ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH AGUSSANTA HIDAYAT E1R112002

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH

Meina Noriyana Guru SMPN 3 Paringin, Kabupaten Tabalong

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN

UMU SALAMAH NIM. E1R012050

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

DILLA AFRIANSYAH NIM. E1R

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN STAD BERBANTU PERMAINAN KOTAK-KATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

MIRA BERLIANA NIM E1R

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

Menyetujui : Dosen Pembimbing Skripsi. Drs. M. Yusuf Nasution, M. Si NIP Mengetahui :

Putri Wahyu Kinanti 7, Joko Waluyo 8, Slamet Hariyadi 9

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH

Harini SMPN 17 Surakarta

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH MILA KAMALASARI E1R

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika Oleh MARYATI E1R112041

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Widanti et al., Penerapan Teknik Mind Mapping...

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

ARTIKEL. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan ProgramSarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

OLEH : Bernardus Denta Dwi Prastama PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

Dina Safitri, Masjudin, Eliska Juliangkary Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM-GAME-TOURNAMENTS)

Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan Respon dan Hasil Belajar PKn Siswa

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh ROSITA OKTAVIA NIM. E1R

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol V, No. 10, Oktober 2014 ISSN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP GAYA

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS IV SEMESTER II MENGGUNAKAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT DI SDN 3 BULUNG CANGKRING

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

Oleh :Agusminarti D 1), Elfis 1} 1} Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAM GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGADIPURO I DUKUN MAGELANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 1.1, hlm

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS BERBANTUKAN DOMINO TRIGONOMETRI

Keywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL DAN PENERAPANNYA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MENGGAMBAR ILUSTRASI PADA KELAS XI IPA SMA N 1 KARANGDOWO KLATEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN

Transkripsi:

i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PROGRAM LINIER KELAS X TKJ-2 SMK NEGERI 6 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika Oleh AYUDYA DWI YULIANTI NIM. E1R012004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016

ii

iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING JURNAL SKRIPSI... i ii DAFTAR ISI... iii ABSTRAK... iv ABSTARCT... v PENDAHULUAN... 1 METODE PENELITIAN... 2 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 4 KESIMPULAN DAN SARAN... 6 DAFTAR PUSTAKA... 7

iv PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PROGRAM LINIER KELAS X TKJ-2 SMK NEGERI 6 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 OLEH AYUDYA DWI YULIANTI NIM. E1R 012 004 ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan di kelas X TKJ-2 SMK Negeri 6 Mataram diperoleh bahwa aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan skor aktivitas belajar siswa mencapai 7,9 dan prestasi belajar siswa secara klasikal sebesar 39,29% dengan nilai rata-rata 58,57 pada ulangan akhir semester (UAS) ganjil matematika tahun pelajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) terhadap aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi program linier kelas X TKJ-2 SMK Negeri 6 Mataram tahun pelajaran 2015/2016. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa meningkat dari siklus I dengan rata-rata skor 15,33 poin dan berkategori aktif menjadi 17,67 poin dan berkategori sangat aktif pada siklus II. Selain itu, prestasi belajar siswa meningkat dari siklus I dengan rata-rata hasil evaluasi belajar siswa sebesar 61,64 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 60,71% menjadi 78,04 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 85,71% pada siklus II. Adapun saran yang dapat diberikan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat diterapkan pada materi dan kelas yang lain dengan lebih mengoptimalkan kelebihan dan meminimalkan kekurangan yang ada dalam model pembelajaran tersebut. Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT), Aktivitas Belajar, Prestasi Belajar.

v THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TGT TO IMPROVE STUDENT LEARNING ACTIVITIES AND ACHIEVEMENT IN LINEAR PROGRAM MATERIAL IN X TKJ-2 GRADE OF SMKN 6 MATARAM ACADEMIC YEAR OF 2015/2016 AYUDYA DWI YULIANTI NIM. E1R012004 ABSTRACT Based on the result of preliminary observations which have been done in X TKJ-2 grade in SMKN 6 Mataram found that the activity and mathematics achievement of students was still low. This was indicated by a score of student activity learning reached 7,9 and student achievement in classical completeness percentage to 39,29% with an average value of 58,57 at the mathematic final examination (UAS) odd semester in academic year of 2015/2016. The purpose of this study was to determine how the implementation of cooperative learning model type Teams Game Tournament (TGT) toward the activity and student achievement on a linear program material in X TKJ-2 grade in SMKN 6 Mataram academic year of 2015/2016. The conclusion of this study was student learning activities improved from the first cycle with an average score 15,33 point and active categorized to 17,67 point and very active categorized in the second cycle. In the other hand, student learning achievement improved from the first cycle with the average result of the evaluation 61,43 with the classical completeness percentage of 60,71% to 78,04 with the classical completeness percentage of 85,71% in the second cycle. The advice can be given that cooperative learning model TGT can be applied to the other material and to the another grade by optimizing the advantages and minimize the deficiencies that exist in that lesson model. Keyword: cooperative learning, Teams Game Tournament (TGT), student learning activities, learning achievement

16 PENDAHULUAN Berdasarkan hasil observasi selama melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMKN 6 Mataram, khususnya di kelas X TKR-1 dan X TKJ-2, dapat diketahui bahwa kelas X TKJ-2 memiliki prestasi belajar yang lebih rendah pada mata pelajaran matematika jika dibandingkan dengan kelas X TKR-1. Hal ini bisa dilihat dari hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) Ganjil pada mata pelajaran Matematika yang disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ulangan Akhir Semester (UAS) Ganjil dan Ketuntasan Klasikal Kelas X TKR-1 dan X TKJ-2 SMK Negeri 6 Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016. No. Kelas Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasikal 1 X TKR 1 67,09 67,5% 2 X TKJ 2 58,57 39,29% (Sumber: Guru Matematika) Dari Tabel 1.1 di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas X TKJ-2 lebih rendah yaitu 58,57 dan memiliki ketuntasan klasikal 39,29%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat masalah dalam proses belajar mengajar (PBM) yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika kelas X di SMK Negeri 6 Mataram diketahui bahwa masalah terjadi tidak hanya dalam PBM, namun pada aktivitas siswa di kelas. Pada umumnya siswa memiliki minat belajar yang rendah. Siswa cenderung kurang memperhatikan penjelasan guru terkait materi yang diajarkan. Namun, berdasarkan hasil wawacara tersebut juga diketahui bahwa adanya antusiasme belajar yang ditunjukkan siswa jika pembelajaran dilakukan dengan diskusi kelompok karena siswa dikelompokkan secara heterogen sehingga siswa yang memiliki kemampuan lebih tinggi dapat membantu teman satu kelompoknya yang berkemampuan lebih rendah. Lebih-lebih jika kelompok pemenang diberikan hadiah di akhir proses pembelajaran. Di sisi lain, berdasarkan lembar hasil observasi awal diketahui bahwa nilai rata-rata aktivitas belajar siswa secara klasikal 7,9 yang termasuk dalam kategori tidak aktif. Siswa yang tidak aktif ini dapat dilihat dari tidak nampaknya keaktifan siswa dalam beberapa indikator seperti antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, interaksi siswa dengan guru, aktivitas siswa saat mengerjakan soal latihan sebagai pengembangan individu, dan partisipasi siswa dalam mengakhiri pembelajaran. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru menggunakan berbagai macam strategi, metode, teknik, maupun model pembelajaran agar siswa merasa bahwa belajar itu

