MODIFIKASI DAN PEMBUATAN SERTA PENGUJIAN SISTEM HANDBRAKE SEMI OTOMATIS SEBAGAI PERANGKAT SAFETY PADA KENDARAAN

dokumen-dokumen yang mirip
ALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin.

Disusun Oleh : Nama : HERDI HARYADI NIM :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Stabilitas Arah Mobil Toyota Agya G dengan Variasi Jumlah Penumpang, Kecepatan Belok, Sudut Belok dan Kemiringan Melintang Jalan

PERENCANAAN SISTEM PENGEREMAN OTOMATIS SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN AKTUATOR REM TROMOL

BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal

SIMULASI CRASH DEFORMATION PADA BODI PART MODEL KENDARAAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

III. METODE PENELITIAN

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 PENENTUAN REGION SKID-NON SKID (2WS) TYPE MODEL KENDARAAN REAR WHEEL DRIVE (RWD)

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK

KINERJA REM TROMOL TERHADAP KINERJA REM CAKRAM KENDARAAN RODA DUA PADA PENGUJIAN STASIONER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi otomotif. Inovasi di bidang tranportasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh : Bimo Arindra Hapsara Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi. Proposal Tugas Akhir. Tugas Akhir

Analisis Stabilitas dan Kekuatan Pengait Bak Angkut Kendaraan Multiguna Pedesaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan merasa lebih nyaman, aman dan memberikan. lama, yang masih minim fitur teknologi yang memberikan kemudahan

Kata kunci: understeer, oversteer.

Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien

Analisis Gaya Pada Rem Tromol (drum brake) Untuk Kendaraan Roda Empat. Ahmad Arifin

BAB III TINJAUN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam

Robstep X1 Buku Manual Terima kasih anda telah memilih dan membeli Robstep X1 Buku manual ini sebagai panduan untuk membantu anda dalam merakit,

BAB III PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR. 3.1 Rangkaian Rem. Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

ELEMEN MESIN II REM Disusun oleh : Swardi L. Sibarani PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN 2015

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui karakteristik dari kendaraan tersebut, baik secara. subyektif maupun obyektif. Penilaian secara subyektif kendaraan

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK

BAB 1 PENDAHULUAN. akan berbelok, maka ada dua skenario atau kejadian yang dikenal sebagai understeer

MODIFIKASI SISTEM HEADLAMP LIVINA DENGAN PERGERAKAN ADAPTIVE

STUDI PERFORMANSI KENDARAAN MULTIGUNA PEDESAAN

Gambar Lampu kepala

Gambar Sistem pengunci pintu (door lock)

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

BAB III METODE PENGUJIAN

PR I PERGERAKAN RODA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT GESEKAN

1 BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Cara menguasai kopling saat mengemudi mobil transmisi manual

SISTEM REM PADA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II

Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Dua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tio Agustian, 2014 Analisis front wheel alignment (fwa) pada kendaraan Daihatsu Gran Max Pick Up

Perancangan Kampas Rem Beralur dalam Usaha Meningkatkan Kinerja serta Umur dari Kampas Rem

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi

STUDI KAITAN PARAMETER PENGEREMAN DENGAN BEBAN DINAMIS PADA KENDARAAN

Fenomena Parameter Design Pengaruh Tipe Ban dan Kontak Permukaan Jalan Terhadap Transformasi Gaya Dorong Gabungan Tingkatan Transmisi Jalan Datar

IV. ANALISIS STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL

1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral

PERANCANGAN DONGKRAK DAN JACK STAND 2IN1

BAB I PENDAHULUAN. untuk memindahkan daya engine ke transmisi secara perlahan-lahan agar tidak terjadi

Pemodelan dan Analisa Antilock Braking System (ABS) Pada Military Vehicle Studi Kasus Panser Anoa APC 6X6

BAB I PENDAHULUAN. operasiakan, baik komponen utama maupun komponen pendukung. Dari. beberapa komponen yang melekat pada kendaraan salah satu komponen

