BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Peninggalan peninggalan sejarah merupakan bukti bukti kehidupan. yang menyangkut sebuah peristiwa sejarah.

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI BANGUNAN BANGUNAN BERSEJARAH DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB I PENDAHULUAN. Serdang Bedagai, semasa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.

BAB I PENDAHULUAN. keberadaban. Pengalihan kewenangan pemeliharaan dan pelestarian kebudayaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Situs Makam Sisingamangaraja XII yang ada di Soposurung Balige

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sejarah suatu kota maupun negara. Melalui peninggalan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran 2013 yang menyebutkan bahwa : Secara geografis, Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 33 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

2.1. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA BANDA ACEH

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN PENINGGALAN SEJARAH DAN PURBAKALA KABUPATEN SIAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Museum Terbuka Museum Terbuka merupakan museum yang berada di

PENDAHULUAN. Pelaksanaan kegiatan Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan

BAB 5 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN PENINGGALAN SEJARAH DAN PURBAKALA KABUPATEN SIAK

PERANSERTA STAKEHOLDER DALAM REVITALISASI KAWASAN KERATON KASUNANAN SURAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: YANTHI LYDIA INDRAWATI L2D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 20 TAHUN 2008

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

2.1 KEBIJAKAN RENCANA PENGEMBANGAN MENURUT RTRW. spasial dalam pengembangan wilayah dan kota yang dibentuk atas dasar kesepakatan

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Warisan pra kolonial di Tanah Karo sampai sekarang masih dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Sumatera

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan nasional merupakan sesuatu hal yang penting bagi Indonesia dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA [LN 2010/130, TLN 5168]

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menyangkut tentang cita-cita hidup manusia. Sehubungan dengan itu

BAB I PENDAHULUAN. Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengutamakan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 21 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. namun juga membahas keadaan sosial, ekonomi, politik dan yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. menurut sumber lisan turun-menurun berasal dari bahasa simalungun: sima-sima dan

I. PENDAHULUAN. Taman Hutan Raya (Tahura) Tongkoh terletak di dua kabupaten yaitu Kabupaten

PERAN RETRIBUSI OBYEK WISATA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 19 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologinya (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan menuju daerah tujuan wisata. Terdapat dua fungsi dari atraksi

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain mampu merumuskan tujuan pendidikan yang berisikan

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia.Ibukota Kabupaten ini dipindahkan dari

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi Lintang Utara,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 7 TAHUN 2008

BERITA ACARA RAPAT PENJELASAN SAYEMBARA GAGASAN PENATAAN KAWASAN PASAR BARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 9 TAHUN 2008

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan yang mutlak bagi setiap instansi, apalagi secara keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, serta memperkuat ikatan rasa kesatuan dan persatuan bagi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 43 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMBORAN AIR BAWAH TANAH DAN IZIN PEMAKAIAN AIR BAWAH TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 15 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 15 TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antar antara

T PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL MENGENAI CAGAR BUDAYA KESULTANAN ACEH UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH BAGI SISWA

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Kriteria PELESTARIAN KAWASAN CAGAR BUDAYA BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT DI KAMPUNG PENELEH KOTA SURABAYA

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG CAGAR BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sehingga menjadi sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. menerus meningkat, memerlukan modal yang besar jumlahnya. Pengembangan kepariwisataan merupakan salah satu alternatif yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. sejarah di SMA Negeri 2 Ende, dapat diambil kesimpulan antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB I PENDAHULUAN. hutan belantara merupakan kebanggaan pada usia muda. Di tengah perjalanannya rombongan

BAB V A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya

BAB I PENDAHULUAN. Bernadib, 1982:28). Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5)

IDENTIFIKASI LOKASI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 17 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI. transformatif nilai-nilai religi dan budaya dalam pendidikan sejarah di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Peninggalan peninggalan sejarah merupakan bukti bukti kehidupan manusia dari hasil kreatifitas budaya baik berupa benda yang bergerak maupun yang diperkirakan telah berumur 50 tahunan dan mempunyai nilai sejarah, pengetahuan, kebudayaan, pendidikan/pembelajaran sejarah. Yang dari dalamnya dapat kita temukan kebenaran kebenaran sejarah tertentu yang menyangkut sebuah peristiwa sejarah. 2. Di Kabupaten Serdang bedagai, terdapat bangunan bangunan bersejarah yang merupakan jejak ataupun saksi bisu dari semua peristiwa peristiwa bersejarah yang dilalui dan dialami langsung oleh Kabupaten Serdang bedagai. 3. Bangunan bangunan bersejarah periode kesultanan tersebut meliputi istana kesultanan serdang, mesjid Raya Sulaimaniyah, mesjid Sulaiman Pantai Cermin, Rumah Tengku Umar, istana pangeran Bedagai, mesjid Jamik Ismailiyah, kantor kerapatan Bedagai, mesjid Jamik Sei Rampah. Peninggalan Belanda meliputi Kantor Pengadilan Dan Eksekusi Belanda, SD 101929, Rumah Panggung, Mess Penginapan, Menara air/water Leding, stasiun Perkeretaapian, pajak lama dan Kanal Belanda. Peninggalan Cina meliputi ruko Cina, vihara HutCoKong dan Peninggalan masa Jepang yaitu SMA Negeri 2 Perbaungan,

