LAMPIRAN A PETUNJUK KESELAMATAN PENGGUNAAN BAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

LEMBAR DATA KESELAMATAN

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

PT. BINA KARYA KUSUMA

LEMBAR DATA KESELAMATAN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

Lampiran 1. Prosedur Analisis

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Judul PEMANFAATAN LUMPUR BIO SEBAGAI ADSORBEN MELALUI PIROLISIS : PENGUJIAN ULANG. Kelompok B Pembimbing

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

3 Metodologi Penelitian

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet

Ag2SO4 SIFAT FISIKA. Warna dan bentuk: serbuk putih BM: Titik leleh (derajat C) : tidak ada. Titik didih: 1085 C. Tekanan uap: tidak berlaku

3 METODOLOGI PENELITIAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

III. METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Metodologi Penelitian

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN KIMIA BERBAHAYA ALDI KURNIA TAMA

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal 3.2

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

Bab III Metodologi Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

MATERIAL SAFETY DATA SHEET ANILINE 99%

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LABORATORIUM KIMIA. Oleh : Sunarto * Pendidikan Kimia FMIPA UNY Yogyakarta

Lembaran Data Keselamatan Bahan

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA

Material Safety Data Sheet. : Stearin Sawit RBD Terhidrogenasi

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kimia

PENURUNAN KADAR PHENOL DENGAN MEMANFAATKAN BAGASSE FLY ASH DAN CHITIN SEBAGAI ADSORBEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Lembaran Data Keselamatan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

Proses Klorinasi untuk Menurunkan Kandungan Sianida dan Nilai KOK pada Limbah Cair Tepung Tapioka

PT. BINA KARYA KUSUMA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Lembaran Data Keselamatan Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

3 Metodologi Penelitian

PT. BINA KARYA KUSUMA

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Nama : Irritant. Lambang : Xi. Contoh : NaOH, C 6 H 5 OH, Cl 2. Nama : Harmful. Lambang : Xn

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Lembaran Data Keselamatan Bahan

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Penelitian

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

PT. BINA KARYA KUSUMA

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Transkripsi:

DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim, http://www.epa.gov/owm/mtb/biosolids/sludge.pdf. 2. Anonim, http://reports.eea.eu.int/topicreport_08_2001/en/ topic_8_for_the_www.pdf. 3. Anonim, http://www.epa.gov/epaoswer/non-hw/compost/biosolid.pdf. 4. Chao, Ching-Guan.; Hung-Lung Chiang.; Chih-Yu Chn, Pyrolitic Kinetics of Sludge from Petrochemical Factory Wastewater Treatment Plant a Transition State Theory Approach, Chemosphere 49 2002, 431 437. 5. Chiang, Hung-Lung.; Ching-Guan Choa.; Shih-Yu Chen.; Mu-Chuan Tsai, The Reuse of Biosludge as an Adsorbent from a Petrochemical Wastewater Treatment Plant, Journal Air & Waste Management Association 53 2003, 1042 1051. 6. Daifullah, A. A. M.; B. S. Girgis, Removal of Some Substituted Phenols by Activated Carbon Obtained from Agricultural Waste, Water Science & Technology 32 (4) 1998, 1169 1177. 7. Kojima, Naozumi.; Aki Mitomo.; Yoshinori Itaya.; Shigekatsu Mori.; Shuichi Yoshida, Adsorption Removal of Pollutants by Active Cokes Produced from Sludge in The Energy Recycle Process of Wastes, Waste Management 22 2002, 399 404. 8. Mohanty, Kaustubha; Mousam Jha; B. C. Meikap; M. N. Biswas, Preparation and Characterization of Activated Carbons from Terminalia Arjuna Nut With Zinc Chloride Activation for the Removal of Phenol from Wastewater, Ind. Eng. Chem. Res. 44 2005, 4128 4138. 9. Otero, M.; F. Rosada.; L.F. Calvo.; A.I. Garcia.; A. Moran, Elimination of Organic Water Pollutants Using Adsorbents Obtained from Sewage Sludge, Dyes & Pigments 57 2003, 55 65. 10. Setiadi, Tjandra; Retno Gumilang Dewi, Diktat Pengelolaan Limbah Industri, Diktat Kuliah Pengelolaan Limbah Industri, ITB, 2003. 11.. Smith, J.M, Chemical Engineering Kinetics, John Wiley & Sons, Oxford, 1982. 12. Spinosa, L, Evolution of Sewage Sludge Regulations in Europe, Water Science & Technology 44 (10) 2001, 1 8. 37

