerapan konsep Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik Mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari. (Sumber: Aisyah, 2012)
11 Fase 1 : Fase Orientasi Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi pelajaran yang meliputi: Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran Memberi penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan Menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran Menginformasikan kerangka pelajaran Memotivasi siswa Fase 2 : Fase Presentasi/Demonstrasi Pada fase ini guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau keterampilan yang meliputi: Penyajian materi Pemberian contoh konsep Pemodelan/peragaan keterampilan Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa
12 Fase 3 : Fase Latihan Terstruktur Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan latihan-latihan awal. Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah. Fase 4 : Fase Latihan Terbimbing Pada fase ini, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke situasi kehidupan nyata. Latihan terbimbing ini dapat digunakan guru untuk mengakses kemampuan siswa dalam melakukan tugas, mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak, serta memberikan umpan balik. Guru memonitor dan memberikan bimbingan jika perlu. Fase 5 : Fase Latihan Mandiri Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, dan guru memberikan umpan balik bagi keberhasilan siswa. Latihan secara mandiri di kelas merupakan kegiatan yang sangat penting, sebab guru dapat memonitor kemajuan belajar siswa dan bila perlu memberikan bantuan. Frekuensi keberhasilan siswa, masalahmasalah yang dihadapi siswa membantu guru dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Jika hanya sedikit siswa yang mengalami kesulitan, maka guru dapat membantunya secara individual. Sedangkan bila jumlahnya banyak, maka guru dapat mengulangi secara klasikal bagian-bagian yang belum dikuasai siswa. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memberikan tugas mandiri adalah sebagai berikut.
13 a. Pilih tugas mandiri yang dapat dilakukan oleh siswa di rumah dengan baik. Tugas rumah yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran, tetapi merupakan kelanjutan pelatihan atau persiapan untuk pertemuan selanjutnya. b. Guru sebaiknya menginformasikan kepada orang tua siswa tentang tingkat keterlibatan mereka dlam membimbing siswa dirumah. c. Guru perlu memberikan umpan balik tentang hasil tugas yang diberikan kepada siswa di rumah. 2.3 Implementasi Model Pembelajaran Langsung Model pembelajaran langsung dapat diimplementasikan di bidang studi apapun, tetapi model ini paling sesuai untuk mata pelajaran yang berorientasi pada penampilan atau kinerja seperti membaca, menulis, matematika, musik dan pendidikan fisik. Di samping itu, model pembelajaran langsung juga cocok untuk mengajarkan komponen-komponen keterampilan dari mata pelajaran yang lebih berorientasi pada infomasi seperti sejarah atau matematika. Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Hal ini juga senada dengan pendapat Arends (dalam Katili, 2009) yang mengatakan The direct instruction model was specifically designed to promote student learning of procedural knowledge and declarative knowledge that is well structured and can be taught in a step-by-step fashion. Model pembelajaran langsung merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa
14 mempelajari keterampilan-keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah (dalam E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Volume 1). Tugas-tugas perencanaan pengajaran terkait dengan model pengajaran langsung adalah menyiapkan tujuan yang saksama dan pelaksanaan analisis tugas. Sejalan dengan itu, Aswandi dkk (dalam E-Jurnal, Volume 1) menyebutkan beberapa prinsip instruksi yang didesain mempunyai fantasi yang segar. Model pembelajaran langsung ini cocok untuk mengajarkan Matematika karena sebagian besar materinya merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat deklaratif dan prosedural. Belajar Matematika tidak sekedar belajar informasi matematika tentang fakta dan konsep dalam wujud pengetahuan deklaratif, akan tetapi belajar matematika juga belajar tentang cara memperoleh informasi dan cara matematika bekerja dalam wujud pengetahuan prosedural termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan menerapkan metode dan sikap ilmiah. Sehingga dengan model pembelajaran langsung ini diharapkan pemahaman pengetahuan deklaratif dan prosedural dapat meningkatkan keterampilan dasar dan keterampilan akademik siswa. Adapun yang dimaksud dengan pengetahuan deklaratif (dapat diungkapkan dengan kata-kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu (dalam Katili, 2099). Terciptanya proses belajar-mengajar yang efektif akan membuat pembelajaran itu semakin menarik. Model pembelajaran langsung yang berpusat pada guru ini diharapkan dapat menciptakan proses belajar mengajar yang efektif