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KONSTRUKSI DAN SISTEM KERJA MASTER SILINDER SERTA BOSTER REM PADA TOYOTA KIJANG TIPE KF 50

BAB II LANDASAN TEORI

Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Tiga

BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI. Perawatan rem yang dilakukan. Memeriksa Drum Tromol


CRITICAL CARE UNIT. Berfikir kritis bagaimana tanda-tanda shock yang selalu kita hadapi dalam kegawatdaruratan medis di Unit Gawat Darurat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA GAYA SISTEM REM DEPAN DAIHATSU XENIA TIPE R TAHUN 2012

Metoda pengereman kendaraan bermotor kategori L

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG

BAB IV : Dalam bab ini diuraikan tentang dasar pertanggungjawaban pidana pada kasus. kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kerugian materil.

Analisis dan Pengujian Stabilitas Saat Kondisi Berbelok pada Kendaraan Bermotor Roda Tiga sebagai Alat Bantu Transportasi bagi Penyandang Disabilitas

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CVT (CONTINUES VARIABLE TRANSMISSION) PADA MICROCAR RODA TIGA UNTUK PARA PENYANDANG CACAT KAKI

BAB 4 JARAK PANDANG 4.1. Pengertian

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah .

BAB II DASAR TEORI. Rem adalah suatu alat yang digunakan untuk dapat memperlambat atau

BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

KARAKTERISTIK TRAKSI DAN KINERJA TRANSMISI PADA SISTEM GEAR TRANSMISSION DAN GEARLESS TRANSMISSION

MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA

Electronic brake force distribution

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH RANCANGAN PEREDAM SILAU TERHADAP JARAK PANDANGAN (Studi Kasus Tol CIPULARANG) Ni Luh Shinta Eka Setyarini 1

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)


(2) Di lokasi manakah dari yang berikut ini Anda diharuskan untuk mengemudi sambil mengurangi kecepatan menurut Undang-undang Lalu Lintas Jalan?

NAMA : Rodika NRP : DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M. Eng TESIS (TM ) RANCANG BANGUN SEPEDA PASCA STROKE

BAB II TEORI ELEVATOR

Transkripsi:

MODIFIKASI DAN PEMBUATAN SERTA PENGUJIAN SISTEM HANDBRAKE SEMI OTOMATIS SEBAGAI PERANGKAT SAFETY PADA KENDARAAN Ian Hardianto Siahaan, A Ian Wiyono Prodi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Jalan. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236. Indonesia Phone: 0062-31-2983465, Fax: 0062-31-8417658 E-mail : ian@peter.petra.ac.id ABSTRAK Sistem handbrake saat ini adalah sistem handbrake yang ditarik tangan dan pakai tombol, handbrake bisasanya dipakai untuk mengatasi medan jalan yang menanjak. Acapkali si pengemudi gugup ketika didapati tenaga kendaaran tidak cukup kuat untuk melakukan tanjakan tersebut sehingga mesin mobil mati. Selain hal tersebut pada jalan menurun si pengemudi juga lupa mengaktifkan handbrake ketika turun dari kendaraan. Pada penelitian ini merancang sebuah handbrake mobil yang dapat aktif pada saat kontak mati dan handbrake mati pada saat kendaraan tersebut kontak di nyalakan dan memberikan tombol darurat untuk melepas handbrake jika terjadi konsleting pada kontak atau control CHG/charging sistem (indikator accu). Sehingga membantu pengendara untuk keamanan berkendara yang lebih aman. Ada beberapa tahapan yang dilakukan antara lain: memilih dan menetapkan platform kendaraan yang akan dikonversi menjadi kendaraan dengan handbrake otomatis, memilih motor sebagai penarik kawat seling pada drum rem, memasang sistem kelistrikannya, melakukan pengujian pada kecepatan yang variabel mulai kecepatan 10 km/jam, 20 km/jam, 30 km/jam, 40 km/jam dan mengecek sistem remnya terkunci atau tidak terkunci bilamana mesin kendaraan mati mendadak. Prosedur pengujian dilakukan dengan beberapa tahapan kondisi jalan, yaitu: pada saat melakukan jelajah, pada saat parkir di jalan datar, parkir jalan menanjak/parkir jalan menurun, juga pengujian handbrake pada saat parkir pararel., serta pada saat kondisi jalan menanjak bila kendaraan tidak kuat menanjak. Hasil pengujian dengan kecepatan 10 km/jam sampai 40 km/jam jika mesin mobil mati mendadak handbrake tidak akan aktif sampai speedometer kendaraan menunjukkan ke arah 0 km/jam. Pada saat parkir pengemudi lupa mengaktifkan handbrake secara otomatis rem tangan akan aktif. Pada saat jalan kondisinya menanjak kendaraan tidak kuat kemudian mesin mobil mati maka secara langsung handbrake akan aktif secara otomatis, sehingga dapat memudahkan pengemudi kendaraan tersebut. Selain itu penelitian juga menanpilkan besarnya respon gaya orang yang ada didalam kendaraan jika handbrake aktif, supaya mengetahui batas sabuk pengaman agar pengemudi yang ada didalam kendaraan bisa safety. Kata kunci: Handbrake semi otomatis, kondisi tanjakan, kondisi menurun, kawat seling, safety. 1. Pendahuluan Sektor industri selalu mengalami perkembangan pesat dari sisi teknologi dan aplikasinya, demikian halnya sektor otomotif. Kondisi ini dapat dilihat dengan aplikasinya pada berbagai tipe kendaraan yang mengadopsi teknologi canggih. Indonesia sendiri sebagai pelaku bisnis otomotif tidak ketinggalan untuk gencar mengeluarkan produk knowledge untuk menarik pasar dunia melalui modifikasi yang dilakukan. Modifikasinya dapat dilihat dari sisi exterior maupun interior kendaraan yang diubah agar pengendara maupun penumpang yang ada di dalam mobil merasa nyaman dan aman. Salah satu komponen penting dan sangat vitalnya dari sisi keamanan selain rem utama adalah sistem handbrake. Handbrake tersebut digunakan untuk mengatasi pengemudi agar tidak menginjak terus-menerus pedal rem pada kondisi pengereman yang lama. Keunggulan handbrake, selain mencegah keausan pada komponen rem utama juga mengurangi lelah pada pengemudi terutama saat mengatasi tanjakan atau parkir. Pada kendaraan saat ini, jumlah kendaraan dengan manual transmission masih banyak yang menggunakan mekanisme handbrake yang ditarik oleh tangan, kelemahan ini yang membuat pengemudi kadang gugup bilamana kendaraannya tidak cukup kuat pada saat mengatasi tanjakan terutama ketika membawa barang yang terlalu berat atau membawa keluarga liburan pada kondisi tanjakan yang sedikit ekstrim yang menyebabkan mesin kendaraan tersebut tiba-tiba mati. Selain itu pengemudi terkadang lupa mengaktifkan handbrake saat parkir. Pada penelitian ini dirancang sistem handbrake yang dapat mengatasi kondisi tersebut yang dapat aktif pada saat kontak mati dan apabila dinyalakan akan memberikan tombol darurat untuk melepas handbrake jika terjadi korsleting pada kontak atau control CHG/Charging System (Indikator Accu) menyala sehingga handbrake aktif sampai kontrol tersebut mati handbrake akan lepas yang membantu pengemudi lebih aman. Switch reset yang dipasang berfungsi untuk mereset ulang untuk melepas handbrake tombol daruratnya. Sejarah handbrake itu sendiri dimulai pada

