BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. PAUD terintegrasi BKB adalah program layanan pendidikan bagi anak usia

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PELAKSANAAN PROGRAM BINA KELUARGA BALITA D ALAM PENINGKATAN PERAN PENGASUHAN IBU UNTUK ANAK USIA D INI D I BKB D AHLIA PURWAKARTA

B A B I P E N D A H U L U A N

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

2015 PENYELENGGARAAN PROGRAM PAUD HOLISTIK INTEGRATIF MELALUI KEMITRAAN DALAM MENINGKATKAN ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bisri Fitriani Afina Meiti Eka Isdhiyanti, 2014

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

DESKRIPSI PENYELENGGARAAN PROGRAM KEGIATAN BINA KELUARGA BALITA DI BKB LAMAHU DESA LONUO KECAMATAN TILONGKABILA KABUPATEN BONE BOLANGO.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

LAPORAN EKSEKUTIF KONTRIBUSI PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGELOLAAN DAN PENGUATAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD), 2010

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

Dasar Pembentukan Bina Keluarga Balita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuni Gantini, 2014

BIDANG PENDIDIKAN. Ida Rindaningsih, M.Pd

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak dari usia 0-8 tahun disebut masa emas (golden age)

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KETERPADUAN BKB-POSYANDU-PAUD (SEBUAH PENGALAMAN DARI KULON PROGO)

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

BAB I PENDAHULUAN. Masa golden period, potensi-potensi yang dimiliki seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, pembinaan

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PEDOMAN UMUM PROGRAM POS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI TERPADU

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.

Integrasi Posyandu Dengan PAUD Dan BKB

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM PENGINTEGRASIAN BINA KELUARGA BALITA HOLISTIK - INTEGRATIF KABUPATEN SIAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

Monday, October 24, Berbagai Macam Program PAUD

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR MINIMAL PELAYANAN POSYANDU PLUS DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada BAB V akan dikemukakan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian.

KULIAH KERJA NYATA- PROFESI (KKN-P) DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

KELURAHAN LAYAK ANAK KOTA TEGAL TAHUN 2014 BPMPKB KOTA TEGAL

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

INDIKATOR PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA ( PKK )

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN, DAN SARAN

._-" 'x'- '\~ ~ -.'\:.:,;.'.".;,~p,.. ",:,..;...:t;1l. -91.:'l;1. !JI~ f!i'~plj~ ~ wkkta~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pembelajaran ini telah mencapai

Tabel 3.16 Program, Kegiatan, Anggaran, Output dan Realisasi Anggaran pada Sasaran 1 Tahun 2015

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KADER

d. Mendistribusikan kartu panggilan/undangan penimbangan melalui pengurus kelompok PKK RT 2. Hari Pelaksanaan Penimbangan (H) Pada hari buka Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

INDIKATOR BIDANG PENDIDIKAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

BAB II KAJIAN TEORI. keluarga lainnya tentang bagaimana mendidik dan mengasuh anak balitanya serta

PENGEMBANGAN MODEL POS PAUD KELILING

BAB V PENUTUP. mengenai program Kampung Ramah Anak, lahir melalui proses yang simultan dan

CATATAN KELUARGA CATATAN KELUARGA DARI : KRITERIA RUMAH : ANGGOTA KELOMPOK DASA WISMA : JAMBAN KELUARGA : TAHUN : SUMBER AIR :

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 1 32 TAHUN 2012

INTEGRASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN BINA KELUARGA BALITA dan POSYANDU

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

-3- Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN dan BUPATI HULU SUNGAI SELATAN MEMUTUSKAN :

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

PEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut.

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM POS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dari dalam kandungan hingga lanjut usia. Dalam siklus hidup manusia,

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 3.A TAHUN 2010 TENTANG

PENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF. Oleh : Dr. Sri Sutarsi, M.Si

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

KULIAH KERJA NYATA- TEMATIK (KKN-T) DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2017

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Nizwardi Azkha, SKM,MPPM,MPd,MSi

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

PERTANYAAN PENELITIAN KETERAMPILAN BIDANG BOGA PADA PELAKSANAAN KKN POSDAYA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA

MATRIKS WAWANCARA. Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Posyandu. Belum dapat, tidak ada baik dari depkes maupun dari dinkes

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik. penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal tersebut maka

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

A. Prosedur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran AUD. 1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. usia emas perkembangan ( golde age ). Untuk melejitkan potensi perkembangan tersebut, setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

e) membuat laporan secara administrasi tentang kegiatan pembinaan dan peningkatan kesertaan KB;

PERANAN POS PAUD DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN ANAK PADA KELUARGA PRA SEJAHTERA DI RW 09 KELURAHAN SETIAMANAH KECAMATAN CIMAHI TENGAH KOTA CIMAHI

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017

1. Anak adalah aset bangsa yang akan menentukan masa depan bangsa dan negara kita, sehingga perlu dibina dan dikembangkan sejak dini.