15 dan inovatif. Hal ini dapat dillakukan melalui demonstrasi menggambar suatu bangun datar, latihan mandiri yang dibimbing oleh guru serta tanya jawab antara siswa dan guru. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti mengambil salah satu pokok bahasan dalam matematika SD yang dirasa cocok diajarkan dengan model pembelajaran langsung yaitu bangun datar. Pokok bahasan ini terdapat banyak informasi tentang fakta-fakta dan konsep-konsep yang cocok diajarkan dengan menggunakan pengetahuan deklaratif dan membutuhkan pembuktian melalui demonstrasi yang merupakan pengetahuan procedural. Implementasi model pembelajaran langsung melalui pengalaman langsung dari hasil pengamatan dan percobaan di bawah bimbingan guru dengan apa yang dilihat dapat mencegah terjadinya miskonsepsi matematika dalam dirinya. Sehingga siswa dapat memahami konsep matematika yang sebenarnya dan menerapkan dalam kehidupannya sehari-hari, yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi dan menuntaskan hasil belajarnya. 2.4 Tinjauan tentang Mengidentifikasi Sifat-sifat Bangun Datar 1. Segitiga Segitiga adalah bangun datar yang memiliki tiga sisi dan tiga titik sudut. Segitiga ada bermacam-macam sepeti disebutkan di bawah ini. Tiap jenis segitiga memiliki sifat masing-masing. 1) Segitiga Sembarang Segitiga ABC adalah segitiga sembarang. Sisi : AB BC CD
16 Sudut : A B C Keterangan : dibaca tidak sama dengan. dibaca sudut. 2) Segitiga Sama Sisi Sisi : AB = BC = CA Sudut : A = B = C Masing-masing sudut besarnya 60 o Jadi A = 60 o, B = 60 o, C = 60 o. 3) Segitiga Samakaki Sisi : AB = BC Sudut : A = C 4) Segitiga Siku-siku Sembarang Sisi : AB BC CA Sudut : A = 90 o B C 2. Persegi Panjang Persegi panjang adalah bangun datar yang sisi-sisi berhadapan sama panjang, dan keempat sudutnya sikusiku.
17 Sisi : AB = CD dan AD = BC Sudut: A = B = C = D = 90 o 3. Trapesium Trapesium adalah bangun datar segi empat dengan dua buah sisinya yang berhadapan sejajar. 1) Trapesium Sembarang Sisi : PS sejajar QR PQ QR RS SP Sudut : P Q R S. 2) Trapesium Samakaki Sisi : PS sejajar QR PQ = SR dan QR = PS Sudut : P = S Q = R. 3) Trapesium Siku-siku Sisi : PS sejajar QR PQ QR RS SP Sudut : P = Q = 90 o
18 4. Jajar Genjang Jajar genjang adalah bangun datar segiempat dengan sisi-sisinya yang berhadapan sejajar dan sama panjang. Sisi : KN sejajar LM, KN = LM KL sejajar NM, KL = NM Sudut: K = M = L = N 5. Belah Ketupat Belah ketupat merupakan bangun datar segiempat, yang keempat sisinya sama, dan sudutsudut yang berhadapan sama besar. Sisi: AB = BC = CD = DA. Sudut: A = C B = D Belah ketupat disebut juga jajargenjang yang semua sisinya sama panjang. 6. Layang-layang Bangun sepeti gambar disamping ini disebut layang-layang. Sisi: AB = AD BC = CD Sudut: B 1 = D 1
19 B 2 = D 2 A C 7. Lingkaran P : titik pusat lingkaran BA: garis tengah lingkaran (diameter, d) PA = PB : radius (r) atau jari-jari lingkaran 2.5 Model Pengembangan Pembelajaran Menurut Dick & Carey Berbagai model dapat dikembangkan dalam mengorganisasi pembelajaran. Salah satu di antaranya adalah model Dick and Carey (1985). Berikut adalah langkah-langkah model Dick and Carey yang telah dimodifikasi digambarkan dalam bentuk bagan pada gambar 2.6.
20 Identifikasi Tujuan Pembelajaran Melakukan Analisis Pengajaran Identifikasi Tingkah Awal Siswa Merumuskan tujuan pembelajaran Mengembangkan Tes Acuan Patokan Revisi Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi Model Pembelajaran langsung Pengembangan strategi pengajaran Penulisan bahan ajar berorientasi model pembeljaran langsung Merancang dan melaksanakan tes formatif Gambar 2.6 Modifikasi Model Perancangan dan Pengembangan Pengajaran Dick dan Carey (Sumber Katili, 2009)
21 1. Identifikasi Tujuan Pengajaran Sebagaimana diketahui bahwa sasaran akhir dari suatu program pembelajaran adalah tercapainya tujuan umum pembelajaran. Oleh karena itu, dalam menentukan rumusan tujuan pembelajaran haruslah ditentukan dan dipertimbangkan secara mendalam. 2. Melakukan Analisis Pembelajaran Tujuan pembelajaran yang telah diidentifikasi itu selanjutnya dianalisis untuk menentukan keterampilan-keterampilan yang akan dijangkau oleh tujuan pembelajaran yang telah diidentifikasi. Atwi Suparman (dalam Uno, 2012) mengemukakan bahwa analisis instruksional adalah proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logic dan sistematis. Dengan menganalisis pembelajaran ini, akan tergambar susunan perilaku khusus yang paling awal sampai yang paling akhir. 3. Identifikasi Tingkah Laku Awal Siswa/Karakteristik Siswa Tahap yang ketiga dalam model ini yaitu mengidentifikasi tingkah laku awal siswa atau karakteristik siswa. Identifikasi karakteristik siswa dalam pengembangan program pembelajaran sangat diperlukan, yaitu untuk mengetahui kemampuan setiap siswa sehingga dapat dijadikan petunjuk dalam menjabarkan strategi pengelolaan pembelajaran. 4. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa, selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.