tahun 1770 ketika Joseph Cugnot mengalami kecelakaan akibat menabrak tembok, sedangkan kecelakaan mobil pertama sekali yang pernah dicatat adalah Bridget Driscol pada 17 Agustus 1896 di London, kemudian Henry Bliss pada 13 September 1899 di kota Newyork. Menurut data WHO, setiap tahun lebih dari sejuta orang tewas dan sekitar 50 juta orang terluka akibat kecelakaan lalu lintas. Penyebab utama kecelakaan itu bervariasi antara lain: pengemudi yang mabuk, pengaruh obat-obatan terlarang, tidak memperhatikan jalan, akibat kelelahan, bahaya di jalanan seperti adanya: salju, jalan berlubang, hewan, dan adanya kelalaian pengemudi. 2. Teori Dasar Handbrake atau rem tangan biasanya digunakan untuk menghentikan kendaraan pada saat kondisi jalanan menanjak atau menurun serta kondisi ketika parkir atau berhenti. Pada beberapa kendaraan letak handbrake tersebut mengikuti model dan tipe kendaraan yang digunakan. Letak handbrake yang paling sering dilihat yaitu pada samping jok kemudi, namun ada juga yang diletakkan di bawah dashboard. Mekanisme yang digunakan ada juga dengan cara membukanya melalui pedal di samping tuas kopling atau menggunakan anak kunci yang sudah diatur secara elektronik. 2.1.Konstruksi Handbrake Dari sisi konstruksi dan cara mekanisme kerjanya, sistem handbrake tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Handbrake Tromol, Lengan rem tangan terpasang pada poros luncur di atas sepatu rem I. Batang dorong terpasang di antara lengan dengan sepatu rem II. Cara kerja : Lengan rem tangan ditarik oleh kabel secara manual. Batang dorong menekan sepatu rem II dan mengangkat sepatu rem I untuk bersama-sama menekan tromol. Gambar 2.1. Handbrake Tromol (Keterangan gambar:1.sepatu rem I, 2.Sepatu rem II, 3.Lengan rem Tangan, 4.Kabel, 5. Batang dorong) 2. Handbrake Kaliper luncur, Di belakang torak ada eksenter. Bila rem tangan ditarik, maka eksenter akan menekan torak cakramnya Gambar 2.2. Handbrake Kaliper luncur

3. Handbrake Jenis Penjepit sendiri, Pada kaliper dilengkapi dengan unit penjepit atau tang Unit penjepit digerakan secara manual oleh kabel rem tangan untuk menjepit cakram Biasanya dipasang pada aksel belakang Gambar 2.3. Handbrake Jenis Penjepit Sendiri 4. Handbrake Pada Transmisi, Ada dua macam konstruksi a. Kanvas rem di dalam (seperti rem tromol biasa) b. Kanvas rem di luar. Cara kerja kanvas rem di luar (lihat gambar) Mekanisme lengan menekan kanvas di atas tromol. Lengan rem tangan ditarik dengan melalui tuas kanvas rem maka kanvas menjepit tromol rem. Gambar 2.4. Handbrake pada Transmisi 2.2.Mengukur Titik Berat Kendaraan Penentuan titik berat digunakan untuk menentukan besarnya gaya pengereman pada roda depan dan roda belakang. Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengukur posisi titik berat kendaraan yaitu dengan memakai peralatan yang cukup sederhana yaitu timbangan dan dongkrak. Posisi titik berat terhadap poros depan (a) dan terhadap poros belakang (b), serta tinggi titik berat dari permukaan jalan (h). Pengukuran (a) dan (b) dilakukan dengan menimbang bagian depan dan bagian belakang kendaraan pada posisi betul-betul horisontal, seperti ditunjukkan pada gambar 2.6. Jika pada saat penimbangan poros depan didapat hasil penimbangan Wf dan penimbangan poros belakang didapat hasil Wr, maka berat total kendaraan didapat : W t = W a + W b (2. 1) Selanjutnya dengan melakukan analisa penimbangan pada kondisi statis dapat diperoleh persamaan di bawah:

a ={(a+b)(w b )}/{(W a +W b )} (2. 2) b ={(a+b)(w a )}/{(W a +W b )} (2.3) Dimana : a + b = L; adalah wheel base yaitu jarak antara poros depan/belakang kendaraan. Gambar 2.5. Penimbangan pada poros roda depan dan belakang. Setelah jarak dari pusat berat terhadap poros depan (a) dan jarak pusat berat terhadap poros belakang (b) didapat, maka kemudian dapat dicari tinggi titik pusat berat dari kendaraan. Untuk mencari tinggi titik pusat berat kendaraan, pada roda depan atau roda belakang dapat ditopang dengan timbangan dan roda yang lain didongkrak hingga membentuk sudut (α) seperti pada gambar 2.6. Jika mungkin pada saat mendongkrak kendaraan suspensi dikunci agar bodi tidak menukik (pitching) terhadap posisi roda, atau sudut (α) dibuat tidak begitu besar agar bodi tidak menukik. Gambar 2.5. Penimbangan pada poros roda depan dan belakang Dengan mengacu pada gambar 2.5 di atas dan dengan mengambil momen dari titik B maka didapat : W a (a + b ) cos α W ( h r.sin α + cos α ) = 0 (2.4) W a (a + b ) cos α W. cos α = W. h r. sin α (2.5) h r ={{W a (a+b)}cosα W.cosα}/W.sinβ (2.6) Tinggi titik pusat kendaraan kemudian dapat dirumuskan sebagai berikut : h = r + h r (2.7) Dimana : W a = hasil penimbangan roda depan. r = jari-jari roda. Jika timbangan yang dipakai sekaligus dapat menaikkan roda belakang dan dipasang.

2.3.Pengereman Gaya Roda Depan & Belakang Gaya rem maksimal yang dapat didukung oleh ban adalah ditentukan oleh koefisien gesek dan gaya normal pada ban. Untuk pengereman pada keempat roda dengan menganggap gaya pengereman maksimum F f max = µ. W maka didapat : F bf max =µ.w f = μ.w {b+h(μ+f r )}/L (2.8) F br max =µ.w r = μ.w{a+h(μ+f r )}/L (2.9) Dimana µ adalah koefisien adhesi dari ban dan jalan. Perlu dicatat bahwa kalau gaya rem mencapai harga yang sama dengan gaya normal dikali dengan koefisien gesek ban dan jalan, maka ban berada pada istuasi kritis akan skid. Setiap variasi yang ada akan mengakibatkan roda menjadi lock. Perlu dicatat juga bahwa gaya pengereman yang timbul di depan dan di belakang adalah merupakan fungsi dari sistem rem. Untuk sistem yang konvensional, distribusi gaya rem adalah tergantung pada tekanan hidrolik (pneumatik) dan silinder dari remnya. 2.4. Menentukan Koefisien Hambatan Rolling (f r ). Pada kondisi tekanan ban sekitar 26 psi dan kecepatan kendaraan sampai 128 km/jam dapat di rumuskan sebagai berikut : f r = 0,01( 1+ V/160 ) (2.10) 2.5. Skema Pembuatan Handbrake Gambar 2.6. Skema Handbrake Keterangan : Jika sensor kontak menyala maka sensor kontak akan mengirimkan sinyal kepada module handbrake untuk memutar motor agar melepas handbrake. Jika sensor CHG menyala maka sensor CHG akan mengirimkan sinyal kepada module handbrake untuk memutar motor agar handbrake aktif. Pada tombol darurat ini digunakan pada saat dibutuhkan di saat darurat, dimana sensor kontak dan sensor CHG terjadi konsleting maka tombol darurat akan mengirimkan sinyal kepada module handbrake untuk memutar motor agar melepas handbrake. 3. Metodologi Penelitian dilakukan dengan cara memodifikasi sebuah kendaraan yang menggunakan handbrake manual dan merubahnya menjadi handbrake semi otomatis. Proses dilakukan dengan memodifikasi pada bagian struktur handbrake kendaraan dimana handbrake pada umumnya menggunakan tuas yang digunakan untuk menarik handbrake sekarang secara semi otomatis aktif jika kontak pada kendaraan mati dan dalam keadaan mesin mati. Mobil Toyota kijang dipilih karena untuk meningkatkan efisiensi keamanan pada kendaraan roda empat dan untuk mengaplikasikan teknologi. Mekanisme pemindahan handbrake manual menjadi handbrake semi otomatis menggunakan motor yang akan dihubungkan dengan seling kawat yang terhubung pada drum rem, dan juga akan menggunakan module handbrake untuk mengatur kelistrikan pada handbrake semiotomatis.

