FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013 Sarah Patumona Manalu 1, Indra Chahaya 2 dan Irnawati Marsaulina 2 1. Program Sarjana Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Deartemen Kesehatan Lingkungan 2. Deartemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan, Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia E-mail : sarahatumona@yahoo.co.id Abstract Factors related to articiation in the trash banks rogram at the village of Binjai, Medan Denai district, Medan City 2013. Garbage is a wasted or discarded material from sources result of human activity and natural rocesses that do not have economic value which is now a big roblem because of the increased landfill waste by 2-4% er year but it is not matched with suort facilities and infrastructure to manage waste maximum. In addition there are a lot of eole do not know how to manage and utilize the waste. This study in an analytical study with cross-sectional research design that aims to analyze the factors associated with articiation in the garbage bank rogram at Binjai Village Medan Denai Sub District in 2013 covering factor characteristics, enabling factors and suorting factors in garbage bank rogram. Poulation is all eole who use and do not utilize the waste bank in Binjai Village Medan Denai Sub District Medan City is 1150 eole with a samle of eole taken by simle random samling. Data collected by using questionnaires. Analysis data using chi-square test with a confidence level of 95% (<0,05), or the fisher exact test. The result showed that the level of community articiation in garbage bank rogram is still very low at 11%. Factors associated with articiation in the garbage bank rogram were occuation, knowledge, availability of trash, and rofit of garbage bank. While the factors of education, attitudes, and sorting garbage in the community availability were not related to community articiation in the garbage bank rogram. Conclusion of the research is exected that health workers to socialize to the community articularly through outreach to community leader. Based on these, community leaders will exlain the trash bank rogram in a variety of community activities undertaken in village to motivate the community to be registered as a waste of bank customers. Keywords : Bank Waste, Community Particiation, Characteristics, Enabling Suorting 1
PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemamuan hidu sehat bagi setia orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi embangunan sumber daya manusia yang roduktif secara sosial dan ekonomis. Dalam embangunan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetakan enam Program Pembangunan Kesehatan, salah satunya adalah Program Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat dan Pemberdayaan (Dekes RI, 2004). Mobilitas enduduk yang tinggi, serta banyaknya aktifitas yang terjadi setia hari mengakibatkan kota Medan menjadi salah satu kota dengan roduksi samah yang cuku besar (MdGC, 2009). Samah meruakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia mauun roses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Masalah samah timbul dengan adanya eningkatan timbunan samah sebesar 2-4% er tahun, namun tidak diimbangi dengan dukungan sarana dan rasarana enunjang yang memenuhi ersyaratan teknis, sehingga banyak samah yang tidak ditangani dengan maksimal. Salah satu bentuk engelolaan yang ada di Kota Medan adalah Program Bank Samah. Bank Samah meruakan salah satu endekatan dalam Gerakan Nasional untuk Kebersihan yang sekarang digagas emerintah, dimana Kementerian Kesehatan menjadi salah satu komonennya. Konse Bank Samah mulai banyak dilakukan di Indonesia, dimana masyarakat daat membawa samah tertentu, lalu bisa diolah menjadi bahan bermanfaat. Tujuan enelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan rogram bank samah di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013. METODE