22 5. Pengembangan Tes Acuan Kinerja Berdasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan, maka dilakukan pengembangan butir asesmen untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan di dalam tujuan. 6. Pengembangan Strategi Pembelajaran Informasi dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya akan mengidentifikasi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Strategi akan meliputi aktivitas preinstruksional, penyampaian informasi, praktek dan balikan, testing, yang dilakukan lewat aktivitas. 7. Pengambangan Bahan Ajar Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran yang meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan panduan guru. 8. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran 9. Menulis Bahan Ajar Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/diimplementasikan di kelas. 10. Revisi Pengajaran Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan
23 dianalisis serta diinterpretasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Begitu pula masukan dari hasil implementasi dan pakar/validator. 2.5 Kerangka Berpikir Usaha peningkatan mutu pendidikan matematika dapat dilakukan melalui usaha pengembangan kurikulum, peningkatan kualitas proses belajar mengajar, peningkatan sumber daya manusianya (pengajar), dan proses belajar mengajar hendaknya diarahkan pada kegiatan-kegiatan pengamatan dan percobaan melalui pemodelan. Hal ini sebagaimana yang dikehendaki oleh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggunakan dan mengembangkan suatu bahan ajar yang sesuai dengan pokok bahasan dan model pembelajaran yang dipilih. Dalam penelitian ini, pokok bahasan yang dipilih adalah Bangun datar khususnya Mengidentifikasi Sifat-sifat Bangun Datar yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Pemilihan pokok bahasan Bangun Datar khususnya Mengidentifikasi Sifat-sifat Bangun Datar didasarkan karena pokok bahasan ini sangat cocok diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung terutama dengan menggunakan strategi-strategi belajar untuk melatihkan keterampilan proses pada siswa. Model pembelajaran langsung ini cocok untuk mengajarkan matematika karena sebagian besar materinya merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat
24 deklaratif dan prosedural. Belajar matematika tidak sekedar belajar informasi matematika tentang fakta dan konsep dalam wujud pengetahuan deklaratif, akan tetapi belajar matematika juga belajar tentang cara memperoleh informasi dan cara matematika bekerja dalam wujud pengetahuan prosedural termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan menerapkan metode dan sikap ilmiah. Dengan demikian, model pembelajaran langsung ini diharapkan pemahaman terhadap pengetahuan deklaratif dan prosedural dapat meningkatkan keterampilan dasar dan keterampilan akademik siswa. Pokok bahasan Bangun Datar, khususnya Mengidentifikasi Sifat-sifat Bangun Datar ini sangat cocok diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung terutama dengan menggunakan strategi-strategi belajar untuk melatihkan keterampilan proses pada siswa. Pokok bahasan ini terdapat banyak informasi tentang fakta-fakta dan konsep-konsep yang cocok diajarkan dengan menggunakan pengetahuan deklaratif dan membutuhkan pembuktian melalui demonstrasi yang merupakan pengetahuan prosedural. Pelaksanaan model pembelajaran langsung yang berpusat pada guru ini harus menjamin terjadinya proses belajar mengajar yang efektif pada siswa, terutama melalui demonstrasi, pengamatan, eksperimen, mendengarkan bimbingan guru, dan resitasi (tanya-jawab) yang terencana. Sistem pengelolaan pembelajarannya lebih menekankan pada bagaimana pengorganisasian atau penguraian pengetahuan dan keterampilan kompleks, menjadi bagian-bagian yang sederhana sehingga dapat diajarkan melalui langkah-langkah pendek atau dipelajari selangkah demi selangkah. Sehingga sebagian besar siswa belajar
25 melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku gurunya melalui suatu pemodelan (modeling). Dalam penelitian ini, modeling digunakan peneliti untuk memodelkan/mendemonstrasikan pengetahuan prosedural kepada siswa. Kemudian siswa diharapkan dapat meniru langkah-langkah pemodelan tersebut dalam bekerja menyelesaikan tugasnya. Dari kajian teoritis dan temuan-temuan empiris di atas, maka peneliti mempunyai harapan bahwa dengan pengembangan bahan ajar berorientasi implementasi model pembelajaran langsung hasil belajar siswa untuk mata pelajaran maematika pokok bahasan Bangun Datar dapat meningkat.