BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan PT. Sari Warna Asli III, Karanganyar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis (Kerlinger dalam Sugiyono, 2001). B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup dan waktu yang ingin diteliti (Durianto, 2001). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap yang bekerja di PT. Sari Warna Asli III, Karanganyar. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari observasi yang dipilih dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya (Durianto, 2001). Ferdinand (2000) memberikan pedoman ukuran sampel yang diambil, yaitu : 14
15 a. 100-200 sampel untuk teknik Maximum Likelihood Estimation b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi. c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. d. Bila sampelnya sangat besar, maka peneliti dapat memilih teknik estimasi. Sampel penelitian ini adalah supervisor dan karyawan tetap (dyads) di PT. Sari Warna Asli III, Karanganyar. Sampel minimal yang akan diambil dalam penelitian ini adalah berdasarkan jumlah parameter yang diestimasi dikalikan enam. Jumlah sampel minimal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 6 = 108 sampel. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik convenience sampling yaitu pengumpulan data dari anggota populasi yang bersedia memberikannya (Sekaran, 2000). Peneliti menggunakan teknik ini atas dasar kemudahan dalam memperoleh sampel dan kesediaan untuk menjadi responden. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara memberikan kuesioner pada bagian personalia yang kemudian akan disebarkan oleh supervisor pada karyawan bagian masing-masing. Setelah seminggu kemudian kuisioner diberikan kepada supervisor untuk dilakukan pengecekan kuesioner karyawan pada bagian masing-masing.
16 C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Responsif Supervisor Janssen & Gao (2013) Responsif supervisor telah didefinisikan sebagai sejauh mana karyawan merasa supervisor mereka adil, tepat, tidak memihak, bersedia untuk mengambil tindakan, dan efektif dalam menangani suara mereka. Responsif supervisor diukur dengan menggunakan 6 item yang dikembangkan oleh Saunders et al. (1992). Gist & Mitchell (1992) Self-efficacy didefinisikan sebagai "estimasi seseorang atau kapasitasnya untuk mengatur kinerja pada tugas tertentu". Self-efficacy fo voice diukur dengan menggunakan 3 item yang dikembangkan oleh Spreitzer G. M. (1995). Tyler (1999) Menyatakan self-perceived status dalam konteks kelompok kerja mengacu pada bagaimana karyawan dihargai dan dihormati sebagai individu atau sebagai anggota kelompok. Selfperceived status diukur dengan menggunakan 3 item yang dikembangkan oleh Tangirala dan Ramanujam (2008). Indikator-indikator tersebut diukur dengan menggunakan skala likert 7 poin, (1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) KS = Kurang Setuju, (4) RR = Ragu-ragu, (5) AS = Agak Setuju, (6) S = Setuju, (7) ST = Sangat Setuju.
17 Van Dyne & LePine (1998) Voice behavior didefinisikan sebagai perilaku menyuarakan pendapat atau kritik yang bersifat baik untuk memajukan dan membuat peluang yang inovatif dalam organisasi maupun kelompok kerja. Voice behavior diukur dengan menggunakan 6 item yang dikembangkan oleh Van Dyne dan Lepine (1998). Indikator tersebut diukur dengan menggunakan skala likert 7 poin, (1) TP = Tidak Pernah, (2) HP = Hampir Pernah, (3) HS = Hanya Sekali, (4) J = Jarang, (5) AS = Agak Sering, (6) S = Sering, (7) HS = Hampir Selalu. D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah dengan kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup artinya kuesioner yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda silang atau centang pada kolom atau tempat yang sesuai (Arikunto, 2000). E. Sumber Data 1. Data primer Data primer merupakan data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus (Istijanto, 2005). Data
18 dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan yaitu supervisor dan karyawan PT. Sari Warna Asli III, Karanganyar. 2. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, bukan oleh periset sendiri dengan tujuan lain. Ini mengandung arti bahwa periset hanya sekedar mencatat, mengakses, atau meminta data tersebut ke pihak lain yang telah mengumpulkannya di lapangan. Periset ini hanyalah memanfaatkan data yang sudah ada untuk penelitiannya (Istijanto, 2005). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dokumen-dokumen dan catatan-catatan dari PT. Sari Warna Asli III, Karanganyar. Data perusahaan meliputi sejarah dan profil perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, jumlah karyawan dan hal-hal lain yang terkait. F. Metode Pengumpulan Data 1. Kuesioner Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode kuesioner. Menurut Arikunto (2000), pengertian kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Dalam hal ini kuesioner diberikan kepada supervisor dan karyawan PT. Sari Warna Asli III, Karanganyar.