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yanti, 2015

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

Transkripsi:

119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan PAUD terintegrasi BKB adalah program layanan pendidikan bagi anak usia dini yang termasuk pada kategori PAUD sejenis yang programnya terintegrasi dengan program Bina Keluarga Balita. Kader BKB Aster menjadi aktor utama dalam pengelolaan program dan terlibat secara langsung dalam proses belajar mengajar pada program pendidikan anak usia dini. Dalam melakukan perannya sebagai pengelola program PAUD terintegrasi BKB, kader BKB Aster melaksanakan langkah-langkah sesuai dengan langkahlangkah pengelolaan program pendidikan nonformal pada umumnya. Langkah pengelolaan dimulai dengan melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan evaluasi program pendidikan anak usia dini. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan mengenai peran kader dalam pengelolaan program PAUD terintegrasi BKB Aster dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran kader dalam perencanaan program PAUD terintegrasi BKB Dalam melaksanakan perannya pada proses perencanaan, kader BKB melaksanakan kegiatan-kegiatan berkut ini. a. Identifikasi kebutuhan dan potensi program. Aspek yang diidentifikasi meliputi sasaran program yakni balita di RW. 02 Kelurahan Sukapura.

120 Identifikasi sasaran dilakukan melalui pendataan anak usia nol sampai dengan lima tahun yang bekerja sama dengan kader PKK dalam kegiatan posyandu, sumber belajar untuk kebutuhan program, sarana/prasarana yang tersedia dan dapat disediakan dan sumber dana untuk mendung terselenggaranya program tersebut. b. Perumusan tujuan program. Proses perumusan tujuan program dilaksanakan secara informal dan sederhana antara kader BKB, pihak RW dan Kelurahan. Proses perumusan tujuan berjalan dengan kondusif tanpa diwarnai perbedaan pendapat yang berarti, bahkan kader banyak mendapatkan dukungan dari pihak-pihak yang terlibat dalam proses perumusan tujuan tersebut. Dari proses perumusan tujuan itu dihasilkanlah tiga tujuan dirintisnya PAUD terintegrasi BKB Aster, yakni Memfasilitasi semua kemampuan dan bakat peserta didik, memberikan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan peserta didik yang berdasarkan pada ajaran agama dan pancasila serta UUD 1945, mengupayakan untuk mencerdaskan anak mulai dari lingkungan RT, RW, kelurahan, kecamatan dan sekitarnya, melalui pengabdian PKK dan pemuda dalam dunia pendidikan. c. Melakukan pemilihan sasaran program. pemilihan sasaran program dilandasi oleh dua hal. Pertama, pedoman penyelenggaraan BKB. Kedua, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Pada akhirnya sasaran dikelompokkam menjadi empat berdasarkan kategori usia, yakni 2-3 tahun, 3-4 tahun, 4-5 tahun, dan 5-7 tahun.

121 d. Membangun partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat dibangun dengan cara melibatkan tokoh masyarakat, pemerintah lokal, dan dengan melakukan sosialisasi masyarakat melalui kegiatan posyandu. e. Sejauh ini, orang tua belum berpartisipasi dalam setiap tahapan program termasuk dalam perumusan tujuan. Kader masih melakukan setiap tahapan program sendiri, tanpa melibatkan ataupun memberdayakan orang tua untuk ikut terlibat aktif dalam setiap tahapan program mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan maupun evaluasi program. ini artinya, dalam program PAUD terintegrasi BKB Aster, karakteristik program pendidikan luar sekolah belum muncul, karena belum ada proses memberdayakan kelompok sasaran yang dalam penelitian ini adalah orang tua warga belajar PAUD terintegrasi BKB 2. Peran kader dalam pengorganisasian program PAUD terintegrasi BKB a. Pengorganisasian SDM Dari total Sembilan kader, enam diantaranya terlibat aktif dalam kegiatan PAUD terintegrasi BKB Dalam pengorganisasian SDM, terdapat pembagian tugas antara kader sesuai dengan srtuktur organisasi yang telah dibuat. Dan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM), pembagian tugas berupa pembagian tugas mengajar dan administrasi. Sedangkan ketua kader hanya berperan dalam penentuan kebijkan, pengambilan keputusan dan pemantauan program. hal