PENELITIAN Jenis enelitian ini adalah adalah jenis enelitian analitik dengan desain enelitian cross sectional. Adaun oulasi dalam enelitian ini adalah masyarakat yang memanfaatkan dan yang tidak memanfaatkan bank samah ada setia rumah di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan. Besar oulasinya adalah 1150. Samel adalah sebagian dari oulasi yaitu masyarakat yang memanfaatkan dan yang tidak memanfaatkan bank samah, yang berjumlah resonden. Data rimer yang dieroleh melalui wawancara langsung dan observasi dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder dieroleh dengan cara mengadakan encatatan datadata elaoran dari instansi-instansi yang terlibat dalam elaksanaan rogram Bank Samah. Data yang telah dikumulkan ditabulasi, diolah dengan sistem komuterisasi untuk kemudian dianalisa. Analisa bivariat menggunakan uji chisquare dengan tingkat keercayaan 95% ( < 0,05), atau uji exact fisher jika chisquare tidak dienuhi. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian Bank samah Mutiara yang terletak di Jalan Pelajar Timur gang Kelaa Lorong Gabe. Mekanisme engumulan samah non organik yang dilakukan oleh warga dimulai dari diri sendiri untuk memilah samah rumah 2
tangganya, dikumulkan, setelah selama seminggu disetorkan ke sentra bank samah, dicatat dalam embukuan sesuai dengan kuota dan harganya. Pengangkutan dan enimbangan yang dilakukan oleh dinas kebersihan ke wilayah kurang lebih 2 minggu sekali atau sebulan sekali atau sesuai kebutuhan. Setelah transaksi berjalan, hasilnya daat diambil atau ditabung sesuai manajemen koerasi masing-masing wilayah. Analisis Univariat Karakteristik Resonden (Pendidikan, Pekerjaan, Umur, Pengetahuan, dan Sika) Adaun variabel yang termasuk dalam karakteristik resonden adalah variabel endidikan, ekerjaan, umur, engetahuan, dan sika. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah resonden berdasarkan kelomok umur terbanyak kelomok umur 30-40 tahun yaitu 54 orang (54%). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat ada daerah tersebut sebagian besar berada ada usia subur. Jumlah resonden menurut tingkat endidikan yang terbanyak tamat SMP yaitu 61 resonden (61%). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat ada daerah tersebut masih berendidikan rendah. Jumlah resonden menurut ekerjaan terbanyak bekerja yaitu 85 resonden (85%). Pekerjaan terbanyak adalah bekerja sendiri dan ibu rumah tangga. Hal ini disebabkan daerah tersebut adalah daerah dengan ekonomi rendah. Jumlah resonden berdasarkan jenis kelamin ada Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai tahun 2013 yang terbanyak ada eremuan yaitu 60 orang (60%) (Riadi, 2001). Jumlah resonden menurut tingkat engetahuan yang terbanyak ada tingkat engetahuan sedang yaitu 64 resonden (64%). Hal ini didukung dengan tingkat endidikan yang terbanyak adalah SMP. Pendidikan yang tidak tinggi mengakibatkan engetahuan yang tidak tinggi juga. Jumlah resonden menurut tingkat sika yang terbanyak ada tingkat sika baik yaitu 53 resonden (53%). Walauun engetahuan masyarakat ada daerah tersebut masih sedang, akan tetai sika masyarakat tersebut sudah baik dalam hal engelolaan samah. Hal ini daat dikarenakan oleh masyarakat telah aktif dalam memerhatikan lingkungan, sehingga secara ositif mengelola samah dengan baik (Notoatmodjo, 2003). Faktor Pemungkin (Ketersediaan Temat Samah, Ketersediaan Memilah Samah, dan Keuntungan Bank Samah) Adaun variabel yang termasuk dalam faktor emungkin adalah variabel ketersediaan temat samah, ketersediaan memilah samah, dan keuntungan bank samah. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah resonden berdasarkan ketersediaan temat samah sebanyak 67 orang (67%) sudah baik. Hal ini didukung dengan fakta bahwa masyarakat memiliki temat embuangan samah yang cuku untuk menamung roduksi samah tia hari. Jumlah resonden berdasarkan ketersediaan memilah samah sebanyak 82 orang (82%) tidak baik. Hal ini didukung dengan fakta bahwa sebagian besar masyarakat tidak memiliki temat samah organik dan non organik dalam engelolaan samah yang baik. Jumlah resonden berdasarkan keuntungan bank samah sebanyak 64 orang (64%) menyatakan bahwa bank samah memberikan keuntungan. Hal ini menunjukkan bahwa ada manfaat yang 3