LAMPIRAN A PETUNJUK KESELAMATAN PENGGUNAAN BAHAN A.1. 1. Identifikasi zat: a. Sinonim b. Berat molekul c. Rumus kimia Petunjuk keselamatan penggunaan bahan 4-aminoantipyrine Keterangan 4-Aminoantipyrine, 4-Aminophenazone, Metapirazone 203 C 11 H 13 N 3 O 2. Komposisi 3. Potensi berbahaya 4. Pengobatan pertama 5. Pengukuran kemungkinan terbakar a. Terbakar b. Meledak 6. Penanganan dan penyimpanan 7. Perlindungan tubuh 8. Sifat fisik dan kimia a. Penampakan b. Bau c. Kelarutan d. Titik leleh 9. Stabilitas dan reaktivitas 4-Aminoantipyrine 90-100% Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Gejala termasuk batuk dan napas pendek. Dosis besar dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Dapat menyebabkan iritasi kulit merah dan sakit. Dapat menyebabkan iritasi mata merah dan sakit. Hirup udara segar. Pertolongan medis bila mengalami kesulitan bernapas. Muntahkan segera. Jangan memberikan sesuatu menggunakan mulut kepada orang lain. Pertolongan medis bila iritasi berlanjut. Bilas kulit dengan sabun dan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang ikut terkena. Pertolongan medis bila iritasi berlanjut. Bilas mata dengan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Pertolongan medis bila iritasi masih berlanjut. Dapat terbakar pada temperatur tinggi. Dapat meledak apabila bubuk didispersikan ke udara dalam jumlah yang cukup dan kehadiran api/panas. Simpan dalam tempat tertutup, sejuk, kering, dan memiliki ventilasi. Lindungi dari kerusakan fisik. Gunakan sarung tangan, pakaian bersih yang menutupi bagian tubuh dengan baik, dan kacamata pelindung. Bubuk kuning Tidak berbau Larut dalam air 107 109 o C Stabil pada kondisi penyimpanan dan penggunaan yang tepat. Dapat menghasilkan karbonmonoksida, karbondioksida, dan nitrogen oksida bila dibakar. L-1

A.2. 1. Identifikasi zat: a. Sinonim b. Berat molekul c. Rumus kimia Petunjuk keselamatan penggunaan bahan HCl Keterangan Asam klorida 36,46 HCl 2. Komposisi 3. Potensi berbahaya 4. Pengobatan pertama 5. Pengukuran kemungkinan terbakar a. Terbakar b. Meledak 6. Penanganan dan penyimpanan 7. Perlindungan tubuh 8. Sifat fisik dan kimia a. Penampakan b. Bau c. Kelarutan d. Densitas e. Titik didih f. Titik leleh 9. Stabilitas dan reaktivitas HCl 33 40%. Air 60-67% Korosif. Dapat menyebabkan batuk, radang hidung, gangguan saluran pernapasan, gagal peredaran darah, kematian. Korosif. Dapat menyebabkan sakit mulut, tenggorokan, dan gangguan pencernaan. Korosif. Dapat menyebabkan iritasi kulit merah dan sakit. Korosif. Dapat menyebabkan iritasi mata merah dan kerusakan mata. Kontak langsung dapat menyebabkan kerusakan mata permanen. Hirup udara segar. Bila sulit bernapas, berikan pernapasan buatan atau oksigen. Pertolongan medis segera. Minum air atau susu dalam jumlah banyak. Pertolongan medis segera. Bilas kulit dengan sabun dan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang ikut terkena. Pertolongan medis bila iritasi berlanjut. Bilas mata dengan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Pertolongan medis bila iritasi masih berlanjut. Panas tinggi atau kontak dengan logam dapat melepaskan gas hidrogen yang mudah terbakar. Tidak dapat meledak Simpan dalam tempat tertutup, kering, dan memiliki ventilas dengan lantai tahan asam. Lindungi dari kerusakan fisik. Hindarkan dari sinar matahari langsung, panas, dan air. Gunakan sarung tangan karet dan pelindung tambahan untuk menghindari kontak dengan kulit. Gunakan kacamata dan pelindung seluruh muka. Tidak berwarna Bau tajam asam klorida Larut dalam air dalam kelarutan tak terbatas 1,18 53 o C -74 o C Stabil pada kondisi penyimpanan dan penggunaan yang tepat. Dapat bereaksi dengan air atau kukus untuk menghasilkan panas dan uap korosif yang beracun L-2