27 menyenangkan, lebih-lebih pada mata pelajaran matematika. Tapi dalam kenyataannya tetap saja saat PBM berlangsung siswa merasa jenuh karena penerapan model pembelajaran yang kurang tepat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan suatu model pembelajaran yang menyenangkan. Mengingat karakteristik siswa yang senang bermain-main, peneliti menawarkan satu model pembelajaran yang peneliti anggap cocok dengan hal tersebut yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT). Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) adalah salah satu model pembelajaran yang menggunakan turnamen akademik, kuis-kuis, dan sistem skor kemajuan individu. Karena model pembelajaran kooperatif tipe TGT mengandung unsur permainan dan penghargaan yang menuntut setiap peserta didik berperan aktif untuk menyumbangkan skor kepada kelompoknya, maka model pembelajaran kooperatif tipe TGT diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif dapat diterapkan pada semua mata pelajaran termasuk matematika. Salah satu materi yang dipelajari pada semester genap ini adalah materi program linier. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Program Linier Kelas X TKJ-2 SMK Negeri 6 Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan secara bersiklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan alokasi waktu 10 jam pelajaran atau 4 kali pertemuan. Prosedur PTK pada penelitian kali ini mencakup: penetapan fokus permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dibarengi observasi dan interpretasi, analisis dan refleksi, dan perencanaan tindak lanjut (bila diperlukan). Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 6 Mataram, Jl. Lalu Mesir Babakan, Kec. Sandubaya, Mataram dari tanggal 19 Februari sampai dengan 29 Maret 2016. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TKJ-2 dengan jumlah siswa 28 orang. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari siswa dan guru matematika kelas X TKJ-2 SMK Negeri 6 Mataram tahun pelajaran 2015/2016. Jenis data dari penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri atas data hasil observasi aktivitas belajar siswa, data hasil observasi aktivitas guru, dan data prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) digunakan lembar observasi aktivitas belajar

38 siswa dan guru sedangkan untuk mengetahui prestasi belajar siswa digunakan instrumen berupa tes dalam bentuk essay. Data aktivitas belajar siswa dianalisis dengan menggunkan M i (Mean ideal) dan SD i (Standar Deviasi ideal). M i diperoleh dengan rumus 1 (skor maksimal ideal + 2 skor minimal ideal) dan SD i diperoleh dengan rumus 1 3 M i. Sedangkan untuk menentukan skor rata-rata indikator aktivitas belajar siswa digunakan rumus X = X i n, dimana X merupakan skor rata-rata aktivitas belajar siswa, X i merupakan jumlah rata-rata skor indikator aktivitas belajar siswa dan n menyatakan banyaknya pertemuan yang dilakukan (Nurkancana, 1990: 173). Setelah itu, untuk dapat menentukan kriteria aktivitas belajar siswa digunakan modifikasi skor standar seperti yang tertera pada tabel berikut ini (Nurkancana, 1990: 103): Tabel 2.1 Pedoman Kriteria Aktivitas Belajar Siswa Interval Skor Interval skor Kategori X M i + 1,5 SD i X 15,75 Sangat Aktif M i + 0,5 SD i X < M i + 1,5 SD i 12,25 X < 15,75 Aktif M i 0,5 SD i X < M i + 0,5 SD i 8,75 X < 12,25 Kurang Aktif X < M i 0,5 SD i X < 8,75 Tidak Aktif Selain itu, untuk menentukan skor rata-rata indikator aktivitas guru digunakan rumus Y = Y i n, dimana Y merupakan skor rata-rata aktivitas guru, Y i merupakan jumlah rata-rata skor indikator aktivitas guru dan n menyatakan banyaknya pertemuan yang dilakukan (Nurkancana, 1990: 173). Untuk menentukan kriteria aktivitas guru digunakan modifikasi skor standar seperti yang tertera pada tabel berikut ini (Nurkancana, 1990): Tabel 2.2 Pedoman Kriteria aktivitas guru Interval Skor Interval skor Kategori Y M i + 1,5 SD i Y 13,5 Sangat Baik M i + 0,5 SD i Y < M i + 0,5 SD i 10,5 Y < 13,5 Baik Kurang M i 0,5 SD i Y < M i + 0,5 SD i 7,5 Y < 10,5 Baik Y < M i 0,5 SD i Y < 7,5 Tidak Baik