dirasakan seseorang ketika bergabung dalam rogram bank samah. Distribusi Faktor Pendukung (Peran Serta Petugas Kesehatan dan Tokoh ) Adaun variabel yang termasuk dalam faktor endukung adalah variabel etugas kesehatan dan tokoh masyarakat. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh resonden menyatakan bahwa seluruh resonden menyatakan bahwa eran serta etugas kesehatan dan tokoh masyarakat tidak baik. Uji statistik tidak daat dilakukan karena syarat engujian tidak terenuhi. Semua ertanyaan yang ditanyakan mengenai keterlibatan etugas kesehatan dan tokoh masyarakat dalam rogram bank samah menyatakan tidak ernah melakukan enyuluhan. Analisis Bivariat Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Tabel 1. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 N o Pendid ikan 1 Tamat 2 SD 1 3 23,1 10 76,9 13 4,8 20 95,2 21 P 0,3 Hasil analisis ada tabel 1 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor endidikan dengan artisiasi masyarakat dalam rogram bank samah. Faktor endidikan tidak berhubungan dengan keikutsertaan masyarakat dalam rogram bank samah karena walauun tingkat endidikan masyarakat tinggi tetai masyarakat tersebut juga harus memunyai engetahuan yang baik tentang engelolaan samah yang benar dan mendaatkan informasi yang baik dari etugas kesehatan tentang rogram bank samah. Pendidikan adalah suatu roses belajar, yang berarti dalam endidikan itu terjadi roses ertumbuhan, erkembangan, atau erubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang ada diri individu, kelomok atau masyarakat yang dieroleh dari jenjang endidikan formal (Notoatmodjo, 2003). Hubungan antara Pekerjaan dengan Tabel 2. Hubungan antara Pekerjaan dengan di Kelurahan Pekerjaan Bekerja 3 3,5 82 96,5 85 bekerja 8 53, 3 7 46,7 15 0,0001 3 SMP 7 4 SMA 0 11 11,5 54 88,5 61 0 5 5 11 89 89 11 11 89 89 4
Hasil analisis ada tabel 2 dieroleh nilai <0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara ekerjaan dengan artisiasi masyarakat dalam rogram bank samah. Faktor ekerjaan berhubungan dengan keikutsertaan masyarakat dalam rogram bank samah karena ketika seseorang telah memunyai suatu ekerjaan teta, maka keikutsertaannya dalam suatu kegiatan lain akan menjadi kurang maksimal. Hubungan tingkat ekerjaan seseorang dengan erubahan erilaku adalah semakin tinggi tingkat ekerjaan seseorang maka semakin tinggi ula enghasilannya, maka dengan begitu seseorang akan menggunakan enghasilannya tersebut memenuhi kebutuhan kesehatannya dalam hal ini memenuhi kebutuhan sanitasi mereka. (Riadi, 2001). Hubungan antara Umur dengan Tabel 3. Hubungan antara Umur dengan di Kelurahan Umur Hasil analisis ada tabel 3 menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur terhada artisiasi masyarakat dalam rogram bank samah. Faktor umur berhubungan dengan keikutsertaan masyarakat dalam rogram bank samah karena ketika usia seseorang masih mendukung untuk ikut berartisiasi dalam suatu kegiatan, maka kemungkinan keikutsertaannya akan menjadi lebih besar. Umur seseorang memengaruhi ola bertindak dalam enyelesaian suatu masalah. Seiring bertambahnya usia, seseorang akan memerlukan enyesuaian diri untuk beraktifitas sehari-hari (Kusnoutranto, 2000). Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Tabel 4. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 Tingkat Pengetahuan 4 14,8 23 85,2 27 Sedang 4 6,3 60 93,7 64 Kurang 3 33,3 6 66,7 9 11 11 89 89 0,040 < 30 8 22,2 28 77,8 36 30-40 2 3,7 52 96,3 54 41 1 10,0 9 90,0 10 11 11,0 89 89,0 0,023 Hasil analisis ada tabel 4 menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat engetahuan terhada artisiasi masyarakat dalam rogram bank samah. Semakin baik tingkat engetahuannya, maka tingkat artisiasinya akan baik. Kemajuan 5