A.3. Petunjuk keselamatan penggunaan bahan K 3 Fe(CN) 6 1. Identifikasi zat: a. Sinonim b. Berat molekul c. Rumus kimia 2. Komposisi 3. Potensi berbahaya 4. Pengobatan pertama 5. Pengukuran kemungkinan terbakar a. Terbakar b. Meledak 6. Penanganan dan penyimpanan 7. Perlindungan tubuh 8. Sifat fisik dan kimia a. Penampakan b. Bau c. Kelarutan d. Spesific gravity 9. Stabilitas dan reaktivitas Keterangan Potassium ferricyanida, Potassium ferricynate, tripotassium 309,25 K 3 Fe(CN) 6 Kalium Ferricyanida 99 100% Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Gejala termasuk batuk dan napas pendek. Dosis besar dapat menyebabkan muntah dan diare. Dapat menyebabkan iritasi kulit merah dan sakit. Dapat menyebabkan iritasi mata merah dan sakit. Hirup udara segar. Pertolongan medis bila mengalami kesulitan bernapas. Minum banyak air. Jangan memberikan sesuatu menggunakan mulut kepada orang lain. Pertolongan medis. Bilas kulit dengan sabun dan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang ikut terkena. Pertolongan medis bila iritasi berlanjut. Bilas mata dengan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Pertolongan medis bila iritasi masih berlanjut. Tidak dapat terbakar. Tidak dapat meledak. Simpan dalam tempat tertutup, sejuk, kering, dan memiliki ventilasi. Lindungi dari kerusakan fisik. Lindungi dari cahaya. Gunakan sarung tangan, pakaian bersih yang menutupi bagian tubuh dengan baik, dan kacamata pelindung. Merah terang. Bubuk kristal. Tidak berbau Larut dalam air dengan lambat pada 2,5 bagian air dingin. 1,85 pada 17 o C/4 o C Stabil pada kondisi penyimpanan dan penggunaan yang tepat. Dapat menghasilkan uap sianida bila dipanaskan atau kontak dengan asam atau uap asam. Melepaskan uap sianida dan oksida dari nitrogen bila dibakar. L-3

A.4. Petunjuk keselamatan penggunaan bahan KH 2 PO 4 1. Identifikasi zat: a. Sinonim b. Berat molekul c. Rumus kimia 2. Komposisi 3. Potensi berbahaya 4. Pengobatan pertama 5. Pengukuran kemungkinan terbakar a. Terbakar b. Meledak 6. Penanganan dan penyimpanan 7. Perlindungan tubuh 8. Sifat fisik dan kimia a. Penampakan b. Bau c. Kelarutan d. densitas e. Titik didih f. Titik leleh 9. Stabilitas dan reaktivitas Keterangan Asam fosforik, garam monopotassium, potassium dihidrogen fosfat 136,09 KH 2 PO 4 Potassium Fosfat Monobasis 99-100% Dapat menyebabkan iritasi ringan pada saluran pernapasan. Fosfat terabsorp dengan lambat pada saluran pencernaan. Dapat menyebabkan muntah, diare, dan efek cardiac. Keracunan potassium dapat menyebabkan efek jantung dan pernapasan. Dapat menyebabkan iritasi dan sakit bila kontak lama. Dapat menyebabkan iritasi mata merah dan sakit. Hirup udara segar. Pertolongan medis bila mengalami kesulitan bernapas. Minum air dalam jumlah banyak untuk mengencerkan/ Jangan memberikan sesuatu menggunakan mulut kepada orang lain. Pertolongan medis bila tertelan dalam jumlah banyak. Bilas kulit dengan sabun dan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang ikut terkena. Pertolongan medis bila iritasi berlanjut. Bilas mata dengan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Pertolongan medis bila iritasi masih berlanjut. Tidak dapat terbakar. Tidak dapat meledak. Simpan dalam tempat tertutup, sejuk, kering, dan memiliki ventilasi. Lindungi dari kerusakan fisik. Gunakan sarung tangan, pakaian bersih yang menutupi bagian tubuh dengan baik, dan kacamata pelindung. Bubuk putih granular Tidak berbau 22 g dalam 100 g air 2,34 400 o C 253 o C Stabil pada kondisi penyimpanan dan penggunaan yang tepat. Dapat menghasilkan fosfor oksida bila dibakar. L-4