Adapun metodologi yang dipergunakan pada penelitian ini dapat dijelaskan langkah demi langkah sebagai berikut: 1. Memilih dan menetapkan platform kendaraan yang menggunakan handbrake manual yang akan dikonversi menjadi kendaraan yang menggunakan rem tangan (handbrake) semi otomatis. Kendaraan yang digunakan adalah kendaraan roda-4 dari Toyota kijang KF 10 generasi I. 2. Mencari data yang di butuhkan dalam perencanaan, baik pengukuran langsung dari lapangan, maupun dari sumber referensi. 3. Memilih motor sebagai penarik seling kawat pada drum rem. Pemilihan Motor mengacu pada ketersediaan barang di pasaran yang sesuai dengan peruntukan kebutuhan, di sesuaikan dengan kebutuhan kendaraan. 4. Memasang seluruh komponen kelistrikan pada sistem rem tangan (handbrake) kendaraan, dan komponen-komponen rem tangan (handbrake). 5. Menguji kendaraan pada kecepatan 10 km/jam, 20 km/jam, 30 km/jam, 40 km/jam apakah terkunci atau tidak terkunci jika mesin kendaraan mati mendadak. 6. Membuat tabel untuk mencatat data hasil uji percobaan rem tangan (handbrake). 7. Menganalisa perpindahan beban pada kendaraan dengan menentukan titik berat pada sebuah kendaraan dan menentukan pengereman gaya pada roda depan dan roda belakang pada gaya maksimum dan pada gaya minimum 4.Hasil dan Pembahasan Pada motor handbrake semi otomatis ini cara kerjanya bisa dijelaskan sebagai berikut, pada saat motor rem tangan (handbrake) di aliri arus maka motor tersebut akan bergerak memutar roda gigi yang ada didalam. Sehingga batang untuk menarik seling akan bergerak, jika pada saat rem tangan (handbrake) membuka maka batang untuk menarik seling akan bergerak ke atas, jika pada saat rem tangan (handbrake) mengunci maka batang untuk menarik seling akan bergerak ke bawah. Batang untuk menarik seling yang dimaksud bisa dilihat pada gambar yang ditunjukkan oleh arah panah yang berwarna kuning. Tanda arah panah yang berwarna merah untuk memasukkan seling baja yang terhubung pada kedua roda belakang kendaraan untuk menarik kampas rem pada saat rem tangan (handbrake) aktif. Pada saat rem tangan (handbrake) aktif untuk mengunci kedua roda ban belakang pada kendaraan maka roda gigi yang ada didalam motor rem tangan (handbrake) yang menahan agar batang seling baja tidak bergerak (mengunci). Roda gigi pada motor rem tangan (handbrake) ini dibuat miring seperti pada gambar arah panah yang berwarna hijau tersebut menunjukan roda gigi miring. Gambar 4.1.Motor Handbrake Pada tabel-tabel diatas dilakukan perhitungan yang sama pada kecepatan 10 km/jam sampai 40 km/jam. Sehingga didapatkan respon gaya orang didalam kendaraan seperti perhitungan diatas pada kondisi jalan beton kering yang kasar, kondisi jalan aspal kering, kondisi jalan beton basah yang kasar, dan kondisi jalan aspal basah. Semua kondisi jalan ini dihitung karena setiap kondisi jalan koefisien geseknya berbeda-beda, agar kita bisa mengetahui respon gaya orang jika kondisi jalan berbeda-beda dan bisa mengetahui batas dari sabuk pengaman (safety belt) didalam kendaraan jika sabuk pengaman terlepas maka respon gaya orang didalam kendaraan lebih besar dari pada sabuk pengaman. Gambar 3.1. Respon Gaya Orang dengan Sistem Handbrake otomatis