ditoang oleh eneraan ilmu engetahuan mauun teknologi. Berkembangnya ilmu engetahuan mauun teknologi merubah sistem nilai. Seiring dengan erkembangan ini, cakrawala berikir masyarakat terhada kesehatan lingkungan di sekitarnya juga ikut berubah (Riadi, 2001). Hubungan antara Tingkat Sika dengan Tabel 5. Hubungan antara Tingkat Sika dengan di Kelurahan Tingkat Sika 9 17 44 83 53 Sedang 2 5,9 32 94,1 34 Kurang 0 0 13 13 11 11 89 89 Hasil analisis ada tabel 5 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat sika terhada artisiasi masyarakat dalam rogram bank samah. Artinya, walauun sika resonden baik, hal tersebut tidak berengaruh terhada artisiasinya dalam rogram bank samah. Banyak hal yang bisa memengaruhi tindakan seseorang meskiun engetahuan dan sikanya sudah baik. Semakin baik embentukan sika seseorang terhada suatu objek, maka semakin tinggi juga 0,108 tingkat artisiasi seseorang (Notoatmodjo, 2007). Hubungan antara Ketersediaan Temat Samah dengan Tabel 6. Hubungan antara Ketersediaan Temat Samah dengan di Kelurahan Ketersediaan Temat Samah 1 1 0 1 1 16, 4 56 83, 6 67 0 33 33 11 89 89 Hasil analisis ada tabel 6 menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan temat samah terhada artisiasi masyarakat dalam rogram bank samah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik ketersediaan temat samah seseorang maka akan semakin baik ula artisiasinya. yang sudah memunyai temat embuangan samah dirumah dengan kaasitias yang cuku untuk menamung roduksi samah er hari ternyata sebagian besar sudah melakukan emilahan samah rumah tangga dan sudah bergabung menjadi nasabah bank samah dikarenakan adanya keuntungan ekonomi. Menurut 0,014 6
Kusnoutranto (2000), bahwa temat samah yang baik adalah temat samah yang dilengkai enutu dan arit atau selokan meruakan saluran embuangan air limbah yang umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta, air bekas cucian daur dan kamar mandi yang umumnya berasal dari bahan-bahan organik. Hubungan antara Ketersediaan Memilah Samah dengan Tabel 7. Hubungan antara Ketersediaan Memilah Samah dengan di Kelurahan Ketersediaan Memilah Samah 4 22, 2 baik 7 1 1 14 8,5 75 77, 8 91, 5 18 82 11 89 89 0,107 Hasil analisis ada tabel 7 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan memilah samah terhada artisiasi masyarakat dalam rogram bank samah. Hal ini menunjukkan bahwa walauun kegiatan memilah samah seseorang baik, hal tersebut tidak berengaruh terhada artisiasi dalam rogram bank samah. Sebagian besar masyarakat (82%) dalam enelitian ini tidak memiliki temat samah organik dan non organik juga tidak melakukan emilahan samah di rumah. Menurut Slamet (2004), engelolaan samah yang kurang baik akan menyebabkan estetika lingkungan yang kurang seda diandang mata, misalnya dengan banyaknya tebaran samah disana-sini sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan dan juga terhada kesehatan dimana akan menyediakan temat bagi vektor-vektor enyakit yaitu serangga dan binatang engerat untuk mencari makan dan berkembangbiak sehingga daat menimbulkan enyakit. Hubungan antara Keuntungan Bank Samah dengan Tabel 8. Hubungan antara Keuntungan Bank Samah dengan di Kelurahan Keuntungan Bank Samah Memberi Untung Memberi 0 1 17, 1 53 82,8 64 0,007 2 0 36 36 1 1 11 89 89 Hasil analisis ada tabel 8 menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keuntungan bank samah dengan artisiasi masyarakat dalam rogram bank samah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar keuntungan yang dieroleh seseorang jika berartisiasi dalam rogram bank samah, maka semakin baik artisiasi 7