49 Data prestasi belajar siswa dianalisis menggunakan rumus R = R N dimana R merupakan nilai rata-rata skor siswa, R merupakan nilai skor masing-masing siswa, dan N merupakan jumlah siswa. Sedangkan analisis untuk mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal gunakan rumus KB = x x100%, dengan KB adalah persentase ketuntasan belajar N klasikal, x merupakan banyak siswa yang memperoleh nilai 75 dan N menyatakan jumlah seluruh siswa. Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa dikatakan meningkat apabila berkategori aktif, dan prestasi belajar siswa dikatakan meningkat apabila prestasi belajar siswa 75 dan ketuntasan belajar secara klasikal minimal 85%. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Secara keseluruhan, ringkasan hasil penelitian siklus I sampai siklus II dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut: Siklus Rata-rata Skor prestasi belajar Tabel 3.1 Ringkasan hasil penelitian siklus I dan siklus II % ketuntasan Aktivitas Belajar Siswa P1 P2 P1 Aktivitas Guru P2 Ratarata Ratarata I 61,43 60,71% 14,99 15,66 15,33 18 18 18 Sangat Sangat Sangat Kategori Aktif Aktif Aktif Baik Baik Baik II 78,04 85,71% 15,99 19,35 17,67 18 18 18 Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Kategori Aktif Aktif Aktif Baik Baik Baik Keterangan: P1 : Pertemuan 1 P2 : Pertemuan 2 Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa dari penelitian yang dilakukan pada siklus I, diperoleh hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa dan guru. Jumlah skor aktivitas belajar siswa sebesar 14,99 dengan kategori aktif pada pertemuan pertama dan 15,66 dengan kategori aktif pada pertemuan kedua sehingga rata-rata skor aktivitas belajar siswa sebesar 15,33 dengan kategori aktif. Sedangkan rata-rata skor prestasi belajar siswa pada siklus I sebesar 61,43 poin. Berdasarkan indikator keberhasilan penelitian, maka kriteria aktivitas belajar tersebut sudah tercapai namun prestasi belajar siswa masih < 75 dan ketuntasan klasikalnya juga di bawah 85% sehingga penelitian harus dilanjutkan ke siklus II.

10 5 Meskipun dalam penelitian pada siklus I dinyatakan bahwa skor aktivitas belajar siswa sudah tercapai berdasarkan indikator keberhasilan penelitian, akan tetapi terdapat kekurangan yang harus diperbaiki seperti kesiapan siswa mengikuti pembelajaran, adanya siswa yang tidak memperhatikan saat guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat mempelajari program linier, terganggunya kegiatan penyajian kelas, adanya siswa yang tidak terlibat aktif dalam kegiatan team, kesulitan siswa dalam memahami materi yang ada dalam LKS, sebagian siswa tidak menyimak penyampaian hasil diskusi kelompok lain, tidak melakukan turnamen sesuai dengan aturan yang berlaku, dan membuat kesimpulan pembelajaran. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I, guru melakukan beberapa perbaikan pada siklus II. Perbaikan-perbaikan tersebut antara lain dengan guru memberikan peringatan tegas terkait dengan kedisiplinan serta menginformasikan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam setiap tahap kegiatan, memperkuat pemberian motivasi kepada siswa dengan memberikan pandangan-pandangan tentang pentingnya mempelajari materi program linier bagi kehidupan sehari-hari, memberikan pertanyaan kepada siswa yang tidak memperhatikan saat diberikan penjelasan, guru mengawasi pelaksanaan diskusi masingmasing kelompok dan menegaskan bahwa keberhasilan kelompok tergantung pada kontribusi skor masing-masing anggota kelompok, guru memberikan stimulus atau contoh-contoh yang lebih sederhana agar lebih mudah dipahami oleh siswa, meminta siswa yang tidak memperhatikan presentasi kelompok lain untuk maju mewakili kelompoknya dalam presentasi, menegaskan kembai bahwa siswa ditempatkan di meja turnamen dengan siswa lain yang memiliki kemampuan yang setara, memastikan siswa untuk memahami informasi pada tiap tahapan dan mendampingi kelompok yang mengalami kesulitan dalam menuliskan kesimpulan, serta meminta beberapa siswa untuk menulis hasil pekerjaan rumahnya di papan tulis pada awal pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dan sisanya dikumpulkan. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan pada siklus II menyebabkan perubahan ke arah yang lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan skor rata-rata aktivitas belajar siswa yaitu sebesar 15,99 dengan kategori sangat aktif pada pertemuan pertama dan 19,35 dengan kategori sangat aktif pada pertemuan kedua sehingga rata-rata skor aktivitas belajar siswa sebesar 17,67 dengan kategori sangat aktif. Sedangkan rata-rata skor prestasi belajar siswa pada siklus II sebesar 78,04 poin. Berdasarkan indikator keberhasilan penelitian, maka kriteria aktivitas dan prestasi belajar siswa tersebut sudah tercapai dimana aktivitas belajar siswa sudah berkategori sangat aktif, prestasi belajar siswa 75 dan ketuntasan klasikalnya > 85% sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.