A.5. Petunjuk keselamatan penggunaan bahan K 2 HPO 4 1. Identifikasi zat: a. Sinonim b. Berat molekul c. Rumus kimia 2. Komposisi 3. Potensi berbahaya 4. Pengobatan pertama 5. Pengukuran kemungkinan terbakar a. Terbakar b. Meledak 6. Penanganan dan penyimpanan 7. Perlindungan tubuh 8. Sifat fisik dan kimia a. Penampakan b. Bau c. Kelarutan d. Titik leleh 9. Stabilitas dan reaktivitas Keterangan Potassium hidrogen fosfat, asam fosforik, garam dipotassium, dipotassium hidrogen fosfat 174,08 KH 2 PO 4 Potassium Fosfat Dibasis anhidrat 98-100% Tidak menyebabkan gangguan pernapasan. Fosfat terabsorp dengan lambat pada saluran pencernaan. Dapat menyebabkan muntah, diare, dan efek cardiac. Keracunan potassium dapat menyebabkan efek jantung dan pernapasan. Tidak menyebabkan gangguan kulit. Tidak menyebabkan gangguan mata. Hirup udara segar. Pertolongan medis bila mengalami kesulitan bernapas. Minum air dalam jumlah banyak untuk mengencerkan. Jangan memberikan sesuatu menggunakan mulut kepada orang lain. Pertolongan medis bila tertelan dalam jumlah banyak. Bilas kulit dengan sabun dan air. Pertolongan medis bila iritasi berlanjut. Bilas mata dengan air mengalir. Pertolongan medis bila iritasi masih berlanjut. Tidak dapat terbakar. Tidak dapat meledak. Simpan dalam tempat tertutup, sejuk, kering, dan memiliki ventilasi. Lindungi dari kerusakan fisik. Gunakan sarung tangan, pakaian bersih yang menutupi bagian tubuh dengan baik, dan kacamata pelindung. Bubuk atau kristal putih Tidak berbau 150 g dalam 100 g air dingin >465 o C Stabil pada kondisi penyimpanan dan penggunaan yang tepat. Dapat menghasilkan fosfor oksida bila dibakar. L-5

A.6. Petunjuk keselamatan penggunaan bahan ZnCl 2 1. Identifikasi zat: a. Sinonim b. Berat molekul c. Rumus kimia 2. Komposisi 3. Potensi berbahaya 4. Pengobatan pertama 5. Pengukuran kemungkinan terbakar a. Terbakar b. Meledak 6. Penanganan dan penyimpanan 7. Perlindungan tubuh 8. Sifat fisik dan kimia a. Penampakan b. Bau c. Kelarutan d. Titik didih e. Titik leleh 9. Stabilitas dan reaktivitas Keterangan Seng klorida, seng diklorida 136,30 ZnCl 2 Seng klorida 97-100% Bersifat desktruktif pada lapisan lendir membran dan saluran pernapasan bagian atas. Gejala berupa batuk, laringitis, napas pendek, sakit kepala, dan muntah. Beracun. Dapat menyebabkan iritasi atau korosi pada saluran pencernaan dengan muntah. Dapat menyebabkan kematian perlahan. Dapat menyebabkan iritasi, kulit terbakar, kulit merah, dan sakit. Menyebabkan mata merah, sakit, dan pandangan kabur. Kerusakan mata dapat terjadi bila tersiram larutan. Hirup udara segar. Bila sulit bernapas, berikan pernapasan buatan atau oksigen. Pertolongan medis segera. Minum air dalam jumlah banyak untuk mengencerkan. Jangan memberikan sesuatu menggunakan mulut kepada orang lain. Pertolongan medis segera. Bilas kulit dengan sabun dan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang ikut terkena. Pertolongan medis bila iritasi berlanjut. Bilas mata dengan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Pertolongan medis bila iritasi masih berlanjut. Tidak dapat terbakar. Tidak dapat meledak. Simpan dalam tempat tertutup, pada kondisi sejuk hingga hangat, 2 hingga 40 o C. Gunakan pakaian pelindung, termasuk sepatu boot, sarung tangan, jas lab untuk menghindari kontak dengan kulit. Gunakan kacamata pelindung dan penutup muka agar terhindar dari percikan larutan atau serbuk. Granula kristal putih Tidak berbau 423 g dalam 100 g air pada 25 o C 732 o C 290 o C Stabil pada kondisi penyimpanan dan penggunaan yang tepat. Dapat menghasilkan uap klorin dan seng oksida bila terbakar. L-6