Pada pengujian rem tangan (handbrake) dengan kecepatan 10 km/jam, kecepatan 20 km/jam, kecepatan 30 km/jam, dan kecepatan 40 km/jam maka didapat data tabel hasil pengujian sebagai berikut : Tabel 4.1. Pengujian Handbrake Semi Otomatis pada Berbagai Kecepatan Kecepatan ( V ) Waktu ( t ) Lock / Unlock 10 km/jam 3 s Unlock 20 km/jam 3 s Unlock 30 km/jam 3 s Unlock 40 km/jam 3 s Unlock Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada kecepatan 10 km/jam sampai 40 km/jam jika mesin kendaraan mati secara mendadak rem tangan (handbrake) tidak akan terkunci (unlock) sebelum kendaraan berhenti pada kecepatan 0 km/jam. Pada pengujian rem tangan ini dilakukan pada saat kondisi jalan mendatar, karena jika dilakukan pada kondisi jalan menanjak atau menurun terlalu berbahaya. Jika dilakukan pada saat kondisi jalan mendatar berhasil tidak terkunci (unlock) jika mesin mati secara mendadak dalam kecepatan 40 km/jam handbrake tidak akan terkunci secara langsung namun handbrake akan aktif bila kendaraan tersebut berhenti, sehingga orang yang mengemudikan kendaraan tersebut bisa mencari tempat parkir lebih dahulu sebelum berhenti maka pada kondisi jalan menanjak atau menurun juga pasti berhasil. Pada data pengujian handbrake di atas terdapat waktu 3 detik, penjelasan tentang waktu yang dimaksudkan pada motor handbrake yang menarik seling tersebut membutuhkan waktu selama 3 detik. Sehingga jika motor handbrake aktif waktu yang dibutuhkan untuk menarik seling 3 detik, sesudah 3 detik motor handbrake itu mengunci atau lock. Sebaliknya jika motor handbrake aktif waktu yang dibutuhkan untuk mengulur seling supaya rem tangan tidak terkunci 3 detik, setelah 3 detik motor handbrake itu tidak mengunci atau unlock. 5.Kesimpulan Kesimpulan dari pengujian bahwa dengan kecepatan 10 km/jam sampai 40 km/jam jika mesin mobil mati mendadak handbrake tidak akan aktif sampai speedometer kendaraan menunjukkan ke arah 0 km/jam. Pada saat parkir pengemudi lupa mengaktifkan handbrake secara otomatis handbrake akan aktif. Pada saat jalan kondisinya menanjak kendaraan tidak kuat kemudian mesin mobil mati maka secara langsung handbrake akan aktif secara otomatis, sehingga dapat memudahkan pengemudi kendaraan tersebut. Mengetahui besarnya respon gaya orang yang ada didalam kendaraan jika handbrake aktif, supaya mengetahui batas sabuk pengaman agar pengemudi yang ada didalam kendaraan bisa aman (safety). 6.Daftar Pustaka 1. Nyoman Sutantra, I, Teknologi Otomotif Teori dan Aplikasinya, Edisi pertama, Prima Printing. 2. http://aryrindasholu.blogspot.com/2013/03/hukum-newton-di-sini-kita-akan.html 3. Baldor, Motor DC, Retrived Mei 20, 2014, http://www.baldor.com 4. Wikipedia.org. (2014), Mobil Toyota Kijang,Retrived April 8, 2014, http://id.wikipedia.org/wiki/mobil