122 tersebut disebabkan oleh kesibukan ketua kader yang berprofesi sebagai pengusaha (wiraswasta). b. Pengorganisasian Non-SDM Pengorganisasian Non-SDM berupa pengelolaan sarana belajar dan sumber dana. Pengelolaan/pengaturan sarana belajar dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan PBM. Sedangkan masalah keuangan dikelola secara langsung oleh bendahara.sumber dana sepenuhnya didapat dari orang tua, yang dialokasikan untuk operasinal PBM PAUD, alat tulis kantor, pengadaan fasilitas dan bahan ajar, penambahan dan perbaikan sarana, APE dan insentif tutor. 3. Peran Kader dalam Pelaksanaan Program PAUD terintegrasi BKB a. Kader BKB melaksanakan proses belajar menagajar PAUD mulai dengan kegiatan pembukaan, inti dan penutupan. Proses belajar mengajar dilaksanakan setiap Senin sampai dengan Jumat pukul 08.00-12.00. warga belajar PAUD dibagi pada empat kelompok menurut kategori usia, yakni Anggur (2-3 tahun), Jeruk (3-4 tahun), Apel (4-5 tahun) dan Semangka (5-7 tahun). b. Bahan ajar yang diberikan kader BKB disesuaikan dengan fase perkembangan anak dan didasari pada enam aspek perkembangan anak. Bahan ajar berupa pengenalan calistung dan keterampilan hidup.

123 c. Metode yang biasa digunakan oleh kader dalam proses belajar mengajar di program PAUD meliputi, bermain, bernyanyi, bercerita, drill, klasikal, demonstrasi. d. Di samping memberikan layan PAUD pada anak usia dini, kader BKB pun memberikan informasi dan motivasi kepada orang tua melalui penyuluhan yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali. Penyuluhan seringkali diisi oleh kader BKB sendiri, hanya sesekali mengundang narasumber dari luar. Materi yang diberikan meliputi tumbuh kembang anak, pengisian dan pemantauan Kartu kembang anak (KKA), pola asuh, kesehatan dan gizi anak, serta keluarga berencana. 4. Peran Kader dalam Proses Evaluasi Program PAUD terintegrasi BKB a. Kader melaksanakan dua bentuk evaluasi, yaitu evaluasi peserta didik dan evaluasi program PAUD terintegrasi BKB b. Evaluasi peserta didik dilaksanakan setiap semester. Aspek yang dievaluasi adalah perkembangan anak, meliputi moral dan nilai-nilai agama, fisikmotorik, sosio-emosional, bahasa, kognitif, seni, keterampilan hidup dan muatan lokal. Alat evaluasi yang digunakan adalah raport, Kartu Evaluasi Perkembangan Kemampuan Anak dan Kartu Kembang Anak khusus usia dua sampai lima tahun. c. Evaluasi program PAUD terintegrasi BKB ada dua aspek yang dievaluasi, yakni penyelenggaraan program PAUD terintegrasi BKB Aster

124 dan kegiatan kelompok BKB sebagai pendukung program PAUD. Evaluasi dilaksanakan setahun sekali secara intern. Hasil dari evaluasi berupa laporan penyelenggaraan program. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, dapat dikemukakan beberapa hal yang dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi beberapa pihak terkait yang berhubungan dengan peran kader dalam pengelolaan program PAUD terinterasi BKB 1. Saran Untuk Kader BKB Aster a. Kader BKB hendaknya berupaya untuk membangun kemitraan baik dengan intansi pemerintah maupun swasta dan juga membangun partisipasi masyarakat, sehingga sumber dana bagi operasional program PAUD terintegrasi BKB Aster tidak hanya mengandalkan dari iuran orang tua. b. Hendaknya kader melakukan upaya lebih besar dalam memberikan motivasi kepada orang tua untuk mengikuti penyuluhan yang dilaksanakan setiap bulannya. Selain itu, baiknya penyuluhan diwajibkan untuk seluruh orang tua, tidak hanya untuk orang tua pada kelompok usia dua sampai lima tahun. c. Sebaiknya kader BKB berupaya untuk melibatkan orang tua dalam setiap tahapan pengelolaan program. hal ini dimaksudkan untuk turut memberdayakan kelompok sasaran program.

125 2. Saran Untuk Orang Tua Hendaknya orang tua lebih rajin mengikuti kegiatan penyuluhan yang dilaksankananakan setiap bulannya. Karena kegiatan tersebut bukan hanya dapat membangun komunikasi yang baik antara kader BKB dan orang tua, namun juga dapat menjadi upaya penyesuaian pola asuh di rumah dan di sekolah. 3. Untuk Pemerintah Program PAUD terintegrasi BKB merupakan program yang sangat baik. Karena memiliki keterpaduan antara pendidikan bagi anak usia dini dan orang tua yang memiliki anak usia dini. Oleh karena itu, pemerintah tingkat kecamatan, melalui Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) hendaknya lebih intensif mmengadakan supervise dan monitoring program, agar program PAUD terintegrasi BKB Aster dapat berjalan dengan baik.