11 6 Keberhasilan pada penelitian ini didukung oleh beberapa faktor seperti peran aktif siswa dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya. Siswa sudah terlihat lebih siap memulai pembelajaran, lebih aktif dalam kegiatan team dan game tournament, serta membuat dan menyampaikan kesimpulan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada orang lain (Isjoni, 2011: 23). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut berkompetisi dalam turnamen akademik sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Siswa juga mempunyai tanggung jawab untuk memberikan kontribusi skor pada kelompoknya sehingga siswa akan berusaha terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang secara tidak langsung dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Seperti yang diungkapkan Slavin (dalam Jufri, 2013: 121-122) bahwa secara teoritis turnamen akademik diharapkan dapat meningkatkan semangat belajar dan kerjasama untuk saling membantu antar sesama anggota kelompok. Turnamen akademik seperti ini memang mengembangkan suasana akademik yang bersifat kompetisi, akan tetapi bukan kompetisi antar individu melainkan antar kelompok. Pada awalnya, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini membuat beberapa siswa enggan untuk ikut berkompetisi karena siswa merasa turnamen akademik tersebut tidak adil bagi mereka yang memiliki kemampuan rendah. Namun, setelah diberikan penjelasan kembali oleh guru bahwa dalam turnamen akademik ini siswa yang memiliki kemampuan setara dari masing-masing kelompok kooperatif yang akan berkompetisi, bukan yang mempunyai kemampuan tinggi melawan yang berkemampuan rendah, dan kemudian para pemenang memperoleh pengakuan dan hadiah, maka siswa kelas X TKJ-2 menjadi lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi program linier kelas X TKJ-2 SMK Negeri 6 Mataram tahun pelajaran 2015/2016. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

12 7 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi program linier kelas X TKJ-2 SMK Negeri 6 Mataram tahun pelajaran 2015/2016. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan skor rata-rata aktivitas siswa dari 7,9 dengan kategori tidak aktif menjadi 17,67 dengan kategori sangat aktif pada siklus II. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) dapat meningkakan prestasi belajar siswa pada materi program linier kelas X TKJ-2 SMK Negeri 6 Mataram tahun pelajaran 2015/2016. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata siswa dari 58,57 dengan ketuntasan belajar siswa secara klasikal 39,29% menjadi 78,04 dengan ketuntasan belajar siswa secara klasikal 85,71%% pada evaluasi siklus II dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75. Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat diterapkan juga pada kelas lain dalam upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dengan mempertimbangkan kendala-kendala dan kekurangan pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut. 2. Bagi sekolah Pihak sekolah diharapkan dapat meningkatkan pemahamannya terkait model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini agar dapat mendukung model pembelajaran lain yang ada di sekolah guna meningkatkan kualitas pembelajaran. 3. Bagi peneliti selanjutnya Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat terus diterapkan di berbagai materi maupun mata pelajaran dengan lebih mengoptimalkan kelebihan dan meminimalkan kekurangan yang ada dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini. DAFTAR PUSTAKA Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jufri, A.W. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta. Nurkancana, W & Sunartana. 1990. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.