LAMPIRAN B PROSEDUR PERCOBAAN B.1. Prosedur persiapan adsorben B.1.1 Pengolahan awal lumpur bio 1. Lumpur bio disaring dengan penyaring vakum sampai kira-kira 500 gram. Penyimpanan di pendingin. 2. Lumpur bio hasil saring dikeringkan dalam oven (pengering) pada temperatur 105 o C selama 24 jam (sampai massanya tetap). Penentuan berat volatil. 3. Lumpur bio hasil pengeringan digerus dan diayak sampai berukuran lebih kecil daripada 8 mesh. 4. Lumpur bio hasil pengayakan dicelupkan pada agen aktivasi ZnCl 2 5 M. Perbandingan massa lumpur bio dan volume ZnCl 2 sama dengan 25 g/100 ml. 5. Celupan lumpur bio dalam ZnCl 2 digoyang pada temperatur kamar selama 24 jam. 6. Lumpur bio hasil penggoyangan disaring kemudian dikeringkan dalam oven (pengering) pada temperatur 105 o C selama 24 jam. 7. Lumpur bio dapat disimpan dalam desiccator. B.1.2. Proses pirolisis 1. Peralatan pirolisis dinyalakan dan temperatur diatur 800 o C. 2. Gas nitrogen dialirkan ketika temperatur dalam tungku mendekati 800 o C. 3. Delapan gram lumpur bio diletakkan pada tempat (holder) kemudian dimasukkan ke dalam tungku pada temperatur 800 o C. 4. Pirolisis dilakukan selama 60 menit. 5. Pemanas elektrik dimatikan, gas nitrogen dibiarkan tetap mengalir hingga temperatur dalam tungku 100 200 o C, sampel diambil, kerangan tabung gas nitrogen ditutup. L-7

6. Sampel disimpan (pada desiccator ) hingga temperatur ruang kemudian ditimbang. 7. Sampel dapat disimpan dalam desiccator B.1.3. Pengolahan akhir lumpur bio 1. Sampel dicelupkan pada HCl 3 N. Perbandingan massa sampel dan volume HCl sama dengan 5 g per 100 ml. 2. Celupan sampel dalam HCl digoyang pada temperatur kamar selama 24 jam. 3. Sampel hasil penggoyangan disaring. 4. Sampel hasil penyaringan dibilas dengan aqua dm. 5. Sampel hasil pembilasan dikeringkan dalam oven (pengering) pada temperatur 105 o C selama 48 jam (sampai massanya tetap). 6. Adsorben dapat disimpan dalam desiccator. B.2. Pengujian adsorpsi lumpur bio terhadap fenol B.2.1 Pembuatan kurva kalibrasi 1. Larutan fenol berkonsentrasi 5, 10, 15, 20, 50, 75, dan 100 bpj disiapkan. 2. Uji fenol dilakukan untuk mengetahui absorban dengan menggunakan spektrofotometer. 3. Gambar atau alur konsentrasi fenol terhadap absorban dibuat. B.2.3. Adsorpsi isotermal 1. Larutan fenol berkonsentrasi 10, 25, 50, 75, dan 100 bpj disiapkan. 2. Adsorben dicelupkan pada fenol di labu erlemeyer dengan perbandingan massa adsorben dan volume fenol sama dengan 5 g/l. 3. Celupan dalam labu erlemeyer diletakkan pada meja goyang. 4. Sampel fenol diambil ketika waktu kesetimbangan tercapai lalu disaring 5. Konsentrasi fenol residual diketahui dengan uji fenol. L-8