seseorang tersebut. Menurut Walgito (1999), masyarakat akan berartisiasi jika mereka merasa bahwa tindakannya akan membawa erubahan, khususnya di tingkat rumah tangga atau individu. Hubungan antara Peran Serta Petugas Kesehatan dengan dan Tokoh Tabel 9. Hubungan antara Peran Serta Petugas Kesehatan dan Tokoh dengan di Kelurahan Peran Serta Petugas Kesehatan dan Tokoh baik 11 11 89 89 Hasil analisis ada tabel 9 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara eran serta etugas kesehatan dan tokoh masyarakat terhada artisiasi masyarakat dalam rogram bank samah. Uji statistik tidak daat dilakukan karena syarat engujian tidak terenuhi. Hal ini dikarenakan seluruh resonden mengatakan eran etugas kesehatan dan tokoh masyarakat tidak baik. Sosialisasi tentang rogram bank samah oleh etugas kesehatan masih sangat minim sehingga erlu ditingkatkan. Kerja sama dengan instansiinstansi di luar kesehatan masyarakat dan instansi kesehatan sendiri adalah mutlak dierlukan. Adanya team work (kerja sama tim) antara mereka ini akan membantu menumbuhkan artisiasi (Slamet, 2007). Menurut Mukono (2006), adanya orang lain yang menjadi acuan meruakan salah satu faktor enganut untuk melakukan tindakan akan tetai teta mengacu ada ertimbanganertimbangan individu. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimulan Faktor ekerjaan, umur, engetahuan, ketersediaan temat samah, dan keuntungan bank samah ada masyarakat dalam enelitian ini berhubungan dengan artisiasi masyarakat dalam rogram bank samah. Faktor endidikan, sika, dan ketersediaan memilah samah ada masyarakat dalam enelitian ini tidak berhubungan dengan artisiasi masyarakat dalam rogram bank samah. Tingkat engetahuan masyarakat tentang bank samah aling banyak (64%) hanya ada kategori sedang yang disebabkan tingkat endidikan umumnya SMP. Ketersediaan temat samah di rumahtangga masyarakat umumnya (67%) sudah baik hanya belum didukung dengan adanya ketersediaan memilah samah yang baik. Hanya 64% masyarakat yang sudah merasakan keuntungan bank samah secara baik. Tingkat artisiasi masyarakat dalam rogram bank samah masih sangat rendah dimana hanya 11% masyarakat yang sudah berartisiasi dengan baik. 8
Saran Keada etugas bank samah, etugas kesehatan, dan tokoh masyarakat agar meningkatkan sosialisasi mengenai rogram bank samah secara intensif keada masyarakat melalui enyuluhan suaya mau terdaftar sebagai nasabah bank samah serta meningkatkan artisiasinya dalam rogram bank samah. Program bank samah daat terus dilaksanakan dengan menyebarluaskan informasi melalui media romosi antara lain dengan brosur, sanduk, dan leaflet, sehingga masyarakat menjadi tahu mengenai bank samah dan daat berartisiasi dengan baik. Daftar Pustaka Achmadi, UF 2008, Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, Universitas Indonesia, Jakarta. Aryeti, 2011, Peningkatan Peranserta Melalui Gerakan Menabung Pada Bank Samah Di Kelurahan Babakan Surabaya, Kiaracondong Bandung, Pusat Litbang Pemukiman, Bandung. Azwar, A 2002, Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Binarua Aksara, Jakarta. Chandra, B 2007, Pengantar Kesehatan Lingkungan, EGC, Jakarta. Dekes RI, 2004, Rencana Pembangunan Indonesia Sehat 2010, Jakarta. Kusnoutranto, H, 2000, Kesehatan Lingkungan, Deartemen Pendidikan Indonesia, Universitas Indonesia, Jakarta. Medan, GC, 2010, Panduan Medan Green and Clean, Medan. Mukono, HJ 2006, Prinsi Dasar Kesehatan Lingkungan, Airlangga, Surabaya. Notoadmojo, S, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Cetakan kedua, Rineka Cita, Jakarta. Sarwono, S, 2004, Prinsi Dasar Ilmu Perilaku, Rineka Cita, Jakarta Slamet, JS, 2004, Kesehatan Lingkungan, Gajah Mada, Yogyakarta. Walgito, B, 1999, Psikologi Sosial, Andi Offset, Yogyakarta. Wardhana, WA, 2001, Damak Pencemaran Lingkungan, Penerbit Andi, Yogyakarta. 2008, UU Reublik Indoneia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Samah, Jakarta. 2009, UU Reublik Indoneia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan, Jakarta. 9