19 2. Studi Pustaka Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan tertulis seperti literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. G. Metode Analisis 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data observasi agar pihak lain dapat dengan mudah memperoleh gambaran mengenai sifat objek dan data tersebut (Sekaran, 2000). Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis profil responden. Analisis deskriptif dipakai untuk menghitung secara presentase dari nilai yang didapat dari jawaban dalam daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan menggunakan proses kualifikasi/numerialisasi. 2. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas a. Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan bahwa instrument atau alat ukur, teknik, atau proses yang digunakan untuk mengukur suatu konsep benar-benar melakukan fungsi ukurnya yaitu konsep yang diinginkan (Sekaran, 2000). Semakin tinggi validitas suatu alat ukur, semakin tinggi pengukuran mengenai sasarannya. Pengujian validitas penelitian ini dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA) menggunakan software SPSS Statistics 22 for
20 windows, dikatakan valid jika setiap item pertanyaan mempunyai factor loading 0,50. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Untuk uji reliabilitas menggunakan metode Cronbach s Alpha dengan bantuan SPSS Statistics 22 for windows. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach s Alpha 0,60 (Nunnally dalam Ghozali, 2006). 3. Metode Analisis Statistik Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). SEM merupakan teknik analisis multivariate yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks baik recursive maupun nonrecursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. Pengujian hipotesis dengan menggunakan program Amos 16. Amos merupakan program yang paling informatif dalam menyajikan hasil-hasil statistik, sehingga modifikasi model dan penyebab tidak fit atau buruknya suatu model dapat mudah diketahui. (Ghozali, 2008). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengujian model Structural Equation Modelling (SEM), yaitu:
21 a. Asumsi Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Normalitas dibagi menjadi 2 yaitu univariate normally dan multivariate normally. Apabila data memiliki multivariate normally maka data tersebut pasti juga memiliki univariate normally. Sebaliknya apabila data adalah univariate normally maka belum tentu data juga memiliki multivariate normall (Ghozali, 2008). Untuk menguji asumsi normalitas maka digunakan nilai z statistik untuk skewness dan kurtosisnya. Ghozali (2008) membagi distribusi data menjadi 3 bagian, yaitu: 1) Normal, yaitu nilai skewness kurang dari 2 dan nilai kurtosis kurang dari 7. 2) Moderately non-normal, yaitu besarnya data yang tidak normal adalah sedang. Nilai skewness antara 2 sampai 3 dan nilai kurtosis antara 7 sampai 21. 3) Extremely non-normal, yaitu distribusi data yang tidak normal sangat besar. Nilai skewness diatas 3 dan nilai kurtosis diatas 21. b. Asumsi Data outliers adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat jauh berbeda dari data observasi lainnya. Outliers dapat dievaluasi dengan nilai Mahalanobis Distance dengan nilai degree of freedom sejumlah variabel pada tingkat p < 0,001. Variabel yang dimaksud adalah jumlah item pengukuran pada model.