LAMPIRAN C ANALISIS FENOL DENGAN METODE FOTOMETRI LANGSUNG C.1. Prinsip Senyawa fenol yang dapat didistilasi oleh kukus bereaksi dengan 4-aminoantipyrene pada ph 7,9 + 0,1 dengan kehadiran potasium ferisianida untuk membentuk bahan celup antipyrene berwarna. Pewarna ini dijaga dalam larutan cair dan absorbansi diukur pada 500 nm. C.2. Kuantitas minimum yang dapat dideteksi Kuantitas minimum yang dapat dideteksi adalah 10 μg fenol sewaktu 5 cm sel dan 100 ml distilat digunakan. C.3. Peralatan Peralatan fotometri : spektofotometer yang dilengkapi dengan sel absorpsi yang menyediakan jalan cahaya 1-5 cm untuk penggunaan pada 500 nm ph meter C.4. Reagen Amonium hidroksida : NH 4 OH, 0,5 N : encerkan 35 ml conc NH 4 OH baru dalam air sampai 1 L. Larutan buffer fosfat : larutkan 104,5 g K 2 HPO 4 dan 72,3 g KH 2 PO 4 dalam air dan encerkan hingga 1 L. Nilai ph seharusnya 6,8. Larutan 4-aminoantipyrene : larutkan 2 g 4-aminoantipyrene dalam air dan encerkan hingga 100 ml. Siapkan setiap hari. Larutan potasium ferisianida : larutkan 8 g K 3 Fe(CN) 6 dalam air dan encerkan hingga 100 ml. Saring jika perlu. Simpan dalam sebuah botol gelas coklat. Siapkan yang baru tiap minggu. L-9

C.5. Prosedur 1. Tempatkan 100 ml distilat atau bagian yang tidak mengandung lebih dari 0,5 mg fenol yang diencerkan ke 100 ml aquades dalam beaker 250 ml. 2. Siapkan 100 ml aquades blanko. 3. Siapkan lima standar 100 ml fenol yang mengandung 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5 mg fenol. 4. Olah sampel, blanko dan standar-standar sebagai berikut : tambahkan 2,5 ml larutan NH 4 OH 0,5 N dan atur ph 7,9 + 0,1 dengan buffer fosfat secara tibatiba. 5. Tambahkan 1 ml larutan 4-aminoantipyrene dan campurkan dengan baik. 6. Tambahkan 1 ml larutan K 3 Fe(CN) 6 lalu campurkan dengan baik 7. Setelah 15 menit, pindahkan ke sel dan baca absorbansi sampel dan standarstandar terhadap blangko pada panjang gelombang 500 nm. 8. Alurkan absorban terhadap konsentrasi mikrogram fenol. Bangun kurva kalibrasi terpisah untuk setiap fotometer dan uji kurva secara periodik untuk memastikan reproduksi data. C.6. Perhitungan Pengunaan kurva kalibrasi : perkirakan kandungan fenol sampel dari pembacaan fotometri dengan menggunakan kurva kalibrasi yang telah dibangun. fenol (mg /L) = (A/B) x 1000 dengan A = mg fenol pada sampel dari kurva kalibrasi B = ml sampel asli Penggunaan standar fenol tunggal fenol (μg /L) = (C x D x 1000) / (E x B) dengan C = mg larutan fenol standar D = absorbansi yang dibaca dari sampel E = absorbansi larutan fenol standar L-10