4. Bangunan peninggalan bersejarah ini bukan hanya menjadi sebuah aset bagi Kabupaten Serdang Bedagai sendiri, tetapi juga sebuah beban yang menuntut tanggung jawab dan perhatian yang lebih intensif dari pihak pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai agar tidak jatuh ke tangan tangan yang tidak bertanggung jawab dan punah, baik rusak itu dimakan waktu ataupun diratakan dengan tanah dengan alasan kepentingan kepentingan oknum oknum tertentu. 5. Dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya adalah : bahwa untuk melestarikan cagar budaya, Negara bertanggung jawab dalam pengaturan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya, bahwa cagar budaya berupa benda, bangunan, struktur, situs, dan kawasan perlu dikelola oleh pemerintah dan pemerintah daerah dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya. 6. Sampai saat ini upaya untuk melestarikan peninggalan peninggalan bersejarah ini masih belum terlihat secara nyata. Dalam artian belum ada program ataupun kebijakan khusus yang dibuat dan ditetapkan baik oleh pemerintah maupun lembaga yang berkaitan dengan upaya pelestarian sebuah peninggalan sejarah, guna menjaga kelestarian peninggalan peninggalan tersebut. Padahal, jika ditinjau dari aspek historis, peninggalan peninggalan di Kabupaten serdang Bedagai jelas mengandung nilai sejarah yang tinggi, khusunya jika meninjau perkembangan dan sejarah kabupaten Ssrdang

Bedagai itu sendiri dari awal pembukaannya hingga akhirnya dapat berkembang menjadi sebuah kabupaten yang berdiri sendiri, yang tercermin dari peninggalan peninggalan yang ada di dalam Kabupaten Serdang Bedagai sendiri. Oleh karena itu, pelestarian peninggalan peninggalan bersejarah tersebut menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan. 7. Kepedulian masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan peninggalan peninggalan bersejarah di Kabupaten Serdang Bedagai tidak konsisten. Hal ini terlihat kurangnya perawatan yang dilakukan oleh pemerintah terkait dengan penyelamatan dan pemeliharaan peninggalan peninggalan bersejarah yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai. B. SARAN 1. Peneliti menyarankan agar penelitian ini dilanjutkan oleh instansi lainnya guna untuk mengetahui dan menggali peninggalan-peninggalan bersejarah di Kabupaten Ssrdang bedagai. 2. Bangunan bangunan bersejarah ini juga dapat menjadi sumber pembelajaran dalam dunia pendidikan, tidak hanya pelajar atau anak sekolah. Bagi guru, pegawai, mahasiswa dan masyarakat juga. Nilai nilai kesejarahan yang terkandung didalamnya dapat kita jadikan sebagai pembelajaran akan pentingnya arti dan nilai nilai kesejarahan dan menimbulkan rasa nasionalisme dalam diri masing masing individu.

3. Peneliti mengharapkan supaya peninggalan peninggalan bersejarah yang belum dilestarikan agar secepatnya untuk ditangani pemerintah sehingga masyarakat bisa mengetahui bahwa itu adalah bangunan peninggalan sejarah. 4. Peneliti mengharapkan supaya bangunan peninggalan sejarah yang ada di kabupaten Serdang Bedagai ini bisa dikembangkan lagi supaya bisa menarik perhatian dari wisatawan sehingga bisa menambah pemasukan daerah. 5. Peneliti mengharapkan agar pendataan bangunan peninggalan bersejarah ketiap-tiap daerah dilakukan dengan secepatnya agar peninggalan peninggalan bersejarah yang ada di kabupaten Serdang Bedagai dari tiap-tiap daerah nya tidak hilang begitu saja. 6. Jika dilihat dari kondisi bangunan bersejarah di Kabupaten Serdang Bedagai, kita akan melihat sebuah bangunan tua yang tidak terawat dan sebentar lagi akan rubuh. Upaya pelestarian dan perlindungan dari pihak pemerintah maupun masyarakat adalah salah satu solusi yang tepat untuk menjaga aset sejarah di kabupaten Serdang Bedagai. Upaya pelestarian ini peninggalan peninggalan ini harus segera di lakukan mengingat nilai penting dari peninggalan tersebut. Peninggalan peninggalan tersebut merupakan bukti tentang perkembangan peradaban sebuah masyarakat di masa lampau, terlebih peninggalan tersebut juga berkaitan bahkan dapat digunakan dalam upaya untuk merekonstruksi sejarah Kabupaten Serdang Bedagai.cara yang dapat dilakukan yakni dengan menetapkan peninggalan peninggalantersebut sebagai benda cagar budaya yang harus dilindungi sesuai dengan Undang Undang No.11 Thn.2010 Tentang Benda Cagar Budaya, sehingga upaya

pelestarian peninggalan peninggalan tersebut dapat lebih fokus dilaksanakan mengingat telah adanya jaminan hukum.