22 c. Pengujian Fit index digunakan untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang disajikan dengan data yang disajikan. Dijelaskan pada tabel sebagai berikut: Tabel III.1 Tabel Ù±±¼²» ó±ºóº ²¼ ½» Ý ó (χ²) Í ¹² º ½ ²½» Ð ±¾ ¾ ø ÝÓ ÒñÜÚ ÙÚ ßÙÚ ÌÔ ÝÚ ÒÚ ÎÓÍÛß Sumber: Ghozali (2008) ݫ󱺺 Ê Ü µ ² µ»½ ðôðë îôðð ðôçð ðôçð ðôçð ðôçð ðôçð ðôðè Penjelasan dari masing-masing kriteria goodness of fit tersebut sebagai berikut: 1) Chi-Square dan Probabilitas Nilai chi-square menunjukkan adanya penyimpangan antara sample covariance matrix dan model (fitted) covariance matrix. Chi-square ini merupakan ukuran mengenai buruknya fit suatu model. Nilai chi-square sebesar 0 menunjukkan bahwa model memiliki fit yang sempurna. P adalah probabilitas untuk memperoleh penyimpangan besar sebagaimana ditunjukkan oleh nilai chi-square. Sehingga, nilai chi-square yang signifikan (kurang daripada 0.05)
23 menunjukkan bahwa data empiris yang diperoleh memiliki perbedaan dengan teori yang telah dibangun berdasaran Structural Equation Model (Ghozali, 2006). 2) Normed Chi Square (CMIN/DF) CMIN/DF adalah ukuran yang diperoleh dari nilai chisquare dibagi dengan degree of freedom. Indeks ini merupakan indeks kesesuaian parsimonious yang mengukur hubungan goodnes of fit model dan jumlah-jumlah koefisien estimasi yang diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian (Ghozali, 2008). Nilai yang direkomendasikan untuk menerima kesesuaian model adalah CMIN/DF 2,0. 3) Goodness Of Fit Index (GFI) Goodness of Fit Index (GFI) mencerminkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya (Ghozali, 2008). Nilai GFI 0.90 mengisyaratkan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik. 4) Adjusted Goodness Fit of Index (AGFI) AGFI merupakan pengembangan dari Goodness of Fit Index (GFI) yang telah disesuaikan dengan ratio antara degree of freedom model yang diusulkan dan degree of freedom dari null model (Ghozali, 2008). Nilai yang direkomendasikan adalah AGFI 0.90, semakin besar nilai AGFI maka semakin baik kesesuaian modelnya.
24 5) Tucker Lewis Index (TLI) TLI digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi analisis faktor, dimana menggabungkan ukuran parsimony ke dalam index komparasi antara proposed model dan null model (Ghozali, 2008). Nilai TLI yang direkomendasikan adalah 0,90. TLI merupakan indeks yang kurang dipengaruhi oleh ukuran sampel. 6) Comparative Fit Index (CFI) CFI adalah indeks kesesuaian incremental yang membandingkan model yang diuji dengan null model (Ghozali, 2008). Nilai yang direkomendasikan yaitu 0,90. Nilai yang mendekati 1 mengindikasikan model memiliki tingkat kesesuaian yang baik. 7) Normed Fit Index (NFI) NFI merupakan ukuran perbandingan antara proposed model dan null model (Ghozali, 2008). Nilai yang direkomendasikan adalah 0.90. 8) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) RMSEA adalah ukuran yang mencoba memperbaiki kecenderungan statistic Chi-square menolak model dengan jumlah sampel yang besar (Ghozali, 2008). Nilai penerimaan yang direkomendasikan 0,08. d. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis tingkat signifikansi hubungan kausalitas antar konstruk dalam model yang didasarkan pada nilai c.r (z-hitung) lebih besar dari atau sama dengan
25 nilai z-tabel (z-hitung z-tabel). Nilai z-tabel untuk masing-masing tingkat signifikansi adalah: (1) 1% = 2,56, (2) 5% = 1,96, (3) 10% = 1,645. e. Menurut Baron & Kenny (dalam Ghozali, 2009) suatu variabel disebut variabel intervening jika variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel prediktor (independen) dan variabel kriterion (dependen). Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan uji Sobel (Sobel test). Uji sobel dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen X (responsif supervisor) ke variabel dependen Y (voice behavior) melalui variabel intervening M (self-perceived status). Pengaruh tidak langsung X (responsif supervisor) ke Y (voice behavior) melalui M (self-perceived status) dihitung dengan cara mengalikan jalur X M (a) dengan jalur M Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = (c c ), dimana c adalah pengaruh X (responsif supervisor) terhadap Y (voice behavior) tanpa mengontrol M (selfperceived status), sedangkan c adalah koefisien pengaruh X (responsif supervisor) terhadap Y (voice behavior) setelah mengontrol M (self-perceived status). Standard error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect) Sab dihitung dengan rumus dibawah ini:
26 Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka kita perlu menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut: Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel yaitu 1,96. Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi (Ghozali, 2009). Sobel tes ini dilakukan menggunakan aplikasi sobel test calculator online.