LAMPIRAN D DATA PERCOBAAN D.1. Massa Lumpur Bio Sebelum dan Setelah Pengeringan Oven Sebelum pengeringan (g) Setelah pengeringan (g) Berat hilang (g) 204,725 116,225 88,5 187,545 101,045 86,5 304 217,5 86,5 D.2. Perolehan Adsorben dari Pirolisis Berat awal (g) Berat akhir (g) Perolehan Tempuhan 1 7,362 1,155 0.16 Tempuhan 2 8,088 0,75 0,09 Tempuhan 3 8,088 1,121 0,14 D.3. Kurva Kalibrasi Laju Alir Volumetrik Nitrogen Kurva Kalibrasi Laju Alir Volumetrik Nitrogen Laju alir volumetrik (ml/detik) 14 12 10 8 6 4 2 0 y = 0.1753x R 2 = 0.9958 0 10 20 30 40 50 60 70 Skala L-11

Skala Volume nitrogen (ml) Waktu (detik) Waktu (detik) Waktu ratarata (detik) Laju alir volumetrik nitrogen (ml/detik) 0 0 0 0 0 0 5 15 10.3 10.9 10.6 1.4 10 15 7 7 7.0 2.1 15 15 5.3 5.3 5.3 2.8 20 15 4.1 4.1 4.1 3.7 25 15 3.5 3.4 3.5 4.3 30 15 2.8 2.7 2.8 5.5 35 15 2.5 2.5 2.5 6.0 40 15 2.2 2.1 2.2 7.0 45 15 1.9 1.9 1.9 7.9 50 15 1.7 1.7 1.7 8.8 55 15 1.6 1.6 1.6 9.4 60 15 1.5 1.4 1.5 10.3 65 15 1.3 1.3 1.3 11.5 D.4. Kurva Kalibrasi Fenol Kurva Kalibrasi Fenol Konsentrasi Fenol (bpj) 100 80 60 40 20 0 y = 44.298x R 2 = 0.9674 y = 472.35x - 90.541 R 2 = 0.9881 y = 146.7x R 2 = 0.9356 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 Absorbansi Konsentrasi Fenol (bpj) Absorbansi 0 0 5 0.137 10 0.21 25 0.25 50 0.295 75 0.55 100 0.67 L-12

D.5. Data Adsorpsi Isotermal Langmuir Tempuhan 1 Konsentrasi Fenol (bpj) Absorbansi Ce (mg/l) qe (mg/g) 1/Ce ((mg/l) -1 ) 1/qe ((mg/g) -1 ) 25 0.070 3.100 4.380 0.323 0.228 50 0.196 8.681 8.264 0.115 0.121 100 0.220 9.744 18.051 0.103 0.055 Tempuhan 2 Konsentrasi Fenol (bpj) Absorbansi Ce (mg/l) qe (mg/g) 1/Ce ((mg/l) -1 ) 1/qe ((mg/g) -1 ) 50 0.056 2.481 9.504 0.403 0.105 75 0.170 7.531 13.494 0.133 0.074 100 0.200 8.860 18.228 0.113 0.055 Tempuhan 3 Konsentrasi Fenol (bpj) Absorbansi Ce (mg/l) qe (mg/g) 1/Ce ((mg/l) -1 ) 1/qe ((mg/g) -1 ) 50 0.150 6.645 8.671 0.150 0.115 75 0.176 7.796 13.441 0.128 0.074 100 0.274 38.870 12.226 0.026 0.082 D.6. Data Adsorpsi Isotermal Freundlich Tempuhan 1 Konsentrasi Fenol (bpj) Absorbansi Ce (mg/l) qe (mg/g) log Ce log qe 25 0.070 3.100 4.380 0.491 0.641 50 0.196 8.681 8.264 0.939 0.917 100 0.220 9.744 18.051 0.989 1.257 Tempuhan 2 Konsentrasi Fenol (bpj) Absorbansi Ce (mg/l) qe (mg/g) log Ce log qe 50 0.056 2.481 9.504 0.395 0.978 75 0.170 7.531 13.494 0.877 1.130 100 0.200 8.860 18.228 0.947 1.261 L-13

Tempuhan 3 Konsentrasi Fenol (bpj) Absorbansi Ce (mg/l) qe (mg/g) log Ce log qe 50 0.150 6.645 8.671 0.822 0.938 75 0.176 7.796 13.441 0.892 1.128 100 0.274 38.870 12.226 1.590 1.087 L-14